• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inventarisasi Tumbuhan Paku di Kawasan Hutan Gunung Sibuatan Kecamatan Merek Kabupaten Karo Sumatera Utara Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Inventarisasi Tumbuhan Paku di Kawasan Hutan Gunung Sibuatan Kecamatan Merek Kabupaten Karo Sumatera Utara Chapter III V"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian lapangan ini telah dilaksanakan bulan Juli sampai dengan selesai di Gunung Sibuatan Desa Nagalingga, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara dan selanjutnya dilakukan identifikasi di Laboratorium Sistematika Tumbuhan Universitas Sumatera Utara.

3.2 Deskripsi Area 3.2.1 Letak Area

Secara geografis Gunung Sibuatan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo terletak pada 2°55’6,2” LU dan 98°25’24,2 BT. Secara administratif terletak di Selatan Kabupaten Karo dan di Utara Kabupaten Dairi. Dengan ketinggian ketingian 2.457 mdpl.

Kawasan Hutan Gunung Sibuatan berbatasan dengan: - Sebelah Utara : Desa Mulas

- Sebelah Selatan : Desa Dolok Pangkuhuran - Sebelah Barat : Desa Nagalingga

- Sebelah Timur : Desa Dolok Adam Lumut

3.2.2 Toprografi

Berdasarkan pengamatan di lapangan, pada umumnya memiliki topografi relatif berbukit, sedikit bergelombang dan sedikit curam di karenakan daerah pegunungan.

3.2.3 Iklim

(2)

hingga Desember. Musim kemarau terjadi pada bulan Januari sampai dengan Agustus.

3.2.4 Vegetasi

Berdasarkan pengamatan di area penelitian, vegetasi yang umum ditemukan pada zona inti hutan yaitu dari famili Fagaceae, Guttiferae, Lauraceae, Moraceae, Myrtaceae, dan Selaginellaceae

3.3 Metode Penelitian .

3.3.1 Di Lapangan

Dilakukan koleksi tumbuhan paku dengan metode survei di sepanjang jalan tracking. Pengoleksian dilakukan dengan jelajah 20 meter ke kiri dan 20 meter ke

kanan. Dicatat semua jenis paku yang ditemukan sesuai dengan lokasinya masing-masing, dengan mencatat karakter penting seperti warna spora, susunan spora, dan letak spora. Spesimen dari seluruh individu yang ditemukan, dikoleksi dan diberi label gantung. Spesimen disusun dan dibungkus dengan kertas koran dan dimasukkan ke dalam kantong plastik dan disiram alkohol 70%. Udara dalam kantong plastik dikeluarkan dan ditutup dengan lakban. Selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dikeringkan dan diidentifikasi. Dilakukan pengukuran faktor fisik meliputi suhu udara dengan Termometer, kelembaban udara dengan Higrometer, kelembaban dan pH tanah dengan Soil tester, suhu tanah dengan Soil

termometer, intensitas cahaya dengan Luxmeter, titik koordinat dengan GPS

(Global Position System).

3.3.2 Di Laboratorium

Spesimen yang berasal dari lapangan dikeringkan dengan menggunakan oven. Selanjutnya diidentifikasi dengan menggunakan buku acuan identifikasi tumbuhan antara lain:

a. A Revised Flora Of Malaya Volume II Fern Of Malaya (R. E. Holttum, 1968) b. Fern Of Malaya In Colour (A. G. Piggot, 1984).

(3)

3.4. Deskripsi Jenis

(4)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Paku

Berdasarkana hasil penelitian yang dilakukan di hutan gunung Sibuatan diperoleh sebanyak 56 jenis tumbuhan paku, terbagi dalam 2 kelas, 20 famili dan 36 marga (Tabel 4.1). Jenis paku-pakuan yang paling banyak ditemukan di lokasi penelitian adalah dari suku Polypodiaceae yaitu 18 jenis, diikuti dengan jenis suku Athyriaceae sebanyak 7 jenis. Banyaknya jumlah jenis suku Polypodiaceae yang ditemukan pada lokasi penelitian menunjukkan bahwa suku Polypodiaceae dapat tumbuh dengan baik dan menyebar pada lokasi penelitian. Dari hasil pengamatan faktor fisik kimia lingkungan lokasi penelitian diketahuikelembaban udara 48-72%, pH tanah 2,4-6,4, suhu tanah 12-18°C, suhu udara 19,4-25,4°C. Dari hasil pengamatan dapat dinyatakan bahwa kondisi lingkungan tergolong lembab, yang cukup baik untuk pertumbuhan dan penyebaran tumbuhan paku khususnya suku Polypodiaceae. Menurut Wanma (2016), umumnya suku Polypodiaceae

merupakan suku tumbuhan paku terbanyak di berbagai tempat. Schmitt dan Windisch (2010) dalam Mildawati et al., (2014), Polypodiaceae merupakan famili Pterydophyta dengan jumlah spesies yang paling banyak. Famili Polypodiaceae

merupakan tumbuhan paku yang memiliki keanekaragaman spesies yang sangat tinggi di daerah tropis. Holtum (1968) menyatakan bahwa suku Polypodiaceae mempunyai jumlah anggota terbesar di kawasan Malesia, yang sebagian besar terdapat di Indonesia. Lawrence (1964) juga menambahkan bahwa salah satu famili tumbuhan paku yang memiliki anggota paling besar di alam adalah Polypodiaceae, yaitu sekitar 170 genera dan 7000 spesies.

(5)

Betty et al., (2015) bahwa perbedaan jumlah jenis dan jeis-jenis tumbuhan yang dijumpai disuatu lingkungan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti habitat, daya adaptasi dan lingkungan.

Banyaknya jenis paku yang ditemukan menjadi indikator terhadap kondisi lingkungan. Menurut Kurniawati (2016), keberadaan tumbuhan paku sebagai salah satu komponen ekosistem, dapat mengindikasikan apakah lingkungan tersebut mendukung kehidupan suatu organisme atau tidak. Keberadaan tumbuhan paku sebagai sumber plasma nutfah juga digunakan sebagai data pendukungDalam mengambil keputusan terkait rencana pengelolaan, pengembangan dan konservasi lingkungan.

Suku Thelypteridaceae, Nephrolepidaceae, Aspleniaceae, Cyatheaceae masing-masing ditemukan 3 jenis. Thelypteridaceae merupakan salah satu famili tumbuhan paku yang terbesar, terdiri dari 30 genus dan 975-1217 spesies (Suyatni et al., 2003). Suku Huperziaceae, Oleandracea, Aspidiaceae,Grammatidaceae,

dan Gleicheniaceae masing-masing ditemukan 2 jenis. suku Lycopodiaceae, Selaginellaceae, Davalliaceae, Vittariaceae, Pteridaceae, Hypolepidaceae,

Blechneaceae dan Lomariopsidaceae masing-masing hanya ditemukan satu jenis.

