• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pesan Moral Dalam Novel Botchan Karya Natsume Soseki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pesan Moral Dalam Novel Botchan Karya Natsume Soseki"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sastra adalah karya seni, karena itu sastra mempunyai sifat yang sama dengan karya seni yang lain. Seperti seni suara, seni lukis, seni pahat dan lain-lain. Tujuannya sama yaitu membantu manusia menyingkapkan rahasia keadaannya untuk memberi makna pada eksistensinya, serta untuk membuka jalan kebenaran. Yang membedakan dengan seni yang lain adalah bahwa sastra memiliki aspek bahasa (Semi, 1985:39). Karya sastra juga merupakan suatu wadah untuk mengungkapkan suatu ide, gagasan atau pikiran dengan gambaran-gambaran pengalaman.

Menurut Nyoman Kutha Ratna, (2005:4), sastra berasal dari akar kata sas (sansekerta) berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk dan instruksi.Akhiran tra berarti alat, sarana. Jadi secara leksial berarti kumpulan alat untuk mengajar atau buku petunjuk atau buku pengajaran yang baik.

Karya sastra yang baik adalah karya sastra yang mengangkat masalah manusia dan kemanusiaan. Sesuatu yang mempunyai nilai moral, yaitu nilai yang berpangkal dari nilai-nilai kemanusiaan, serta nilai-nilai baik dan buruk yang universal. Salah satu bentuk karya sastra yang mengangkat masalah manusia dan kemanusiaan serta memiliki nilai moral adalah novel.

(2)

sebagainya; akhlak, budi pekerti, susila (KBBI, 1988). Moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan dan pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran dan hal itulah yang ingin disampaikan kepada pembaca.

Pada penelitian ini, penulis akan membahas sebuah novel yang berjudul ‘Botchan’ karya Natsume Soseki. Natsume Soseki merupakan seorang tokoh terbesar dalam kesustraan modern Jepang yang lahir di Tokyo pada tahun 1867. Karya-karya Soseki sampai sekarangpun tetap menarik dan tetap populer bagi orang Jepang, karya Soseki adalah buah tangan pengarang Jepang yang paling banyak diterjemahkan kedalam bahasa asing.

Salah satu novel yang dihasilkan oleh Natsume Soseki adalah novel yang berjudul Botchan, yang dibuat tahun 1906. Cerita yang dituturkan secara humoris ini sangat populer dikalangan tua dan muda di Jepang, dan barangkali merupakan novel klasik yang paling banyak dibaca di Jepang. Walaupun novel ini tergolong klasik, namun isinya sangat relevan dengan zaman modern saat ini karena sarat akan pesan-pesan moral. Novel Botchan ini menceritakan kemelut kehidupan seorang guru yang selalu mendapatkan perlakuan buruk dari para muridnya, sifatnya yang suka berterus terang dan berani malah menjadi bahan tertawaan dan dapat menjatuhkan dirinya sendiri karena kelicikan yang dilakukan oleh temannya.

(3)

Budaya dan kebiasaan yang tercermin pada novel ini telah ditunjukkan sebagai moral Jepang, yaitu moral dalam Bushido. Menurut Suryohadiprodjo (1981:31), bushido adalah suatu kode etik kaum samurai yang tumbuh sejak terbentuknya samurai. Sumbernya adalah pelajaran agama Buddha, khususnya ajaran Zen dan Shinto. Bushido mengandung keharusan samurai untuk senantiasa memperhatikan : kejujuran, keberanian, kebajikan atau murah hati, kesopanan atau hormat, keadilan/kesungguhan atau integritas, kehormatan atau harga diri, dan kesetiaan. Keberadaan Bushido sangat membantu terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada bangsa Jepang dari mulai perubahan dalam bidang politik, pendidikan, ekonomi, serta tingkat penguasaan teknologi dan industri yang tidak dapat dipisahkan dari adanya warisan nilai samurai yang selalu melekat pada masyarakat Jepang.

