• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasilpengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih bertahan lama dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Notoatmodjo 2003).

Penelitian Rogers dalam Notoatmodjo (2003) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku yang baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yaitu :

1. Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi objek.

2. Interest (merasa tertarik), yaitu terhadap stimulus atau objek tersebut di sini subjek sudah mulai tertarik.

(2)

4. Trial, yaitu subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

5. Adoption, yaitu subjek telah berperilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Wanita diharapkan memiliki pengertian yang cukup saat menghadapi menopause. Materi-materi yang diperoleh dari petugas kesehatan atau media lainnya diharapkan dapat diterima dengan baik, serta dimengerti oleh para wanita.

2. Memahami (Comprehension)

(3)

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Materi menopause yang telah didapat dan dipelajari, mampu dijelaskan kembali saat ada yang memerlukannya, termasuk untuk dirinya sendiri.

4. Analisa (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau subjek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Dalam kaitannya dengan menopause, pada tahapan ini wanita sudah mampu menganalisis masalah yang akan dihadapinya saat memasuki masa menopause, serta menjabarkan materi-materi menopause secara lengkap.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Dalam tahapan ini, wanita telah mengetahui jika terjadi masalah saat memasuki masa menopause nantinya, mereka telah mampu mengatasinya serta hal-hal apa saja yang mempengaruhinya.

6. Evaluasi (Evaluation)

(4)

kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada. Pada tahap evaluasi ini, wanita telah mampu menentukan sendiri apa-apa saja hal yang benar dan salah yang berkaitan dengan menopause. Hal ini memperkuat bahwa wanita telah mampu menghadapi menopause, karena ia telah tahu apa yang dilakukan saat terjadi masalah kesehatan yang berhubungan dengan menopause.

2.1.3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengetahuan a. Faktor Internal

1. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat memengaruhi seseorang temasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan (Nursalam, 2003) pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

2. Pekerjaan

(5)

merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

3. Umur

Menurut Elisabeth yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

b. Faktor Eksternal 1. Faktor Lingkungan

Menurut Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003) lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2. Sosial Budaya

(6)

2.2. Sikap

2.2.1. Pengertian Sikap

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yng masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmojo, 1997 :130). Menurut Allport (1935) sikap adalah kondisi mental dan neural yang diperoleh dari pengalaman, yang mengarahkan secara dinamis mempengaruhi respon-respon individu terhadap semua objek dan situasi yang terkait (Wawan & Dewi, 2010).

2.2.2. Komponen Sikap

Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu (Azwar S., 2000:23):

1. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan streotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial.

2. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

(7)

dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.

2.2.3. Faktor-faktor yang MemengaruhiSikap a. Pengalaman Pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalam pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi melibatkan faktor emosional.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang kompormis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

c. Pengaruh kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhdap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaannyalah yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.

d. Media Massa

(8)

dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibat berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep tersebut memengaruhi sikap.

f. Faktor Emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk (Wawan & Dewi, 2010).

2.2.4. Tingkatan Sikap

Menurut Notoadmodjo (2003), sikap memiliki empat tingkatan, yaitu : a) Menerima

Pada tingkat ini, individu ingin dan memperhatikan ransangan (stimulus) yang diberikan.

b) Merespon

Pada tingkatan ini, sikap individu dapat memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

c) Menghargai

(9)

d) Bertanggung jawab

Pada tingkat ini, sikap individu akan bertanggung jawab dan siap menanggung segala resiko atas segala sesuatu yang telah dipilihnya.

2.2.5. Sifat Sikap

Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif (Heri Purwanto, 1998:63) :

1. Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu.

2. Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tetentu.

2.3. Dukungan Suami

2.3.1. Pengertian Dukungan Suami

Dukungan suami adalah salah satu bentuk interaksi yang didalamnya terdapat hubungan yang saling memberi dan menerima bantuan yang bersifat nyata yang dilakukan oleh suami terhadap istrinya (Hidayat, 2005).Suami adalah orang yang pertama dan utama dalam memberikan dorongan kepada istrinya sebelum pihak lain turut memberikan dorongan (Dagun, 2002).