(6)

Tabel 4.1 Jenis-Jenis Tumbuhan Paku di Kawasan Hutan Gunung Sibuatan

No. Kelas Famili Jenis Habitat

Tereterial Epifit

1. Lycopodiinea Huperziaceae Huperzia phlegmaria - +

2. Huperzia sp. - +

3. Lycopodiaceae Lycopodiella cernua + -

4. Selaginellaceae Selaginella wildenowii + -

5. Filicinae Athryaceae Spenomeris chusana + -

16 Leptochillus axillaris +

17 Leptochillus sp. +

18 Phymatodes nigrescens - +

19 Phymatopteris triloba - +

20 Phymatopteris laciniata - +

21 Pycnoloma metacoelum - +

22 Cylophorus nummurarifolius - +

23 Crypsinopsis enervis - +

32 Aspidiaceae Arachniodes hasseltii + -

33 Dryopteris integriloba + -

34 Gleicheniaceae Gleichenia curranii + -

35 Gleichenia vulcanica + -

36 Thellypteridaceae Christella dentata + -

37 Thellypteris noveboracensis + -

38 Thelypteris sp. + -

39 Neprolepiaceae Nephrolepis davalloides + -

40 Nephrolepis biserrata + -

41 Nephrolepis dicksoniodes + -

42 Grammitidaceae Grammitis histerlla - +

43 Ctenopteris brevivenosa - +

44 Aspleniaceae Asplenium nidus + +

45 Asplenium normale + +

46 Asplenium glaucophyllum - +

47 Davalliaceae Davallia divaricata - +

(7)

49 Pteridaceae Pteris asperula + -

50 Hypolepidaceae Pteridium aquilinum + -

51 Cyateaceae Cyathea borneensis + - 28 : jenis teresterial 26 : jenis epifit

2 : jenis epifit dan teresterial

Jenis tumbuhan paku yang ditemukan pada lokasi penelitian ini pada kelembaban udara 48-72 %, pH tanah 2,4-6,4, suhu tanah 12-18°C, suhu udara 19,4-25,4°C. Tumbuhan paku ditemukan pada berbagai habitat seperti epifit, teresterial dan tumbuh secara epifit dan teresterial. Dari 56 jenis tumbuhan paku yang ditemukan 28 jenis teresterial, 26 jenis epifit dan 2 jenis dapat tumbuh baik epifit dan baik teresterial. Banyaknya jumlah tumbuhan paku teresterial disebabkan pada lokasi penelitian tajuk pohon sedikit sehingga lebih banyak tumbuhan paku teresterial daripada epifit. Menurut Purnawati, et al., (2014), adanya perbedaan jumlah tumbuhan paku teresterial dan paku epifit tersebut karena kondisi tempat tumbuh yang berbeda. Nuhu et al., (2014), tumbuhan paku teresterial lebih menyukai kondisi lingkungan yang lembab, karena terjadi interaksi antara tumbuhan paku dengan tumbuhan yang menaunginya.

(8)

beradaptasi terhadap kekeringan. Tumbuhan paku telah dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat sebagai sumber pangan, obat, dan tanaman hias.

Sutrisna (1981) dalam Betty et al., (2015), bahwa faktor lingkungan dan kemampuan beradaptasi terhadap suatu habitat akan mempengaruhi jumlah jenis yang ditemukan pada suatu kawasan. Sebagian besar tumbuhan paku teresterial yang ditemukan berada di daerah yang tidak ternaungi. Tumbuhan paku yang ditemukan dikarenakan sebagian besar tumbuhan paku hidup di daerah dengan kondisi vegetasi yang terbuka dan mendapatkan cahaya matahari yang cukup untuk pertumbuhannya.

Di daerah tropis biasanya tumbuhan paku ditemui di bawah penutupan tajuk pohon yang rapat. Tumbuhan paku menyukai temperatur sejuk dan kelembaban yang tinggi untuk pertumbuhannya.Tumbuhan paku yang tumbuh di daerah tropis pada umumnya menghendaki kisaran 21-27°C untuk pertumbuhannya.Kelembaban adalah salah satu faktor pembatas dalam pertumbuhan paku (Thomas and Garber, 1999).

(9)

4.2. Habitat

Tumbuhan paku mempunyai habitat berupa pohon dan herbaceus. Habit pohon dicirikan dengan batang yang tegak, kaku, dan keras, enthal tersusun pada ujung batang dengan daun majemuk menyirip. Dari 56 jenis tumbuhan paku yang ditemukan terdapat 3 jenis berupa pohon yaitu Cyathea bornensis, Cyathea hymenodes, dan Cyathea glabra dari suku Cyatheaceae. Tumbuhan paku dengan habit herbaceus memiliki batang yang tegak dan menjalar. Tumbuh pada habitat teresterial dan epifit. (Gambar 4.1).

(10)

4.3. Tipe Daun

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan beberapa tipe daun yaitu daun tungggal dan daun majemuk. Daun majemuk dibagi menjadi menyirip (pinnatus), menyirip ganda 2 (bipinnatus) dan daun menyirip ganda 3 (tripinnatus) (Gambar 4.2).

(11)

4.4. Letak dan Susunan Sori

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan berbagai macam susunan sori diantaranya berbentuk kerucut (strobili), sori disepanjang urat enthal, sori pada sub apikal urat enthal. Sori disepanjang urat tepipinnule, sori pada ujung enthal yang menyempit

atau meruncing. Sori tersusun menyebar pada tepi pinnule (Gambar 4.3).

(12)

4.5. Kunci Identifikasi Kunci Identifikasi Famili

1 a. Habit pohon... Cyatheaceae b. Habit herba... 2 2 a. Permukaan stipe ditutupi daun kecil... Selaginellaceae b. Permukaan stipe licin... 3 3 a. Rackis bercabang atau menggarpu... Gleicheniaceae

b. Rackis sederhana... 4 4 a. Daun tersusun spiral... 12 b. Daun tersusun berhadapan atau berseling... 5 5 a. Letak pinnae selalu berhadapan... Hypolepidaceae b. Letak pinnae berseling atau kadang berhadapan... 6 6 a. Dimorfisme... Blechneaceae

b. Monomorfisme ... 7 7 a. Enthal sederhana atau memanjang seperti pita... Vittariaceae

b. Enthal menyirip ... 8 8 a. Enthal berkarang atau tunggal Oleandraceae

b. Enthal majemuk atau kadang tunggal... 9 9 a. Sori ditutupi indusia... 10 b. Sori terbuka... 18 10 a. Indusia berbentuk piala... Davalliaceae

b. Indusia memanjang... 11 11 a. Sori tersusun pada pinggir pinula... Lindsaeaceae

b. Sori tersusun diantara urat enthal... 13 12 a. Sori berupa strobili... Lycopodiaceae

b. Sori berupa biji atau untaian bulir... Huperziaceae 13 a. Sori tersusun kadang tanpa lamina... Polypodiaceae b. Sori tersusun pada urat enthal... 14 14 a. Sori tersusun bulat... 16 b. Sori tersusun memanjang... 15 15 a. Sori tersusun pada yang memanjang pada urat

enthal yang menyirip... Aspleniaceae b. Sori tersusun pada urat enthal yang menyirip dan

atau kadang menggarpu... Athryaceae 16 a. Sori pada tepi pinnae... 17 b. Sori pada urat pinnae... Thelypteridaceae 17 a. Sori tersusun sejajar pada tepi pennae... Pteridaceae b. Sori tersusun bulat pada tepi pinnae... Nephrolepidaceae 18 a. Sori meyebar pada permukaan bawah enthal... Lomaripsidaceae b. Sori bulat... 19 19 a. Sori warna coklat... Aspidiaceae

(13)

Kunci Identifikasi Athryaceae

1 a. Akar berwarna coklat... Diplazium dilatatum b. Akar berwarna hitam... 2 2 a. Rhizome melingkar... 3 b. Rhizome menjalar... Spenopteris chusa 3 a. Stipe berwarna hitam... 4 b. Stipe berwarna hijau... 5 4 a. Enthal majemuk... Diplazium bantamense b. Enthal majemuk berseling ganda... 6 5 a. Bangun enthal segitiga... Diplazium sorgonense b. Bangun enthal delta ... Diplazium sp. 6 a. Sori memanjang... Diplazium pallidium b Sori lonjong... Diplazium velutinum

