• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Yuridis Terhadap Perjanjian Antara Agen Pemasaran Perusahaan Properti Dan Pemilik Rumah (Studi Pada PT.Bursa Properti Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Yuridis Terhadap Perjanjian Antara Agen Pemasaran Perusahaan Properti Dan Pemilik Rumah (Studi Pada PT.Bursa Properti Medan)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia dalam menjalani kehidupannya minimal adalah

ketersediaan akan pangan, papan dan sandang,dalam konstitusi yaitu

Undang-Undang Dasar 1945 pada Pasal 28H ayat (1) dinyatakan bahwa:

“hak setiap orang untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan

mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat”.

Pemenuhan atas kebutuhan dasar tersebut dalam konteks kenegaraan, merupakan

hak rakyat sesuai Pasal 25 Deklarasi Hak Asasi Manusia, yang berarti:

“terpenuhinya kebutuhan pangan, pakaian, perumahan, perawatan medis dan

pelayanan sosial yang diperlukan”.4

Dalam rangka kelangsungan kehidupannya, ketersediaan papan/ perumahan

berarti adanya bangunan rumah sebagai tempat tinggal bagi setiap orang dan

keluarganya sebagai warga Negara yang merupakan salah satu tanggung jawab

Negara. Pada kenyataannya, pengadaan papan/perumahan saja tidak cukup, tetapi

pemilikan rumah oleh warga Negara harus dibarengi dengan adanya lingkungan

perumahan dan permukiman yang layak, sehat, aman, serasi dan teratur dan hal itu

merupakan faktor penting dalam peningkatan harkat dan martabat kehidupan

4

(2)

warga Negara. Dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat kehidupan warga

Negara, maka pemilikan rumah harus didukung oleh sarana dan prasarana yang

mendukung ketertiban, keamanan dan kenyamanan, tidak hanya keamanan fisik

tetapi dikaitkan dengan keamanan dalam penguasaan dan penggunaan tanah dan

rumah berupa pemberian jaminan kepastian hukum dalam pemilikan dan

pemanfaatan rumah tersebut. Semua itu tidak lepas dari tugas dan peran Negara

dalam rangka mensejahterakan rakyat.5

Amanah Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 28H ayat (1), pemerintah

telah menetapkan kebijakannya, salah satunya adalah Undang-Undang Nomor 4

Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang telah diganti

dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman (selanjutnya disebut UUPKP). Dengan adanya Undang-Undang ini

ditujukan agar dapat memberikan kepastian hukum dalam melindungi masyarakat

agar mampu bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak dan terjangkau

didalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan. Disamping

sebagai tanggung jawab Negara untuk melindungi masyarakatnya, perumahan

yang merupakan salah satu sektor properti memiliki peran penting dalam

pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, pemerintah dalam menjalani tanggung

jawabnya tidak mampu melakukannya sendiri, maka dari itu diperlukan peran

swasta yang dapat membantu pihak pemerintah dalam mengembangkan rumah

bagi masyarakat.

Tingginya kebutuhan rumah seiring dengan pertumbuhan penduduk di

Indonesia serta perkembangan teknologi dan ekonomi, maka terdapat potensi

5

(3)

besar di sektor properti. Bahkan Asosiasi Real Estate Indonesia menyatakan

pertumbuhan bisnis properti di Indonesia pada Tahun 2014 berkisar 15-20 persen

dan memperkirakan pertumbuhan bisnis properti pada Tahun 2015 berkisar 20-30

persen.6 Besarnya peluang pada bisnis properti, ada satu bidang yang tidak dapat

dipisahkan dari keberadaan penyedia jasa konsultasi properti yang biasa disebut

sebagai agen properti. Keberadaan agen properti sejalan dengan keinginan sesuatu

yang serba cepat dan sesuai dengan keinginan masyarakat. Maka peluang agen

properti ini sangat besar karena kebanyakan orang tidak memiliki waktu yang

cukup untuk mencari, melakukan survei dan bernegosiasi dalam hal mencari

properti yang mereka butuhkan, para agen properti ini sebagai perwakilan mereka

untuk mendapatkan properti yang mereka dambakan.7 Agen properti disini

sebagai perantara antara penjual dan pembeli, agar negosiasi dapat berjalan

dengan baik dan bertindak sebagai penengah apabila ada hambatan dalam proses

negosiasi. Apabila antara penjual dan pembeli dapat mencapai kata sepakat dan

dilanjutkan pada proses transaksi, maka agen properti tersebut berhak

mendapatkan komisi atau fee dari hasil transaksi unit properti tadi.8

Kesepakatan yang terjadi antara agen properti dengan pemilik rumah

selanjutnya dituangkan dalam suatu bentuk perjanjian tertulis. Mengenai

perjanjian maka tidak lepas dari Buku III KUH Perdata, dimana dalam Pasal 1313

KUH Perdata dinyatakan, ”Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana

satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”.