(10)

Salah satu diantaranya memasuki masa menopause. Kondisi tersebut membuat kekhawatiran tersendiri sehingga diperlukan pengertian dari suami dan anak-anak sebagai anggota keluarga terdekat. Pada saat itu seorang wanita membutuhkan pengertian atas ketidakstabilan emosi yang dialami dan dukungan yang positif. Sebagai contoh membantu pekerjaan rumah tangga sehari-hari. Pada saat tersebut, komunikasi yang baik harus tetap dijaga agar dapat saling mengerti dan mencari jalan keluar yang terbaik apabila hal tersebut menjadi masalah.

2.3.2. Jenis Dukungan Suami

Menurut Caplan (1976) dalam Friedman (1998), dukungan suami terbagi menjadi empat jenis yaitu:

1. Dukungan Informasional

Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran atau umpan balik tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi seperti ini dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah.

2. Dukungan Penilaian

Dukungan penilaian adalah jenis dukungan dimana suami bertindak sebagai pembimbing dan bimbingan umpan balik, memecahkan masalah dan sebagai sumber validator identitas anggota dalam keluarga.

3. Dukungan Instrumental

(11)

memecahkan masalahnya yang berhubungan dengan materi. Dukungan instrumental sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah dengan lebih mudah.

4. Dukungan Emosional

Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial sehingga individu dapat menghadapi masalah dengan baik. Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol.

2.4. Kesiapan Menghadapi Menopause 2.4.1. Pengertian Kesiapan

Kesiapan berasal dari kata “siap” yang mendapat awalan ke-dan akhiran -an. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi kesiapan adalah suatu keadaan bersiap-siap untuk mempersiapkan sesuatu (Poerwodarminto, 2002). Sedangkan menurut Chaplin (2005: 418), kesiapan (readiness) adalah tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan dalam mempraktikkan sesuatu. Dapat juga diartikan sebagai keadaan siap siaga untuk mereaksikan atau menanggapi sesuatu. Kesiapan disini diartikan sebagai suatu keadaan ibu untuk mempersiapkan dirinya dalam menghadapi menopause, baik secara fisik, psikologis dan spiritual. 2.4.2. Kesiapan Menopause

(12)

dengan pengetahuan yang memadai. Perlu diingat, sebagaimana siklus kehidupan, kita tidak bisa menghindari hal itu terjadi dalam seorang wanita. Namun, resiko timbulnya keluhan akan menurun jika mempersiapkan diri secara fisik dan psikis (Kasdu, 2002).

Kalau kemudian keluhan masih tetap timbul, dengan persiapan diri yang baik kita dapat menghadapi hal itu dengan cara yang lebih baik. Artinya, segala perubahan yang akan terjadi atau dialami dapat lebih diterima dengan bijaksana. Dengan demikian, masa menopause dapat dijalani dengan lebih baik, secara fisik dan psikis sehingga setiap wanita dapat menjalani hari-harinya dengan kualitas hidup yang lebih baik(Kasdu, 2002).

Berdasarkan Kasdu (2002) terdapat beberapa hal yang sebaiknya dilakukan ketika wanita hendak memasuki masa menopause antara lain:

a. Mengkonsumsi Makanan Bergizi

(13)

kekurangan berat badan dan juga terjangkit suatu penyakit seperti diabetes mellitus dan anemia.

Apabila cukup mengkonsumsi gizi seimbang, tidak diperlukan asupan gizi tertentu untuk mencegah suatu gangguan. Namun, tidak ada salahnya untuk mengantisipasi kebutuhan makanan yang diperlukan pada masa menopause (Kasdu, 2002).

b. Menghindari Stres

Usahakan untuk membiasakan gaya hidup rileks dan menghindari tekanan yang dapat membebani pikiran. Hal ini penting untuk mengatasi dampa psikologis akibat menopause. Wanita yang memasuki menopause, tidak jarang merasa tidak sempurna lagi sebagai wanita. Kondisi ini sering menimbulkan tekanan psikologis. Jika tekanan tidak diatasi akan berkembang menjadi stres yang berdampak buruk pada kehidupan sosial seorang wanita. Selain itu, stres atau keadaan tegang akan merangsang otak yang dapat mengganggu keseimbangan hormon yang akhirnya berdampak pada kesehatan tubuh. Oleh karena itu, biasakan sejak dini untuk hidup lebih rileks dan mengatasi setiap masalah dengan cepat dan jalan terbaik. Dengan demikian, wanita akan menghadapi masalah yang timbul pada masa menopause dengan lebih mudah (Kasdu, 2002)

c. Menghentikan merokok dan minum-minuman beralkohol

(14)