Kunci Identifikasi Nephrolepidaceae

1 a. Rhizome menjalar... Nephrolepis dicksniodes b. Rhizome melingkar... 2 2 a. Sori tersusun di pinggir daun... Nephrolepis dicksniodes b. Sori tersusun di anatar pertulangan daun daun... Nephrolepis biserrata

Kunci Identifikasi Cyatheace

1 a. Rhizome menjalar... Cyatheaglabra b. Rhizome melingkar... 2 2 a. Sori tersusun diantara pertulangan daun... Cyatheaborneensis b. Sori tersusun di pangkal daun... Cyathea hymenoides

Kunci Identifikasi Thelypteridaceae

1 a. Tepi enthal rata... Thelypteris sp. b. Tepi enthal bergerigi... 2 2 a. Sori berwarna kuning... Christelladentata b. Sori berwarna hitam... Thelypteris noveboracensis

Kunci Identifikasi Aspleniaceae

(14)

Kunci Identifikasi Polypodiaceae

1 a. Habitat teresterial... Dipteris conjugata b. Habitat epifit... 2 2 a. Perawakan rhizome melingkar... Sceroglossum pusillum b. Perawakan rhizome menjalar... 3 3 a. Permukaan rhizome bersisik... 4 b. Permukaan rhizome berambut... 13 4 a. Enthal tanpa stipe... Pyrrosia floccigera b. Enthal dengan stipe... 5 5 a. Monomorfisme... 6 b. Dimorfisme... 10 6 a. Bangun daun segitiga... Pymatopterislaciniata b. Bangun daun lingkaran/ bulat... 7 7 a. Indusium tertutup... Agranomorpha sp. b. Indusium terbuka... 8 8 a. Letak sori tersusun disepanjang urat daun... Crypsinopsis enervis b. Letak sori diantara urat daun... 9 9 a. Bangun daun lanset... Microsorum sardwakense

b. Bangun daun oval... Cyclophorusnummuratifolius 10 a. Pangkal daun meruncing... Leptocilus sp.

(15)

4.6. Deskripsi Tumbuhan Paku Famili Aspleniaceae

Asplenium nidusL.

Herba, epifit dan teresterial, tinggi 40-100 cm; Akar kaku, hitam;

rhizomemelingkar, ditutupi sisik, hitam; Stipe 3-5 cm,berbentuk bulat, permukaan

berbulu halus, hitam; Enthal tunggal, monomorfisme, bangun memanjang, ujung meruncing, pangkal runcing, tulang menyirip, tekstur tipis seperti kertas, permukaan licin, hijau muda; Sorus dengan indusia, tersusun memanjang seperti garis di sepanjang urat enthal yang menyirip rapat, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat

Spesimen yang diperiksa : EM 62

Habitat : Teresterial dan Epifit, ditemukan pada ketinggian 1500 m dpl

Distribusi : Sumatera dan Malesiana (Filipina, Malaysia, Singapura dan Papua Nugini)

Gambar 4.4.Asplenium nidus a. Enthal, b. Sori

Asplenium normale D. Don.

(16)

Spesimen yang diperiksa : EM 23, EM 25

Habitat : Teresterial, ditemukan pada ketinggian 1600 mdpl Distribusi : Sumatera, Afrika Timur, Asia Tropis, Hawai, dan

Malaya

Gambar 4.5.Aspenium normale a. Habit, b. Enthal, c. Sori

Asplenium glaucophylumv.A.v.R

Herba, epifit, tinggi 12-22 cm;Akar kaku, hitam; Rhizome melingkar, permukaan ditutupi sisik, hitam; Stipe3-12 cm berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua; Enthal majemuk, menyirip ganda 2, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae tersusun berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi rata, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau tua; Sorus tanpa indusia, tersusun sejajar dengan urat daun yang menyirip ada permukaan bagian bawah enthal, putih

Spesimen yang diperiksa : EM 11

Habitat : Epifit dan ditemukan pada ketinggian 1600 mdpl Distribusi : Malaya, Borneo, Sumatra, dan Cochinichina

(17)

Famili Polypodiaceae

Pyrrosia angustata(Sw.) Ching.

Herba, epifit, tinggi 15-23cm; Akar kaku, hitam; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; Stipe4-10 cm berbentuk bulat, permukaan licin, hijau;

Enthal tunggal, monomorfisme, bangun memanjang, ujung runcing, pangkal

meruncing, tulang menyirip, tepi rata, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau tua; Sorus tanpa indusia, tersusun diantara urat daun pada permukaan enthal bagian bawah,berbentuk bulat, coklat.

Spesimen yang diperiksa : EM 31

Habitat : Epifit dan ditemukan pada ketinggian 1700 mdpl Distribusi : Malaysia sampai Polynesia

Gambar 4.7.Pyrrosia angustata a. Enthal, b. Sori

Pyrrosia floccigera (BL.) Ching.

Herba, epifit, tinggi 18-25 cm; Akar kaku, hitam; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi sisik, hitam; Enthal tunggal, monomorfisme, bangun memanjang, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi rata, tekstur tipis lunak menyerupai kertas, permukaan berbulu, bagian atas hijau, bagian bawah agak kekuninang ditutupi bulu-bulu halus hijau; Sorus dengan indusia, berbentuk bulat, tersusun pada bagian bawah enthal, orange.

Spesimen yang diperiksa : EM 8

(18)

Gambar 4.8. Pyrrosiafloccigera. a. Enthal, b. Sori

Dipteris conjugataReinw.

Herba, teresterial, tinggi 71-107 cm; Akar kaku, hitam; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; Stipe 52-98 cm,berbentuk bulat, permukaan licin, cokelat muda; Enthal tunggal, monoformisme, bangun bulat, ujung dan pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi berlekuk, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua; Sorus tanpa indusia, tersebar pada bagian bawah permukaan bawahenthal, berbentuk bulat, orange

Spesimen yang diperiksa : EM 14

Habitat : Teresterial dan ditemukan pada ketinggian 2000 2400 m dpl

Distribusi : Cina, Sumatra, dan Malaysia

Gambar 4.9.Dipteris conjugata a. Habit, b. Enthal, c. Sori

Agranomorpha sp.

Herba, epifit,tinggi 12-20 cm;Akar kaku, hitam; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; Stipe 1-3 cm, berbentuk bulat, permukaan licin, hijau;

(19)

pertulangan menjari, tepi rata, tekstur tips lunak, permukaan licin, hijau; Sorus dengan indusia, tersusun di dekat tulang daun, berbentuk bulat, kecokelatan hingga kemerahan.

Spesimen yang diperiksa : EM 51

Habitat : Epifit dan ditemukan pada ketinggian 2100 m dpl

Distribusi : Sumatera

Gambar 4.10. Agranomorpha sp. a. Enthal, b. Sori

Belvisia revulata(Bl.) Copel.

