• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bangunan Terminal Bandara Internasional Sibisa Chapter III VII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bangunan Terminal Bandara Internasional Sibisa Chapter III VII"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

43 BAB 3 METODOLOGI

3.1. METODA ANALISA DATA

Metode yang digunakan untuk merancang mengacu kepada standar-standar persyaratan serta kriteria ruang bangunan terminal bandara yang ditetapkan oleh ICAO (international Civil Aviation Organization), FAA (Federal Aviation Administration). Adapun tahapan merancang bangunan terminal adalah sebagai berikut:

3. Mengumpulkan data mengenai deskripsi kebutuhan ruang . Data ditemukan pada dokumen, buku, jurnal, dan pengambilan gambar. 4. Melakukan survei lapangan dengan pengambilan gambar lokasi bandara

SIbisa. Gambar yang diambil berupa kondisi dan keadaan site dan sekitarnya.

5. Setelah semua data berhasil ditemukan, maka dilakukan

pengelompokan data yang sesuai dengan kajian pustaka untuk dianalisa, sehingga dapat dikemukakan konsep untuk masalah yang ditemukan pada tahap analisa.

(2)

BAB 4

DESKRIPSI PROYEK

4.1. Judul Proyek

“Bangunan Terminal Penumpang Bandara Internasional Sibisa”

4.2. Luasan

Area Bandara terdiri dari 2 bagian, yaitu area bangunan terminal serta fasilitas pendukungnya dan area pesawat terbang serta fasilitas pendukungnya. Pembagian luas kedua wilayah tersebut digdeskripsikan dalam gambar 4.1. dan 4.2. berikut ini:

1. Area Terminal (11,15 Ha)

2. Area Landasan Pacu (36,60 Ha)

Gambar 4.1. Gambar Luasan Site Bandara ϭ

(3)

45 Gambar 4.2. Dimensi Site Bandara

4.3. Kondisi Eksisting

Berdasarkan hasil survey, gambaran bentuk site bandara Sibisa dideskripsikan dalam gambar 4.3. dan kondisi eksisting terdapat pada gambar 4.4. sampai dengan gambar 4.9.

Gambar 4.3. Gambaran Bentuk Site Bandara

1 2

3 4

1

(4)

Gambar 4.4. Akses Masuk Gambar 4.7. Bangunan Terminal Bandara

(Sumber: Survey)

Gambar 4.5. Akses Jalan Menuju Terminal Bandara

Gambar 4.8. Landasan Pacu Bandara Sibisa

(Sumber: Survey)

Gambar 4.6. Gerbang Masuk Area Landasan

(5)

47 BAB V ANALISA

5.1. Analisis Sistem Kegiatan dan Program Ruang  Sistem Kegiatan

5.1..1. Penumpang Keberangkatan

Skema kegiatan penumpang keberangkatan dan kedatangan dideskripsikan pada skema gambar 5.1. dan gambar 5.2. berikut:

(6)

5.1..2. Penumpang Kedatangan

Gambar 5.2. Skema Kegiatan Penumpang Kedatangan Sumber: Olah Data Primer

 Permasalahan: Belum tersedia bangunan terminal untuk mendukung kegiatan penumpang dan operasional terminal bandara.

 Potensi: Ketersediaan lahan untuk bangunan terminal

5.1..3. Pesawat Udara

 Permasalahan: Panjang landasan pacu yang belum mencukupi untuk pesawat komersil (750meter).