Bibir dan gusi menghitam, bahkan wanita akan kehilangan keindahan kuku karena kandungan nikotin yang dipegang setiap hari (Kasdu, 2002).

d. Olahraga secara Teratur

Selain menguatkan tulang, olahraga juga sudah terbukti dapat mencegah penyakit jantung, diabetes, jenis kanker tertentu, dan juga mengusir stres. Jika tidak memiliki alasan kuat untuk tidak bisa berolahraga khusus, maka sangat perlu menyediakan waktu untuk menggerakkan tubuh (Kasdu, 2002).

e. Berkonsultasi dengan Dokter

Meskipun masa menopause merupakan peristiwa normal yang akan terjadi pada setiap wanita , tetapi tidak ada salahnya jauh-jauh hari sebelum memasuki masa tersebut, anda cukup mendapat informasi yang benar. Hal ini tentu saja bisa diperoleh dengan buku bacaan yang mudah diperoleh. Namun tidak ada salahnya jika mengkonsultasikan hal ini kepada dokter. Apabila wanita menopause memiliki beberapa penyakit atau riwayat kesehatan, bahkan gaya hidup yang memungkinkan munculnya masalah pada masa menopause. Misalnya ibu menderita osteoporosis atau pernah menderita kanker (Kasdu, 2002).

(15)

seperti kebutuhan akan jaminan hari tua, kebebasan, kemandirian dan sebagainya (3) Kebutuhan sosial (social needs) adalah kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkomunikasi dengan manusia lain melalui organisasi profesi, kesenian, olah raga, kesamaan hobby dan sebagainya (4) Kebutuhan harga diri (esteem needs) adalah kebutuhan akan harga diri untuk diakui akan keberadaannya, dan (5) Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs) adalah kebutuhan untuk mengungkapkan kemampuan fisik, rohani maupun daya pikir berdasar pengalamannya masing-masing, bersemangat untuk hidup, dan berperan dalam kehidupan.

2.5. Menopause

2.5.1. Definisi Menopause

Menopause merupakan sebuah kata yang memiliki banyak arti atau makna yang terdiri dari kata men dan pauseis yang berasal dari bahasa yunani, yang digunakan untuk menjelaskan gambaran berhentinya haid atau menstruasi. Hal ini merupakan akhir proses biologis dari siklus menstruasi, yang dikarenakan terjadinya perubahan hormon yaitu penurunan produksi hormon estrogen yang dihasilkan oleh ovarium.Adanya penurunan hormone estrogen, hal ini menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur, hal ini juga dapat dijadikan sebagai petunjuk terjadinya menopause (Mulyani,2013).

(16)

ovarium yang semakin meningkat. Beberapa wanita mempunyai siklus menstruasi yang dapat diramalkan, tanpa penyulit sampai penghentian mendadak.Tetapi kebanyakan wanita mengalami siklus anovulasi yang ditandai oleh menstruasi yang tidak dapat diramalkan dengan perdarahan yang sedikit-sedikit atau perdarahan banyak yang berlangsung lama, atau bias juga keduanya (Puwoastuti, 2008).

2.5.2. Tahap-tahap Menopause

Menurut Manuaba (1999), dalam Sibagariang (2013) menopause terjadi dalam tiga tahap yaitu:

1. Pra Menopause

Pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan pola menstruasi, terjadi perubahan psikologis/kejiwaan, terjadi perubahan fisik. Berlangsung selama antara 4-5 tahun. Terjadi pada usia 48-55 tahun.

2. Menopause

Terhentinya menstruasi. Perubahan dan keluhan psikologis dan fisik makin menonjol, Berlangsung sekitar 3-4 tahun. Pada usia antara 56-60 tahun.

3. Pasca Menopause

Terjadi pada usia diatas 60-65 tahun. Wanita beradaptasi terhadap perubahan psikologis dan fisik, keluhan makin berkurang.

2.5.3. Penyebab Menopause

(17)

mempunyaisel telur atau ovum dengan jumlah yang terbatas dan masa menopause itu terjadi ketika ovarium atau indung telur telah kehabisan sel telur atau ovum, hal ini menyebabkan produksi hormon dalam tubuh terganggu yaitu berhentinya produksi hormon estrogen dan progesteron.

