• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi Wirausahawan Dan Karakteristik Wirausahawan Terhadap Produktivitas Usaha Pemuda Di Kota Medan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Motivasi Wirausahawan Dan Karakteristik Wirausahawan Terhadap Produktivitas Usaha Pemuda Di Kota Medan Chapter III V"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian tersebut akan dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis mengambil lokasi di Kota Medan.

3.2Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain eksplanatoris, yaitu Survey Research dan Causal Research, menjelaskan tentang fenomena-fenomena pada objek penelitian. 1. Survey Research

Penelitian survei termasuk kedalam penelitian yang bersifat kuantitatif untuk penelitian prilaku suatu individu atau kelompok. Pada umunnya penelitian survei menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil data.

Penelitian survei adalah penelitian mengumpulkan data dengan meminta tanggapan responden, baik langsung maupun tidak lansung. Metode surveinya sangat bergantung pada kemauan, kejujuran dan kondisi responden. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat bantu berupa kuesioner (Suliyanto, 2006) 2. Casual Research

Hubungan antara dua variabel yang saling mempengaruhi atau memperkuat satu sama lain. Pada suatu ketika variabel A dapat mempengaruhi B, tetapi pada saat yang lain B dapat mempengaruhi Y. (Erlina, 2011).

(2)

3.3Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Husein, (2005: 41) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapakan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah wirausahawan pemuda berusia 16-30 tahun yang ada dibawah naungan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Medan, yang bergerak dibidang produksi berjumlah 40 UMKM produksi yang dikelola oleh pemuda.

2. Sampel

Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini seluruh wirausahawan pemuda berjenis UMKM produksi yang ada dibawah naungan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Medan, yaitu berjumlah 40 wirausahawan. Sistem pengambilan sampel dilakukan dengan stratifikasi random sampling atau celas tersampling, maksudnya adalah penentuan sampel berdasarkan jenis usia, yang dalam hal ini adalah rata-rata usia 16-30 tahun.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan tesis ini maka, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

(3)

2. Kuisioner, yaitu mengumpulkan data dengan menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap objek yang diteliti, objek dalam penelitian ini adalah wirausahawan pemuda berjenis usaha produksi yang berada di Kota Medan. 3. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung melalui cara tanya jawab yang dilakukan terhadap objek yang diteliti, objek dalam penelitian ini adalah wirausahawan pemuda berjenis usaha produksi yang berada di Kota Medan.

3.5 Jenis dan Sumber Data

3.5.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatoris. Menurut sugiyono (2006), penelitian eksplanatoris adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Hubungan antara variabel yang diteliti adalah hubungan kausal atau hubungan sebab akibat antara pengaruh motivasi wirausahawan dan karakteristik wirausahawan terhadap produktivitas.

3.5.2 Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi:

1. Data primer, yang diperoleh melalui serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada responden baik yang berbentuk kuisioner maupun wawancara.

(4)

yang bersumber dari literatur dan dokumen-dokumen atau tulisan-tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini (Erlina, 2011).

3.6 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam judul tesis. Sesuai dengan judul penelitian, yaitu: “Pengaruh motivasi wirausahawan dan karakteristik wirausahawan terhadap produktivitas usaha pemuda di Kota Medan” maka definisi operasional yang perlu dijelaskan pada Tabel 3.1, yaitu :

Tabel 3.1 : Operasionalisasi Variabel Variabel Penelitian

No Variabel Definisi Dimensi Indikator

1 Motivasi - Pengakuan dari orang lain - Peluang untuk -Kritis, tidak begitu saja

(5)

Kepemimpinan 3 Produktivitas Produktivitas adalah

ukuran ringkasan dari

-Hasil proses produksi -Bahan baku

1. Motivasi wirausahawan adalah keseluruhan daya penggerak atau tenaga pendorong baik yang berasal dari dalam (intrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik) yang menimbulkan adanya keinginan untuk melakukan suatu usaha. Daya penggerak atau tenaga pendorong tersebut terdapat dalam usaha itu sendiri dan yang berada di sekitar pelaksanaan usaha.

2. Karakteristik wirausahawan adalah berbagai aspek kepribadian seperti jiwa, watak, sikap, dan perilaku wirausahawan, yaitu : percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, berani mengambil risiko, kepemimpinan, keorisinalitasan, dan beorientasi pada masa depan.

(6)

3.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

3.7.1 Uji Validitas

Suryabrata (2000) menyatakan bahwa validitas tes pada dasarnya menunjuk kepada derajat fungsi pengukurnya suatu tes, atau derajat kecermatan ukurnya sesuatu tes. Validitas suatu tes mempermasalahkan apakah tes tersebut benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Maksudnya adalah seberapa jauh suatu tes mampu mengungkapkan dengan tepat ciri atau keadaan yang sesungguhnya dari obyek ukur, akan tergantung dari tingkat validitas tes yang bersangkutan.

Sudjana (2004) menyatakan bahwa validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Konsep validitas tes dapat dibedakan atas tiga macam yaitu validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct validity), dan validitas empiris atau validitas kriteria.

Validitas isi menunjukkan sejauhmana pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu tes atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional perilaku sampel yang dikenai tes tersebut. Artinva tes itu valid apabila butir-butir tes itu mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang diujikan atau yang seharusnya dikuasai secara proporsional.

3.7.2 Uji Reliabilitas

(7)

Konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas alat ukur berkaitan erat dengan masalah kekeliruan pengukuran. Kekeliruan pengukuran sendiri menunjukkan sejauh mana inkonsistensi hasil pengukuran terjadi apabila dilakukan pengukuran ulang terhadap kelompok subyek yang sama. Sedangkan konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas hasil ukur berkaitan erat dengan kekeliruan dalam pengambilan sampel yang mengacu pada inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran dilakukan ulang pada kelompok yang berbeda.

Djaali (2007) menyatakan bahwa reliabilitas dibedakan atas dua macam, yaitu reliabilitas konsistensi tanggapan, dan reliabilitas konsistensi gabungan butir. Reliabilitas konsistensi tanggapan responden mempersoalkan apakah tanggapan responden atau obyek ukur terhadap tes atau instrumen tersebut sudah baik atau konsisten. Dalam hal ini apabila suatu tes atau instrumen digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap obyek ukur kemudian dilakukan pengukuran kembali terhadap obyek ukur yang sama, apakah hasilnya masih tetap sama dengan pengukuran sebelumnya. Jika hasil pengukuran kedua menunjukkan ketidakkonsistenan maka jelas hasil pengukuran itu tidak mencerminkan keadaan obyek ukur yang sesungguhnya.

3.8 Model Analisis Data

Setelah data terkumpul, penulis menganalisanya dengan menggunakan metode kuantitatif, yaitu metode yang menggunakan skala likert, yaitu mengkuantitatifkan data-data yang bersifat kualitatif yang didapat dari penyebaran daftar kuisioner.

(8)

(Produktivitas), dimana yang menjadi variabel X1 adalah motivasi wirausahawan dan

X2 adalah karakteristik wirausahawan serta yang menjadi variabel Y adalah

produktivitas. Angket yang disebarkan ini diberikan kepada 40 orang wirausahawan pemuda dengan menggunakan metode Likert Summated Rating (LRS). Setiap responden diminta pendapatnya mengenai suatu jawaban. Pada umumnya opsi jawaban terdiri atas 5 (lima) dan masing-masing mempunyai nilai yang berbeda, hal ini dapat dilihat pada tabel 3.2, yaitu :

Tabel 3.2 : Skala Pengukuran Likert’s

Pernyataan Bobot

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Ketentuan skala pengukuran likert’s tersebut berlaku baik didalam menghitung variabel X1 (motivasi wirausahawan), variabel X2 (karakteristik wirausahawan) dan

variabel Y (produktivitas).