Herba, epifit, tinggi 11-28,5 cm; Akar kaku, hitam; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; Stipe 1-1,5 cmberbentuk bulat, permukaan licin, hitam; Enthal tunggal, monomorfisme, bangun memanjang, pangkal runcing, ujung meruncing, pertulangan daun menyirip, tepi rata, tekstur tipis cukup kaku, permukaan licin, hijau; Sorus tanpa indusia, tersusun memanjang dan menyempit pada ujung enthal, bentuk memanjang cokelat muda

Spesimen yangdiperiksa : EM 22

Habitat : Epifit dan ditemukan pada ketinggian 1600 m dpl Distribusi : Ceglon, Sumatra sampai Tahiti

(20)

Crypsinus wrayi (Baker.) Copel

Herba, epifit, tinggi 3-10 cm; Akar kaku, hitam; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; Stipe 1 cmberbentuk bulat, permukaan licin, hijau muda;

Enthal tunggal, monomorfisme, bangun memanjang, pangkal runcing, ujung

meruncing, pertulangan daun menyirip, tepi rata, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau; Sorus tanpa indusia, tersusun diantara urat enthal bentuk bulat, hijau keputihan sampai cokelat.

Spesimen yangdiperiksa : EM 10

Habitat : Epifit dan ditemukan pada ketinggia 1500 m dpl

Distribusi : Sumatra

Gambar 4.12. Crypsinus wrayi a.Enthal, b. Sori

Crypsinopsis enervis (Cav.) Pichi Serm

Herba, epifit, tinggi 24-32 cm; Akar kaku, cokelat; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi sisik cokelat; Stipe 12-17 cm, berbentuk bulat, permukaan licin, hijau kecoklatan; Enthal tunggal, monomorfisme, bangun memanjang, ujung dan pangkal meruncing, pertulangan daun menyirip, tepi rata, tekstur tipis tapi cukup lunak, permukaan licin, hijau muda; Sorus tanpa indusia, tersusun merata di sepanjang bagian bawah enthal, bentuk bulat, cokelat tua

Spesimen yangdiperiksa : EM 43

Habitat : Epifit dan ditemukan pada ketinggian 2000 m dpl

(21)

Gambar 4.13. Crypsinopsis enervis a. Enthal, b. Sori

Crypsinopsis stenophyllus(Bl.) Holt.

Herba, epifit, tinggi 6-20 cm; Akar kaku, cokelat; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi sisik, cokelat; Stipe3-3,5 cm, berbentuk bulat, permukaan licin, coklelat;

Enthal tunggal, monomorfisme, bangun memanjang, ujung runcing, pangkal

meruncing, pertulangan daun menyirip, tepi rata, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau tua; Sorus tanpa indusium, tersusun diantara urat enthal, bentuk bulat, cokelat muda.

Spesimen yang diperiksa : EM 46

Habitat : Epifit dan ditemukan pada ketinggian 2000 m dpl Distribusi : Sumatra dan Filipina

Gambar 4.14. Crypsinopsis stenophyllus a. Enthal, b. Sori

Cyclophorus nummuratifoliusC.Chr

Herba, epifit, tinggi 3-10cm; Akar kaku, hitam; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi sisik, hitam; Stipe 1-7 cm, berbentuk bulan, permukaan licin, hijau;

(22)

pertulangan menyirip, tepi rata, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau; Sorustanpa indusia, tersusun merata diantara urat enthal bagian bawah, bentuk

bulat, cokelat tua.

Spesimen yangdiperiksa : EM 40

Habitat : Epifit dan ditemukan pada ketinggian 1900 m dpl Distribusi : Malaya, Sumatera, Jawa

Gambar 4. 15.Cyclophorus nummuratifolius a. Habitat, b.Spora

Leptochilus axillaris(Cav.) Kauif.

Herba, epifit, tinggi 42-62 cm; Akar kaku, hitam; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi sisik, cokelat; Stipe 30-32 cm, bentuk bulat, permukaan licin, hijau tua;

Enthal tunggal, dimorfisme, bangun lanset, ujung dan pangkal runcing,

pertulangan menyirip, tepi rata, tekstur perkamen, permukaan licin, hijau; Sorus tanpa indisua, tersusun memanjang berkelompok pada daun tropofil, bentuk memanjang, cokelat tua.

Spesimen yangdiperiksa : EM 32

Habitat : Teresterial dan ditemukan pada ketinggian 1800 m dpl

(23)

Gambar 4. 16. Leptochilus axillarisa. Habit, b. Enthal c. Sori

Leptochilus sp.

Herba, epifit, tinggi 7,5- 10,5 cm; Akar kaku, hitam; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi sisik, hitam; Stipe 2,5-6 cm,bentuk bulat, licin, hijau; Enthal tunggal, dimorfisme, lanset, ujung tumpul, pangkal meruncing, pertulangan menyirip, tekstul berlobule, tekstur herbaceus, permukaan licin, hijau; Sorus tanpa indusia, pada ujung enthal tanpa lamina, bentuk berkelompok, hitam kecokelatan.

Spesimen yangdiperiksa : EM 52

Habitat : Epifit dan ditemukan pada ketinggia 2100 m dpl Distribusi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara,

Maluku dan Papua Nugini

Gambar 417. Leptochilus sp. a. Enthal, b. Sori

Pymatopteris laciniata (Prest) Pichi Serm.

(24)

ujung bulat, panggkal runcing, pertulangan menyirip, tepi rata, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau; Sorus dengan indusia, tersusun diantara pertulangan enthal, pada permukaan enthal bagian bawah, bentuk bulat, cokelat.

Spesimen yangdiperiksa : EM 33, EM 37

Habitat : Epifit dan ditemukan pada ketinggian 1800 m dpl Distribusi : Malesia, dan Malaya

Gambar 4.18. Pymatopteris laciniata a. Enthal b. Sori

Pymatopteris triloba(Holtt.) Pichi.

Herba, epifit, tinggi 36-65,5 cm; Akar kaku, hitam; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; Stipe 25- 34 cm,bentuk bulat, permukaan licin, hijaun tua; Enthal tunggal, dimorfisme bangun bulat, ujung dan pangkal bulat, pertulangan menyirip, tepi rata, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau tua; Sorus dengan indusia, tersusun pada pinggir daun, bagian bawah enthal bentuk bulat, cokelat

Spesimen yangdiperiksa : EM 70

(25)

Gamba 4.19. Pymatopteris trilobaa. Enthal, b. Sori

Picnoloma metacoelum(v.A.v.R.) C.Chr

Herba, epifit, tinggi 4,3-6,5 cm; Akar kaku, hitam; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi sisik, hitam; Stipe 2-4 cm, bentuk bulat, permukaan licin, hijau kecokelatan; Enthal tunggal, dimorfisme, bangun oval, ujung membulat, pangkal runcing, pertulangan menyirip, tepi rata, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau tua; Sorus tanpa indusia, tersusun berkelompok pada bagian daun tropofil, bentuk bulat, hijau muda.

Spesimen yangdiperiksa : EM 39

Habitat : Epifit dan ditemukan pada ketinggian 1900 m dpl Distribusi : Borneo dan Malaya

Gambar 4.20. Picnoloma metacoelum a. Enthal, b. Sori

Phymatodes nigrescens(BL.) J.Sm

(26)

bulat, pangkal tumpul, pertulangan menyirip, tepi rata, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau; Sorus tanpa indusia, diantara pertulangan enthal, pada permukaan bagian bawah, bentuk bulat, cokelat.

Spesimen yang diperiksa : EM 35

Habitat : Epifit dan ditemukan pada ketinggian 1800 m dpl

Distribusi : Sumatera

Gambar 4.21.Phymatodes nigrescens a. Enthal, b.Sori

Microsorum sardwakense(Baker.) Holtt.