Penurunan fungsi hormon dalam tubuh akan menyebabkan terjadinya penurunan fungsi tubuh dan gejala-gejala menopause akan mulai timbul dan terasa meskipun menstruasi masih datang. Saat itu akan mulai terlihat adanya perubahan pada haid yang mungkin menjadi lebih lama atau lebih singkat dan untuk jumlah darah menstruasi yang dikeluarkan menjadi tidak konsisten yaitu relatif menjadi lebih banyak dari sebelumnya(Mulyani,2013).

2.5.4. Hormon yang Berperan dalam Menopause

Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormon) akan merangsang produksi ovum atau sel telur dan hormone LH (Luteinizing Hormon) akan merangsang untuk terjadinya ovulasi atau pelepasan sel telur. Ketika akan mendekati masa menopause maka ovulasi akan semakin jarang terjadi. Hal ini akan menyebabkan menstruasi menjadi tidak teratur dan tidak menentu sampai pada akhirnya sama sekali berhenti. Sehingga untuk mengimbanginya maka tubuh akan lebih banyak untuk mensekresikan hormone FSH dan LH agar mampu merangsang produksi ovum atau sel telur (Mulyani,2013).

(18)

Penurunan hormone progesterone selama masa menopause akan menyebabkan timbulnya rasa gelisah, depresi, mudah tersinggung atau marah, libido menjadi rendah, dan bertambahnya berat badan.

Bukan berarti karena hormone estrogen turun secara drastis setelah ovarium tidak lagi memproduksi sel telur atau ovum (sampai dengan 60%), hormone ini tidak akan hilang seluruhnya dalam tubuh. Tubuh akan menemukan cara untuk memproduksinya. Ketika kelenjer adrenal memproduksi androstenedion yang akan diubah menjadi estron sehingga sangat penting untuk tetap menjaga tubuh tetap sehat dengan gaya hidup sehat dan mengelola stres. Hal ini dikarenakan jika dalam keadaan stress maka kelenjer adrenal tidak sanggup untuk memproduksi adrostenedion.

2.5.5. Tanda dan Gejala Menopause

Pada masa menopause wanita akan mengalami perubahan-perubahan, Perubahan yang dirasakan oleh wanita tersebut adalah ;

1. Perubahan pola menstruasi (perdarahan)

(19)

2. Rasa panas (Hot flush)

Gejala ini akan dirasakan mulai dari wajah sampai ke seluruh tubuh. Selain rasa panas juga disebut dengan warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. Rasa panas ini akan mempengaruhi pola tidur wanita menopauseyang akibatnya sering kali wanita menopause kekurangan tidur. Masing-masing wanita menderita masalah ini dalam tingkat yang berbeda-beda. Hot flushes berlangsung dalam 30 detik sampai 5 menit. Keluhan hot flushes berkurang setelah tubuh menyesuaikan diri dengan kadar estrogen yang rendah. Meskipun demikian, sekitar 25% penderit masih mengeluhkan hal ini sampai lebih dari 5 tahun. Pemberian estrogen dalam bentuk terapi efektif dalam bentuk terapi dalam meredakan keluhan hot flushes pada 90% kasus. Rasa panas yang diderita ini biasanya berhubungan dengan cuaca panas dan lembab. Selain itu, juga berhubungan dengan ruang sempit, kafein, alcohol, atau memakan pedas. 3. Keluar keringat di malam hari

Keluar keringat dimalam hri disebabkan karena hot flushes. Semua wanita akan mengalami gejolak panas ini. Gejolak panas mungkin sangat ringan dan sama sekali tidak diperhatikan oleh orang lain. Mungkin hanya terasa seoalah-olah suhu meningkat secara tiba-tiba sehingga menyebabkan kemerahan disertai keringat yang mengucur diseluruh tubuh anda. Rasa panas ini tidak membahayakan dan akan cepat berlalu. Sisi buruknya adalah tidak nyaman tetapi tidak pernah disertai rasa sakit. 4. Susah tidur (insomnia)

(20)

sulit untuk bisa tidur kembali. Hot flush juga dapat mengakibatkan wanita terbangun dari tidurnya. Selain itu juga kesulitan untuk tidur dapat disebabkan karena rendahnya kadar serotonin yang dipengaruhi pada masa menopause.