Masyarakat feodal lahir bersamaan dengan lahirnya sistem wilayah yaitu wilayah pertanian yang berdiri sendiri terpisah dari pemerintahan Kaisar, wilayah tersebut dikelola oleh keluarga bangsawan. Keluarga bangsawan disini adalah keturunan Kaisar yang tidak menjadi pewaris istana. Mereka menguasai bagian lahan, dengan mempunyai pertanian sendiri (Situmorang, 2006:80)

(4)

1.2 Rumusan Masalah

Novel “Botchan” karya Natsume Soseki adalah novel bercerita tentang kehidupan Botchan kecil yang tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarganya karena kenakalannya, hingga saat dimana ia harus kehilangan ibunya dan dia sangat menyesali perbuatannya. Sepeninggalan ibunya, Botchan tinggal bersama ayah dan kakak laki-lakinya. Ayahnya yang cuek dan kakaknya yang sibuk dengan urusannya membuat Botchan menganggap dirinya telah di buang. Tapi Kiyo, yang menjadi pembantu selama sepuluh tahun begitu sangat menyayangi Botchan,ia selalu melihat sisi positif dan kejujuran dari seorang Botchan. Di bulan Januari tahun keenam kematiaan ibunya, ayahnya pergi menyusul akibat sakit ayan. Kakak laki-laki Botchan yang di terima bekerja di cabang Kyushu sebuah perusahaan, berniat menjual rumah yang mereka tempati. Botchan lebih memilih tinggal di losmen daripada harus ikut dengan kakaknya. Dua hari sebelum berangkat ke Kyushu, kakaknya datang ke losemen tempat Botchan tinggal dan memberienam ratus yen untuk digunakan sebagai modal membuat usaha atau untuk sekolah bila ingin melanjutkan studi, atau untuk apapun yang dia mau. Kemudian memberikan lima puluh yen lagi dan menyuruh Botchan memberinya ke Kiyo.

Setelah berpikir cukup lama uang tersebut di gunakan untuk melanjutkan sekolah ilmu alam. Lulus dari Sekolah Ilmu Alam Tokyo, Botchan menerima tawaran menjadi guru matematika di sekolah menengah pedesaan di Shikoku.

(5)

dalam futon nya ketika ia tugas malam di sekolah. Tentu saja Botchan marah besar dan menimbulkan keributan di sekolah karena muridnya tidak mau jujur mengakui kesalahan. Dan kepala sekolahpun datang dan mendengarkan kisah maupun alasan beberapa murid, lalu berkataakan berurusan dengan mereka nanti dan mereka harus masuk sekolah seperti biasa. Menurut Botchan kepala sekolah tidak dapat bersikap tegas karena membubarkan mereka tanpa memberikan hukuman. Kejujuran dan sifatnya yang blak-blakan sering bertolak belakang dengan sebagian besar yang di jumpainya.

Novel ‘Botchan’ ini terdapat banyak nilai moral. Nilai-nilai moral yang ditunjukkan dalam novel ini adalah mengenai moral hidup, yaitu moral yang menunjukkan sikap-sikap kepribadian moral yang kuat. Sikap kepribadian moral yang kuat ini terdapat dalam prinsip etika bushido, sehingga sangat menarik untuk dibahas lebih lanjut.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Apa pesan moral yang disampaikan pengarang didalam novel Botchan karya Natsume Soseki?

(6)

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Sumber penelitian ini adalah Novel Botchan karya Natsume Soseki dan telah di terjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh Indah Santi Pratidina. Novel ini terdiri atas 224 halaman dan di terbitkan pada tahun 2009.

Dari permasalahan-permasalahan yang ada maka penulis menganggap perlu adanya pembatasan ruang lingkup dalam pembahasan ini. Hal ini di maksudkan agar masalah penelitian tidak terlalu luas, sehingga penulis dapat lebih terarah dan terfokus.

Dalam analisis ini, penulis hanya terfokuskan pada pesan moral dan cara penyampaian pesan moral yang terdapat didalam novel “Botchan”. Sehingga peneliti menganalisis moral yang ada dalam novel terjemahan Indah Santi Pratidina yang berjudul Botchan.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka

Salah satu bentuk karya fiksi adalah novel.Menurut H.B. Jassin dalam Suroto (1989:9) novel adalah suatu karangan prosa yang bersifat cerita yang menceritakan kejadian secara luar biasa dari kehidupan orang-orang (tokoh-tokoh cerita) luar biasa karena dari kejadian ini terlahir suatu konflik, suatu pertikaian yang mengalihkan jurusan nasib mereka.