Yang dirumuskan saling mengikatkan diri, artinya pihak yang satu mengikatkan

6

Rei.Or.Id, “Bisnis Properti Tumbuh 30 Persen”, http://rei.or.id/liputan-57-bisnis properti tumbuh 30persen, diakses pada tanggal 16 Oktober 2015 pukul 21.30 WIB.

7

Achmad Soheh, Cara Jitu Untuk Kaya Dengan Bisnis Properti,Jakarta, Bhuana Ilmu Populer,2012, hal 7.

8

(4)

diri pada pihak yang lain dan pihak yang lain juga mengikatkan diri pada pihak

yang satu. Jadi, ada persetujuan antara para pihak.

Menurut Abdulkadir Muhammad, konsep perjanjian dapat dirumuskan

dalam arti sempit sebagai berikut:

“Perjanjian adalah persetujuan dengan mana dua pihak atau lebih saling

mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal yang bersifat kebendaan di bidang

harta kekayaan”.

Defenisi ini jelas menunjukkan telah terjadi persetujuan antara para pihak, untuk

melaksanakan suatu hal yang bersifat kebendaan (zakelijk) sebagai objek

perjanjian.9 Mengenai perjanjian yang dibuat antara agen properti dengan pemilik

rumah yang memakai jasa agen properti, perjanjian yang dipakai biasanya adalah

perjanjian baku. Menurut Mariam Darus Badrulzaman, perjanjian baku dapat

dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:

1. Perjanjian baku sepihak atau perjanjian adhesi adalah perjanjian yang

isinya ditentukan oleh pihak yang kuat kedudukannya didalam perjanjian itu. Pihak yang kuat disini ialah pihak kreditur yang lazimnya mempunyai posisi (ekonomi) kuat dibandingkan pihak debitur.

2. Perjanjian baku timbal balik adalah perjanjian baku yang isinya ditentukan

oleh kedua pihak, misalnya perjanjian baku yang pihak-pihaknya terdiri dari pihak kreditor dan pihak lainnya seperti debitor. Kedua pihak lazimnya terikat dalam organisasi, misalnya pada perjanjian buruh kolektif.

3. Perjanjian baku yang ditetapkan pemerintah, ialah perjanjian baku yang

isinya ditentukan pemerintah terhadap perbuatan hukum tertentu, misalnya perjanjian yang mempunyai objek hak-hak atas tanah.

4. Perjanjian baku yang ditentukan di lingkungan notaris atau advokat adalah

perjanjian yang konsepnya semula sudah disediakan untuk memenuhi permintaan dari anggota masyarakat yang minta bantuan notaris atau

advokat yang bersangkutan.10

9

Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia,Bandung , Citra Aditya Bakti, 2010, hal 290.

10

(5)

Perjanjian baku yang biasa dipakai oleh pihak agen properti adalah model

perjanjian baku sepihak/ adhesi, yang dalam prakteknya perjanjian baku sepihak

ini memiliki berbagai jenis yang bisaa dalam kalangan bisnis properti, dikenal

perjanjian/ listing seperti:

a. Eksklusif listing

Merupakan satu bentuk listing yang sifatnya terikat pada salah satu broker

/ agen properti yang telah ditunjuk oleh pemilik properti, dan pemilik

properti tidak boleh memberikan mandat penjualan properti kepada agen /

broker lain. Karena bersifat eksklusif, bahkan anggota keluarga atau

pemilik properti itu sendiri pun tidak boleh melakukan penjualan

propertinya. Dan kerjasama ini memiliki jangka waktu sesuai dengan

kesepakan kedua belah pihak.

b. Sole agent

Ini merupakan salah satu bentuk listing yang sifatnya terikat pada salah

satu broker yang telah ditunjuk oleh pemilik properti. Hampir sama

dengan eksklusif, namun pemilik properti juga boleh menjual properti

tersebut.

c. Open listing

Bentuk listing yang tidak terikat pada salah satu broker / agen properti.