Herba, epifit, tinggi 33-41 cm; Akar kaku, cokelat; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi sisik, hitam; Stipe 17-23 cm, berbentuk bulat, ermukaan licin, hijau; Enthal tunggal, monomorfisme, ujung dan pangkal runcing, pertulangan menyirip, tepi rata, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau tua; Sorus tanpa indusia, tersusun diantara pertulangan daun, membentuk dua baris sorus pada permukaan bagian bawah enthal , berbentuk bulat, cokelat.

Spesimen yangdiperiksa : EM 41

Habitat : Epifit dan ditemukan pada ketinggian 1900 m dpl Distribusi : India Utara, Cina Utara, Sumatera, Filipina.

(27)

Microsorum sp.

Herba, epifit,tinggi 21-32 cm; Akar kaku, cokelat; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi sisik, hijau kekuningan; Stipe 17-24,5 cm, berbentuk bulat, permukaan licin, hijau; Enthal tunggal, dimorfisme, bangun memanjang, ujung dan pangkal runcing, pertulangan menyirip, tepi rata, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau tua; Sorus tanpa indusium, tersusun diantara urat daun, pada bagian bawah daun, berbentuk bulat, cokelat muda.

Spesimen yangdiperiksa : EM 38

Habitat : Epifit dan ditemukan pada ketinggian1800 mdpl Distribusi : Sumatera, Malaya, Filipina.

Gambar 4.23.Microsorum sp. a.Enthal, b.Sori.

Scleroglosum pusillum (BL.) v.A.v.R

Herba, epifit, tinggi 14-20 cm; Akar kaku, hitam; Rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, hitam, tanpa stipe;Enthal runggal, monomorfisme, bangun memanjang, yjung dan pangkal tumpul, pertulangan menyirip, tepi rata, tekstur permkamen, permukaan licin, hijau muda; Sorus tanpa indusia, tersusun pada pinggir daun, pada bagian bawah daun, bentuk berkelompok, cokelat kekuningan

Spesimen yangdiperiksa : EM 49

(28)

Gambar 4.24. Scleroglosum pusilluma. Habit, b. Sori

Athryaceae

Diplazium sorgonense (L.) Copel.

Herba, teresterial, tinggi 49-74 cm; Akar kaku, hitam; Rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, hitam; Stipe 29-37 cm,berbentuk bulat, permukaan licin, hijau; Enthal majemuk, berseling, monomorfise, bangun segitiga, tersusun berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi bergerigi, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau; Sorus dengan indusia, tersusun menyirip seperti garis memanjang di dekat urat enthal, pada bagian bawah permukaan daun, berbentuk memanjang, putih dan berwarna coklat ketika matang.

Spesimen yangdiperiksa : EM 01

Habitat : Teresterial dan ditemukan pada ketinggiam 1500 m dpl

Distribusi : Sumatra, Filipina dan Papua Nugini

Gambar 4.25. Diplazium sorgonense a. Habit, b. Sori

(29)

Herba, teresterial, tinggi 43,5- 69cm; Akar kaku, hitam; Rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, hitam; Stipe 22-31 cm,berbentuk bulat, permukaan licin, hitam; Enthal majemuk, berseling gasal, bangun segitiga, tersusun berhadapan, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi rata, tekstus tipis tapi cukup lunak, permukaan licin, hijau muda; Sorus dengan indusia tipis, tersusun disepanjang urat daun seperti garis memanjang, pada permukaan enthal bagian bawah berbentuk silindris, cokelat.

Spesimen yangdiperiksa :EM 03, EM 04

Habitat : Teresterial dan ditemukan pada ketinggian 1500 m dpl

Distribusi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, Papua Nugini

Gambar 4.26. Diplazium bantamense a. Habit, b.Enthal, c. Sori

Sphenomeris chusana (L.) Copel

Herba, teresterial, tinggi 40-73 cm; Akar kaku, hitam; Rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, hitam; stipe20-33 cm, berbentuk bulat, permukaan licin, hijau; Enthal majemuk, menyirip ganda dua, monomorfisme, bangun segitiga, tersusun berseling, ujung meruncing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi rata, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau, Sorus dengan indusia, terletak pada bagian tepi enthal yang berlekuk , pada permukaan enthal bagian atas, berbentuk bulat, cokelat.

Spesimen yang diperiksa : EM 05

Habitat : Teresterial dan ditemukan pada ketinggian 1500 m dpl

(30)

Gambar 4.27. Sphenomeris chusana a. Enthal, b. Sori

Diplazium dilatatum BL.

Herba, teresterial, tinggi 98-140 cm; Akar kaku, cokelat; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi sisik, cokelat; Stipe35-51 cm, berbentuk bulat, permukaan licin, hitam; Enthal majemuk, berhadapan ganda, bentk lanset, tersusun berhadapat, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi rata. Tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau, sorus dengan indusia, tersusun diantara pertulangan daun yang menyirip, berbentuk memanjang, pada permukaan enthal bagian bawah.

Spesimen yangdiperiksa : EM 73

Habitat : Teresterialdan ditemukan pada ketinggian 1500 m dpl

Distribusi : Kawasan Malaya, dan Jawa

Gambar 4.28. Diplazium dilatatuma. Enthal, b.Sori

Diplazium pallidium Bl.

(31)

licin, hijau kekuningan ; Enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun delta, tersusun berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi bergerigi, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau tua; Sorus dengan indusia tipis , tersusun menyirip seperti garis disepanjang urat enthal dengan bentuk memanjang, pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat

Spesimen yangdiperiksa : EM 67

Habitat : Teresterialdan ditemukan pada ketinggian 1500 m dplDistribusi : Sumatera, Jawa

Gambar 4.29. Diplazium pallidium. a. Enthal, b.Sori

Diplazium sp.

Herba, teresterial, tinggi 35-60 cm;Akar kaku, hitam; Rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, hitam, Stipe 17-25 cm, berbentuk bulat, permukaan licin, hitam; Enthal majemuk berseling gasal, monomorfisme, bangun delta, tersusun berseling, ujug runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi bergerigi, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua; Sorus dengan indusia, tersusun seperti garis disepanjang urat enthal yang menyirip pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat.

Spesimen yang diperiksa : EM 71

Habitat : Teresterialdan ditemukan pada ketinggian 1500 m dpl

(32)

Gambar 4.30. Diplazium sp. a. Enthal, b. Sori

Gleicheniaceae

Gleichenia curraniiCopel.

Herba, teresterial, tinggi 20-62cm; Akar kaku, hitam; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; Stipe 11-37 cm,berbentuk bulat, permukaan licin, cokelat tua; Enthal majemuk, menyirip bercabang, bangun memanjang, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi berlekuk, tekstur perkamen, permukaan licin, hijau tua; Sorus tanpa indusia, berbentuk bulat, terletak pada urat pinnule, putih kehijauan.

Spesimen yangdiperiksa : EM 19, EM 34, EM 54, EM 58

Habitat : Teresterialdan ditemukan pada ketinggian 1600 2100 mdpl

Distribusi : Kawasan Tropis dan Kawasan Sub-Tropis dan malesia

(33)

Gleichenia vulcanicaBL.

Herba, teresterial, tinggi 56-67 cm; Akar kaku cokelat; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi sisik, cokelat, Stipe 7,5-12cm, berbentuk bulat, permukaan kasar, cokelat kekuningan; Enthal majemuk, menyirip bercabang, bangun memanjang, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi berlekuk, tekstur perkamen, permukaan kasar, hijau kekuningan, Sorus dengan indusia, tersusun dipinggir daun yang berlekuk, pada permukaan enthal bagian bawah, berbentuk bulat, kecokelatan.