(7)

pesan moral yang menunjukkan sikap kepribadian moral yang kuat yang terdapat dalam prinsip etika bushido. Komik One Piece menceritakan seorang bajak laut yang hebat yang bernama Gol D. Roger, yang telah menguasai setiap harta karun yang ada di dunia.

Sebelum dieksukusi raja bajak laut Gol D. Roger telah menggerakkan banyak bajak laut untuk mencari pulau terakhir dari Grand Line, pulauRaftel, dimana raja bajak laut menyembunyikan harta karun terbesarnya, ‘One Piece’ . Kisah One Piece diikuti dengan kisah seorang anak muda bernama Monkey D Luffy, yang bermimpi menemukan ‘One Piece’ dan menjadi bajak laut terhebat didunia.

Kisah Luffy dimulai 10 tahun kemudian, ketika Luffy akhirnya meninggalkan rumahnya dalam pencarian mencari teman dan bertualang dan untuk mencapai impiannya menjadi bajak laut terhebat di dunia.

Sampai akhirnya Luffy dan kelompoknya berhasil memasuki lautan legendaris Grand Line dimana One Piece berada. Di Grand Line, awalnya mereka terlibat konflik

langsung dengan banyak organisasi kriminal namun akhirnya dia dan kelompoknya berhasil mengalahkan semua musuh dan mendapatkan harta karun.

Hasil dari penelitian itu mengungkapkan keberanian diakui menjadi unsur tertinggi. Keberanian merupakan semangat dalam membangun pribadi kaum samurai. Kemudian contoh lain dalam skripsi yang berjudul Analisis Moralitas dalam Teks Novel Saga No Gabai Bachan Karya Yoshichi Shimada (Sumiati, 2013). Novel Saga No Gabai

(8)

kesulitan dan berusaha untuk membalas budi terhadap kebaikan yang telah diterima dari orang lain. Nenek tidak pernah pelit untuk memberi sumbangan pada kegiatan keagamaan. Nenek juga memberikan pinjaman kepada siapapun yang membutuhkan bantuannya, walaupun dia miskin nenek tidak memikirkan apakah nenek masih punya uang untuk besok atau tidak.

Dalam novel ini. Peneliti mengkaji bahwa prinsip ninjo lebih ditekankan di setiap cerita, yakni mengajarkan rasa empati terhadap sesama dan lingkungannya. Dengan prinsip ini, seseorang akan merasa semua manusia adalah satu dan sama. Memiliki kewajiban yang sama untuk menjaga lingkungannya.

Perbandingannya dengan hasil penelitian yang peneliti teliti yaitu novel botchan dimana novel ini menceritakan kehidupan Botchan kecil yang tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya karena dianggap sebagai anak yang nakal. Kedua orang tuanya bersikap tidak adil kepada Botchan karena hanya menyayangi kakak laki-lakinya. Hanya Kiyo sang pelayan tua yang sangat menyayangi Botchan, ia selalu bisa melihat sisi positif dan kejujuran dari seorang Botchan. Hingga akhirnya kedua orangtua nya meninggal, Botchan terpaksa harus tinggal di sebuah Losmen untuk melanjutkan studinya di sekolah ilmu alam Tokyo.

(9)

Disini peneliti lebih menitikberatkan pada nilai kejujuran serta keberanian karena disetiap ceritanya banyak terdapat kejujuran dan keberanian yang merupakan nilai-nilai yang terdapat dalam bushido.

