• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Produksi Padi Sawah Di Kecamatan Binjai Selatan Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Produksi Padi Sawah Di Kecamatan Binjai Selatan Chapter III VI"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

GAMBARAN UMUM DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI SUMATERA UTARA

3.1 Sejarah Singkat Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara

3.1.1 Sebelum Kemerdekaan

Pemerintahan Hindia Belanda mencoba menyampaikan hasil percobaan kepada masyarakat tani untuk meningkatan produk-si pertanian pada tahun 1870. Kegiatan Peringatan Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara melalui penyuluhan pertanian berjalan terasa sangat lambat.Dalam menggugah Swadaya Pertanian begitu lamban, disebabkan terbatasnya pendidikan bagi masyarakat. Usaha dalam peningkatan produksi Pertanian Tanaman Pangan menjadi lebih nyata setelah didirikan Departemen Vanland Bouw (Depar-temen Pertanian) pada tahun 1905: Jawatan Pertanian Rakyat ) dan tahun 1910 sebagai salah satu Departemen yang mempunyai kegiatan Melaksanakan Penyuluhan Pertanian, memberikan saran-saran dalam bidang Pertanian dan pemberian tanah kepada perusahaanperusahaan bidang Pertanian. Selain itu Dinas Pertanian juga mengadakan penelitian tentang ekonomi masyarakat dan membuat laporan keadaan Pertanian termasuk statistic Pembangunan Balai Pendidikan Masyarakat Desa (BPMD) dan Pembangunan objek-objek pencegahan serta Pembangunan Percobaan Perusahaan Tanah Kering (PTTK).

(2)

Rencana bagi Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara di Medan setelah

Kemerdekaan dimulai dengan adanya “Plan Kasimo” yang merupakan rencana

proklamasi tahun 1915-1950, namun rencana tersebut tidak dapat dilaksana-kan sepenuhnya dikarenakan oleh gejolak revolusi pada waktu itu. Program pembangunan rakyat yang termasuk ke dalam Rencana Kesejah-teraan Istimewah (RKI) meliputi: Pembangunan balai-balai benih, Perbaikan dan perluasan pengairan lahan pedesaan.

Dinas Jawatan Pertanian Rakyat Propinsi Sumatera Utara pada tahun 1915-1940 masih bernama DINAS JAWATAN PERTANIAN RAKYAT kemudian diganti, dicabut dan diubah berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara No. 5 Tahun 1981 s/d Tahun 2001 namanya menjadi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura yang beralamat di Jalan Diponegoro No. 11 A Medan. Dinas Pertanian Tanaman Pangan pada Tahun 1981 berpindah ke Jalan Dr. A.H. Nasution No. 6 Gedung Johor Medan, dengan keluarnya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, maka Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura dirubah menjadi DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA berdasarkan PERDA No. 3 Tahun 2001. Gedung Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara disesuaikan berdirinya pada tahun 1981 yang beralamat di jalan Jendral Besar Dr. Abdul Harris Nasution No. 6 Gedung Johor Medan Yang dibangun pada tahun 1950.

3.2 Latar Belakang Berdirinya

(3)

1. Konsumsi makan yang dihasilkan dari tanaman hortikultura di dunia semakin meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dunia. Sehingga menyebabkan meningkatnya permintaan hasil pertanian pada perdagangan dunia

2. Dengan meningkatnya permintaan hasil pertanian hortikultura di dunia yang terus meningkat dari waktu ke waktu khususnya tanaman pangan sehingga prospek usaha pertanian semakin memiliki lapangan pasar yang cukup baik untuk di jadikan bidang usaha.

3. Sehubungan dengan hal tersebut di atas instansi Pertanian Sumatera Utara turut mengelola pertanian di Sumatera Utara serta menyediakan hasil pertanian yang di butuhkan masyarakat.

3.3 Tujuan Berdirinya

1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan memproduksi hasil pertanian yang dibutuhkan masyarakat dunia dengan tetap menjaga mutu dan kualitas yang baik.

2. Membuka dan memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat untuk dilatih dalam peningkatan Sumer Daya Manusia dan antara hidup yang lebih baik.

3. Turut serta mendukung program pemerintah dalam mengisi pembangunan dan berpastisipasi dalam peningatan perekonomian bangsa.

3.4 Visi dan Misi

(4)

Pertanian Yang Maju dan Berdaya Saing Dalam Mendukung Swasembada Pangan dan Swasembada Berkelanjutan.