Spesimen yangdiperiksa : EM 60

Habitat : Teresterialdan ditemukan pada ketinggian 2100 Mdpl

Distribusi : Sumatera

Gambar 4.32. Gleichenia vulcanicaa. Enthal, b. Sori

Oleandraceae

Oleandra udulate (Sw.) C.Chr.

Herba, teresterial, tinggi 54-61 cm; Akar kaku, cokelat; Rhizome menjalar,permukaan ditutupi sisik, cokelat; Stipe 20-26 cm, berbentuk bulat, permukaan ditutupi sisik, cokelat; Enthal majemuk, monomorfisme, bangun lanset, ujung meruncing, pangkal runcing, tulang menyirip, tepi rata, tekstur seperti kertas, permukaan licin, hijau tua.

(34)

dpl

Distribusi : Burma, Cina Utara, Kedah Peak

Gambar 4.33. Oleandra udulate a dan b. Enthal

Oleandra pistilaris (Sw.) C.Chr.

Herba, epifit, tinggi 33-37 cm; Akar kaku, cokelat, Rhizome menjalar, permukaan ditutupi sisik, cokelat; Stipe 1-3 cm, berbentuk bulat, permukaan berbulu, cokelat; Enthal tunggal, monomorfisme, bangun memanjang, ujung meruncing, pangkal runcing, tulang menyirip, tepi rata, tekstur seperti kertas, permukaan lici, hijau muda; Sorus dengan indusia, terletak diantara urat enthal¸ pada permukaan enthalbagian bawak, berbentuk bulat, cokelat.

Spesimen yangdiperiksa : EM 65

Habitat : Epifitdan ditemukan pada ketinggian 1500 m dpl Distribusi : Penisular, dan Jawa

Gambar 4.34. Oleandra pistilarisa. Ental, b. Sori

Aspidiaceae

(35)

Herba, teresterial, tinggi 66-80 cm; Akar kaku, hitam; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; Stipe 20-41 cm, berbentuk bulat, licin, hitam kecokelatan; Enthal majemuk, lanset/berseling, minomorfisme, tersusun berseling atau berhadapan, ujuung meruncing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi bergerigi, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau; Sorus tanpa indusia, tersusun disepanjang annule daun,membentuk sori dua baris, pada permukaan enthal bagian bawah, berbentuk bulat, cokelat muda.

Spesimen yangdiperiksa : EM 15

Habitat : Teresterialdan ditemukan pada ketinggian1600 m dpl

Distribusi : Indo-Cina, Burma, Malaya

Gambar 4.35. Driopteris integrilobaa. Habit, b. Sori

Arachniodes hasseltii(BL.) Ching.

Herba, teresterial,tinggi 59-86 cm;Akar kaku, hitam; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi sisik, hitam; Stipe 25-40 cm,berbentuk bulat, permukaan berbulu, cokelat kehitaman; Enthal mejemuk, menyirip ganda, monomorfisme, bangun delta, tersusun berseling, ujung dan pangkal runcing, tulang menyirip, tepi bergerigi, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau muda; Sorus dengan indusia, tersusun pada pinggir daun yang berlekuk, pada permukaan enthal bagian bawah, berbentuk bulat, hijau muda sampai cokelat.

Spesimen yangdiperiksa : EM 69

Habitat : Teresterialdan ditemukan pada ketinggian 1500 m dpl

(36)

Gambar 4.36. Arachniodes hasseltii a.Habit, b. Enthal, c.Sori

Grammatidaceae

Ctenopteris brevivenosa(v.A.v.R) Holt.

Herba, epifit, tinggi 7-17 cm; Akar rambut, hitam; Rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, hitam; Enthal mejemuk berseling gasal, monomorfisme, tersusun berseling, ujung dan pangkal meruncing, tulang menyirip, tepi rata, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau muda; Sorus tersusun diantara urat enthal, pada permukaan enthal bagian bawah, berbentuk bulat, cokelat.

Spesimen yangdiperiksa : EM 36

Habitat : Epifitdan ditemukan pada ketinggian1800 m dpl Distribusi : Sumatra, Malaya, dan Borneo

Gambar 4.37.Ctenopteris brevivenosa a. Enthal, b. Sori

(37)

Herba, epifit, tinggi 10-12 cm; tinggi; Akar kaku, cokelat; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; Enthal tunggal, monomorfisme, bangun lanset, ujung dan pangkal runcing, tulang menyirip, tepi rata, tekstur herbaceus, permukaan licin, hijau muda; Sorus dengan indusia, tersusun diantara urat enthal, pada permukaan enthal bagian bawah, berbentuk bulat, cokelat.

Spesimen yangdiperiksa : EM 47

Habitat : Epifitdan ditemukan pada ketinggian 2000 m dpl Distribusi : Sumatera, Malaya, Jawa

Gambar 4.38. Grammitis histellaa. Enthal¸ b. Sori

Cyatheaceae

Cyathea bornensisCopel.

Pohon, teresterial, tinggi 1-3 meter; Akar kaku, hitam; Rhizome atau batang tegak, permukaan ditutupi duri, cokelat tua; Stipe 80 cm-1 meter, berbentuk bulat, permukaan ditutupi sisik pada pangkal, cokelat tua; Enthal majemuk, menyirip ganda dua, monomorfisme, bangun delta, pinnule tersusun berseling,ujung runcing, pangkal rata, tulang menyirip, tepi rata, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau tua; Sorus tanpa indusia, berbentuk bulat, pada urat annule, pada permukaan bagian bawag pinnule, cokelat tua.

Spesimen yang diperiksa : EM 68

(38)

Gambar 4.39. Cyathea bornensis a. Enthal, b. Sori

Cyathea hymenoidesMett.

Pohon, teresterial,tinggi 1-5 meter;Akar kaku, hitam; Rhizome tegak, permukaan licin, cokelat tua; Stipe 50-80 cm, berbentuk bulat, permukaan sisik pada pangkal, hiitam kecokelatan, Enthal majemuk, menyirip ganda, monomorfisme, bangun delta, susunan pinnae berseling, ujung runcing, pangkal rata, tulang menyirip, tepi berlekuk, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau tua; Sorus tanpa indusia, tersusun pada pangkal urat annule, pada permukaan enthal bagian bawah,membentuk dua baris sorus, berbentuk bulat, cokelat tua.

Spesimen yangdiperiksa : EM 66

Habitat : Teresterialdan ditemukan pada ketinggian 15000 m dpl

Distribusi : Sumatera, Malaya

Gambar 4.40. Cyathea hymenoidesa. Enthal, b. Sori

(39)

Pohon, teresterial, tinggi 0,7-1 meter;Akar kaku, hitam; Rhizome tegak, permukaan ditutupi rambut, cokelat; Stipe 45-90 cm,berbentuk bulat, permukaan ditutupi bulu, hitam; Enthal majemuk, menyirip ganda, bangun delta, pinnae tersusun berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi bergerigi, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau, Sorus dengan indusia, tersusun dianatara pertulangan enthal, pada permukaan enthal bagian bawah, berbentuk bulat, cokelat.

Spesimen yang diperiksa : EM 72

Habitat : Teresterialdan ditemukan pada ketinggian 1500 m dpl

Distribusi : Malaysia, dan Cina Utara

Gambar 4.41. Cyathea glabra a. Enthal, b. Sori

Nephrolepidaceae

Nephrolpis biserrata(Sw.) Schott.

