BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif bersifat analitik dengan desain cross sectional study, yaitu untuk melihat hubungan antara persepsi pribadi terhadap
penampilan gigi dan tingkat kebutuhan perawatan ortodonti berdasarkan Dental Aesthetic Index pada siswa SMA Negeri 15 Medan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian selama 6 bulan, yaitu bulan Oktober 2016 – April 2017. Tempat penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 15 Medan, Jalan SMA Negeri 15 No.7, Medan Sunggal. Alasan pemilihan sekolah karena SMA Negeri 15 Medan merupakan lingkaran dalam sekolah menengah atas di Kota Medan dan belum adanya penelitian yang dilakukan pada SMA Negeri 15 Medan.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah semua siswa SMA Negeri 15 Medan, berjumlah 1175 orang. Sampel diambil dengan menggunakan rumus besar sampel analitik kategorik, yaitu sebagai berikut:
Keterangan :
Zα = deviat baku alfa Zb = deviat baku beta
Pa = proprosi kebutuhan perawatan ortodonti yang diharapkan.
= 91,98
Dari perhitungan di atas didapat sampel minimum untuk penelitian adalah 91,98 orang dan untuk mempertimbangkan masalah eksklusi maka ditambahkan 10% dari hasil perhitungan, sehingga total sampel yang dibutuhkan adalah 100 orang. Cara pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling dengan memperhatikan kriteria inklusi, diambil secara acak dari ketiga angkatan sebanyak 100 sampel.
Kriteria Inklusi :
1. Siswa yang terdaftar dan masih aktif di SMA Negeri 15 Medan.
2. Siswa yang belum pernah atau tidak sedang melakukan perawatan ortodonti. Kritera Eksklusi:
1. Siswa yang tidak bersedia menjadi sampel.
3.4 Variabel dan Definisi Operasional
-Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat kebutuhan perawatan ortodonti berdasarkan DAI.
-Variabel terikat dalam penelitian ini adalah persepsi dental.
-Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, siswa SMA.
Definisi operasional:
1. Persepsi dental adalah tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang penampilan maupun keadaan gigi seseorang.
2. Kuesioner adalah alat riset atau survei yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis, bertujuan mendapatkan tanggapan dari kelompok orang terpilih melalui wawancara pribadi atau melalui pos.
3. Siswa SMA adalah setiap siswa baik laki-laki maupun perempuan yang sedang berada pada sekolah menengah atas.
4. Jenis Kelamin adalah tanda / ciri dari lahir yang membedakan antara laki-laki dan perempuan
5. Umur adalah lama hidup seseorang dari lahir sampai dengan sekarang yang diukur dalam tahun.
6. Dental Aesthetic Index (DAI) merupakan pengukuran dengan melihat serta mengukur kelainan yang terdapat pada model gigi sehingga diperoleh skor tunggal sesuai dengan rumus yang telah ditetapkan DAI. Komponen DAI (Tabel 1) :
a. Jumlah gigi yang hilang adalah jumlah gigi insisivus, kaninus, dan premolar maksila dan mandibula yang hilang. Tidak dapat dicatat apabila gigi permanen belum erupsi dan gigi permanen yang hilang telah diganti dengan gigi tiruan.
b. Crowding pada regio insisivus adalah kondisi dimana tidak terdapat ruang yang cukup antara kaninus kanan dan kiri untuk menampung/memuat gigi insisivus untuk mencapai susunan/keselarasan yang normal pada regio insisivus maksila dan mandibula (skor 0 = tidak ada crowding, 1 = hanya satu regio insisivus maksila atau mandibula yang terdapat crowding, 2 = kedua regio insisivus maksila dan mandibula terdapat crowding).
interdental, daerah tersebut tercatat sebagai spacing (0 = tidak ada spacing, 1 = satu regio insisivus maksila atau mandibula terdapat
spacing, 2 = kedua regio insisivus maksila dan mandibula terdapat
spacing).
d. Diastema merupakan ruang yang terdapat antara insisivus sentral maksila, diukur dengan menggunakan prob dalam satuan milimeter yang terdapat pada probe marks.
e. Penyimpangan yang parah pada anterior maksila adalah perubahan posisi dan rotasi dalam keselarasan yang normal pada gigi insisivus maksila. Diukur dengan menggunakan prob, yaitu ujung prob kontak pada permukaan labial kemudian diposisikan lebih ke lingual yakni digeser sejajar bidang oklusal dan tegak lurus terhadap garis lengkung. Penyimpangan yang dicatat adalah jarak yang paling besar dengan satuan milimeter yang terdapat pada probe marks.
f. Penyimpangan yang parah pada anterior mandibula adalah perubahan posisi dan rotasi dalam keselarasan yang normal pada gigi insisivus mandibula. Diukur dengan menggunakan prob, yaitu ujung prob kontak pada permukaan labial kemudian diposisikan lebih ke lingual yakni digeser sejajar bidang oklusal dan tegak lurus terhadap garis lengkung. Penyimpangan yang dicatat adalah jarak terbesar dengan satuan millimeter yang terdapat pada probe marks.