Metode analisis yang digunakan untuk menganalisa hipotesa, yakni dengan menggunakan analisa korelasi linier berganda. Tujuan analisa ini adalah untuk menguji pengaruh antara variabel-variabel dalam motivasi wirausahawan dan karakteristik wirausahwan terhadap variabel produktivitas dengan menggunakan hipotesis yang telah dirumuskan.

Y’ = a + b1X1 + b2X2

Keterangan:

Y’ : Nilai prediksi variabel dependen (Produktivitas)

(9)

b1,b2 : Koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan variabel Y’

yang didasarkan variabel X1 dan X2

X1 dan X2 : Variabel independen (Motivasi Wirausahawan dan Karakteristik

Wirausahawan)

Untuk membantu dalam pengolahan data tersebut digunakan paket program SPSS Versi 20.

3.9 Uji Asumsi Klasik

Ada beberapa permasalahan yang bisa terjadi dalam model regresi linier, yang secara statistik permasalahan tersebut dapat mengganggu model yang telah ditentukan, bahkan dapat menyesatkan kesimpulan yang diambil dari persamaan yang terbentuk. Untuk itu perlu dilakukan uji penyimpangan asumsi klasik yang terdiri dari :

3.9.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi faktor gangguan (residual). Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik adalah dengan grafik histogram dan melihat normal probability plot yaitu dengan membandingkan distribusi kumulatif dengan distribusi normal. Sedangkan uji statistik dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual.

3.9.2. Uji Multikolinieritas

(10)

menimbulkan beberapa akibat, untuk itu perlu dideteksi multikolinieritas dengan besaran-besaran regresi yang didapat, yakni : (1) variasi besar (dari taksiran OLS), (2) interval kepercayaan lebar (karena variasi besar maka standar error besar, sehingga interval kepercayaan lebar), (3) uji-t tidak signifikan. Suatu variabel bebas yang signifikan baik secara subtansi maupun secara statistik jika dibuat regresi sederhana, bisa tidak signifikan karena variasi besar akibat kolinieritas. Bila standar error terlalu besar, maka besar pula kemungkinan taksiran koefisien regresi tidak signifikan, (4) R2 tinggi tetapi tidak banyak variabel yang signifikan dari uji-t, (5) terkadang nilai taksiran koefisien yang didapat akan mempunyai nilai yang tidak sesuai dengan substansi, sehingga tidak menyesatkan interpretasi.

3.9.3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Dasar analisisnya dapat dilihat :

1. Jika titik-titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian memyempit) maka mengidentifikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

(11)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Sebagai salah satu daerah otonom dengan status kota, maka kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis baik secara regional maupun nasional. Bahkan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai barometer dan tolok ukur dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara, sehingga relatif dekat dengan kota-kota/negara yang lebih maju seperti Pulau Penang, Kuala Lumpur Malaysia dan Singapura.

Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 Tanggal 29 September 1951 yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha yang meliputi 4 kecamatan dengan 59 kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal 21 September 1951 agar daerah Kota Medan diperluas menjadi 3 (tiga) kali lipat.

(12)

tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran kelurahan menjadi 144 kelurahan.

Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefinitipan 7 kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, Kota Medan dimekarkan kembali menjadi 21 kecamatan dengan 151 kelurahan dan 2.001 lingkungan. Berikut ini adalah Luas Wilayah Kota Medan berdasarkan Kecamatan:

Tabel 4.1 : Luas Wilayah Kota Medan berdasarkan Kecamatan

No Kecamatan Jumlah

Kelurahan Luas (Km²) Presentase (%)

1 Medan Tuntungan 9 20,68 7,80

(13)

Secara astronomis Kota Medan terletak pada posisi 3°30’ - 3°43’ Lintang Utara

dan 98°35’ - 98°44’ Bujur Timur dengan luas wilayah 265,10 km2. Kota Medan berdasarkan Peta Administrasi sebagai berikut :

Gambar 4.1. Peta Administrasi Kota Medan

(14)

Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah dengan topografi yang cenderung miring ke Utara dan menjadi tempat pertemuan 2 sungai penting, yaitu sungai Babura dan sungai Deli. Kota Medan berada pada ketinggian 2,5

– 37,5 meter di atas permukaan laut dan secara administratif mempunyai batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka - Sebelah Selatan : Kabupaten Deli Serdang

- Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang - Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang.

4.1.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Analisis reliability banyak digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas kuesioner. Analisis reliability digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur berupa kuesioner, skala, atau angket, apakah alat ukur tersebut akan mendapatkan pengukuran yang tetap konsisten jika pengukuran diulang kembali. Selain itu, analisis ini digunakan untuk mengukur validitas item butir pertanyaan dengan teknik Corrected Item Total Correlation, yaitu mengorelasikan antara skor item, kemudian melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi. Uji validitas dengan metode Corrected Item-Total Correlation untuk mengetahui apakah tiap-tiap item valid atau tidak, sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Cronbach Alpha untuk mengetahui konsistenalat ukur. (Priyatno, 2012 :177).

4.1.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi Wirausahawan

Uji validitas item dengan analisi reliability dapat dilihat pada output

Item-Total Statistics” pada kolom “Corrected Item-Total Correlation”. Angka

(15)

dilakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi untuk menghindari efek spurious overlap.

Untuk mengetahui hasil uji validitas variabel Motivasi Wirausahawan dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2 : Uji Validitas Variable Motivasi Wirausahawan

Item-Total Statistics

Sumber : Diolah dari data primer, 2015

Untuk mengetahui suatu item layak digunakan atau tidak, maka batas nilai minimal korelasi 0,30 bisa digunakan. Menurut Azwar (1999) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Jadi item yang dimiliki nilai koefisien korelasi di bawah 0,30 dianggap tidak valid.

(16)

Untuk mengetahui hasil uji reliabilitas variabel Motivasi Wirausahawan dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3 : Uji Reliabilitas Variable Motivasi Wirausahawan

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 40 100.0

Excludeda 0 .0

Total 40 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Output Case Processing Summary menjelaskan tentang jumlah data yang valid untuk diproses dan data yang dikeluarkan. Dapat dilihat bahwa data atau case yang valid berjumlah 40 dengan persentase 100% dan tidak ada data yang dikeluarkan (Excluded) dengan total data 40.

Tabel 4.4 : Reliability Statistics

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.783 8

(17)

4.1.2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Karakteristik Wirausahawan

Uji validitas item dengan analisi reliability dapat dilihat pada output

Item-Total Statistics” pada kolom “Corrected Item-Total Correlation”. Angka

ini merupakan nilai korelasi antara tiap item dengan skor total item dan telah dilakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi untuk menghindari efek spurious overlap.

Untuk mengetahui hasil uji validitas variabel Karakteristik Wirausahawan dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5 : Uji Validitas Variable Karakteristik Wirausahawan

U

Sumber: Diolah dari data primer, 2015

(18)

Dari output Item-Total Statistics didapat kesimpulan bahwa untuk variable Karakteristik Wirausahawan untuk kesepuluh item semuanya diatas 0,30. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua item pada variable Karakteristik Wirausahawan adalah valid.