1.4.2. Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan landasan atau titik tolak untuk menganalisis atau meneliti suatu permasalahan. Untuk meneliti dan menganalisis karya sastra diperlukan suatu teori pendekatan yang dapat berfungsi sebagai acuan yang dapat digunakan oleh penulis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan moral.Moral yang digunakan penulis sebagai landasan dalam penelitian ini adalah etika moral bushido seperti halnya kejujuran, keberanian, kebajikan atau murah hati, kesopanan atau hormat, keadilan/kesungguhan atau integritas, kehormatan atau harga diri dan kesetiaan, tetapi disini penulis hanya membahas empat pesan moralnya saja, yaitu kejujuran, keberanian, kehormatan atau harga diri dan kesetiaan. Penulis juga menambahkan eksplisit dan implisit kedalam setiap pesan moral yang terdapat dalam novel Botchan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) implisit adalah termasuk (terkandung) didalamnya (meskipun tidak dinyatakan secara jelas atau terang-terangan); tersimpul didalamnya; terkandung halus, tersirat, mutlak tanpa ragu-ragu dan secara tulus (kepercayaan, dukungan, kepatuhan, dsb). Eksplisit berarti pesan tersurat yang sudah tercantum dalam paragrap atau kalimat.

(10)

dianggap sebagai suatu medium atau alat yang paling efektif dalam membina moral dan kepribadian suatu kelompok masyarakat yang biasanya bisa diartikan sebagai norma yang berlaku di masyarakat. Norma bisa berdasarkan budaya atau konsep-konsep religi.

Moral dalam karya sastra dapat dipandang sebagai amanat dan pesan yang diperoleh pembaca lewat sastra selalu dalam pengertian yang baik. Dengan demikian, jika dalam sebuah karya ditampilkan sikap dan tingkah laku tokoh-tokoh yang kurang terpuji, baik mereka berlaku sebagai tokoh antagonis maupun protagonis tidaklah berarti pengarang menyarankan kepada pembaca untuk bertindak maupun bersikap demikian.

Karena penulis akan mengkaji tentang pesan moral yang terdapat dalam novel Botchan, maka penulis menggunakan teori kontekstual. Kontekstual adalah pengungkapan nilai berita dan pentingnya pokok pembicaraan dalam pesan dan keterkaitan antar satu bagian teks dengan bagian-bagian lainnya (Halliday, 1992:62).

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian maka harus diketahui dahulu apa tujuan

penelitian yang di fungsikan untuk mempermudah melakukan penelitian terhadap suatu masalah. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Mendeskripsikan pesan moral yang ada didalam novelBotchan.

(11)

1.5.2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Sebagai sarana untuk penambahan wawasan kepada peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

b. Menambah wawasan tentang Natsume Soseki sebagai salah seorang penulis terbesar dalam sejarah kesustraan Jepang.

c. Untuk peneliti dan penikmat sastra, penelitian ini dapat digunakan sebagai perbandingan dengan hasil-hasil penelitian yang lain.

d. Bagi mahasiswa jurusan Sastra Jepang dapat digunakan sebagai bahan bacaan yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang Jepang.

1.6. Metode Penelitian

Penelitian (riset) merupakan proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data) dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang hal yang kita minati dan yang ingin kita ketahui secara detail. Dalam penelitian diperlukan proses menganalisis yang merupakan proses menguraikan sebuah pokok masalah dari berbagai bagiannya. Penelahaan juga dilakukan pada satu bagian dan hubungan antar bagian lain dengan fungsi untuk mendapatkan pemahaman yang benar serta pemahaman masalah yang meyeluruh.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian pesan moral menunjukkan adanya enam jenis pesan moral yang terdapat dalam novel Menebus Impian karya Abidah El Khalieqy, yaitu (1) kehidupan, (2)

Setelah dilakukan analisis data, novel-novel karya Andrea Hirata tersebut mengandung unsur-unsur pesan moral dan nilai budaya yang dapat dihargai dan

Menegaskan kepada pembaca bahwa karya sastra tidak luput dari pengajaran tentang segala aspek kehidupan, di antaranya mengenai pesan moral dan motivasi yang terkandung dalam

Skripsi yang penulis angkat disini yakni berjudul Wacana Pesan Moral dalam Novel Assalamualaikum Beijing Karya Asma Nadia. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia, didalamnya terkandung pesan moral yang

Hasil dari analisis pesan moral pada tokoh dan alur cerita yang telah dijabarkan, didapat dalam novel Pulang ini terdapat beberapa bentuk kategori pesan moral

Skripsi Ini Diajukan Kepada Panitia Uiian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Dalam.. Bidang Ilmu

14 BAHASTRA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 72, 2023 HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun nilai moral yang terdapat pada novel Bumi karya Tere Liye yaitu nilai moral hubungan