• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pemberian feses dan urin kerbau lumpur terhadap produksi dan kualitas rumput gajah mini (pennisetum purpureum schamach) dengan interval Pemotongan yang berbeda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh pemberian feses dan urin kerbau lumpur terhadap produksi dan kualitas rumput gajah mini (pennisetum purpureum schamach) dengan interval Pemotongan yang berbeda"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Hijauan Makanan Ternak

Rumput memegang peranan penting dalam penyediaan pakan hijauan bagi

ternak ruminansia di Indonesia. Rumput sebagai hijauan makanan ternak telah

umum digunakan oleh peternak dan dapat diberikan dalam jumlah yang besar.

Rumput mengandung zat-zat makanan yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup

ternak seperti air, lemak, serat kasar, beta-protein, mineral serta vitamin.

Dari cara tumbuhnya, rumput dapat digolongkan menjadi dua yaitu rumput

liar/alami, dan rumput budidaya. Ketersediaan rumput alami semakin berkurang

dengan meningkatnya persaingan antara lahan untuk tanaman pangan, perumahan

dan industri sehingga perlu diadakan upaya pembudidayaan rumput alami ini agar

tatap lestari dan bernilai ekonomi (Setyana dan Abdullah, 1993).

Pada dasarnya ada dua faktor yang mempengaruhi produktivitas rumput

yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan yang mencakup keadaan tanah dan

kesuburannya, pengaruh iklim termasuk cuaca dan perlakuan manusia atau

manajemen. Sementara Mc. Ilroy (1976) menjelaskan bahwa produktivitas rumput

tergantung pada faktor- faktor seperti persistensi, agresivitas, kemampuan tumbuh

kembali, sifat tahan kering dan tahan dingin, penyebaran produksi musiman,

kesuburan tanah dan iklim.

Hijauan memegang peranan penting pada produksi ternak ruminansia,

termasuk Indonesia karena pakan yang dikonsumsi oleh sapi, kerbau, kambing

dan domba sebagian besar dalam bentuk hijauan, tetapi ketersediaanya baik

kualitas, kuantitas, maupun kontinuitasnya masih sangat terbatas

(2)

Tabel 1. Analisa Kadar Protein Kasar dan Serat Kasar berbagai Jenis Hijauan

Rumput gajah mempunyai sistematika sebagai berikut, yaitu phylum:

Spermatophyta: Sub phylum: Angiospermae; Class: Monocotyledoneae; Genus:

pennisetum; Spesies: Pennisetum purpureum schamach. Rumput gajah secara

umum merupakan tanaman tahunan yang berdiri tegak, berakar dalam, dan tinggi

dengan rimpang yang pendek. Tinggi batang dapat mencapai 2-4 meter (bahkan

mencapai 6-7 meter), dengan diameter batang dapat mencapai lebih dari 3cm dan

terdiri sampai 20 ruas per buku. Rumput diperbanyak dengan potongan- potongan

batang atau rizhoma yang mengandung 3 sampai 4 buku batang

(Reksohadiprodjo, 1985).

Rumput gajah mini di budidayakan dengan potongan batang atau sobekan

rumpun sebagai bibit. Bahan stek berasal dari batang yang sehat dan tua, dengan

panjang stek 20-25 cm (2-3 ruas atau paling sedikit 2 buku atau mata)

(Reksohadiprodjo, 1994). Dan dilanjutkan pernyataan Regan, (1997) bahwa waktu

yang terbaik untuk memotong tanaman yang akan dibuat silase adalah pada fase

vegetatif, sebelum pembentukan bunga.

Rumput gajah (Pennisetum purpureum schamach) sebagai pakan ternak

(3)

dan nilai gizinya. Produksi rumput gajah dapat mencapai 20-30 ton/ha/ tahun

(Ella, 2002).

Rumput gajah mini (Pennisetum purpureum schamach) merupakan

tumbuhan yang memerlukan hari dengan waktu siang yang pendek, dengan foto

periode kritis antara 13-12 jam. Kandungan nutrisi rumput gajah mini terdiri atas

19,9% bahan kering (BK), 10,2% protein kasar (PK), 1,6% Lemak, 34,2% serat

kasar, 11,7% Abu dan 42,3% bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN)

(Reksohadiprodjo, 1985).