(7)

49  Program Ruang

5.1..1. Program Ruang Bangunan Terminal Penumpang

Untuk mengetahui besaran kebutuhan ruang dari setiap kegiatan pada analisa sistem kegiatan sebelumnya diperlukan analisa program kebutuhan ruang (tabel 5.1)

No. Kebutuhan Besaran

1. Kerb Keberangkatan 16.5 m

2. Hall Keberangkatan 350 m²

3. Xray Kedatangan 2 unit

4. Counter Check-in 10 counter

5. Area Check-in 43 m²

6. Pemeriksaan Passport Berangkat 4 counter 7. Pemeriksaan Passport Datang 4 counter 8. Area Pemeriksaan Passport 20 m² 9. Xray Gate Keberangkatan 2 unit

10. Area Xray Gate 28 m²

11. Ruang Tunggu Keberangkatan 200 m²

12. Area Baggage Claim 155 m²

13. Baggage Claim Devices 2 unit

14. Kerb Kedatangan 16.5 m

15. Hall Kedatangan 320 m²

16. Parking Lot 125 lot

Tabel 5.1. Program Ruang Bangunan Terminal Bandara Sumber: Olah Data Primer

5.1..2. Program Ruang Area Kegiatan Pesawat

(8)

Gambar 5.3. Lokasi Bandara Sibisa (Sumber : Googlemap)

No. Kebutuhan Besaran

1. Runway (Landasan Pacu) P : 1350 m L : 30 m 2. Taxiway (Landasan Hubung) L : 15 m 3. Apron

Pesawat Komersil 5400 m²

Pesawat/Jet Pribadi 3500 m²

Tabel 5.2. Program Ruang Area Pesawat Sumber: Olah Data Primer

5.2. Analisis Perancangan Ruang Luar / Tapak  Zonasi dan Tata Fungsi Ruang Luar

Zonasi:

(9)

51

Gambar 5.4. Jalan Masuk menuju Site

(Sumber : Survey)

Gambar 5.5. Bangunan Terminal Sibisa (Sumber : Survey)

Gambar 5.6. Runway (Sumber : Survey)

Gambar 5.7. & 5.8. Tampak sekitar Site (Sumber : Survey)

 View keluar

 Akses Kendaraan dan Pedestrian

(10)

dengan jarak tempuh 15 km atau sekitar 30 menit. Berikut gambar 5.9. menggambarkan peta pencapaian site bandara sibisa;

 Permasalahan:

Jalan menuju Bandara setelah melewati Desa Aeknatolu masih relatif sempit karena hanya bisa dilalui oleh 1 kendaraan dari 1 arah. Kondisi sebagian jalan juga masih rusak. Akses Pedestrian juga belum tersedia. Kondisi eksisting jalanan akses menuju site dapat dilihat pada gambar 5.11. dan gambar 5.12.

 Potensi: Lahan disekitar akses menuju bandara masih kosong/tersedia, sehingga pelebaran badan jalan untuk mendukung kegiatan aksesibilitas bandara dapat dilakukan.

Gambar 5.10.Desa Aeknatolu

Jaya (Sumber: Survey)

Gambar 5.11. & 5.12. Kondisi Jalan menuju Site

(Sumber: Survey)

Gambar 5.9. peta pencapaian Bandara Sibisa

(11)

53

 Kebutuhan: Pelebaran badan jalan dan perbaikan kondisi jalan, serta penyediaan akses pedestrian

 Parkir

 Permasalahan: lahan parkir belum tersedia. Pemilik kendaraan memarkirkan kendaraanya di sekitar badan jalan.

 Potensi: Ketersediaan lahan kosong yang dapat dijadikan sebagai area parkir.

 Kebutuhan: Penyediaan lahan khusus sebagai area parkir.

 Sirkulasi Kendaraan dan Pedestrian

 Permasalahan: Kondisi site masih relatif kosong, sehingga sirkulasi kendaraan dan pedestrian sebagai pendukung kegiatan terminal bandara belum tersedia.

 Potensi: Belum tersedianya sirkulasi memudahkan perancangan sirkulasi antara bangunan terminal dengan ruang luar/tapak. Sirkulasi dapat dirancang dengan baik sesuai dengan kebutuhan yang mendukung kegiatan bandara.

 Kebutuhan: Sirkulasi yang menghubungkan kendaraan penumpang keberangkatan dan kedatangan dengan area parkir kendaraan, area bandara dengan kendaraan operasional bandara,serta pedestrian dengan bangunan terminal.