“ MenjadiProvinsi Yang Berdaya Saing Menuju Sumatera Utara Sejahtera “

Misi

1. Mewujudkan Swasembada Pangan dan Swasembada Berkelanjutan. 2. Meningkatkan Daya saing Produk Pertanian.

3. Mewujudkan Pemberdayaan Masyarakat dan Mendorong Partisipasi Aktif Seluruh Stakeholder.

4. Mewujudkan Pertanian yang Maju dan Sejahtera.

3.5 Struktur Organisasi

(5)

pekerjaan pada sebuah instusi atau perusahaaan. Adapun struktur organisasi Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut.

(6)

BAB 4

PENGOLAHAN DATA

4.1 Data dan Pembahasan

Data merupakan alat untuk mengambil keputusan atau untuk memecahkan suatu persoalan. Keputusan yang baik dapat dihasilkan jika pengambilan keputusan tersebut didasarkan atas data yang baik. Salah satu kegunaan data adalah untuk memperoleh dan mengetahui gambaran tentang suatu keadaan atau permasalahan.

Untuk membahas dan memecahkan masalah tentang hasil produksi padi Sawah dikecamatan Binjai Selatan seperti yang diuraikan sebelumnya,. Data yang dikumpulkan adalah data hasil produksi padi sawah serta faktor-faktor yang mempengaruhi, di antaranya adalah luas panen, curah hujan dan jumlah pupuk. Adapun datanya adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 Hasil Produksi Padi Sawah di Kecamatan Binjai Selatan

(7)

Dari data tersebut, di simbolkan menjadi:

Hasil Produksi

Luas Panen Curah Hujan Jumlah Pupuk

Tabel 4.2 Gambaran Data Hasil Produksi Padi Sawah Yang Akan Diolah

Y X1 X2 X3

Kemudian penulis mengelompokkan pembahasan menjadi 4 kelompok: 1. Persamaan regresi linier berganda

2. Uji keberartian regresi 3. Uji kofisien determinasi

(8)

4.2 Persamaan Regresi Linear Berganda

Pada pembahasan sebelumnya telah dilihat bagaimana data yang telah dikumpulkan tersebut. Dan dari data pada tabel tersebut akan dibentuk persamaan regresi linier berganda dengan terlebih dahulu menentukan koefisien-koefisien regresi , ,

adalah sebagai berikut:

Lanjutan tabel untuk mencari persamaan regresi linier berganda menentukan koefisien-koefisien regresi , ,

Tabel 4.4 Hasil Kali Y (Variabel Terikat) dan X(Variabel Bebas)

YX1 YX2 YX3

66,498 3.751,578 112,970

108,011 4.680,980 249,943

75,420 4.421,386 119,249

(9)

Lanjutan tabel untuk mencari persamaan regresi linier berganda menentukan koefisien-koefisien regresi , ,

Tabel 4.5 Hasil Kali Antara Variabel bebas X

(10)

Dari Tabel 4.2 Sampai 4.5 diperoleh hasil sebagai berikut.

Maka di peroleh Persamaan dengan rumusnya sebagai berikut:

Setelah persamaan regresi linier berganda di atas diselesaikan, maka diperolehlah nilai-nilai koefisien linier bergandanya, yaitu:

-0,213

3,601 0,005

(11)

Dari nilai-nilai yang telah diperoleh di atas maka nilai persamaan regresi linier bergandanya, yaitu:

4.3 Uji Keberartian Regresi

Sebelum persamaan regresi dibuat untuk menentukan kesimpulan, maka perlu dilakukan suatu pengujian hipotesis mengenai keberartian regresi. Untuk menentukan uji keberartian regresi tersebut , maka digunakan rumus untuk menentukan uji hipotesisnya, yaitu:

(12)

Untuk menguji model regresi yang telah terbentuk, maka diperlukan dua dapat membantu untuk mengerjakan uji keberartian regresi, dapat dilihat dari Tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6 Nilai Untuk Uji Keberartian Regresi

Y x1 x2 x3

(13)

Tabel 4.6 Nilai untuk Uji Keberartian Regresi

Lanjutan tabel untuk mencari nilai uji keberartian regresi dengan mencari nilai Ŷ

(14)

∑yx1 = 15,332 ∑Y-Ŷ = -0,040

∑yx2 = 148,789 ∑(Y-Ŷ)2 = 3,601

∑yx3 = 19,152

∑y2

= 66,911

Dengan k = 3, n = 10 dan (Y- )2 = 3,601 didapat:

Maka Kesalahan bakunya dapat di hitung dengan menggunakan rumus:

Ini berarti bahwa rata-rata hasil produksi padi sawah yang sebenarnya akan menyimpang dari rata-rata hasil produksi yang diperkirakan sebesar 0,7747%%.

Dari nilai-nilai di atas maka dapat diperoleh dua macam jumlah kuadrat-kuadrat yakni dan , yaitu sebagai berikut:

(15)

3,601(15,332) + 0,005(148,789) +0,354(19,152) ditolak dan H1 diterima. Hal ini artinya terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dapat dikatakan bahwa variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikatnya.