5. Kerutan pada vagina

Pada vagina terlihat danya perubahan yang terjadi pada lapisan dinding vagina, pada masa menopause vagina akan terlihat menjadi lebih kering dan kurang elastis. Hal ini dikarenakan adanya penurunan kadar hormon estrogen. Efek dari gejala ini maka akan timbul rasa sakit pada saat melakukan hubungan seksual.

Vagina menjadi kering karena penipisan jaringan pada dinding vagina sehingga akan menimbulkan rasa nyeri. Jika vagina mulai terkena penyakit, maka kesehatan reproduksi perlu diperhatikan dan dijaga kesehatannya jangan sampai mengganggu kesehatan fisik, mental dan sosial.

6. Gejala gangguan motorik

Pada masa menopause aktivitas yang akan dikerjakan semakin berkurang, hal ini dikarenakan wanita menopause akan mudah merasakan rasa lelah sehingga tidak sanggup untuk melakukan pekerjaan yang terlalu berat.

7. Sembelit

(21)

8. Gejala gangguan sistem perkemihan

Adanya gejala lemah otot di sekitar kandung kemih, akan meningkatkan resiko terkena infeksi saluran kemih. Hal ini dapat diatasi dengan latihan panggul atau kegel kemudian kontraksikan otot panggul seperti ketika sedang mengencangkan atau menutup vagina atau membuka anus. Tahan kontraksi tersebut dalam 3 hitungan kemudian rileks, tahan beberapa detik dan ulang lagi. Lakukan latihan ini dalam sehari total 5 kali maka Dapat memperbaiki kontrol kandung kemih.

9. Gejala gangguan somatik

Pada masa menopause detak jantung akan berdetak lebih kencang pada saat merasa gelisah, cemas, takut, khawatir, dan grogi. Selain itu juga wanita menopause sering kali merasakan kesemutan pada bagian tangan dan juga kaki.

10. Perubahan pada mulut

Pada saat ini kemampuan mengecap pada wanita menopause berubah menjadi kurang peka, sementara yang lain mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal.

11. Gangguan psikis dan emosi

(22)

Namun, gejala psikis ini tidak selalu terjadi pada setiap orang karena setiap orang juga memiliki kepribadian yang berbeda-beda juga. Kebanyakan kasus psikis terkait dengan adanya tekanan kehidupan misalnyamerasa tidak dibutuhkan lagi karena anak-anaknya sudah dewasa dan mandiri, perceraian, kehilangan anggota keluarga, dan adanya penyakit yang diderita.

12. Penurunan libido

Penelitian menyatakan, wanita menopause akan berkurang keinginan seksualnya. Keringa malam dapat mengganggu tidur dan kekurangan tidur dapat mengurangi energi untuk yang lain, termasuk dalam aktivitas hubungan seksual. Hal tersebut juga terjadi karena adanya perubahan pada vagina, seperti kekeringan akan membuat daerah genetalia sakit dan selain itu jugan terjadi perubahan hormonal sehingga dapat menurunkan gairah seks. Libido yang rendah juga bisa disebabkan karena masalah psikologis, biologis atau sosial. Selain itu juga libido yang menurun juga bisa disebabkan karena depresi, kegelisahan, atau citra tubuh yang tidak baik setra adanya penurunan neorotransmiter diotak yang akan mempengaruhi perilaku seksual.

13. Depresi

(23)

maka akan menimbulkan perasaan cemas yang merupakan penyebab terjadinya depresi.

14. Fatigue (mudah lelah)

Mudah lelah sering muncul pada wanita menopause, hal ini terjadi karena peubahan hormonal pada wanita yaitu penurunan kadar hormon estrogen.

15. Penurunan daya ingat dan mudah tersinggung

Adanya penurunan kadar hormon estrogen akan berpengaruh terhadap neorotransmiter yang ada di dalam otak. Neorotransmiter tersebut antara lain : serotonin, endorfin dan dopamin. Neorotransmiter ini akan menunjng proses kehidupan. Serotonin akan mempengaruhi suasana hati dan aktivitas istirahat. Endorfin akan menjalankan fungsi yang berhubungan dengan ingatan dan perasaan seperti rasa nyeri, sakit. Produksi endorfin pada masa menopause akan mengalami penurunan yang disebabkan karena kadar estrogen dalam darah juga mengalami penurunan. Dopamin memiliki fungsi yang mempengaruhi emosi, sistem kekebalan tubuh dan seksual. Kadar dopamin dipengaruhi oleh estrogen, selain itu juga endorfin dapat merangsang terbentuknya dopamin. Adanya penurunan kadar endorfin, dopamin dan serotonin akan mengakibabkan gangguan yang berupa menurunnya daya ingat dan suasana hati yang sering berubah-ubah atau mudah tersinggung.