 Orientasi Massa

(12)

Gambar 5.13. Ilustrasi Orientasi Massa Bangunan Sumber: Olah Data Primer

 Tata Hijau

 Permasalahan:

Vegetasi di sekitar site tidak tersedia, dikarenakan sebagian besar lahan di sekitar site masih merupakan lahan pertanian atau lahan yang belum dikelola.

 Potensi:

Suhu udara dan kondisi tanah sekitar site merupakan daerah yang relatif subur dan bisa ditanami berbagai jenis pepohonan.

 Estetika Ruang Luar  Permasalahan:

Bandara Sibisa merupakan bandara yang beroperasi untuk mendukung kegiatan pariwisata Danau Toba, akan tetapi lokasi bandara tidak menghadap langsung ke danau, sehingga perlu adanya alternatif lain yang menunjukan estetika kawasan bandara.  Potensi:

Kenampakan alam di sekitar bandara cukup baik, dengan pemandangan yang menghadap ke perbukitan. Lingkungan sekitar bandara juga masih asri.

Landasan Pacu

Depan

(13)

55 5.3. Analisis Tata Ruang Dalam

Adapun klasifikasi penataan ruang dalam bangunan terminal bandara berdasarkan analisis kegiatan pada pembahasan sebelumnya. Adapun klasifikasi penataan ruang dalam bangunan terminal terdapat pada tabel 5.3, serta zoning tata ruang dalam terdapat pada gambar 5.15. berikut:

No Ruang Area

1. Kerb Keberangkatan

Umum (Penumpang &

Pengunjung) 2. Kerb Kedatangan

3. Hall Keberangkatan 4. Hall Kedatangan 5. Area Check-in 6. Area Komersil 7. Toilet

8. Ruang Tunggu Keberangkatan Domestik & Internasional

Khusus Penumpang 9. Area Pemeriksaan Passport

10. Lounge & Area Komersil khusus 11. Apron Gate Area

12. Baggage Claim Area 13. Toilet

14. Baggage Handling Area

Operasional 15. Apron

16. Kantor Pengelola

Tabel 5.3. Klasifikasi Tata Ruang Dalam Bangunan Terminal Sumber: Olah Data Primer

Gambar 5.14. Kenampakan Alam Sekitar Site

(14)

Zoning Tata Ruang Dalam:

`

Gambar 5.15. Zoning Tata Ruang Dalam Bangunan Terminal Sumber: Olah Data Primer

Kerb Keberangkatan Kerb Kedatangan

Hall Kedatangan & Keberangkatan

UMUM KHUSUS PENUMPANG OPERASIONAL

Keterangan:

LANTAI 1

(15)

57 5.4. Analisis Matahari

 Permasalahan:

Dalam pembahasan orientasi bangunan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa bangunan terminal akan dirancang memanjang menghadap ke arah barat daya dan timur laut, sehingga bangunan terminal akan memperoleh cahaya matahari dengan intensitas yang cukup tinggi, yang mengakibatkan suhu bangunan tinggi. Skema pergerakan matahari digambarkan pada gambar 5.16. berikut:

Gambar 5.16. Skema Pergerakan Matahari Sumber: Olah Data Primer

 Potensi:

Bangunan terminal akan mendapatkan pencahayaan alami yang cukup.

5.5. Analisis Massa dan Perwajahan  Masalah:

1. Pemilihan bentuk dasar bangunan/massa bangunan harus sesuai dengan tema yang diambil, yaitu arsitektur Neo-vernakular dengan pendekatan terhadap Arsitektur Batak Toba

2. Pemilihan bentuk dasar massa bangunan terminal yang mempengaruhi daya visual pesawat. Dalam hal ini, jarak pandang pilot ke landasan pacu harus jelas, tidak terhalangi oleh bangunan terminal.