(16)

Pada bahasan sebelumnya pada Tabel 4.6 dapat dilihat harga = 66,911 dan nilai

= 62,739 yang telah di hitung sebelumnya, maka nilai koefisien determinasi dapat dihitung dengan:

0,938

Untuk koefisien korelasi ganda digunakan rumus sebagai berikut:

(17)

4.5 Koefisien Korelasi

4.5.1 Perhitungan Korelasi Antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat

Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas maka dari tabel sebelumnya dapat dihitung besar koefisien korelasinya yaitu sebagai berikut:

1. Koefisien Korelasi antara Hasil Produksi (Y) dengan Luas Panen (

Nilai yang diperoleh adalah 0,950, nilai positif ini menandakan hubungan yang searah antara hasil produksi dengan luas panen. Artinya, semakin tinggi luas panen maka semakin tinggi pula hasil produksi di daerah tersebut.

(18)

2. Koefisien Korelasi antara Hasil Produksi (Y) dengan Curah Hujan (

Nilai yang diperoleh adalah 0,078, nilai positif ini menandakan hubungan yang searah antara hasil produksi dengan curah hujan. Artinya, semakin tinggi curah hujan maka semakin tinggi pula hasil produksi di daerah tersebut.

3. Koefisien Korelasi antara Hasil Produksi (Y) dengan Jumlah Pupuk (

(19)

0,496

(20)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengoperasian SPSS

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengoperasikan SPSS adalah sebagai berikut:

5.1.1 Membuka Lembar Kerja SPSS

Jika program SPSS telah di install, maka cara memulai SPSS adalah sebagai berikut: 1. Double klik pada desktop yang berlambang SPSS 18.0, atau

2. Klik menu start kemudian pilih dan klik SPSS 18.0

(21)

5.1.2 Memasukkan Data Dengan SPSS

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pemasukan data dengan program SPSS 18.0 adalah:

1. Buka dahulu Program SPSS for Windows.

2. Setelah program SPSS terbuka, klik variable view yang terdapat pada SPSS data editor untuk menginput nama variabel.

3. Klik variable view pada SPSS data editor, definisikan variabel Y dengan label hasil produksi, variabel X1 dengan label luas lahan, variabel X2 dengan label curah hujan dan variabel X3 dengan label jumlah pupuk.

Gambar 5.2 Tampilan Pembuatan Variabel Pada Variable View

(22)

Gambar 5.3 Tampilan Pengisian Data Pada Data View

5.1.3 Penyimpanan Dokumen SPSS

Adapun cara dalam penyimpanan berkas atau lembar kerja SPSS adalah dengan cara klik menu file kemudian pilih save. Atau dapat juga dilakukan dengan cara tekan tombol Ctrl+s. Kemudian beri nama pada file tersebut.

(23)

5.1.4 Pengolahan Data dengan Persamaan Regresi

Adapun langkah-langkah dalam analisis regresi dengan SPSS 18.0 adalah sebagai berikut:

1. Klik Analyse – Regression – Linear

Gambar 5.5 Tampilan Pada Saat Membuat Persamaan Regresi Linier (1)

Berganda (2)

1. Maka akan muncul kotak dialog Linear Regression, kemudian pindahkan variabel hasil produksi ke kolom Dependent dan variabel luas lahan, curah hujan dan jumlah pupuk ke kolom Independent dengan mengklik tanda panah.

(24)

1. Pilih dan klik menu statistics kemudian pada regression coefficient berikan tanda ceklis pada kotak estimate, model fit dan descriptive, selanjutnya klik continue.

Gambar 5.7 Tampilan Kotak Dialog Liner Regression: Statistics

1. Kemudian klik tombol Options pada kotak dialog Linear Regression: Options muncul kotak dialog yang baru. Pada Steeping Method Criteria, aktifkan Use Probability of F dengan standard eror 0,05 oleh karena itu masukkan nilai entry 0,05. Akatifkan Include Constant in Aquation dan Exclude Cases Litwise pada Missing Values, lalu klik Continue pada gambar berikut

(25)

2. Selanjutnya klik Ok pada kotak dialog Linier Regression

5.1.5 Pengolahan Data dengan Persamaan Korelasi

Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut:

1. Tampilkan lembar kerja dimana sudah terdapat data yang akan dianalisis 2. Dari menu utama SPSS, klik menu Analyze, lalu pilih sub menu Correlate dan

klik Bivariates seperti pada gambar berikut:

Gambar 5.9 Tampilan Analyze, Correlate, Bivariate

1. Pada kotak dialog Bivariate Correlations akan ditampilkan variabel-variabel yang akan diuji. Pindahkan variabel-variabel tersebut ke dalam kotak Variables.