16. Perubahan berat badan

(24)

untuk meningkatkan olahraga dan diet sehat yang meliputi pengawasan asupan kalori dan lemak sangat dianjurkan untuk wanita seiring bertambahnya usia mereka.

17. Perubahan kulit

Sebagian besar perubahan kulit yang diperhatikan wanita pada masa menopause adalah kerusakan karena sinar matahari. Perubahan lain meliputi kulit kering, banyak berkeringat, pengerutan, perubahan fungsi pelindung, penipisan, dan penurunan penyembuhan luka. Lemak dibawah kulit juga berkurang sehingga kulit juga mejadi kendur, kulit menjadi mudah terbakar sinar matahari dan akan mengalami pigmentasi serta menjadi hitam bahkan pada kulit timbul bintik-bintik hitam.

18. Gangguan fisik lainnya a. Osteoporosis b. Penyakit Jantung

c. Risiko Kanker Payudara d. Kanker Leher Rahir (Serviks) e. Kanker Rahim

f. Obesitas g. Diabetes

(25)

2.5.6. Faktor yang Memengaruhi Menopause

Faktor yang memengaruhi menopause adalah sebagai berikut : 1. Faktor Psikis

Keadaan psikis seorang wanita akan mempengaruhi terjadinya menopause. Keadaan seorang wanita yang tidak menikah dan bekerja akan mempengaruhi perkembangan psikis seorang wanita. Menurut beberapa penelitian, mereka akan mengalami waktu menopause yang lebih mudah atau cepat dibandingkan yang menikah dan tidak bekerja dan tidak menikah.

2. Cemas

Faktor lain yang mempengaruhi menopause adalah cemas. Kecemasan yang dialami akan sangat menentukan waktu kecepatan atau bahkan keterlambatan masa-masa menopause. Ketika seorang perempuan lebih sering merasa cemas dalam kehidupannya, maka bisa diperkirakan bahwa dirinya akan mengalami menopause lebih dini. Sebaliknya juga, jika seorang wanita yang lebih santai dan rileks dalam menjalani hidup biasanya masa-masa menopausenya akan lebih lambat. Beberapa hal yang bisa menimbulkan kecemasan antara lain : keluarga misalnya hubungan dengan suami apakah suami menerima keadaan istri dengan baik, hai ini akan berdampak pada kondisi psikologis. Selain itu juga berkurangnya anggota keluarga juga bisa menjadi penyebab menopause.

3. Usia pada Saat Pertama Haid (Menarche)

(26)

yang mendapatkan menstruasi pada usia 16 atau 17 tahun akan mengalami menopause lebih dini, sedangkan wanita yang haid lebih dini seringkali akan mengalami menopause sampai pada usianya mencapai 50 tahun.

4. Usia Melahirkan

Penelitian yang dilakukan oleh Beth Israel Deaconess Medical Center in Boston mengungkapkan bahwa wanita yang masih melahirkan diatas usia 40 tahun akan mengalami usia menopause yang lebih tua atau lama. Hal ini disebabkan karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi. Bahkan akan memperlambat sistem penuaan organ tubuh.

5. Merokok

Seseorang wanita yang merokok akan lebih cepat megalami masa menopause. Pada wanita perokok diperoleh usia menopause lebih awal, sekitar 1,5 tahun. Merokok mempengaruhi cara tubuh memproduksi atau membuang hormon estrogen. Di samping itu juga, beberapa peneliti meyakini bahwa komponen tertentu dari rokok juga berpotensi membunuh sel telur (Mulyani, 2003).

6. Pemakaian Kontrasepsi

(27)

7. Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi seseorang akan mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan pendidikan. Bila faktor tersebut cukup baik, akan mempengaruhi beban fisiologis.kesehatan dan faktor klimakterium sebagai faktor fisiologis (Mulyani, 2013).