Untuk mengetahui hasil uji reliabilitas variabel Karakteristik Wirausahawan dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6 : Uji Reliabilitas Variable Karakteristik Wirausahawan

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 40 100.0

Excludeda 0 .0

Total 40 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Output Case Processing Summary menjelaskan tentang jumlah data yang valid untuk diproses dan data yang dikeluarkan. Dapat dilihat bahwa data atau case yang valid berjumlah 40 dengan persentase 100% dan tidak ada data yang dikeluarkan (Excluded) dengan total data 40.

Tabel 4.7 : Reliability Statistics

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.761 10

(19)

baik. Dapat diketahui nilai Cronbach Alpha untuk variable Karakteristik Wirausahawan sebesar 0,761. Karena nilai lebih dari 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa instrument penelitian telah reliabel.

4.1.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Produktivitas

Uji validitas item dengan analisi reliability dapat dilihat pada output

Item-Total Statistics” pada kolom “Corrected Item-Total Correlation”. Angka

ini merupakan nilai korelasi antara tiap item dengan skor total item dan telah dilakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi untuk menghindari efek spurious overlap.

Untuk mengetahui hasil uji validitas variabel Produktivitas dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8 : Uji Validitas Variable Produktivitas

(20)

Untuk mengetahui suatu item layak digunakan atau tidak, maka batas nilai minimal korelasi 0,30 bisa digunakan. Menurut Azwar (1999) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Jadi item yang dimiliki nilai koefisien korelasi di bawah 0,30 dianggap tidak valid.

Dari output di atas didapat kesimpulan bahwa untuk variable Produktivitas untuk kesepuluh item semuanya diatas 0,30. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua item pada variable Produktivitas adalah valid.

Untuk mengetahui hasil uji reliabilitas variabel Produktivitas dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut ini.

Tabel 4.9 : Uji Reliabilitas Variable Produktivitas

Output Case Processing Summary menjelaskan tentang jumlah data yang valid untuk diproses dan data yang dikeluarkan. Dapat dilihat bahwa data atau case yang valid berjumlah 40 dengan persentase 100% dan tidak ada data yang dikeluarkan (Excluded) dengan total data 40.

Tabel 4.10 : Reliability Statistics

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 40 100.0

Excludeda 0 .0

Total 40 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

(21)

Output Reliability Statistics sebagai hasil analisis reliabilitas dengan teknik Cronbach Alpha. Untuk menentukan suatu instrument reliable atau tidak maka digunakan batas nilai 0,6. Menurut Sekaran (1992), raliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. Dapat diketahui nilai Cronbach Alpha untuk variable Produktivitas sebesar 0,882. Karena nilai lebih dari 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa instrument penelitian telah reliabel.

4.1.3. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini antara lain berdasarkan usia, jenis kelamin, lama usaha, dan tingkat pendidikan. Berdasarkan hasil pengolahan data yang bersumber dari responden sebanyak 40 orang diperoleh karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut :

Tabel 4.11 : Karakteristik Responden 4. Tingkat Pendidikan SMA

(22)

1. Usia responden ini dibutuhkan untuk menjelaskan bahwa penulis mengambil sampel penelitian pada rentang usia 16-30 tahun, usia ini menunjukkan usia pemuda yang memiliki dan mengelola usaha. Berdasarkan pengamatan penulis menunjukan bahwa usia 16 - 20 tahun merupakan jumlah sampel yang paling sedikit, sedangkan usia 21 - 25 tahun merupakan jumlah sampel yang paling banyak karena pada usia 21 - 25 merupakan usia - usia pencari kerja maupun pencipta lapangan pekerjaan.

2. Lama usaha responden ini dibutuhkan untuk menjelaskan bahwa penulis mengambil sampel penelitian ini berdasarkan usaha yang dikelola minimal sudah 1 (satu) tahun. Berdasarkan pengamatan penulis menunjukan bahwa lama usaha 5 tahun merupakan jumlah sampel yang paling sedikit, sedangkan lama usaha 3 tahun merupakan jumlah sampel yang paling banyak karena pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada tahun 2011 dan Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, yaitu Hatta Rajasa dilaksanakannya Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Perekonomian Indonesia (MP3EI) 2011-2025 dengan menjalankan program untuk pengembangan wirausahawan. Hal ini berdampak pada wirausahawan di Indonesia bermunculan.

(23)

menengah dari pada kaum perempuan hal ini dikarenakan kaum laki – laki merupakan pencari nafkah.

4. Tingkat pendidikan ini dimaksudkan untuk menjelaskan jenjang pendidikan dari responden yang menjadi fokus penelitian. Berdasarkan pengamatan peneliti menunjukan bahwa pada jenjang tamatan SMA jumlah respondennya besar, karena responden lebih suka mencari pekerjaan atau menciptakan pekerjaan dari pada melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sedangkan pada jenjang pendidikan Diploma yang paling sedikit, karena jenjang Diploma memiliki bobot praktek lebih banyak dari pada bobot teori, bertujuan agar para lulusan Diploma akan siap untuk bekerja sebagai tenaga ahli.

4.1.4 Penjelasan Responden Atas Variabel Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana respon dan penilaian yang diberikan wirausaha yang dikelola pemuda melalui responden maka peneliti mengolah kuisioner yang diisi oleh responden terhadap Motivasi Wirausahawan dan Karakteristik Wirausahawan melalui uji persepsi terhadap Produktivitas. Untuk menganalisis variabel-variabel tersebut diambil dari skor rata-rata jumlah skor dari komponen dari indikator variabel. Rata-rata variabel tersebut kemudian diklasifikasikan agar lebih mudah diinterpretasikan, dalam rentang rata-rata total dari terkecil sebesar 1 sampai dengan terbesar sebesar 5 memiliki interval (Sri Mulyono, 2001).

4.1.4.1 Penjelasan Responden Atas Variabel Motivasi Wirausahawan

(24)

Meningkatkan harga diri, Meningkatkan optimisme, Kepuasan tersendiri, Penghasilan yang lebih baik, Menciptakan lapangan kerja, dan Menjadi merdeka dapat dilihat pada tabel: 4.12 sebagai berikut:

Tabel 4.12 : Pernyataan Responden Atas Variabel Motivasi Wirausahawan

No Pertanyaan SS S RR TS STS

f % f % f % f % f %

1 Menyukai usaha 25 62,5 11 27,5 4 10,0 - - - -

2 Masa depan yang baik 28 70,0 8 20,0 3 7,5 1 2,5 - - 3 Meningkatkan harga diri 18 45,0 17 42,5 5 12,5 - - - - 4 Meningkatkan optimisme 19 47,5 18 45,0 3 7,5 - - - - 5 Kepuasan tersendiri 31 77,5 9 22,5 - - - - 6 Penghasilan yang lebih baik 24 60,0 11 27,5 4 10,0 1 2,5 - - 7 Menciptakan lapangan kerja 18 45,0 19 47,5 3 7,5 - - - -

8 Menjadi merdeka 24 60,0 14 35,5 2 5,0 - - - -

Sumber : Diolah dari data primer, 2015.

Dari tabel 4.12 tersebut dapat di jelaskanpernyataan dari 40 responden atas variabel Motivasi Wirausahawan bahwa Kepuasan Tersendiri memiliki skor tertinggi. Berdasarkan pengamatan penulis kepuasan tersendiri adalah kebebasan untuk menjalankan usaha karena wirausahawan ingin menjadi pemimpin atas usahanya sendiri. Beberapa wirausahawan menggunakan kebebasannya untuk menyusun kehidupan dan perilaku kerja pribadinya secara fleksibel. Kenyataannya banyak wirausaha tidak mengutamakan fleksibiltas disatu sisi saja. Akan tetapi wirausaha menghargai kebebasan dalam karir kewirausahaan, seperti mengerjakan urusan mereka dengan cara sendiri, memungut laba sendiri dan mengatur jadwal sendiri.