3. Bangunan terminal harus mendapatkan intensitas cahaya alami yang cukup, tanpa mengabaikan panasnya suhu udara dalam ruangan yang diakibatkan oleh cahaya matahari.

(16)

 Solusi:

1. Pemilihan bentuk dasar bangunan adalah segitiga, karena dapat mengurangi halangan jarak pandang dari ruang udara.

2. Perancangan fasad bangunan harus dapat menerima cahaya alami yang cukup dengan memberikan banyak area bukaan, dan untuk mengurangi intensitas panas cahaya matahari fasad bangunan juga dibuat maju-mundur, dimana bagian bukaan diletakkan di area dalam (mundur) fasad bangunan.

5.6. Analisis Sistem Struktur / Konstruksi 5.6.1. Struktur Pondasi

 Masalah:

1. Daya dukung terhadap bangunan bentang lebar.

2. Kondisi geologis yaitu daya dukung tanah terhadap bangunan serta kondisi hidrologis dimana ketinggian airnya sesuai dan mendukung 3. Cukup kaku menghadapi beban diatasnya.

 Solusi / Alternatif pondasi yang digunakan adalah: 1. Pondasi Footplate

Pondasi Foot-plate merupakan jenis pondasi yang menggunakan beton bertulang dengan ukuran dan detail penulangan tertentu, bertujuan menjamin keseimbangan dan efisiensi umumnya berbentuk telapak bujur sangkar, tetapi apabila ruangnya terbatas dapat juga berbentuk empat persegi panjang.

5.6.2. Struktur Lantai

(17)

59 5.6.3. Struktur Atap

Space frame

Struktur atap menggunakan struktur rangka space frame. Struktur space frame merupakan media desain bentuk pyramid, dome dan sejenisnya, terutama untuk bentangan besar dan lebar yang memerlukan ruang bebas kolom seperti untuk bangunan bandara, hangar, stadion, pabrik dan skylight.

Struktur space frame merupakan jenis struktur yang mudah untuk dipasang, dibentuk dan dibongkar kembali dan pelaksanaannya dapat dilakukan dengan cepat, memudahkan proses pengembangan bangunan terminal bandara di masa yang akan datang.

Struktur Rangka Baja

Konstruksi atap rangka baja ringan adalah konstruksi atap rangka baja ringan yang strukturnya tidak jauh berbeda dengan konstruksi atap rangka kayu, hanya saja bahan pembuatnya dari bahan rangka baja ringan atau sering disebut truss. R.angka atap (kuda-kuda) baja ringan atau yang biasa disebut Truss adalah rangka yang terbuat dan baja lapis Zincalume dengan kandungan Alumunium, Zinc, dan Silikon.

Gambar 6.3. Struktur Rangka Space Frame pada Bangunan Air Force Academy Cadet Chapel, Colorado, Amerika Serikat

(18)

 Masalah:

1. Pemilihan Jenis struktur yang tepat agar dapat menahan bentangan atap yang lebar. Dalam bangunan utama terminal atap berbentuk segitiga juga befungsi sebagai fasad bangunan.

2. Jenis struktur atap yang dapat menahan beban atap berderet pada bagian boarding lounge.

3. Pemilihan jenis struktur atap bangunan musholla.

4. Pemilihan jenis struktur untuk Hall keberangkatan dan kedatangan bangunan terminal.

 Solusi:

1. Struktur space frame digunakan untuk solusi bangunan terminal dan hall kedatangan dan keberangkatan. Merupakan jenis struktur yang dapat mendukung bentuk bangunan terminal Sibisa

(19)

61 BAB VI

KONSEP PERANCANGAN

6.1. Konsep Dasar Bangunan

6.1.1. Konsep Bentuk Bangunan

Massa bagian depan bangunan terminal yang terdiri dari hall kedatangan dan keberangkatan merupakan hasil intepretasi dari bentuk bangunan arsitektur Batak Toba. Selain atap yang membedakan Rumah adat Batak Toba dengan rumah adat tradisional lainnya adalah Gorga. Gorga adalah seni ukir dan hiasan yang menggandung nilai dan makna tersendiri. Adapun gorga yang dipegunakan antara lain:

1. Gorga Sitompi

Gorga Batak Toba Gorga Batak Toba

(20)

6.1.2. Bentuk Segitiga pada Bangunan Terminal

Massa berbentuk segitiga yang merupkan hasil intepretasi dari makna DAHLIAN NA TOLU (gambar 6.1), falsafah hidup orang Batak yang turun temurun sampai hari ini. Ketiga batu yang sama kuat itu dilambangkan sebagai tiga pihak yang sama kuat dan menjadi satu kesatuan yang seimbang.

Gambar 6.2. Konsep Bentuk Dasar Bangunan Terminal Sumber: Olah Data Primer

6.1.3. Konsep Rumah Deret

Bentukan yang menjadi perhatian adalah rumah adat Batak Toba tersusun berderet di dalam sebuah kampong (gambar 6.2). Susunan rumah yang teratur ini diubah menjadi satu bangunan yang besar untuk menampung para pengunjung. Bentuk Rumah deret di tuangkan ke dalam bentuk bangunan terminal area Boarding Lounge.

Hula-hula

Dongan

Sabutuha Boru

Gambar 6.1. DAHLIAN NA TOLU

Gambar 6.3. Konsep Rumah Deret pada Bangunan Lounge Keberangkatan

(21)

63 Entrance

Ruang Udara EntrancePejalan Pintu Servis

Kaki

Entrance Utama Transportasi Darat 6.2. Konsep Perancangan Tapak

6.2.1. Konsep Pencapaian dan Sirkulasi

Bandara Sibisa dapat diakses dari Jl. Lintas Tengah Sumatera melalui Desa Aeknatolu. Untuk menghindari penumpukan kendaraan, maka akses masuk dan keluar kendaraan terpisah cukup jauh. Selain jarak akses, pintu keluar area bandara juga terdiri dari 2 pintu, yaitu pintu keluar dari area parkir, dan pintu keluar dari area kedatangan.

Pintu Keluar

Pintu Keluar Pintu Keluar

(22)

6.2.2. Konsep Vegetasi dan Perkerasan

Konsep zoning area vegetasi dan perkerasan:

6.2.2.1. Penghijauan Area Sirkulasi Kendaraan

Sepanjang jalan area sirkulasi kendaraan ditanami vegetasi pohon pengarah (contoh: pohon palem).

Gambar 6.6. Ilustrasi Konsep Pohon Pengarah Sumber: Olah Data Primer

6.2.2.2. Area Mini-Plaza

Pada area ini didesain plaza mini dengan area penghijauan di tengah dan papan nama Bandara Sibisa, serta difungsikan sebagai area u-turn untuk sirkulasi kendaraan menuju bangunan terminal. Ilustrasi konsep area plaza dapat dilihat pada gambar 6.7 berikut:

Bangunan Terminal

Ket:

Area Penghijauan

Perkerasan Tanah (Area Landasan Pacu)

Perkerasan (Area Sirkulasi Kendaraan)

(23)

65

Gambar 6.7. Area Mini-Plaza Sumber: Olah Data Primer

6.2.2.3. Area Ruang Hijau (Green Plaza)

Area di depan bangunan terminal yang difungsikan sebagai ruang hijau untuk meningkatkan estetika kawasan bangunan terminal bandara. Pada area ini akan dirancang area hijau dengan konsep green plaza. Konsep perancangan green plaza dapat dilihat pada gambar 6.8. berikut:

(24)

6.2.3. Konsep Sirkulasi dan Parkir

Berdasarkan pada pembahasan analisa sebelumnya perancangan bandara membutuhkan area parkir dengan sirkulasi kendaraan yang tertata dengan baik. Oleh karena itu, area parkir disediakan pada 2 area dengan sirkulasi diantara kedua area parkir agar sirkulasi kendaraan dapat berjalan dengan lancar. Adapun konsep sirkulasi dan parkir diilustrasikan pada gambar 6.9. berikut:

Area Sirkulasi Kendaraan

Area Parkir

Gambar 6.9. Konsep Sirkulasi dan Parkir Sumber: Olah Data Primer

(25)

67

6.3. Konsep Perancangan Ruang Dalam

Dari analisa zoning tata ruang dalam, maka konsep ruang dalam bangunan terminal bandara Sibisa adalah sebagai berikut:

6.3.1. Ruang dalam Lt.1

Berdasarkan penyusunan analisa program ruang dan klasifikasinya, maka konsep perancangan ruang dalam lantai 1 bangunan terminal bandara menjadi sebagai berikut: (gambar 6.10.)

Gambar 6.10. Konsep Tata RuangDalam Lt.1 Sumber: Olah Data Primer

Keterangan:

(26)

6.3.2. Ruang Dalam Lt.2

Berdasarkan penyusunan analisa program ruang dan klasifikasinya, maka konsep perancangan ruang dalam lantai 2 bangunan terminal bandara menjadi sebagai berikut: (gambar 6.11.)

Gambar 6.10. Konsep Tata Ruang Dalam Lt.2 Sumber: Olah Data Primer

Keterangan:

Area Publik Area Penumpang Area Servis Operasional

6.4. Konsep Perancangan Struktur

Sesuai pembahasan analisa struktur sebelumnya disimpulkan bahwa struktur utama bangunan menggunakan jenis struktur rangka space frame, dengan struktur pondasi menggunakan pondasi foot-plate dan pondasi tiang pancang.

(27)

neo(futuristic)-69

vernakular. Konsep perancangan struktur yang digunakan terdapat pada gambar 6.11. berikut:

Gambar 6.12. Konsep Perancangan Struktur Bangunan Sumber: Olah Data Primer

6.5. Konsep Utilitas

6.5.1. Jaringan Air Bersih

Jaringan air bersih berasal dari PDAM digambarkan dengan gambar skema sebagai berikut:

Gambar 6.13. Skema Distribusi Air Bersih Sumber: Olah Data Primer

6.5.2. Jaringan Air Kotor

Pembuangan air kotor, meliputi:

 Air kotor dari dapur area komersil(café, restoran, dsb)  Air kotor dari lavatory

 Faeces dari Toilet  Air Hujan

Rangka Space Frame

Pondasi Setapak Plat Lantai

Pondasi Setapak

Pdam Meteran Reservoir Pompa

(28)

Air Hujan dari area bandara akan dialirkan ke riol melalui parit. Sedangkan air kotor dari WC akan dialirkan ke septick Tank dan masuk ke sumur resapan, lalu nantinya dialirkan ke riol kota. Sistem pembuangannya adalah sebagai berikut:

 Air kotor dari dapur akan diproses dalam water treathment, setelah dinyatakan netral lalu dialirkan ke riol kota.

 Air dari lavatory dan air hujan akan dialirkan melalui parit di sekitar site bandara dan di alihkan ke riol.

6.5.3. Sistem Pembuangan Sampah

Limbah padat yang dihasilkan dari aktifitas yang diwadahi dikategorikan menjadi 2 macam, yaitu limbah non-organik dan limbah organik. Penanganan terhadap sampah dilakukan dengan:

 Penempatan kotak sampah.

 Penempatan lokasi penampungan sampah sementara pada area tertentu, sebagai tempat pengumpulan sampah sementara sebelum diangkut ke pembuangan sampah kota.

 Pemisahan antara sampah organik dan non-organik. 