g. Overjet anterior maksila merupakan hubungan maksila dan mandibula yang diukur dari tepi insisal insisivus sentral maksila ke tepi insisal insisivus mandibula. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan prob sejajar bidang oklusal dalam satuan milimeter.
i. Openbite anterior adalah hubungan insisivus maksila dan mandibula dalam arah vertikal yang diukur dengan menggunakan prob dalam satuan milimeter.
j. Hubungan anteroposterior molar merupakan evaluasi hubungan molar pertama permanen maksila dan mandibula. Bila molar pertama permanen terdapat karies yang besar atau sudah tidak ada maka pemeriksaan dapat diganti dengan hubungan antara kaninus dan premolar ( skor 0 = normal/Klas I, 1 = setengah cusp, apabila posisi molar pertama maksila bergerak setengah cups kearah mesial atau distal dari gigi lawannya, 2 = satu cusp, apabila posisi molar pertama maksila bergerak satu cusp kearah mesial atau distal).
3.5 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Sarung tangan
2. Masker
3. Sendok cetak rahang atas dan bawah 4. Rubber bowl
5. Rubber base
6. Spatula
7. Prob BPUNC 15 8. Pulpen
9. Pensil 10.Penghapus
Gambar 6. Alat yang digunakan pada penelitian. (A) Rubber bowl, (B) Spatula, (C) Kalkulator merek Casio, (D) Sarung tangan, (E) Prob BPUNC 15, (F) Sendok cetak, (G) Masker, (H) Pensil, (I) Pulpen, (J) Penghapus, (K) Rubber base.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Alginate
2. Gyps Stone 3. Plaster of paris 4. Air
5. Kuesioner
6. Lembar penilaian DAI (Lampiran 1)
Gambar 7. Bahan yang digunakan pada penelitian. (A) Alginate, (B) Gyps stone, (C) Plaster of paris, (D) Air
D C
B A
A B C D E
F G H I
3.6 Prosedur Penelitian
1. Peneliti mengajukan lembar persetujuan pelaksanaan penelitian kepada Komisi Etik Penelitian Kesehatan.
2. Peneliti datang ke sekolah untuk meminta izin dan membuat jadwal penelitian kepada kepala sekolah agar dapat melakukan penelitian di SMA Negeri 15 Medan.
3. Sampel diambil dengan teknik Simple Random Sampling, yaitu sampel diambil secara acak sebanyak 100 sampel.
4. Membagikan lembar penjelasan dan lembar persetujuan pada calon subjek yang memenuhi kriteria inklusi.
5. Membagikan lembar kuesioner pada calon subjek yang telah memenuhi kriteria inklusi.
6. Sampel minimum yang dikerjakan dalam satu hari adalah 10 orang. 7. Melakukan pencetakan model gigi pada subjek:
Cara duduk subjek :
1) Subjek duduk dengan posisi tegak.
2) Untuk mencetak rahang bawah dataran oklusal gigi-geligi rahang bawah dibuat sejajar dengan lantai dengan mensejajarkan garis yang ditarik dari sudut mulut ke tragus dengan lantai.
3) Tinggi mulut pasien dibuat setinggi siku operator.
4) Untuk mencetak rahang atas dataran oklusal gigi-geligi rahang atas dibuat sejajar dengan lantai dengan mensejajarkan garis kamfer (garis yang ditarik dari dasar sayap hidung ke tragus) dengan lantai. 5) Tinggi mulut pasien dibuat setinggi bahu operator.
8. Mengisi hasil cetakan rahang atas dan bawah dengan gyps stone dan plaster of paris.
3.7 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi.
3.8 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan pemeriksaan model gigi sesuai dengan komponen yang terdapat dalam DAI. Dari hasil skor maka didapatkan tingkat kebutuhan masing-masing subjek. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan uji chi square dan menyajikan data dalam bentuk frekuensi dan persentase.
Analisis data juga dilakukan dengan pemeriksaan dari kuesioner yang telah dijawab oleh subjek. Dari hasil skor maka didapatkan presentase persepsi pribadi terhadap penampilan gigi masing-masing subjek. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan uji chi square dan menyajikan data dalam bentuk frekuensi dan presentase.
3.9 Etika Penelitian
Etika penelitian dalam penelitian ini mencakup: 1. Lembar persetujuan (informed consent)
Peneliti memberikan lembar penjelasan yang berisi prosedur penelitian serta manfaatnya dan lembar persetujuan kepada responden.
2. Ethical Clearance
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 15 Medan dengan menggunakan 100 model studi dari hasil pencetakan rongga mulut. Sampel yang dambil adalah sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan. Dilakukan pengukuran model studi dengan menggunakan komponen yang terdapat pada Dental Aesthetic Index (DAI). Skor dari setiap komponen DAI dijumlahkan dan didapatkan
skor akhir yang akan dikategorikan ke tingkat kebutuhan perawatan. Setelah penghitungan cetakan rongga mulut selesai maka akan dihubungkan dengan skor yang didapat dari kuesioner yang telah dibagikan kepada para sampel untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan atau tidak antara persepsi dental dan tingkat kebutuhan perawatan ortodonti.