Berdasarkan penelitian Andriano (2010) bahwa hasil analisis nilai gizi

tanaman rumput pada gajah bahwa perlakuan interval pemotongan 4 minggu

dianggap lebih baik, dengan menghasilkan komposisi kadar air dan kadar protein

kasar yang lebih tinggi sebesar (82,79%) dan (8,86%) serta lemak kasar dan serat

kasar yang lebih rendah sebesar (4,46%) dan (33,20%). Sedangkan interval

pemotongan 8 minggu dan 10 minggu dianggap tanaman tersebut agak terlalu tua

dalam hubungannya dengan analisis nilai gizi. Hal ini sesuai dengan pendapat

Lubis (1992), bahwa tanaman rumput gajah mini yang dipotong setiap 2 sampai 4

minggu menghasilkan komposisi kadar air dan protein kasar sebesar (85,50%) dan

(11,50%) serta lemak kasar dan serat kasar sebesar (3,20%) dan (29,3%).

Pupuk Organik Padat (Feses)

Pupuk kandang adalah kotoran padat dan cair dari hewan yang tercampur

degan sisa-sisa pakan dan alas kandang. Nilai pupuk kandang tidak saja

ditentukan oleh kandungan nitrogen, asam fosfat dan kalium saja, tetapi karena

mengandung hamper semua unsur hara makro unsur hara makro seperti, nitrogen

(4)

Magnesium (Mg), Tembaga (Cu), Mangan (Mn) dan Boron (Bo) yang dibutuhkan

tanaman serta berperan dalam memelihara keseimbangan hara dalam tanah

(Sarno, 2008).

Pupuk kandang (feses ternak) merupakan salah satu bentuk pupuk organik

yang dapat digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah sebagai bahan organik

dalam tanah, pupuk kandang selain berperan sebagai penyumbang unsur hara

untuk tanaman meskipun dalam jumlah sedikit, juga memperbaiki jumlah fisik

tanah dan kimia tanah seperti meningkatkan kapasitas tukar kation dan

meningkatkan kapasitas biologi tanah (Buckman dan Brady, 1982).

Pupuk kandang yang penulis gunakan adalah pupuk kandang reksa yang

diproduksi oleh Reksa subur sembada. Komposisi kandungan pupuk dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan unsur hara dari pupuk kandang Reksa

No Unsur hara Jumlah (%)

sehingga kualitas pupuk kandang beragam tergantung pada jenis, umur serta

kesehatan ternak, jenis dan kadar serta jumlah pakan yang dikonsumsi, jenis

(5)

dan kandungan haranya (Soepardi, 1979). Pupuk kandang termasuk urin biasanya

terdiri atas campuran 0,5% N, 0,25% P2O5 dan 0,5% K2O

(Tisdale and Nelson, 1965).

Rumput gajah (Pennisetum purpureum schamach) merupakan tanaman

pakanternak yang sangat responsif terhadappemupukan berat yaitu pada dosis 40

tonpupuk kandang/ha/tahun, 800 kg/urea/ha/tahun, 200 kg KCl/ha/tahun dan 200

kg TSP/ha/tahun (Lugiyo dan Sumarto, 2000). Rumput gajah juga sebagai

tanaman konservasi lahan, terutama di daerah bertopografi pegunungan dan

berlereng(Prasetyo, 2003) dan sumber bioethanol (Sari, 2009).

Pupuk Organik Cair (Urin)

Pupuk cair selama ini masih jarang menggunakan urin kerbau lumpur

sebagai pupuk padahal urin kerbau lumpur memiliki prospek yang bagus untuk

diolah menjadi pupuk cair karena mengandung unsur-unsur yang sangat

dibutuhkan oleh tanaman secara lengkap seperti N, P, K, Ca, Mg yang terikat

dalam bentuk senyawa organik.

Nutrisi alami belum banyak digunakan atau dimanfaatkan oleh masyarakat

secara luas, sedangkan untuk pupuk telah lama digunakan petani. Pupuk atau

nutrisi ini berasal dari kotoran hewan, seperti ayam, kambing, kerbau, kuda, babi

dan sapi. Kotoran tersebut dapat berupa padat dan cair (urin ternak) dengan

kandungan zat hara yang berlainan. Pupuk kandang cair jarang digunakan,

padahal kandungan haranya lebih banyak. Hal ini disebabkan untuk menampung

(6)

Lingga (1991) melaporkan bahwa jenis dan kandungan hara yang terdapat

pada beberapa kotoran ternak padat dan cair dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jenis dan kandungan zat hara pada beberapa kotoran ternak feses dan

(urin), sehingga kualitas pupuk kandang beragam tergantung pada jenis, umur

serta kesehatan ternak, jenis dan kadar serta jumlah pakan yang dikonsumsi, jenis

pekerjaan dan lamanya ternak bekerja, lama dan kondisi penyimpanan, jumlah

serta kandungan haranya (Soepardi, 1983). Pupuk kandang (termasuk urin)

biasanya terdiri atas campuran 0,5%, N; 0,25% P2O5 dan 0,5% K2O

(7)