(25)

terhadap cara pandang yang keliru tentang wirausaha, masyarakat Indonesia masih berpikiran bahwa untuk mendapatkan uang satu-satunya cara hanya bekerja dikantoran dan mempunyai mental sebagai buruh yang berkeinginan untuk menjadi pegawai negeri atau swasta.

Adapun pernyataan skor rata-rata variabel Motivasi Wirausahawan dijelaskan pada tabel 4.13 sebagai berikut :

Tabel 4.13 : Rataan Skor Variabel Motivasi Wirausahawan

No Variabel Motivasi Wirausahawan Nilai Skor Skor Rata-Rata

1 Menyukai usaha 181 4,525

2 Masa depan yang baik 183 4,575

3 Meningkatkan harga diri 173 4,325

4 Meningkatkan optimisme 176 4,400

5 Kepuasan tersendiri 191 4,775

6 Penghasilan yang lebih baik 178 4,450

7 Menciptakan lapangan kerja 175 4,375

8 Menjadi merdeka 182 4,550

Jumlah Rataan Skor 1439/8 = 180 35,975/8 = 4,5

Sumber : Diolah dari data primer, 2015.

Berdasarkan penjelasan rata-rata pernyataan atas variabel Motivasi Wirausahawan dari 40 responden dapat disimpulkan bahwa kepuasan tersendiri adalah skor tertinggi dengan nilai skor 191 dan skor rata-rata 4,775, sedangkan meningkatkan harga diri adalah skor terendah dengan nilai skor 173 dan skor rata-rata 4,325. Jumlah rataan skor variabel Motivasi Wirausahawan 180 dengan nilai rata-rata 4,5.

4.1.4.2 Penjelasan Responden Atas Variabel Karakteristik Wirausahawan

(26)

Kegagalan adalah pembelajaran, Kritis, Mengutamakan hasil, Lebih menantang, Mudah beradaptasi, Terbuka terhadap kritikan, Kreatif, dan Memiliki tujuan dapat dilihat pada tabel: 4.14 sebagai berikut:

Tabel 4.14 : Pernyataan Responden Atas Variabel Karakteristik Wirausahawan

No Pertanyaan SS S RR TS STS

f % f % f % f % f %

1 Menjadikan mandiri 13 32,5 23 57,5 4 10,0 - - - -

2 Percaya diri 11 27,5 28 70,0 1 2,5 - - - -

3 Kegagalan adalah pembelajaran 15 37,5 19 47,5 6 15,0 - - - -

4 Kritis 2 5,0 32 80,0 6 15,0 - - - -

5 Mengutamakan hasil 6 15,0 27 67,5 7 17,5 - - - -

6 Lebih menantang 18 45,0 13 32,5 9 22,5 - - - -

7 Mudah beradaptasi 9 22,5 25 62,5 6 15,0 - - - -

8 Terbuka terhadap kritikan 6 15,0 29 72,5 5 12,5 - - - -

9 Kreatif 15 37,5 19 47,5 6 15,0 - - - -

10 Memiliki tujuan 14 35,0 17 42,5 8 20,0 1 2,5 - -

Sumber : Diolah dari data primer, 2015.

Dari tabel 4.14 tersebut dapat di jelaskanpernyataan dari 40 responden atas variabel Karakteristik Wirausahawan bahwa Percaya Diri memiliki skor tertinggi. Berdasarkan pengamatan penulis Percaya Diri adalah modal pertama yang harus dimiliki seorang wirausahawan, percaya diri timbul akan keyakinan dapat melakukan suatu hal dengan baik didukung dengan pengalaman, potensi, prestasi, serta harapan yang realistis.

(27)

Adapun pernyataan skor rata-rata variabel Karakteristik Wirausahawan dijelaskan pada tabel 4.15 sebagai berikut :

Tabel 4.15 : Rataan Skor Variabel Karakteristik Wirausahawan

No Variabel Karakteristik

Wirausahawan Nilai Skor Skor Rata-Rata

1 Menjadikan mandiri 169 4,225

2 Percaya diri 170 4,250

3 Kegagalan adalah pembelajaran 169 4,225

4 Kritis 156 3,900

5 Mengutamakan hasil 159 3,975

6 Lebih menantang 169 4,225

7 Mudah beradaptasi 163 4,075

8 Terbuka terhadap kritikan 161 4,025

9 Kreatif 169 4,225

10 Memiliki tujuan 164 4,100

Jumlah Rataan Skor 1649/10 = 165 41,225/10 = 4,1

Sumber : Diolah dari data primer, 2015.

Berdasarkan penjelasan rata-rata pernyataan atas variabel Karakteristik Wirausahawan dari 40 responden dapat disimpulkan bahwa percaya diri adalah skor tertinggi dengan nilai skor 170 dan skor rata-rata 4,250, sedangkan kritis adalah skor terendah dengan nilai skor 156 dan skor rata-rata 3,9. Jumlah rataan skor variabel Karakteristik Wirausahawan 165 dengan nilai rata-rata 4,1.

4.1.4.3 Penjelasan Responden Atas Variabel Produktivitas

(28)

produksi yang efektif, Alat produksi yang efesien, Alat produksi yang ekonomis, dan Pembukuan dapat dilihat pada tabel: 4.16 sebagai berikut:

Tabel 4.16 : Pernyataan Responden Atas Variabel Produktivitas

No Pertanyaan SS S RR TS STS

f % f % f % f % f %

1 Jadwal Produksi 8 20,0 25 62,5 7 17,5 - - - -

2 Produksi sesuai permintaan 7 17,5 16 40,0 5 12,5 12 30,0 - - 3 Pelatihan tenaga kerja 3 7,5 4 10,0 15 37,5 14 35,0 4 10,0 4 Rencana produksi tidak sesuai 3 7,5 16 40,0 13 32,5 8 20,0 - - 5 Perbaikan kegiatan produksi 3 7,5 7 17,5 26 65,0 4 10,0 - - 6 Pemeliharaan alat produksi 4 10,0 9 22,5 18 45,0 9 22,5 - - 7 Pemeriksaan alat produksi 8 20,0 7 17,5 11 27,5 11 27,5 3 7,5 8 Perbaikan alat produksi 15 37,5 17 42,5 8 20,0 - - - - 9 Penanganan khusus keterlambatan 10 25,0 8 20,0 22 55,0 - - - - 10 Lokasi bahan baku 11 27,5 6 15,0 13 27,5 8 20,0 2 5,0 11 Alat produksi yang efektif 8 20,0 21 52,5 9 22,5 2 5,0 - - 12 Alat produksi yang efesien 8 20,0 22 55,0 8 20,0 2 5,0 - - 13 Alat produksi yang ekonomis 9 22,5 22 55,0 6 15,0 3 7,5 - -

14 Pembukuan 17 42,5 18 45,0 4 10,0 - - 1 2,5

Sumber : Diolah dari data primer, 2015.

(29)

dengan adanya sebuah laporan dan pencatatan pembukuan usaha akan lebih meyakinkan mereka didalam menyediakan dan memberikan bantuan berupa modal usaha.