(26)

Gambar 5.10 Tampilan Kotak Dialog Bivariate Correlation

5.2 Hasil Pengolahan Data dalam SPSS

(27)

Tabel 5.1 Deskriptif Statistik

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

HasilProduksi_Y 1,8153410 2,727161 10

LuasPanen_X1 3,87390 0,663342 10

CurahHujan_X2 241,60 77,985 10

JumlahPupuk_X3 9,07770 1,601100 10

Pada Tabel 5.1 Deskriptif Statistik diperoleh nilai rata-rata dan standard deviasi dari masing-masing varibel terikat (Y) dan variabel bebas (X1, X2 dan X3).

Tabel 5.2 Hasil Nilai Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 63,310 3 21,103 35,160 0,000a

Residual 3,601 6 0,600

Total 66,911 9

a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1

b. Dependent Variable: Y

(28)

Tabel 5.3 Hasil Nilai Uji Regresi Linier Berganda

Pada Tabel 5.3 menampilkan hasil nilai dari b0 = -0,213, b1 = 3,601, b2 = 0,005 dan b3 = 0,3564 Dengan demikian persamaan regresi linier bergandanya, yaitu:

(29)

Pada Tabel 5.4 diperoleh hasil nilai dari koefisien determinasi (R2) = 0,946 dan

(30)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dengan menggunakan rumus, didapat nilai koefisien-koefisien b0 = -0,213, b1 = 3,601, b2 = 0,005, dan b3 = 0,354. Persamaan regresi linier yang didapat adalah

1. Pada uji linier berganda dengan taraf nyata 0,05, dk pembilang = 3, dk penyebut = 6, maka Ftabel yang didapat sebesar 4,757 dan Fhitung sebesar 34,852. Diperoleh Fhitung ≥ Ftabel dan dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Ini menunjukan adanya hubungan fungsional yang signifikan antara luas lahan (X1), curah hujan (X2) dan jumlah pupuk (X3) terhadap hasil produksi (Y).

2. Koefisien determinasi sebesar 0,937 menunjukan bahwa 93,7% hasil produksi dipengaruhi oleh luas lahan, curah hujan dan jumlah pupuk. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang tidak tertera pada tulisan ini.

(31)

6.2 Saran

1. Dari hasil analisis, penulis dapat mengajukan saran bahwa dalam meningkatkan hasil produksi padi sawah di kecamatan binjai selatan adalah dengan meningkatkan variabel X1, X2 dan X3 yaitu luas panen, curah hujan dan jumlah pupuk.

2. Bagi pemerintah Kecamatan Binjai Selatan seperti Dinas Pertanian dan Perkebunan agar lebih memperhatikan faktor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat hasil produksi padi ladang agar dapat mengambil kebijakan untuk menambah jumlah hasil produksi padi sawah pada masyarakat di Kecamatan Binjai Selatan.

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Produksi Padi Sawah di Kecamatan Binjai Selatan
Tabel 4.2 Gambaran Data Hasil Produksi Padi Sawah Yang Akan Diolah
Tabel 4.4 Hasil Kali Y (Variabel Terikat) dan X (Variabel Bebas)
Tabel 4.5 Hasil Kali Antara Variabel bebas X
+7

Referensi

Dokumen terkait

terjadi interaksi langsung antara penjual dan pembeli, dengan proses tawar menawar. Pasar modern umumnya pembeli melakukan kegiatan secara swalayan atau terdapat pramuniaga,

Mahasiswa Pendidikan Dokter mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa jurusan kuliah lain di sektor non-medis.(4) Penelitian di Saudi Arabia

Untuk kronologis menurut pendapat kami, peneliti sudah menjelaskan secara terperinci, hal tersebut dapat dilihat dari: Penjabaran peristiwa dilematis antara

TANDA ADANYA PROBLEM KESEHATAN YG SERIUS YANG DAPAT MENYEBABKAN KEMATIAN.. TERLAMBAT MENGETAHUI/MENGENAL TANDA

Large disini berarti lebih luas dari sekedar kumpulan orang yang berdekatan secara fisik, sedangkan anonymous berarti bahwa individu yang menerima pesan cenderung menjadi

No. Identifikasi Masalah 1) Bagaimana cara mementukan pemenang dalam kompetisi QIC dengan metode Weighted Product (WP)?. 2) Bagaimana cara mementukan pemenang dalam

Karena Berat support dan pipa terhadap tanah support u-Ditch didapatkan nilai 8.3 ton, sedangkan daya dukung tanah maksimum didapatkan hasil 21.94 ton, maka support

Reaksi redoks ini lebih baik dibandingkan dengan titrasi asam basa karena banyak kandungan bahan pangan yang bersifat asam atau basa yang mengganggu pada titrasi asam basa