• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Perbandingan Perkiraan Biaya Tahap Konseptual, Desain, Dan Pelaksanaan Pada Proyek Perumahan Di Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Perbandingan Perkiraan Biaya Tahap Konseptual, Desain, Dan Pelaksanaan Pada Proyek Perumahan Di Sumatera Utara"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi merupakan suatu proyek yang erat kaitannya dengan

pembangunan infrastruktur, termasuk di dalamnya bidang teknik dan arsitektur.

Pembangunan proyek tersebut dapat berjalan mulai dari proses survei sampai

bangunan dapat dioperasikan sesuai tujuan fungsionalnya. Proyek konstruksi

sebenarnya tidak hanya terlihat pada bangunan fisiknya saja, akan tetapi

dalam perencanaan menggunakan sistem rekayasa tertentu yang khusus

digunakan dalam pembangunan tersebut. Oleh karenanya kadang memang hanya

melihat struktur luar bangunan satu dengan bangunan yang lainnya tampak

mirip, atau cenderung sama. Namun hal sebenarnya tetap ada faktor-faktor teknis

lain yang mengharuskan dilakukan perubahan sesuai persyaratan. Walaupun

letak yang berdekatan sekalipun tetap ada persyaratan semisal pengaruh kondisi

sekitar atau parameter kekuatan tanahnya. Dari perbedaan perencanaan bangunan

satu dengan yang lainnya inilah merupakan tantangan yang ada dalam

pelaksanaan proyek konstruksi, hingga pada akhirnya membawa hal baru

(Istimawan, 1995: 69-70).

Semula, biaya suatu proyek konstruksi tidak terlalu dipikirkan, yang

penting fisik bangunan dapat diselesaikan, berapapun biayanya, dan baru dapat

diketahui setelah bangunan selesai dilaksanakan. Namun demikian karena

(2)

sumber daya yang ada, maka mulailah dikenal apa yang disebut sebagai cost

engineering (Ir. Asiyanto, MBA, IPM, 2010: 2).

2.2 Biaya

Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu

berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya terbagi menjadi

dua, yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang

terlihat secara fisik, misalnya berupa uang. Sementara itu, yang dimaksud dengan

biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung, misalnya

Biaya adalah kewajiban pelaksana proyek, yang harus dibayarkan kepada

pihak-pihak terkait dalam rangka proses pelaksanaan pekerjaan. Dalam hal ini

juga belum berarti bahwa kewajiban tersebut sudah dibayarkan seluruhnya, tetapi

bisa saja baru dibayarkan sebagian atau bahkan seluruhnya, namun telah menjadi

suatu kewajiban dimana suatu saat sesuai perjanjian harus dibayar. Untuk istilah

umum sering digunakan Cost atau pembelian (Ir. Asiyanto, MBA, IPM : 2010).

Menurut Supriyono (2000;16), Biaya adalah harga perolehan yang

dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue

yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan. Menurut Henry Simamora

(2002;36), Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang

atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang

(3)

Menurut Mulyadi (2001;8), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis

yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang

kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Menurut Masiyah Kholmi, Biaya

adalah pengorbanan sumber daya atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk

mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat di saat sekarang

atau di masa yang akan datang bagi perusahaan.

Menurut Mulyadi (2005:13), Biaya digolongkan sebagai berikut;

1. Menurut Objek Pengeluaran, penggolongan ini merupakan penggolongan yang

paling sederhana, yaitu berdasarkan penjelasan singkat mengenai suatu objek

pengeluaran, misalnya pengeluaran yang berhubungan dengan telepon disebut

“biaya telepon”.

2. Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan, biaya dapat digolongkan menjadi 3

kelompok, yaitu: (1). Biaya Produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan

dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk

selesai. Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. (2). Biaya Pemasaran, adalah biaya-biaya

yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, contohnya biaya

iklan, biaya promosi, biaya sampel, dll. (3). Biaya Administrasi dan Umum, yaitu

biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran

produk, contohnya gaji bagian akuntansi, gaji personalia, dll.

3. Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu Yang Dibiayai. Ada 2 golongan,

yaitu: (1). Biaya Langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi dimana

penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam

(4)

tenaga kerja langsung. (2). Biaya Tidak Langsung (indirect cost), biaya yang

terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya

dengan produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik.

4. Menurut Perilaku dalam Kaitannya dengan Perubahan Volume Kegiatan, biaya

dibagi menjadi 4, yaitu (1). Biaya Tetap (fixed cost), biaya yang jumlahnya tetap

konstan tidak dipengaruhi perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai

tingkat kegiatan tertentu, contohnya; gaji direktur produksi. (2). Biaya Variabel

(variable cost), biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan

perubahan volume kegiatan atau aktivitas, contoh; biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja langsung. (3). Biaya Semi Variabel, biaya yang jumlah totalnya berubah

tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel

mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel, contoh; biaya listrik yang

digunakan. (4). Biaya Semi Fixed, biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan

tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.

5. Menurut Jangka Waktu Manfaatnya, biaya dibagi 2 bagian, yaitu; (1).

Pengeluaran Modal (Capital Expenditure), yaitu pengeluaran yang akan

memberikan manfaat/benefit pada periode akuntansi atau pengeluaran yang akan

dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi yang akan datang. (2).

Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure), pengeluaran yang akan

memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran itu

terjadi.