Tabel 3. Distribusi persepsi dental pada siswa SMA Negeri 15 Medan.
No Persepsi Laki- Laki Perempuan TOTAL
1 Persepsi Buruk
Frekuensi (n) 9,0 20,0 29,0
Persentase (%) 31,0 69,0 100,0
2 Persepsi Baik
Frekuensi (n) 39,0 32,0 71,0
Persentase (%) 54,9 45,1 100,0
TOTAL 48,0 52,0 100,0
Tabel 4. Distribusi tingkat kebutuhan perawatan ortodonti pada siswa SMA Negeri 15 Medan.
No Tingkat Kebutuhan Perawatan
Tingkat Keparahan Maloklusi
Frekuensi (n)
Persentase (%) 1 Tidak/sedikit
memerlukan perawatan
Tidak ada kelainan atau
maloklusi ringan 55,0 55,0 2 Memerlukan perawatan
sebagai pilihan Maloklusi nyata 27,0 27,0 3 Sangat memerlukan
perawatan Maloklusi parah 9,0 9,0
4 Wajib dilakukan
perawatan Maloklusi sangat parah 9,0 9,0
TOTAL 100,0 100,0
Tabel 5. Hubungan antara persepsi dental dan tingkat kebutuhan perawatan ortodonti pada siswa SMA Negeri 15 Medan.
Tidak ada
*P < 0,05 = terdapat hubungan yang signifikan.
BAB 5 PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada 100 siswa SMA Negeri 15 Medan yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi dental dan tingkat kebutuhan perawatan ortodonti dengan menggunakan Dental Aesthetic Index (DAI).
Pada tabel 3 diperoleh hasil penelitian sebanyak 71 siswa (71%) memiliki persepsi dental yang baik dan 29 siswa (29%) memiliki persepsi dental yang buruk terhadap keadaan gigi mereka. Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Ullal dkk., dengan menggunakan 103 sampel pada kelompok siswa umur 13-16 tahun yang diperoleh dari Annamalai Nagar, Chidambaram sebanyak 65 siswa (63,1%) memiliki persepsi dental yang baik dan 35 siswa (33,9%) memiliki persepsi dental yang buruk terhadap keadaan gigi mereka.22 Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Dikson dkk., yang meneliti 138 model pada kelompok umur 18-21 tahun di Brazil. Hasil yang diperoleh yaitu sebanyak 110 responden (79,7%) memiliki persepsi dental yang baik dan 28 responden (20,3%) memiliki persepsi dental yang buruk terhadap keadaan gigi mereka.13
dengan meneliti 705 anak pada kelompok umur 13-15 tahun di kota Bangalore, India. Hasil yang diperoleh sebesar 21,7% tidak/sedikit memerlukan perawatan, 28,9% memerlukan perawatan sebagai pilihan, 28,5% sangat memerlukan perawatan dan 20,9% wajib dilakukan perawatan.24 Pada ketiga penelitian di atas terdapat perbedaan hasil yang dapat disebabkan oleh jumlah sampel, jenjang kelompok umur serta ras yang berbeda, tetapi secara umum dari ketiga penelitian di atas paling banyak terdapat pada kategori tidak/sedikit memerlukan perawatan dan memerlukan perawatan sebagai pilihan.
Pada tabel 5 diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi dental dan tingkat kebutuhan perawatan ortodonti berdasarkan DAI, dengan menggunakan uji chi-square Pearson. Hasil penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Ullal dkk., dengan menggunakan 103 sampel di Chidambaram. Hasil yang diperoleh yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi dental dan tingkat kebutuhan ortodonti berdasarkan DAI.22 Penelitian lain yang serupa juga dilakukan oleh Dikson dkk., dengan menggunakan 138 sampel di Brazil diperoleh hasil yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi dental dan tingkat kebutuhan perawatan ortodonti berdasarkan DAI.13
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Distribusi persentase persepsi dental pada siswa SMA Negeri 15 Medan adalah 29 (29%) pada kategori persepsi buruk, dan 71 (71%) pada kategori persepsi baik. Distribusi persentase tingkat kebutuhan perawatan ortodonti berdasarkan Dental Aesthetic Index (DAI) pada siswa SMA Negeri 15 Medan adalah 55% pada kategori
tidak/sedikit memerlukan perawatan (tidak ada kelainan atau maloklusi ringan), 27% pada kategori memerlukan perawatan sebagai pilihan (maloklusi nyata), 9% pada kategori sangat memerlukan perawatan (maloklusi parah) dan 9% pada kategori wajib dilakukan perawatan (maloklusi sangat parah). Hubungan persepsi dental dan tingkat kebutuhan perawatan ortodonti menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi dental dan tingkat kebutuhan perawatan ortodonti berdasarkan Dental Aesthetic Index (DAI).
6.2 Saran
1. Data-data yang diperoleh pada penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dasar untuk penelititan selanjutnya.
2. Pada penelitian selanjutnya diharapkan peneliti menggunakan sampel yang lebih besar dan ruang lingkup yang lebih luas.