Pemupukan dapat dilakukan dalam bentuk pupuk organik maupun

anorganik. Pupuk kandang merupakan salah satu bentuk pupuk organik yang

dapat digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah. Pupuk kandang adalah

kotoran padat dan cair dari hewan yang tercampur dengan sisa-sisa pakan dan alas

kandang. Nilai pupuk kandang tidak saja ditentukan oleh kandungan nitrogen,

asam posfat, dan kalium saja, tetapi karena mengandung hampir semua unsur hara

makro (unsur hara makro seperti Nitrogen (N), Fosfat (P2O5), Kalium (K) dan Air

(H2O) dan Mikro Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Tembaga (Cu), Mangan (Mn),

dan Boron (Bo) dan dibutuhkan tanaman serta berperan dalam memelihara

keseimbangan hara dalam tanah (Sarno, 2008).

Metode Fermentasi Urin Kerbau Lumpur

Penambahan Bakteri

Fermentasi merupakan proses pemecahan senyawa organik menjadi

senyawa sederhana yang melibatkan mikroorganisme. Fermentasi merupakan

segala macam proses metabolisme (enzim, jasad renik secara oksida, reduksi,

hidrolisa atau reaksi kimia lainnya) yang melakukan perubahan kimia pada suatu

substrat organik dengan menghasilkan produk akhir. Prinsip dari fermentasi ini

adalah bahan limbah organik dihancurkan oleh mikroba dalam kisaran temperatur

dan kondisi tertentu yaitu fermentasi. Studi tentang jenis bakteri yang respon

untuk fermentasi dimulai sejak tahun 1892 sampai sekarang. Ada dua tipe bakteri

yang terlibat yaitu bakteri fakultatif yang mengkonversi selulosa menjadi glukosa

selama proses dekomposisi akhir dari bahan organik yang menghasilkan bahan

(8)

Urin kerbau lumpur segar dalam pembuatan pupuk cair membutuhkan

bakteri pengurai. Bakteri pengurai yang umum digunakan adalah berupa produk

EM-4 ataupun botani dan molases sebagai energi yang digunakan oleh bakteri.

EM-4 merupakan Effective Microorganism 4 yang berguna untuk mempercepat

proses pengomposan ataupun pada pembuatan pupuk cair. EM-4 mengandung

sekitar 80 macam genus mikroorganisme, tetapi hanya ada lima golongan yang

paling pokok, yaitu bakteri fotosintetik, Lactobacillus sp (BAL), Streptomyces sp,

Ragi (yeast) dan Actinomycetes. Proses pembuatan pupuk cair dari urin kerbau

lumpur dapat berlangsung secara cepat dengan bantuan EM-4 ini, yaitu sekitar

empat sampai tujuh hari. Proses pengolahan yang baik dan benar akan

menghasilkan pupuk cair yaitu tidak panas, tidak berbau busuk, tidak

mengandung hama dan penyakit, serta tidak membahayakan pertumbuhan ataupun

produksi tanaman (Indriani, 2004).

Produk EM-4 pertanian merupakan bakteri fermentasi bahan organik tanah

menyuburkan tanaman dan menyehatkan tanah. Terbuat dari hasil seleksi alami

mikroorganisme fermentasi dan sintetik didalam tanah yang dikemas dalam

medium cair. EM-4 pertanian dalam kemasan berada dalam kondisi istirahat

(dorman). Sewaktu diinokulasikan dengan cara menyemprotkanya kedalam bahan

organik dan tanah atau batang tanaman, EM-4 pertanian akan aktif dan

memfermentasi bahan organik (sisa-sisa tanaman, pupuk hijau, pupuk kandang,

dll) yang terdapat dalam tanah. Hasil fermentasi bahan organik tersebut adalah

berupa senyawa organik yang mudah diserap langsung oleh peranakan tanaman

misalnya gula, alcohol, asam amino, protein, karbohidrat, vitamin dan senyawa

(9)

medium cair berwarna coklat kekuning-kuningan yang menguntungkan untuk

pertumbuhan dan produksi ternak dengan ciri-ciri berbau asam manis (Nita,

2007).

Penambahan molases

Tetes tebu merupakan sumber karbon dan nitrogen bagi ragi. Prosesnya

merupakan proses fermentasi. Prinsip fermentasi adalah proses pemecahan

senyawa organik menjasi senyawa sederhana yang melibatkan mikroorganisme.