Semua broker / agen properti berhak memasarkan penjualan properti

tersebut, tanpa terikat waktu / fleksibel. Dalam arti sederhananya siapa

yang membawa pembeli dan deal dengan harga jual propertinya, dialah

yang akan mendapatkan komisi / fee dari pemilik properti.

d. Net listing

Merupakan salah satu bentuk listing dimana pemilik properti menetapkan

harga net atau minimal dari penjualan propertinya, diluar biaya yang harus

dikeluarkan oleh pemilik seperti komisi, pajak penjualan atau biaya

notaris.11

11

Kompas.com,Apa itu “listing”

(6)

Prakteknya, agen PT. Bursa Properti memakai bentuk perjanjian baku

yang berupa eksklusif listing dimana bentuk listing (perjanjian) ini sifatnya terikat

pada salah satu broker / agen properti yang telah ditunjuk oleh pemilik properti,

dan pemilik properti tidak boleh memberikan mandat penjualan properti kepada

agen / broker lain. Karena bersifat eksklusif, bahkan anggota keluarga atau

pemilik properti itu sendiri pun tidak boleh melakukan penjualan propertinya. Dan

kerjasama ini memiliki jangka waktu sesuai dengan kesepakan kedua belah pihak.

Namun mengenai keabsahan eksklusif listing ini dimata hukum belum mempunyai

kejelasan dan perjanjian baku yang dibuat oleh pihak agen pemasaran PT. Bursa

Properti ini tentunya memiliki kelemahan yang dapat menjadi sengketa

dikemudian hari. Berangkat dari rasa penasaran penulis terhadap permasalahan

yang ada pada perjanjian antara agen pemasaran perusahaan properti PT. Bursa

Properti Medan ini, maka penulis memiliki tiga permasalahan, seperti bagaimana

keabsahan bentuk perjanjian eksklusif listing di mata hukum, lalu bagaimana

kedudukan dan pengaturan hukum mengenai agen pemasaran properti dan tentang

bagaimana upaya penyelesaian sengketa yang terjadi dengan pemilik rumah, yang

semuanya akan dijawab pada bab empat di dalam skripsi ini. Berdasarkan

permasalahan yang ada, maka menarik untuk dikaji hal-hal tersebut lebih dalam

dengan melakukan penelitian untuk penulisan skripsi dengan judul“Kajian

Yuridis Terhadap Perjanjian Antara Agen Pemasaran Perusahaan Properti

(7)

B. Rumusan Masalah

Setiap pelaksanaan penelitian penting diuraikan permasalahan karena

dengan hal yang demikian dapat diketahui pembatasan dari pelaksanaan penelitian

dan pembahasan yang akan dilakukan.

Adapun permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana Keabsahan bentuk perjanjian Eksklusif Listing yang dibuat

antara agen pemasaran perusahaan properti dengan pemilik rumah dimata

hukum ?

2. Bagaimana kedudukan dan pengaturan hukum mengenai agen pemasaran

properti?

3. Bagaimana upaya penyelesaian sengketa yang terjadi antara agen

pemasaran perusahaan properti dengan pemilik rumah?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan utama penulisan ini adalah sebagai pemenuhan tugas akhir untuk

memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara. Adapun perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan

penelitian dalam skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui keabsahan bentuk perjanjian eksklusif listing di mata

hukum.

2. Untuk mengetahui kedudukan agen pemasaran perusahaan properti dan

pengaturan hukum agen pemasaran perusahaan properti.

3. Untuk mengetahui upaya penyelesaian sengketa antara agen pemasaran

(8)

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis yaitu, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pada

bidang hukum, khususnya perjanjian antara agen pemasaran perusahaan

properti dengan pemilik rumah dan penyelesaian sengketa yang terjadi

antara agen pemasaran perusahaan properti dengan pemilik rumah.

2. Secara praktis yaitu, untuk memberikan sumbangan pemikiran untuk

mahasiswa, agen pemasaran perusahaan properti dan masyarakat sebagai

rujukan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya di bidang

perjanjian.

E. Keaslian Penulisan

Penulisan skripsi yang berjudul “Kajian Yuridis Terhadap Perjanjian

Antara Agen Pemasaran Perusahaan Properti dan Pemilik Rumah” (Studi Pada

PT.Bursa Properti Medan). Ini pada prinsipnya merupakan buah pikiran penulis

sendiri, dibuat dengan melakukan penelitian dengan melihat beberapa referensi

sumber bacaan seperti buku-buku dari perpustakaan, media elektronik yang

memiliki hubungan dengan judul ini, sekaligus mencari data yang bersumber dari

riset lapangan di PT. Bursa Properti Medan sebagai sumber langsung dari

penyusunan skripsi ini.