8. Budaya dan Lingkungan

Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan diri dengan klimakterium dini. 9. Diabetes

Penyakit autoimun seperti diabetes melitus menyebabkan terjadinya menopause dini. Pada penyakit autoimun, antibodi yang terbentuk menyerang FSH. 10. Status Gizi

Faktor yang juga mempengaruhi menopause lebih awal biasanya dikarenakan konsumsi yang sembarangan. Jika ingin mencegah menopause lebih awal dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat seperti berhenti merokok, serta mengkonsumsi makanan yang baik misalnya sejak masih muda rajin mengkonsumsi makanan sehat seperti kedelai, kacang merah, bengkoang atau pepaya.

11. Stress

(28)

2.5.7. Penanganan Menghadapi Menopause A. Terapi Sulih Hormon (TSH)

Wanita menopause akan kekurangan hormon utamanya hormon estrogen sehingga timbul beberapa gejala seerti rasa panas di beberapa bagian tubuh dipaha dan kaki, perasaan sakit ketika melakukan hubungan seks dan berkurangnya kepadatanan tulang, kelainan tersebut dapat ditolong dengan pemberian estrogen. Pemberian hormon estrogen dapat berbentuk tablet, obat hisap atau suntikan.

TSH atau HRT (hormon replacement therapy) merupakan pilihan untuk mengurangi keluhan pada wanita yang muncul akibat menopause. HRT adalah pemberian terapi penggantian hormon untuk menggantikan hormon yang kurang kadarnya karena tidak direproduksi secukupnya lagi akibat kemunduran fungsi organ-organ endokrin hormon.

Adapun jenis HRT antara lain :

1. Combined Hormon Replacement Therapy (CHRT)

Yaitu HRT dengan estrogen estradiol hemyhdrate drospirenone, Drospirenone merupakan salah satu jenis progesteron. Pada CHRT digunakan kombinasi progesteron dan estrogen, sedangkan ERT hanya estrogen saja, CHRT bersifat kontinu (C-CHRT) dan (S-CHRT).

2. Estrogen Replacement Therapy (ERT)

(29)

gejala hot flush (gejolak panas), menjaga kestabilan berat badan, dan membantu mengontrol tekanan darah.

Strategi terapi pemberian HRT dapat dibagi menjadi :

1. Jangka pendek dilakukan untuk tujuan simtomatik setelah gejala berkurang maka pemberian obat dikurangi secara gradual untuk mencegah rekurensi.

2. Jangka panjang bertujuan preventif yakni mencegah osteoporosis dan penyakit kardiovaskuler lama terapi 5-10 tahun.

Tujuan pemberian HRT :

1. Untuk mendapatkan hormon yang hilang saat menopause.

2. Dapat mengurangi, mengatasi keluhan yang menyertai menopause.

3. Untuk mempertahankan serta meningkatkan kualitas dan kuantitas hidup wanita usia lanjut.

4. Untuk mencegah penyakit jantung koroner, dan perdarahan otak. Keuntungan Terapi Sulih Hormon (TSH):

a. Mengurangi gejala hot flushes serta gangguan pada menopause. Pada keadaan ini terapi sulih hormon dapat diberikan selama beberapa tahun tanpa rekuransi yang berat.

b. Mengurangi gajala pada vagina dan saluran kencing dengan melindungi dari penipisan dan kekeringan vagina, memperbaiki fungsi seksual dan menurunkan rekurensi gangguan saluran kencing yang berhubungan dengan menopause. c. Melindungi dari osteoporosis. Harus diberikan dalam jangka panjang (lebih dari

(30)

d. Menurunkan resiko penyakit jantun. Dimana estradiol akan memperbaiki lemak menjadi antioksidan dan memicu pembentukan NO (Nitric Oxic).

e. jangka panjang dapat dikatakan menurunkan penyakit Alzheimer sampai dengan 40 %.

f. Melindungi gigi keropos. B. Terapi Sulih Hormon Alami

1. Menyeimbangkan hormon dengan fitoestrogen

Fitoestrogen adalah substrat dari tumbuhan yang mempunyai fungsi yang hampir sama dengan hormon estrogen dan memiliki pegaruh estrogeik atau anti estrogenik. Wanita yang mengkonsumsi makaan yang mengandung fitonutrient seperti kacang-kacangan, kedelai, nasi dan sayuran akan mengalami gejala-gejala menopause yang lebih sedikit.