Pelatihan Tenaga Kerja berdasarkan pengamatan penulis memiliki skor terendah pada variabel Produktivitas. Pelatihan Tenaga Kerja dianggap oleh sebagian besar wirausahawan usaha kecil menengah tidak begitu penting, wirausahawan lebih menyukai perekrutan tenaga kerja yang telah siap dan ahli dibidangnya dikarenakan pelatihan tenaga kerja menghabiskan waktu dan biaya.

Adapun pernyataan skor rata-rata variabel Produktivitas dijelaskan pada tabel 4.17 sebagai berikut :

Tabel 4.17 : Rataan Skor Variabel Produktivitas

No Variabel Produktivitas Nilai Skor Skor Rata-Rata

1 Jadwal Produksi 161 4,025

2 Produksi sesuai permintaan 138 3,450

3 Pelatihan tenaga kerja 108 2,700

4 Rencana produksi tidak sesuai 134 3,350

5 Perbaikan kegiatan produksi 129 3,225

6 Pemeliharaan alat produksi 128 3,200

7 Pemeriksaan alat produksi 126 3,150

8 Perbaikan alat produksi 167 4,175

9 Penanganan khusus keterlambatan 148 3,700

10 Lokasi bahan baku 136 3,400

11 Alat produksi yang efektif 155 3,875

12 Alat produksi yang efesien 156 3,900

13 Alat produksi yang ekonomis 157 3,925

14 Pembukuan 170 4,250

Jumlah Rataan Skor 2013/14 = 144 50,325/14 = 3,6

Sumber : Diolah dari data primer, 2015.

(30)

rata 2,7. Jumlah rataan skor variabel Produktivitas 144 dengan nilai rata-rata 3,6.

4.1.5 Pengujian Asumsi Klasik

Model regresi linier dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi beberapa asumsi yang kemudian disebut dengan asumsi klasik. Asumsi klasik yang harus terpenuhi dalam model regresi linier yaitu residual terdistribusi normal, tidak adanya multikolinearitas, tidak adanya heteroskedastisitas, dan tidak adanya autokorelasi pada model regresi. Harus terpenuhinya asumsi klasik ditujukan untuk memperoleh model regresi dengan estimasi yang tidak bias dan pengujian dapat dipercaya. Apabila ada satu syarat saja yang tidak terpenuhi maka hasil analisis regresi tidak dapat dikatakan bersifat Best Linear Unbiased Estimator (Priyatno, 2012: 143).

4.1.5.1 Uji Normalitas

Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Beberapa metode uji normalitas yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of regression standardized residual atau dengan uji One Sample Kolmogorov Smirnov.

4.1.5.1.1 Uji Normalitas Residual dengan Metode Grafik

(31)

keputusannya, jika titik-titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka nilai residual tersebut telah normal.

Gambar 4.2. Normal P-Plot of Regression Standardized Residual

Dari gambar grafik tersebut dapat diketahui bahwa titi-titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka nilai residual tersebut telah normal.

4.1.5.1.2 Uji Normalitas Residual dengan Metode Uji One Sample Kolmogorov Smirnov

(32)

Tabel 4.18 : Uji Normalitas Residual

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 40

Normal Parametersa,b Mean 0E-7 Std. Deviation 7.26169530

Most Extreme Differences

Absolute .081

Positive .081

Negative -.074

Kolmogorov-Smirnov Z .513

Asymp. Sig. (2-tailed) .955

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Dari tabel 4.18 One-Sample Kolmogorov-Smirnov tersebut dapat diketahui bahwa nilai signifikansi Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,955. Karena signifikansi lebih dari 0,05 (0,955 > 0,05) maka nilai residual tersebut telah normal.

4.1.5.2 Uji Multikolinearitas

(33)

1. Uji Multikolinearitas dengan Melihat Nilai Tolerance dan Inflation (VIF)

Melihat nilai Tolerance dan Inflation Factor (VIF) untuk mengetahui suatu model regresi bebas dari multikolinearitas, yaitu mempunyai nilai VIF (Varian Inflation Factor) kurang dari 10 dan mempunyai angka Tolerance lebih dari 0,1.

Tabel 4.19 : Uji Multikolinearitas dengan Melihat Tolerance dan Inflation (VIF)

Coefficientsa

Dari Uji Multikolinearitas tersebut dapat diketahui bahwa Tolerance kedua variabel lebih dari 0,10, dan nilai VIF kurang dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas pada model regresi.

2. Uji Multikolinearitas dengan Membandingkan Nilai Koefisien Determinasi Individual (R2) dengan Nilai Determinasi Secara Serentak (R2)

(34)

Tabel 4.20 : Nilai Koefisien Determinasi Individual (r2)

a. Predictors: (Constant), Karakteristik Wirausahawan

b. Dependent Variable: Motivasi Wirausahawan

Tabel 4.21 : Nilai Determinasi Secara Serentak (R2)

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), Karakteristik Wirausahawan, Motivasi

Wirausahawan

b. Dependent Variable: Produktivitas

Tabel 4.22. : Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel dependen Variabel dependen Nilai r square (r2) Motivasi Wirausahawan Karakteristik Wirausahawan 0,003

Nilai R2 0,198

Dari tabel ringkasan tersebut dapat diketahui bahwa nilai koefisien r2 yang diperoleh bernilai lebih kecil dari pada nilai koefisien determasi (R2), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas pada model regresi.

4.1.5.3 Heteroskedastisitas

(35)

1. Metode dengan meihat Pola Titik-Titik pada Scatterplot Regresi

Metode dilakukan dengan cara melihat grafik scatterplot antara standardized predicted value (ZPRED) dengan studentized residual (SRESID), ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya).

Gambar 4.3. Scatterplot

(36)

2. Uji Koefisien Korelasi Spearman’s Rho

Metode uji heteroskedastisitas dengan Korelasi Spearman’s Rho

yaitu mengorelasikan variabel independen dengan nilai unstandardized residual. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika korelasi antara variabel independen dengan residual didapat signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.

Tabel 4.23. : Korelasi Spearman’s Rho

Correlations

Correlation Coefficient 1.000 .020 .079

Sig. (2-tailed) . .902 .627

N 40 40 40

Karakteristik

Wirausahawan

Correlation Coefficient .020 1.000 .018

Sig. (2-tailed) .902 . .912

N 40 40 40

Unstandardize

d Residual

Correlation Coefficient .079 .018 1.000

Sig. (2-tailed) .627 .912 .

N 40 40 40

(37)

4.1.6 Pengujian Hipotesis

4.1.6.1 Hasil Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah analisis untuk mengukur besarnya pengaruh antara dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen dan memprediksi variabel dependen dengan menggunakan variabel independen. Perbedaan dengan regresi linier sederhana adalah dalam regresi linier sederhana menggunakan satu variabel independen yang dimasukan dalam model. Dalam regresi linier berganda terdapat asumsi klasik yang harus terpenuhi, yaitu residual terdistribusi normal, tidak adanya multikolinearitas, dan tidak adanya heteroskedastisitas.

Motivasi wirausahawan (X1) dan karakteristik wirausahawan

(X2) merupakan variabel independen, sedangkan produktivitas (Y)

sebagai variabel dependen. Berikut akan dilakukan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan atau tidak antara variabel X1 dan X2 terhadap Y secara simultan

(38)

Output Variables Entered/Removed menjelaskan tentang variabel yang dimasukan dalam model dan yang dikeluarkan dari model, dari output dapat dilihat bahwa variabel independen yang dimasukan kedalam model adalah motivasi wirausahawan, karakteristik wirausahawan, dan variabel dependennya adalah produktivitas. Tidak ada variabel yang dikeluarkan (Removed), sedangkan metode regresi menggunakan Enter.