Herba, teresterial, tinggi 31-55 cm; Akar kaku, hita, Rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, hitam; Stipe 8,5-18 cm, berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua sampai hitam; Enthal majemuk menyirip gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae tersusun berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi bergerigi, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau tua, Sorus dengan indusia, tersusun di ujung enthal, dengan bentuk bulat, pada permukaan enthal bagian bawah, hijau keputihan.

Spesimen yang diperiksa : EM 17

(40)

Distribusi : Malaya

Gambar 4.42. Nephrolpis biserrata a. Enthal, b. Sori

Nephrolepis davaalloides(Sw.) Kunze.

Herba, teresterial,tinggi 37-71 cm; Akar kaku, cokelat; Rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, cokelat; Stipe 25-38 cm, berbentuk bulat, permukaan licin, hitam; Enthal majemuk, menyirip gasal,monomorfisme, bangun delta, pinnae berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi bagian bawah rata, bagian atas bergerigi, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau muda; Sorus tanpa indusia, tersusun disepanjang pinggir daun , pada permukaan enthal bagian bawah, berbentuk bulat, hijau kekuningan.

Spesimen yangdiperiksa : EM 63

Habitat : Teresterialdan ditemukan pada ketinggian 1500 m dpl

Distribusi : Malaya, Celebes, dan Borneo

Gambar 4.43. Nephrolepis davaalloides a.Enthal, b. Sori

(41)

Herba, teresterial, tinggi 50-58 cm; Akar kaku, cokelat; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, cokelat, Stipe 15-20cm,berbentuk bulat, permukaan berbulu, hitam kecokelatan; Enthal majemuk gasal, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae berseling, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau muda; Sorus dengan indusia tipis, tersusun pada pinggir daun yang berlekuk, pada permukaan enthal bawah berbentuk bulat, cokelat kekuningan.

Spesimen yangdiperiksa : EM 28

Habitat : Teresterialdan ditemukan pada ketinggian 1700 m dpl

Distribusi : Malaysia, Malaya, Borneo, Papua Nugini

Gambar 4.44. Nephrolepis dicksoniodesa. Enthal, b. Sori

Thelypteridaceae

Christella dentata(Forsk.) Brownsey.

Herba, teresterial, tinggi 29-42 cm;Akar kaku, hitam; Rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, hitam; Stipe 14-27cm, berbentuk bulat, permukaan ditutupi bulu-bulu halus, hijau; Enthal majemuk, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi bergerigi, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan ditutupi bulu-bulu halus, hijau tua; Sorus dengan indusia, tersusun disepanjang annule enthal, pada permukaan enthal bagian bawah, berbentu bulat, putih.

Spesimen yangdiperiksa : EM 16, EM 57

(42)

Gambar 4.45.Christella dentataa. Habit, b. Sori

Thelypteris noveboracensis

Herba, teresterial, tinggi 65-95,5 cm;Akar kaku, hitam, Rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, hitam; Stipe37-62,5 cm, berbentuk bulat, permukaan licin, hijau; Enthal majemuk, menyirip gasal, monomorfisme, bangun delta, pinnae berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau; Sorus tanpa, indusia, tersusun disepanjang urat enthal, berbentuk bulat, cokelat kehitaman.

Spesimen yangdiperiksa : EM 26, EM 44

Habitat : Teresterialdan ditemukan pada ketinggian 1700- 2000 m dpl

Distribusi : Sumatra, Malaya dan Borneo

Gambar 4.46. Thelypteris noveboracensis a. Habit, b. Enthal, c. Sori

Thelypterissp.

(43)

licin, hitam; Enthal majemuk, berseling ganda, monomorfisme, bangun segitiga, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi rata, tekstur tipis lunak, permukaan atas ditutupi bulu tipis, hijau tua; SSorus tanpa dengan indusia, tersusun diantara urat enthal, pada permukaan enthal bagian bawah, berbentuk bulat, kuning kecokelatan.

Spesimen yangdiperiksa : EM 26, EM 48, EM 74

Habitat : Teresterialdan ditemukan pada ketinggian 1500- 2100 m dpl

Distribusi : Sumatera, Malaya, Jawa

Gambar 4.47. Thelypteris sp. a. Enthal, b. Sori

Davalliaceae

Davallia divaricataBL.

Herba, teresterial, tinggi 23-32 cm; Akar kaku, cokelat; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi sisik, cokelat; Stipe7-9,5 cm, berbentuk bulat, permukaan licin, hijau; Enthal majemuk menyirip ganda (2), dimorfisme, bangun delta, pinnae berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi rata, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua, Sorus dengan indusia, tersusun pada tepi pinnule yang berlekuk, berbentuk bulat, cokelat.

Spesimen yangdiperiksa : EM 24

Habitat : Teresterial dan ditemukan pada ketinggian 1600 m dpl

(44)

Gambar 4.48. Davallia divaricata a. Enthal, b. Sori

Blechnaceae

Blechnum capense(L.) Schitdl.

Herba, teresterial, tinggi 61-76 cm;Akar kaku, cokelat; Rhizome melingkar, permukaan ditutupi rambut, cokelat; Stipe 15-30 cm,berbentuk bulat, permukaan licin, hitam kecokelatan, Enthal majemuk menyirip gasal, dimorfisme, bangun delta, pinnae berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi bergerigi, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua; Sorus dengan indusia, tersusun memanjang membentuk dua baris sorus pada permukaan enthal bagian bawah, cokelat tua.

Spesimen yangdiperiksa : EM 50, EM 53

Habitat : Teresterialdan ditemukan pada ketinggian 1900- 2100 m dpl

Distribusi : Malesia, Sumatera Utara

Gambar 4.49. Blechnum capensea. Enthal, b. Sori

(45)

Pteris asperulaWall. Ex. Agardh.

Herba, teresrerial,tinggi 56-121 cm;Akar kaku, hitam; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, cokelat; Stipe37-55 cm, berbentuk bulat, permukaan, licin, kaku; Enthal majemuk, berseling gasal, monomorfisme, bangun delta, pinnae berseling, ujung dan pangkal runcing, tulang menyirip, tepi rata, tekstur tipis tapi cukup kaku, permukaan licin, hijau tua; Sorus dengan indusia tipis, tersusun sejajar pada pinggir daun, berbentuk bulat, cokelat.

Spesimen yangdiperiksa : EM 07, EM 21

Habitat : Teresterialdan ditemukan pada ketinggian 1500- 1700 m dpl

Distribusi : Cina, Singapura, dan Malaya

Gambar 4.50. Pteris asperulaa. Enthal, b. Sori

Selaginellaceae

Selaginella wildenowii(desv. ex Poir.) Baker

Herba, teresterial, 33-41 cm; Akar kaku, cokelat, tua; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, cokelat; Stipe 3-15 cm, berbentuk bulat, permukaan ditutupi daun kecil yang rapat, hijau tua, Enthal majemuk menyirip gasal, monomorfisme, bangun delta, pinnae berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi bergerigi kasar, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau tua; Sorus terletak pada ujung enthal berbentuk kerucut, meyerupai strobilus, putih kekuningan.

Spesimen yangdiperiksa : EM 02, EM 09

Habitat : Teresterialdan ditemukan pada ketinggian 1500- 1600 m dpl

(46)

Malaysia, dan Cina

Gambar 4.51. Selaginella wildenowii a. Habit, b. Enthal, c. Sori

Lycopodiaceae

Lycopodiella cernua(L.) Pic Serm.