2. Mengkonsumsi kacang kedelai

3. Meningkatkan suasana hati dengan makanan 4. Memperkuat daya ingat

5. Mengurangi gejala menopause dengan vitamin E dan lemak yang baik 6. Menjaga kesehatan tulang

7. Menghilangkan cystitis

(31)

2.6.Landasan Teori

Menurut Manuaba(2004), wanita yang tidak siap menghadapi menopause akan mengalami: menurunnya kemampuan berfikir dan ingatan, gangguan emosi berupa rasa takut bila disebut tua, rasa takut menjadi tua dan tidak menarik, sukar tidur atau cepat bangun, mudah tersinggung dan mudah marah, sangat emosional dan spontan, merasa tertekan dan sedih tanpa diketahui sebabnya. Rasa takut kehilangan suami, anak, dan ditinggalkan sendiri. Keinginan seks menurun dan sulit untuk dirangsang.Menurut Hawari (2004), kualitas hidup seorang wanita dalam menjalani masa menopause sangat tergantung pada pandangan masing-masing wanita terhadap menopause, termasuk pengetahuannya tentang menopause tersebut.

Menurut Lawrence Green dalam Notoadmodjo (2003) dijelaskan bahwa secara lebih rinci, perilaku kesehatan manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, persepsi dan sikap. Selanjutnya, perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor :

1. Faktor-faktor Predisposisi (Predisposing Factors)

Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai, pendidikan, umur, pekerjaan, sosial ekonomi masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.

2. Faktor-faktor Pendukung (Enabling Factors)

(32)

berarti memberikan sarana dan prasarana kesehatan kesehatan dengan cuma-Cuma tetapi memberikan kemampuan dengan cara bantuan tehnik (pelatihan dan bimbingan), memberikan arahan, dan cara-cara untuk mencari dana untuk pengadaan sarana dan prasarana.

3. Faktor-faktor Memperkuat /Mendorong (Reinforcing Factors)

(33)

Kesiapan menghadapi menopause dapat digambarkan dari kerangka teori sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Teori Sumber : Lawrence Green 1980 dalam notoatmodjo, (2003).

Predisposisi Factors

• Karakteristik

Pengetahuan

Sikap

Enabling Factors

• Ketersediaan Sarana dan Prasarana

• Akses Pelayanan Kesehatan

Kesiapan Wanitadalam Menghadapi Masa

Menopause

ReinforcingFactors

• Tenaga Kesehatan

• Keluarga

Dukungan Suami

• Pemimpin Komunitas

(34)

2.7. Kerangka Konsep

Menurut Notoatmodjo tahun 2003, kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep yang ingin diamati/diukur melalui penelitian yang dilakukan. Kerangka konsep dalam penelitian ini diambil dari Lawrence Green (1980).

Variabel Independen Variabel Dependen Karakteristik

• Umur

• Tingkat Pendidikan

Pekerjaan

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan

Sikap

Dukungan Suami

Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa

Gambar

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

f. DWI KARYA dilanjutkan untuk.. Evaluasi harga dilakukan terhadap penyedia yang memenuhi persyaratan evaluasi Administrasi dan evaluasi teknis;. 2. Sebelum melakukan

Slogan yang ditampilkan dalam majalah Bobo ialah “Teman Bermain dan Belajar.” Slogan ini memberikan sosialisasi nilai pada anak bahwa Bobo bisa menjadi teman anak-anak, baik

Berdasarkan hasil yang akan dicapai pada tingkat Sekolah Menengah Atas diharapkan dapat membimbing siswa untuk memahami nilai- nilai keagamaan sesuai Buddha Dharma dan sekaligus

Memenuhi Dari hasil verifikasi data informasi yang tercantum dalam dokumen packing list sudah sesuai dengan dokumen ekspor lainnya, maka dapat disimpulkan bahwa

Konsep dasar dari penulisan ini adalah menerangkan bagaimana pembuatan sebuah Web Site sebagai salah satu sarana informasi, dalam hal ini penulis menerangkan tentang Tiga Jenis

Aplikasi ini memberikan kontribusi tambahan untuk anak-anak agar dapat memahami huruf hijahiyah, angka arab, tajwid dan contoh tajwid dengan baik dan benar tanpa bimbingan

Jumlah alokasi waktu pada prota diisi sesuai dengan jam pelajaran efektif Matematika yang ada di suatu Sekolah Dasar yaitu jumlah pekan efektif satu tahun x alokasi

Penelitian ini mengenai metode penggelaran kabel bawah laut dan perhitungan rugi daya dan jatuh tegangan kabel listrik bawah laut dengan isolasi XLPE,