Judul skripsi ini juga telah melewati pemeriksaan dari Perpustakaan

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara/Pusat Dokumentasi dan Informasi

Hukum FH USU dan berdasarkan hasilnya, menyatakan judul yang penulis buat

(9)

Adapun judul-judul skripsi yang telah ada dan berkaitan dengan judul

penulis adalah

1. Raymon Saptahari (110200211) “HUKUM PERJANJIAN ANTARA

AGEN PEMASARAN PERUSAHAAN PROPERTIONE DAN

PEMILIK RUMAH/TANAH (STUDI PADA PERUSAHAAN

PROPERTI ONE)” dengan permasalahan :

a. Bagaimana pengaturan hubungan hukum yang terjadi antara agen

pemasaran properti dan pemilik rumah/tanah ?

b. Apa saja kelemahan dan masalah yang terdapat dalam perjanjian

antara agen pemasaran properti perusahaan PropertiOne dan

pemilik rumah/tanah ?

c. Bagamana Penyelesaian masalah yang dilakukan perusahaan

PropertiOne sebagai perantara jika terjadi wanprestasi dalam

pelaksanaan perjanjian dengan pemilik rumah atau tanah ?

2. Robertus Waskito Yuwono ,S.H. dalam Tesisnya “PERLINDUNGAN

HUKUM BAGI AGEN JASA PERANTARA PROPERTI (BROKER

PROPERTI) DALAM STATUS EKSKLUSIF LISTING

F. Metode Penelitian

Penelitian merupakan sarana pokok dalam perkembangan ilmu

pengetahuan guna mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan

konsisten.12 Selain itu, penelitian merupakan suatu upaya pencarian dan

bukannya sekedar mengamati dengan teliti terhadap suatu obyek. Tujuan

12

(10)

penelitian adalah untuk memperoleh pengetahuan yang dapat menjawab berbagai

pertanyaan-pertanyaan atau dapat memecahkan suatu permasalahan. Pada

dasarnya sesuatu yang dicarai itu tidak lain adalah pengetahuan atau lebih

tepatnya pengetahuan yang benar, dimana pengetahuan yang benar ini nantinya

dapat dipakai untuk menjawab pertanyaan atau ketidaktahuan tertentu.13

Sementara itu, penelitian hukum atau rechtsonderzoek dalam bahasa Belanda atau

legal research dalam bahasa Inggris merupakan suatu kegitan ilmiah, yang

didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk

mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan

menganalisisnya. 14

Oleh sebab itu untuk memperoleh data, dalam penulisan skripsi ini penulis

menggunakan metode sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian

hukum normatif dan hukum empiris. Penelitian hukum normatif adalah

penelitian perpustakaan atau studi perjanjian disebabkan penelitian ini

dilakukan terhadap data yang bersifat sekunder yang ada di perpustakaan.

Karena penyusunan skripsi ini juga melalui proses penelitian lapanagan,

maka penelitian ini juga menggunakan metode penelitian hukum empiris,

penelitian hukum empiris yaitu penelitian lapangan yang berasal dari data

primer yang didapat langsung dari PT.Bursa Properti Medan, melalui

13

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Rajawali pers, Jakarta, 2013, hal. 27

14

(11)

klausul perjanjian baku dan wawancara langsung dengan salah satu

pemilik PT.Bursa Properti Medan.

2. Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder yang didukung oleh data primer.

a. Data Primer

Data Primer yaitu data-data yang diperoleh secara langsung dari

informan dengan cara melalui wawancara, observasi maupun

laporan dalam bentuk dokumen tidak resmi.

b. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen

resmi, buku-buku yang berhubungan dengan objek penelitian, hasil

penelitian dalam bentuk laporan, skripsi, tesis, disertasi, dan

peraturan perundang-undangan. Data sekunder dapat dibagi

menjadi :15

1) Bahan Hukum Primer,yaitu bahan hukum yang mengikat

dengan objek penelitian, seperti Undang-Undang Nomor 1

Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

dan lain sebagainya.

2) Bahan Hukum Sekunder, yaitu terdiri dari buku-buku,

jurnal, tulisan-tulisan ilmiah hukum yang terkait dengan

objek penelitian.