Tabel 4.25. : Model Summary

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .444a .198 .154 7.455

a. Predictors: (Constant), Karakteristik Wirausahawan, Motivasi

Wirausahawan

Output Model Summary ini menjelaskan tentang ringkasan model, yang terdiri dari hasil nilai korelasi berganda (R), koefisien determinasi (R Square), koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square), dan ukuran kesalahan prediksi (Std Error of the estimate).

(39)

Hal ini berarti terjadi hubungan yang lemah karena nilai mendekati 0.

2. R Squer (R2) atau kuadrat dari R, yaitu menunjukan koefisien determinasi. Angka ini akan diubah kebentuk persen, yang artinya persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R2 sebesar 0,198 artinya persentase sumbangan pengaruh variabel motivasi wirausahawan dan karakteristik wirausahawan terhadap produktivitas sebesar 19,8%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukankedalam model ini.

3. Adjusted R Squer adalah R Squer yang telah disesuaikan, nilai sebesar 0,154 menunjukan sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Adjusted R Squer biasanya untuk mengukur sumbangan pengaruh jika dalam regresi menggunakan lebih dari dua variable dependen.

4. Standard error of the estimate adalah ukuran kesalahan prediksi, nilai sebesar 7,445. Artinya kesalahan yang dapat terjadi dalam prediksi produktivitas sebesar 7,445.

Tabel 4.26. : Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-Sama

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 506.218 2 253.109 4.554 .017b

Residual 2056.557 37 55.583

Total 2562.775 39

(40)

Output Anova ini menjelaskan uji koefisien regresi secara bersama-sama. Uji F yaitu uji koefisien regresi secara bersama-sama dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam hal ini untuk menguji signifikansi pengaruh motivasi wirausahawan dan karakteristik wirausahawan secara bersama-sama terhadap tingkat produktivitas.

Tabel 4.27. : Nilai Koefisien, Nilai t Hitung, dan Nilai Signifikansi

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -3.104 18.383 -.169 .867

Motivasi Wirausahawan .488 .361 .199 1.351 .185

Karakteristik Wirausahawan .870 .332 .386 2.618 .013

a. Dependent Variable: Produktivitas

Output Coefficients ini menjelaskan tentang nilai koefisien, nilai t hitung, dan nilai signifikansi sebagai berikut:

1. Unstandardized Coefficients adalah nilai koefisien yang belum terstandarisasi. Nilai ini menggunakan satuan yang digunakan pada data pada variabel dependen. Koefisien B terdiri dari nilai konstan (Y jika X1 dan X2 = 0) dan koefisien regresi (nilai yang

menunjukan peningkatan atau penurunan variabel X1 dan X2).

(41)

sampel. Nilai ini untuk mencari t hitung dengan cara koefisien dibagi standard error.

2. Standardized adalah nilai koefisien yang sudah standarisasi. Nilai koefisien Beta semakin mendekati 0 maka hubungan antara variabel X dan Y semakin lemah.

3. T hitung adalah pengujian signifikansi untuk mengetahui pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y secara parsial, apakah pengaruh

signifikan atau tidak, angka t hitung akan dibandingkan dengan t table.

4. Signifikan adalah besarnya probabilitas atau peluang untuk memperoleh kesalahan dalam mengambil keputusan. Jika pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 artinya peluang memperoleh kesalahan maksimal 5%, dengan kata lain bahwa 95% keputusan adalah benar.

4.1.6.2.Persamaan Regresi Linier Berganda

Persamaan regresi linier dengan variabel motivasi wirausahawan dan karakteristik wirausahawan adalah sebagai berikut :

Y’ = a + b1X1+b2X2

Keterangan :

Y’ : Nilai prediksi variabel dependen (Produktivitas) a : Konstanta, yaitu nilai Y’ jika X1 dan X2 = 0

(42)

X1 dan X2 : Variabel independen (Motivasi Wirausahawan dan

Karakteristik Wirausahawan)

Nilai – nilai pada output kemudian dimasukkan ke dalam persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y’ = a + b1X1+b2X2

Y’ = -3,104 + 0,488 X1 + 0,870 X2

Penjelasan dari persamaan tersebut adalah sebagai beriku : 1. Nilai konstanta (a) adalah -3,104. Artinya jika Motivasi

Wirausahawan dan Karakteristik Wirausahawan nilainya adalah 0 maka tingkat produktivitas nilainya negatif, yaitu -3,104.

2. Nilai koefisen regresi variabel Motivasi Wirausahawan (b1) bernilai

positif. Artinya bahwa setiap peningkatan motivasi wirausahawan akan meningkat kan produktivitas.

3. Nilai koefisen regresi variabel Karakteristik Wirausahawan (b2)

bernilai positif. Artinya bahwa setiap peningkatan Karakteristik Wirausahawan meningkat akan meningkatkan produktivitasnya.

4.1.6.3.Uji Simultan (Uji F)

(43)

Karakteristik Wirausahawan berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap Produktivitas. Pengujian menggunakan tingkat signifikan 0,05. Ho : Motivasi Wirausahawan dan Karakteristik Wirausahawan

secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap Produktivitas.

Ha : Motivasi Wirausahawan dan Karakteristik Wirausahawan secara bersama-samaberpengaruh terhadap Produktivitas. Dari output diperoleh F hitung sebesar 4,554 sedangkan F tabel statistik pada tingkat 0,05 dengan df 1 (Jumlah variabel-1) = 2, dan df 2 (n-k-1) atau 40-2-1 = 37 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen), hasil diperoleh untuk F tabel sebesar 3,252.

- Jika F hitung ≤ F tabel maka Ho diterima - Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak

Karena F hitung > F tabel (4,554 > 3,252) maka Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa Motivasi Wirausahawan dan Karakteristik Wirausahawan secara bersama - sama berpengaruh terhadap Produktivitas.

4.1.6.4.Uji Parsial (Uji t)

(44)

1. Pengujian koefisien variabel Motivasi Wirausahawan (b1)

Ho : Motivasi Wirausahawan secara parsial tidak berpengaruh terhadap produktivitas.

Ha : Motivasi Wirausahawan secara parsial berpengaruh terhadap produktivitas.

Dari output didapat t hitung sebesar 1,351 sedangkan t tabel dicari pada signifikan 0,05/2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan df = n-k-1 atau 40 – 2 – 1 = 37. Hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,026/-2,026.

- Jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima.

- Jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho di tolak. Karena nilai t hitung < t tabel (1,351 < 2,026) maka Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa Motivasi Wirausahawan secara parsial tidak berpengaruh terhadap produktivitas.

Berdasarkan signifikan, jika signifikan < 0,05 maka Ho ditolak, dan jika signifikan > 0,05 maka Ho diterima. Karena signifikan pada uji t lebih dari 0,05 (0,185 > 0,05) maka Ho di terima. Artinya Motivasi Wirausahawan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas.

2. Pengujian koefisien variabel Karakteristik Wirausahawan (b2)

Ho : Karakteristik Wirausahawan secara parsial tidak berpengaruh terhadap produktivitas.

Ha : Karakteristik Wirausahawan secara parsial berpengaruh terhadap produktivitas.

(45)

kebebasan df = n-k-1 atau 40 – 2 – 1 = 37.Hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,026/-2,026.

- Jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima.

- Jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho di tolak. Karena nilai t hitung > t tabel (2,618 > 2,026) maka Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa Karakteristik Wirausahawan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap produktivitas.

Berdasarkan signifikan, jika signifikan < 0,05 maka Ho ditolak, dan jika signifikan > 0,05 maka Ho diterima. Karena signifikan pada uji t lebih dari 0,05 (0,013 < 0,05) maka Ho di tolak. Artinya Karakteristik Wirausahawan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap produktivitas.

4.1.7. Produktivitas Usaha Pemuda di Kota Medan

Produktivitas merupakan salah satu aspek yang menentukan keberhasilan usaha. Tingkat produktivitas yang dicapai dalam usaha merupakan indikator seberapa efisien usaha tersebut dalam mengkombinasikan sumber daya. Secara sederhana produktivitas ditunjukan oleh rasio antara output dan input.

Tinggi atau rendahnya tingkat produktivitas berkaitan dengan efisiensi dari sumber-sumber daya (input) dalam menghasilkan suatu produk atau jasa (output), maka dapat dikatakan bahwa produktivitas berkaitan dengan efisiensi penggunaan input dalam memproduksi output (barang dan/atau jasa), sehingga rumusan

(46)

Produktivitas =

Berdasarkan rumusan produktivitas, maka modal perbulan di bandingkan dengan omzet perbulan pada usaha pemuda di Kota Medan dapat dilihat pada tabel 4.28 sebagai berikut :

Tabel 4.28. : Modal dan Omzet Usaha Pemuda di Kota Medan

No Modal Perbulan Omzet Perbulan

1 3.000.000 10.000.000

2 500.000 3.500.000

3 10.000.000 20.000.000

4 5.000.000 12.000.000

5 4.000.000 11.000.000

6 2.000.000 7.000.000

7 8.000.000 20.000.000

8 3.000.000 8.000.000

9 500.000 5.000.000

10 500.000 3.500.000

11 500.000 500.000

12 1.000.000 7.000.000

13 3.000.000 6.000.000

Jumlah 41.000.000 113.500.000 Penghasilan Rata-Rata 5.576.923

Sumber : Diolah dari data primer

Berdasarkan pada tabel 4.28 modal usaha pemuda perbulan sebesar Rp 41.000.000 dan omzet usaha pemuda perbulan sebesar Rp 113.500.000, sedangkan penghasilan rata-rata usaha pemuda perbulan sebesar Rp 5.576.923, dapat disimpulkan bahwa usaha yang dikelola oleh pemuda di Kota Medan telah produktif dengan penghasilan rata-rata sebesar Rp 5.576.923 perbulannya.

(47)

4.2 Pembahasan

Dari hasil penelitian dan pengujian bahwa variabel bebas Motivasi Wirausahawan dan Karakteristik Wirausahawan memilki koefisien b1 dan b2 yang

positif, berarti seluruh variabel bebas mempunyai pengaruh yang searah terhadap variabel terikat Produktivitas. Lebih rinci hasil analisis dan pengujian tersebut dijelaskan sebagai berikut :

4.2.1 Pengaruh Motivasi Wirausahawan Terhadap Produktivitas

Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan rasa senang dalam mengerjakannya dirasakan oleh seorang wirausahawan. Kebanyakan wirausahawan yang berhasil memilih masuk dalam usaha tertentu dikarenakan tertarik dan menyukai pekerjaan tersebut. Seorang wirausaha menyalurkan hobi menjadi pekerjaan dan senang melakukan pekerjaan. Hal yang menjadi penghargaan terbesar bagi seorang wirausahawan bukanlah tujuannya, melainkan lebih kepada proses atau perjalannya.

(48)

Meskipun motivasi kewirausahaan yang dimiliki individu cukup tinggi, motivasi kewirausahaan harus tetap dijaga, karena penurunan motivasi dapat menjadi salah satu faktor kegagalan berwirausaha. Penurunan motivasi berwirausaha juga dapat terjadi ketika individu mengalami kegagalan untuk pertama kalinya. Hal ini menunjukkan bahwa individu tersebut tidak siap secara mental menjadi wirausaha yang tangguh (Setyorini, 2010: 6).

Herzberg juga menyatakan bahwa faktor motivator adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang menyebabkan seseorang untuk bergerak dari kondisi tidak ada kepuasan menuju ke arah kepuasan. Sedangkan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang yang dapat menyebabkan seseorang yang berada dalam ketidakpuasan menuju kearah tidak ada ketidakpuasan (Alma, 2011: 93).

Motivasi berwirausaha memiliki peran vital dalam membangun dan menumbuhkembangkan semangat untuk menjadi seorang wirausahawan. Sebab di dalam motivasi terdapat sejumlah motif yang akan menjadi pendorong (drive/stimulus) tercapainya keberhasilan. Apalagi di dalam motivasi berwirausaha diperlukan daya juang untuk sukses, mau belajar melihat keberhasilan orang lain, memiliki dorongan kuat untuk mengatasi semua kendala dalam berwirausaha (Fahmi, 2013: 22).

(49)

kemampuan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan, dan dorongan. Motivasi seseorang tergantung pada kekuatan motifnya. Motif dengan kekuatan yang sangat besarlah yang akan menentukan perilaku seseorang. Motif yang kuat ini seringkali berkurang apabila telah mencapai kepuasan ataupun karena menemui kegagalan (Alma, 2011 : 89).

Motivasi Wirausahawan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator Menyukai usaha, Masa depan yang baik, Meningkatkan harga diri, Meningkatkan optimisme, Kepuasan tersendiri, Penghasilan yang lebih baik, Menciptakan lapangan kerja, dan Menjadi merdeka. Setiap orang mempunyai pandangan, tujuan, kebutuhan dan kemampuan yang berbeda satu sama lain. Perbedaan ini akan terbawa dalam usahanya, yang akan menyebabkan motivasi wirausahawan satu orang dengan yang lain berbeda pula, meskipun mengelola usaha yang sama.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara Motivasi Wirausahawan terhadap Produktivitas. Terdapat pengaruh positif variabel Motivasi Wirausahawan terhadap variabel Produktivitas, bahwa semakin tinggi/baik variabel Motivasi Wirausahawan maka akan tinggi/baik variabel Produktivitas. Motivasi dan Produktivitas adalah suatu bagian yang saling terkait satu sama lain. Peningkatan motivasi akan mempengaruhi peningkatan produktivitas (Fahmi, 2013: 26)

Hal tersebut sesuai dengan penelitian Yunal dan Indriyani (2013), dalam penelitian yang berjudul ”Analisa Pengaruh Motivasi Berwirausaha dan Inovasi Produk Terhadap Pertumbuhan Usaha Kerajinan Gerabah di Lombok

(50)

berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan usaha. Sedangkan pada penelitian

Handayani (2013) dengan judul ”Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan

Wirausaha” menunjukan bahwa terdapat dua faktor yang menentukan keberhasilan wirausaha, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari motivasi yang timbul dari dalam diri pelaku usaha, pengalaman dan pendidikan yang dimiliki wirausaha serta kepribadian wirausaha tersebut. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari dua faktor yaitu faktor lingkungan keluarga dan faktor lingkungan kerja.

4.2.2 Pengaruh Karakteristik Wirausahawan Terhadap Produktivitas

Seorang wirausaha mempunyai sifat yang harus melekat pada dirinya. Seorang wirausaha dapat menjalankan usahanya jika mempunyai percaya diri yang tinggi, harus bisa mengkodisikan bidang usaha untuk maju, bisa memimpin pekerja, dan bisa merencanakan usaha secara matang juga mengutamakan pekerjaan daripada hasil (Buchari Alma, 2004: 40).