Herba, teresterial, tinggi 125 cm; Akar tunggang, cokelat; Stipe80 cm, berbentuk bulat, permukaan ditumbuhan daun-daun kecil, hijau kekuningan; Enthal majemuk, monomorfisme, bangun delta, pinnae berkarang, ujung runcing, pangkal bulat,tulang menyirip, tepi rata, tekstur lunak, permukaan licin, hijau kekuningan; Sorus tanpa indusia, terletal pada ijung enthal, berupa strobilus, hijau kekuningan.

Spesimen yangdiperiksa : EM 61

Habitat : Teresterialdan ditemukan pada ketinggian 2400 m dpl

Distribusi : Asia, Jepang, Selandia Baru

(47)

Huperziaceae

Huperzia phlegmaria(L.) Rohtm.

Herba, epifit, tinggi 17-35cm; Akar serabut, hitam; Stipe berbentuk bulat, permukaan licin, hitam kecokelatan, Enthal, majemuk, monomorfisme, bangun delta, pinnae berhadapan, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang menyirip, tepi rata, tekstur seperti kertas, permukaan licin, hijau; Sorus tanpa indusia, terletak pada ujung enthal, berbentuk bulat berupa bulir, menyerupai biji, hijau kecokelatan.

Spesimen yangdiperiksa : EM 20

Habitat : Epifitdan ditemukan pada ketinggian 1600 m dpl Distribusi : Afrika, Madagaskar, India, Sri langka, Asia

tenggara, Taiwan, Jepang, Australia

Gambar 4.53. Huperzia phlegmariaa. Enthal, b. Sori

Hiperziasp.

Herba, epifit, tinggi 5-31 cm;Akar serabut, hitam; Stipe berbentuk bulat, permukaan ditutupi daun-daun kecil, hijau; Enthal majemuk, monomorfisme, bangun delta, pinnae berseling, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang meyirip, tepi rata, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau tua.

Spesimen yang diperiksa : EM 13

(48)

Gambar 4.54. Huperziasp. a dan b. Enthal

Vittariaceae

Vittaria ensiformis Sw.

Herba, Epifit, tinggi 28-67 cm;Akar kaku, hitam; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, cokelat; Enthal tunggal, monomorfisme, bangun memanjang, ujung dan pangkal runcing, tulang menyirip, tepi rata, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau tua; Sorus tanpa indusia, tersusun disepanjang pinggir enthal, berbentuk memanjang, cokelat muda.

Spesimen yangdiperiksa : EM 12, EM 75

Habitat : Teresterialdan ditemukan pada ketinggian 1500 m dpl

Distribusi : Malaya, Sumatara Utara

(49)

Lindsaeaceae

Lindsaea rigidaJ.Sm.

Herba, epifit, 47-52 cm; Akar kaku, hitam; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, rambut; Stipe 14-21 cm,berbentuk bulat, permukaan licin, hijau;

Enthal majemuk, domorfisme, bangun segitiga, pinnae lanset/ berhadapan, ujung

dan pangkal runcing, tulang menyirip, tepi bergerigi, tekstur herbaceus, permukaaan licin, Sorus dengan indusia, terletak pada ujung daun, berbentuk lonjong, cokelat.

Spesimen yangdiperiksa : EM 42

Habitat : Epifitdan ditemukan pada ketinggian 2000 m dpl Distribusi : Borneo, Jawa, Malaya, Maluku, Papua Nugini,

Filipina, Sulawesi, Sumatra

Gambar 4.56. Lindsaea rigida. a. Enthal, b. Sori

Hypolepidaceae

Pteridium aquilinum(L.) Kuhn.

Herba, teresterial, tinggi 3-5 m;Akar kaku, hitam; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi rambut, hitam; Stipe2,5-4,7 m, berbentuk bulat, permukaan licin, hitam kecokelatan, Enthal majemuk, berseling ganda, monomorfisme, bangun segitiga, pinnae lanset/berseling, ujung runcing, pangkal rata, tulang menyirip, tepi bergerigi, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau keputihan, Sorus dengan indusia, tersusun disepanjang annule daun, membentuk dua barisan sori, pada permukaan enthal bagian bawah, berbentuk bulat, orange.

Spesimen yangdiperiksa : EM 55

(50)

dpl

Distribusi : Cina, Singapura, Malaya

Gambar 4.57. Pteridium aquilinum a. Enthal, b. Sori

Lomariopsidaceae

Elaphoglossum robinsoniiHolt.

Herba, epifit, tinggi 32,5-51 cm; Akar kaku, cokelat; Rhizome menjalar, permukaan ditutupi sisik, cokelat; Stipe 15-21 cm,berbentuk bulat, permukaan licin, hijau tua; Enthal tunggal, monomorfisme, bangun memanjang, ujung dan pangkal runcing, tulang menyirip, tepi rata, tekstur tipis lunak, permukaan licin, hijau tua; Sorus tanpa indusia, tersusun meyebar pada permukaan daun bagian bawah, berbentuk bulat, kuning kecokelatan.

Spesimen yangdiperiksa : EM 29

Habitat : Epifitdan ditemukan pada ketinggian 1700 m dpl Distribusi : Jawa, Borneo, Malaya, Sumatra

(51)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang inventarisasi tumbuhan paku di kawasan hutan gunung Sibuatan Kecamatan Merek Kabupaten Karo, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Ditemukan 56 jenis tumbuhan paku yang termasuuk dalam 2 kelas dan 20 suku.

b. Suku Polypodiaceae merupakan suku yang terbanyak ditemukan yaitu 18 jenis.

c. Jenis-jenis tumbuhan paku yang ditemukan hidup diberbagai habitat yaitu 28 jenis teresterial, 26 jenis epifit, 2 jenis epifit dan teresterial.

5.2 Saran

Gambar

Tabel 4.1 Jenis-Jenis Tumbuhan Paku di Kawasan Hutan Gunung Sibuatan
Gambar 4.2 Tipe Daun (a) Pinnatus;(b) Bipinnatus; (c,d)Tunggal
Gambar 4.3Tipe susunan sori,(a) sori pada tepi daun yang berlekuk; (b) sori yang
Gambar 4.7.Pyrrosia angustata a. Enthal, b. Sori
+7

Referensi

Dokumen terkait

Habit: herba. Batang: panjang 1-0-20 cm, arah tumbuh menggantung, bentuk bulat, permukaan memperlihatkan bekas-bekas daun, hijau kemerahan. Daun: panjang 0,7 cm, lebar 0,4

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini deng

Kelompok pertama terdiri dari 4 jenis (Diplazium dilatatum, Diplazium kunstleri, Diplazium pallidum dan Diplazium simplicivenium) dengan kisaran kemiripan morfologi

jenis tumbuhan paku di kawasan hutan Gunung Sinabung jalur pendakian. Sigarang-garang Kabupaten Karo

Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, yaitu tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian utama yaitu akar,

Keanekaragaman dan Pola Distribusi Tumbuhan paku di Hutan Wisata Alam Taman Eden Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara.. Universitas

Pengukuran faktor fisik lingkungan Pencatatan data. Pengkoleksian spesimen

Gunung Sibuatan adalah 16 jenis, dimana dengan jenis tumbuhan obat yang men- dominasi adalah jenis Calamus diepen- horstii Miq dan yang paling sedikit adalah jenis