6.5.4. Jaringan Listrik

(29)

71

Gambar 6.14. Skema Jaringan Listrik Sumber: Olah Data Primer

6.5.5. Sistem Pengamanan dan Bahaya Kebakaran

Apabila terjadi kebakaran maka pemadaman dapat dilakukan dengan mudah. Berikut merupakan sistem pengamanan yang akan digunakan bangunan terminal, antara lain:

 Alaram Kebakaran  Sprinkler Gas  Sprinkler Air

 Fire Extinguiser  Outdoor Hydrant

 Pintu Darurat dan Jalan Keluar

6.5.6. Sistem Pengkondisian Udara

Pengkondisian udara buatan difungsikan untuk bangunan terminal, dimana sebagian besar ruang terminal merupakan ruang-ruang tertutup, yang menuntut kondisi udara yang stabil dan faktor kenyamanan. Untuk memenuhi kebutuhan penghawaan buatan digunakan beberapa alternatif, diantaranya:

 System VRF (Variable Refrigerant flow): digunakan pada area check-in, komersil, lounge, ruang tunggu keberangkatan, area kedatangan dan baggage claim. Berikut merupakan skema instalasi AC pada bangunan terminal.

(30)

Gambar 6.13. Skema Instalasi AC Sumber: Olah Data Primer

 System exhaust fan

Digunakan pada toilet dan dapur area komersil

 System blower

(31)

73 BAB VII

GAMBAR PERANCANGAN

7.1. Visualisasi 3D

7.1.1. Visualisasi 3D Eksterior

Gambar 7.1. Perspektif Eksterior Bandara

(32)

Gambar 7.3. Green Plaza Bandara

Gambar 7.4. Area Drop-off Bandara

(33)

75

Gambar 7.6. Area Parkir B Bandara

(34)

7.1.2. Visualisasi 3D Interior

Gambar 7.8. Suasana Area Check-in Bandara

(35)

77

Gambar 7.10. Suasana Area Check-in dari Area Café Lt.2

Gambar 7.11. Suasana Area Lift Bandara

(36)

Gambar 7.13. Suasana Selasar Lt.12

Gambar 7.14. Suasana Interior Area Komersil Bandara

(37)

79 7.2. Maket

Gambar 7.14. Maket A

Gambar 7.15. Maket B Gambar 7.16. Maket C

7.3. Gambar Perancangan

Gambar

Gambar 5.9. peta pencapaian Bandara Sibisa
Gambar 5.13. Ilustrasi Orientasi Massa Bangunan
Gambar 5.14. Kenampakan Alam Sekitar Site
Gambar 5.15. Zoning Tata Ruang Dalam Bangunan Terminal
+7

Referensi

Dokumen terkait

dengan hasil penelitian ini menunjukkan hal yang hampir sama, yaitu asupan folat masyarakat masih rendah, tetapi dua penelitian ini memilki perbedaan dalam hal

Huomasin myös, että esiintyjänä olen esitystä kohtaan paljon vaativampi kuin katsojana, ja esityksen kokonaisuuden sijaan vaatimukset kohdistuvat enimmäkseen minun

Pendapatan asli daerah, belanja kesehatan, dan belanja ekonomi berpengaruh positif dan signifikan atau interpretasi pemerintah dalam meningkatkan pendapatan per

Penelitian ini secara umum ditujukan un- tuk merancang sebuah model bahan ajar Kimia Analitik Dasar berbasis multimedia yang ber- orientasi pada struktur yakni penjelasan level

Data spasial yang disajikan dalam suatu peta antara lain dapat memuat detil planimetris (x,y) dan garis kontur yang menunjukkan data tinggi (z).. Untuk mengolah data

Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa kekerasan tersebut juga dapat berdampak pada anak-anak. Adapun dampak-dampak itu dapat berupa efek

Proses selanjutnya pengujian terhadap pengaruh cahaya dengan melakukan modifikasi menambahkan lorong panjang pada sensor supaya cahaya tidak dapat masuk telah

Dari nilai Re-Growth diperoleh bahwa varietas Willis , Detam I, dan Anjasmoro adalah toleran aluminium.Karekter vegetatif yang dipengaruhi cekaman aluminium adalah