15

(12)

3) Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan hukum yang

memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan

hukum primer dan bahan hukum sekunder berupa

kamus-kamus seperti kamus-kamus hukum, majalah, dan sebagainya.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Library Research (Studi Kepustakaan) yaitu mempelajari dan

menganalisa secara sistematika buku-buku, peraturan

perundang-undangan dan sumber lainnya yang berhubungan dengan materi

yang dibahas.16

b. Field Research (Studi Lapangan) yaitu dengan menggunakan

wawancara langsung. Wawancara merupakan cara yang digunakan

untuk memperoleh keterangan secara lisan guna mencapai tujuan

tertentu, dan tujuan ini dapat bermacam-macam.17 Dalam hal ini

penulis langsung mewawancara dengan salah satu pemilik

PT.Bursa Properti Medan.

4. Analisis Data

Analisa data dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan data kualitatif,

yaitu menganalisa data yang didapatkan dari penelusuran kepustakaan,

studi dokumen dan wawancara, maka hasil penelitian ini dapat

memperoleh gambaran jelas yang berhubungan dengan skripsi ini.

16

Bambang sunggono, Metode Penelitian Hukum, Jakarta, Rajagrafindo Persada,2007, hal. 52.

17

(13)

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini diuraikan dalam bab-bab dimana satu sama lain membahas

tentang hal yang berbeda-beda namun terdapat suatu cakupan yang saling terkait.

Penulis menyusun sistematikanya ke dalam lima bab secara terperinci yang mana

pembagiannya, yaitu:

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi uraian pendahuluan, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, keaslian penulisan, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Pengertian Umum Tentang Perjanjian

Bab ini membahas mengenai perjanjian secara umum yang terdiri

dari: pengertian perjanjian, subjek dan objek dalam

perjanjian,syarat sahnya perjanjian,asas-asas perjanjian, hapusnya

perjanjian. Serta membahas perjanjian baku secara umum yang

terdiri dari:pengertian, ketentuan dan jenis perjanjian baku dan

perlindungan pemilik rumah terhadap perjanjian baku.

Bab III Kajian Umum Tentang Agen Pemasaran Properti

Bab ini membahas pengertian agen, perjanjian keagenan, dasar

hukum keagenan, pengertian agen pemasaran properti, prosedur

kerja agen pemasaran properti, jenis perjanjian agen pemasaran

properti, alasan keberadaan agen pemasaran properti.

Bab IV Kajian Yuridis Terdapat Perjanjian Antara Agen Pemasaran

(14)

Bab ini membahas tentang keabsahan bentuk perjanjian eksklusif

listing yang dibuat antara agen pemasaran properti dengan pemilik

rumah di mata hukum, kedudukan dan pengaturan hukum

mengenai agen pemasaran properti dan terakhir membahas tentang

upaya penyelesaian sengketa yang terjadi antara agen pemasaran

perusahaan properti dengan pemilik rumah.

Bab V Penutup

Bab ini merupakan bab terakhir dari skripsi ini. Pada bagian ini,

penulis mengemukakan kesimpulan dan saran yang didapat dalam

Referensi

Dokumen terkait

Deskripsi Mata kuliah : Mata kuliah berbobot 2 SKS ini, akan membahas tentang definisi ilmu politik, sejarah perkembangan ilmu politik, hubungan ilmu politik

[r]

Uji lanjut hipotesis keempat yang menyatakan bahwa “Hasil belajar Pengantar Dasar Matematika mahasiswa yang berasal dari SMA lebih tinggi dibandingkan dengan yang berasal dari MA

19 Dari rumusan tujuan pemidanaan tersebut dapat dikatakan bahwa RUU mengacu kepada filsafat pembinaan dengan sasaran yang dituju, tidak hanya kepada si pelaku

Distribusi class imbalance dapat ditandai sebagai sesuatu yang memiliki lebih banyak kasus dari beberapa class yang lain, masalah keseimbangan adalah salah satu dimana

troattle penuh), sehingga udara tersebut menyerap kalor dari plat dan sirip-sirip pemanas pada alat pengering tersebut. Pada pengujian alat dengan beban,

Untuk kebijakan impor garam pemerintah menerapkan beberapa kebijakan antara lain: kebijakan Pembatasan spesifik (specific limitation) berupa Peraturan atau

Penyusunan DED pembangunan, peningkatan dan pengembangan Bangunan Gedung Mitigasi Bencana di Kws Permukiman Kumuh.. Kota Padangsidimpuan 1 Paket