Berdasarkan hal tersebut, untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses maka harus bekerja keras, mempunyai semangat juang yang tinggi, dan yakin terhadap kemampuan, karena untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses tidak mudah. Setiap kegiatan wirausaha pasti melewati masa kritis, dengan adanya kerja keras, semangat juang, dan keyakinan yang kuat maka segala kendala bisa teratasi.

(51)

dapat dikelola oleh orang yang berjiwa wirausaha dan tahu persis tentang apa, mengapa, dan bagaimana usaha itu harus berjalan dan dikelolanya. Kegagalan yang sering dialami oleh seorang wirausahawan dapat disebabkan karena faktor ketidakmampuan dalam mengelola usahanya. Kegagalan yang sering dialami atau terjadi karena tidak dapat mengantisipasi terhadap faktor-faktor ketidakpastian dalam usahanya di kemudian hari.

Seorang wirausahawan selalu berkomitmen dalam melakukan tugasnya hingga memperoleh hasil yang diharapkan. Wirausahawan tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaan karena wirausahawan selalu tekun, ulet, pantang menyerah, sehingga memiliki keberanian dan optimisme menjadi seoranga wirausahawan. Sebagian orang menyadari bahwa bekerja di suatu perusahaan sering kali kurang menantang dan tidak ada daya tarik. Hal ini tentu tidak berlaku bagi seorang wirausahawan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi karakter seorang wirausahawan maka produktivitas semakin tinggi pula.

(52)

Hal tersebut sesuai dengan penelitian hasil penelitian Wijayanto (2009), dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Wirausahawan Terhadap Tingkat Keberhasilan Usaha (Studi Pada Sentra Usaha Kecil

Pengasapan Ikan di Krobokan Semarang)”. Berdasarkan pada hasil penelitian, para pelaku usaha pengasapan ikan di Krobokan memiliki tingkat kesadaran diri dan pengaturan diri yang baik, rasa empati yang yang cukup baik, dan ketrampilan sosial yang cukup baik. Tingkat keberhasilan usaha tergolong cukup baik yang ditunjukkan dengan tren penjualan yang stabil dan sedikit mengalami peningkatan. Variabel Kecakapan Pribadi dan Kecakapan sosial secara simultan maupun parsial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel Keberhasilan Usaha.

4.2.3 Pengaruh Motivasi Wirausahawan dan Karakteristik Wirausahawan Terhadap Produktivitas

Produktivitas merupakan salah satu faktor penting dalam kesejahteraan usaha. Produktivitas merupakan salah satu aspek yang menentukan keberhasilan usaha dalam persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Tingkat produktivitas yang dicapai dalam usaha merupakan indikator seberapa efisien usaha tersebut dalam mengkombinasikan sumber daya.

(53)

memberikan pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus ada kerja sama atau keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem.

Motivasi Wirausahawan dan Karakteristik Wirausahawan berpengaruh secara bersama-sama, seorang wirausahawan selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk menghasilkan nilai yang maksimal. Artinya, wirausaha melakukan suatu hal secara tidak asal-asalan, sekalipun hal tersebut dapat dilakukan oleh orang lain. Nilai prestasi merupakan hal yang justru membedakan antara hasil karyanya sebagai seorang wirausaha dengan orang lain yang tidak memiliki jiwa kewirausahaan. Dorongan untuk selalu berprestasi tinggi harus ada dalam diri seorang wirausahawan, karena dapat membentuk karakter yang ada pada diri wirausahawan untuk selalu lebih unggul dan mengerjakan sesuatu melebihi standar yang ada.

(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pengaruh motivasi wirausahawan dan karakteristik wirausahawan terhadap produktivitas usaha pemuda di Kota Medan, maka diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Motivasi wirausahawan berpengaruh terhadap produktivitas usaha pemuda di Kota Medan, berdasarkan hasil penelitian terdapat dua faktor motivasi wirausahawan dalam meningkatkan produktivitas usaha pemuda di Kota Medan, yaitu faktor yang terkandung dalam usaha itu sendiri dan faktor yang berada disekitar pelaksanaan usaha.

2. Krakteristik wirausahawan berpengaruh terhadap produktivitas usaha pemuda di Kota Medan, berdasarkan hasil penelitian karakter percaya diri adalah modal pertama yang harus dimiliki seorang wirausahawan dalam meningkatkan produktivitas usaha pemuda di Kota Medan.

(55)

5.2 Saran

Untuk meningkatkan produktivitas usaha pemuda maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Berkaitan dengan Motivasi Wirausahawan, untuk mengembangkan motivasi wirausaha pada pemuda, Pemerintah dan Perguruan Tinggi perlu memberikan pengetahuan dan pandangan mengenai bidang kewirausahaan, bahwa kewirausahaan bukan hanya sekedar mencari keuntung, namun berwirausaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Pemerintah dan Perguruan Tinggi juga perlu memberikan pelatihan-pelatihan dan seminar kewirausahaan untuk mengembangkan bakat dan hobi yang telah dimiliki oleh mahasiswa, karena hal ini bisa dijadikan nilai tambah pada pemuda dan mahasiswa saat mahasiswa telah lulus kuliah, mereka bisa merubah pola pikir yang awalnya mencari kerja menjadi penyedia kerja.

2. Berkaitan dengan Karakteristik Wirausahawan, figur orang tua sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter berwirausaha, maka dari itu orang tua perlu memberikan arahan yang mendukung mental untuk menumbuhkan karakter wirausaha yang sukses, yang mana kebanyakan orang tua lebih mengarahkan anak-anaknya menjadi seorang pegawai negeri maupun pegawai swasta.

Gambar

Tabel 3.1 : Operasionalisasi Variabel Variabel Penelitian
Tabel 3.2 : Skala Pengukuran Likert’s
Tabel 4.1 : Luas Wilayah Kota Medan berdasarkan Kecamatan
Gambar 4.1. Peta Administrasi Kota Medan
+7

Referensi

Dokumen terkait

WHO (2009) telah mengembangkan Moments untuk Kebersihan Tangan yaitu five moment for hand hygiene, yang telah diidentifikasikan sebagai waktu kritis ketika kebersihan tangan

Karena perkembangan teknologi yang semakin pesat, tunanetra sudah dapat menggunakan komputer dengan software screen reader (pembaca layar), seperti JAWS, Freedom

Berdasarkan hasil kuesioner pengetahuan cuci tangan five moments perawat didapat bahwa 97,5% perawat dalam kategori pengetahuan baik, namun tidak sejalan dengan hasil

Data mining yang didukung oleh pengetahuan merupakan perhatian dalam data mining, diarahkan pada jenis pengetahuan yang dianggap berguna dibandingkan dengan

Jenis teh yang digunakan dalam minuman teh siap saji yang ditawarkan kepada konsumsi berbeda-beda, mulai dari Teh Melati yang biasa disebut dengan teh wangi, yang

Materi kelas XII Program Ilmu Pengetahuan Alam minimal menyajikan Hitung integral; Grafik himpunan penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear dengan dua variabel; Nilai

Seperti tercantum dalam Kitab Undang- undang Hukum Pidana Pasal 133 ayat (1), dimana dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka,

Hasil dari penelitian pada variabel trading volume activity sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Luciana dan Emanuel (2005) yang menyatakan bahwa