Mikroorganisme ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan karbon (C) dan

nitrogen (N) yang merupakan faktor penentu keberhasilan dalam proses

fermentasi. Tetes tebu berfungsi untuk fermentasi urin kerbau lumpur dan

menyuburkan mikroba yang ada didalam tanah, karena didalam tetes tebu

(molases) terdapat nutrisi bagi bakteri ragi (yeast), sacharomyces cereviceae, dan

Actinomycetes. Bakteri ini bertugas untuk menghancurkan material organik yang

ada didalam urin dan tentunya mereka juga membutuhkan nitrogen (N) dalam

jumlah yang tidak sedikit untuk nutrisi mereka. Nitrogen N akan bersatu dengan

mikroba selama penghancuran material organik. Oleh karena itu dibutuhkan

tambahan material tetes tebu yang mengandung komponen nitrogen sangat

diperlukan untuk menambah kandungan unsur hara agar proses fermentasi urin

berlangsung dengan sempurna. Selain itu berdasarkan kenyataan bahwa tetes tebu

tersebut mengandung karbohidrat dalam bentuk gula yang tinggi (64%) disertai

berbagai nutrient yang diperlukan jasad renik juga dapat meningkatkan kecepatan

proses produksi pengolahan urin kerbau lumpur menjadi pupuk dalam waktu yang

(10)

Apabila pembuatan pupuk cair dan dapat dikerjakan peternak, maka akan

menghasilakan nilai tambah bagi peternak dan membantu petani dalam pengadaan

pupuk tanaman yang semakin hari semakin susah didapat. Setelah melalui proses

fermentasi dan perlakuan enzim bakteri pengurai selama dua minggu, pupuk cair

yang berasal dari urin dan kotoran kerbau dapat digunakan untuk berbagai aplikasi

diantaranya tanaman hias, hijauan, buah dan sayuran (Widodo, 2005).

Dalam pembuatan urin, setiap 20 liter urin kerbau lumpur segar

membutuhkan bakteri pengurai yang berupa produk EM-4 atau biotani sebanyak

0,5% dan molases atau larutan gula sebagai energi bakteri sebanyak 1 liter

(Hadisuwito, 2007).

Defoliasi dan Interval Pemotongan

Defoliasi adalah pemotongan atau pengambilan bagian tanaman yang ada

diatas permukaan tanah, baik oleh manusia maupun renggutan hewan waktu

ternak itu digembalakan. Untuk menjamin pertumbuhan kembali (regrowth) yang

optimal, sehat dan kandungan gizi tinggi, defoliasi harus dilakukan pada periode

tertentu (Nasution, 1997).

Interval pemotongan berpengaruh terhadap produksi hijauan, nilai nutrisi,

kemampuan untuk tumbuh kembali, komposisi botani dan ketahanan spesies.

Frekuensi pemotongan berlaku pada batas tertentu, frekuensi yang semakin tinggi

dibandingkan produksi komulatif oleh pemotongan yang lebih sering

(Crowder and Cheda, 1982).

Semakin lama unsur pemotongan pada tanaman akan menigkatkan

(11)

tanaman. Semakin tua umur tanaman semakin meningkatkan kandungan serat

Gambar

Tabel 1. Analisa Kadar Protein Kasar dan Serat Kasar berbagai Jenis Hijauan Makanan Ternak Spesies Protein Kasar Serat Kasar
Tabel 2. Kandungan unsur hara dari pupuk kandang Reksa Unsur hara N
Tabel 3. Jenis dan kandungan zat hara pada beberapa kotoran ternak feses dan   urin. Nama Bentuk Nitrogen Fosfor          Kalium  Air

Referensi

Dokumen terkait

UENINGKATKAM UTVAT SISWA TERHADAP SENT*. Oleh:

Data temuan di lapangan menunjukkan bahwa mayoritas kader Aktivis Tarbiyah yang rutin mengikuti Halaqah yang dilaksanakan tiap pekan memiliki pemahaman yang

Animasi Kartun ini jika dijalankan akan menampilkan sebuah tontonan animasi yang menarik untuk semua kalangan dan juga agar dapat membuat animasi sendiri sesuai dengan

Peraturan Presiden republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;6. Alokasi

Dengan adanya bahasa pemrograman Java 2 Micro Edition (J2ME) kita dapat membuat suatu aplikasi yang dapat dijalankan pada hand phone. Dengan bahasa pemrograman tersebut penulis

Peraturan Presiden republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;.. Alokasi

Peraturan Presiden republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;6. Alokasi

Aplikasi berbasis web ini bekerja secara klien-server terdiri dari dua form utama yang menggunakan bahasa pemrograman web PHP4 dan MySQL