(5)

2.3 Perencanaan Biaya Proyek

Perencanaan biaya untuk suatu proyek adalah prakiraan keuangan yang

merupakan dasar untuk pengendalian biaya proyek serta aliran kas proyek

tersebut. Pengembangan dari hal tersebut diantaranya adalah fungsi dari estimasi

biaya, anggaran, aliran kas, pengendalian biaya, dan profit proyek tersebut

(Chandra, et al., 2003). Estimasi biaya konstruksi memberikan indikasi utama

yang spesifik dari total biaya proyek konstruksi. Estimasi biaya (cost estimate)

digunakan untuk mencapai suatu harga kontrak sesuai persetujuan antara pemilik

proyek dengan kontraktor, menentukan anggaran, dan sekaligus mengendalikan

biaya proyek.

Biaya yang diperlukan untuk suatu proyek dapat mencapai jumlah yang

sangat besar dan tertanam dalam kurun waktu yang cukup lama. Oleh karena itu

perlu dilakukan identifikasi biaya proyek dengan tahapan perencanaan biaya

proyek sebagai berikut :

1. Tahapan pengembangan konseptual, biaya dihitung secara global

berdasarkan informasi desain yang minim. Dipakai perhitungan

berdasarkan unit biaya bangunan berdasarkan harga per kapasitas tertentu.

2. Tahapan desain konstruksi, biaya proyek dihitung secara agak detail

berdasarkan volume pekerjaan dan informasi harga satuan.

3. Tahapan pelelangan, biaya proyek dihitung oleh beberapa kontraktor agar

didapat penawaran terbaik, berdasarkan spesifikasi teknis dan gambar

(6)

4. Tahapan pelaksanaan, biaya proyek pada tahapan ini dihitung lebih detail

berdasarkan kuantitas pekerjaan, gambar shop drawing dan metode

pelaksanaan dengan ketelitian yang lebih tinggi.

Untuk menentukan biaya suatu unit pekerjaan sebagai bagian dari kegiatan

proyek, dilakukan estimasi biaya (Husen, 2009).

2.4 Estimasi Biaya

Salah satu hal penting dalam pembuatan proposal proyek adalah estimasi

dan penganggaran. Penting karena jika estimasi biaya dilakukan dengan dengan

kurang hati-hati sehingga menghasilkan perkiraan biaya yang terlalu tinggi, maka

akan berakibat perusahaan akan kalah bersaing dengan perusahaan lain yang

menawarkan harga lebih rendah dengan kualitas yang sepadan. Sebaliknya bila

estimasi biaya yang dilakukan ternyata terlalu rendah, maka meski menang dalam

tender namun dalam pelaksanaannya dapat mengalami kesulitan pendanaan yang

dapat berujung pada tidak selesainya proyek dan kehilangan kepercayaan dari

mereka yang memberi proyek.

Estimasi biaya harus sudah dilakukan sejak tahap konsepsi proyek.

Dengan demikian perkiraan biaya proyek dapat dilakukan dengan baik sehingga

menghasilkan estimasi biaya yang akurat. Artinya estimasi biaya tidak terlalu

tinggi yang menyebabkan tidak mampu bersaing dengan perusahaan lain dalam

tahap tender, atau tidak terlalu rendah yang meski dapat memenangkan tender

namun ujungnya mengalami kesulitan pendanaan karena diangarkan kurang.

Terkadang perkiraan biaya yang rendah dilakukan dengan sengaja untuk maksud

(7)

negosiasi dengan klien untuk memperbesar nilai proyek. Yang demikian ini

disebut buy in. Praktek seperti ini beresiko dan tidak etis, namun banyak

dilakukan yang berujung pada korupsi.

Perkiraan biaya digunakan untuk menyusun angaran dan menjadi dasar

untuk mengevaluasi performance proyek. Evaluasi dilakukan dengan

embandingkan tingkat pengeluaran aktual dengan tingkat pengeluaran yang

dianggarkan.. Dengan demikian tanpa estimasi yang baik, maka akan menyulitkan

evaluasi yang efektif dan efisien.

Memperkirakan biaya proyek relatif sulit dibanding memperkirakan biaya

untuk kegiatan yang sudah rutin dilakukan. Perkiraan biaya untuk kegiatan rutin

dapat dibuat dengan sekedar menambah y% dari anggaran tahun lalu. Tidak

demikian dengan perkiraan biaya pekerjaan proyek.

Estimasi biaya untuk pekerjaan yang sifatnya renovasi atau adaptasi bisa

didasarkan pada pekerjaan serupa yang pernah dilakukan, akan tatapi untuk

pekerjaan yang bersifat pengembangan dan belum pernah ada pekerjaan serupa di

masa lalu, maka estimasi benar-benar menjadi suatu pekerjaan yang kritikal.

Estimasi biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaraan

proyek. Defenisi estimasi biaya, menurut National Estimating Society USA, ialah

seni memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu

kegiatan yang didasarkan atas informasi yang tersedia pada waktu itu. Oleh

karena itu, estimasi biaya sangat bergantung pada ketersediaan detail mengenai

proyek dalam tahapan proyek ketika estimasi tersebut dilakukan. Estimasi

dibutuhkan pada saat proses perencanaan, disaat keputusan-keputusan preliminary

(8)

tujuan budgetary, lalu estimasi juga dibutuhkan pada tahap development proyek

baik dalam proses desain maupun pembangunan.

Rekayasa pembangunan pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang

berdasarkan analisis dari berbagai aspek untuk mencapai sasaran dan tujuan

tertentu dengan hasil seoptimal mungkin. Aspek itu dapat dikelompokkan

menjadi 4 tahapan yaitu (Kodoatie, 1995):

1. Tahapan studi,

2. Tahapan perencanaan,

3. Tahapan pelaksanaan, dan

4. Tahapan operasi dan pemeliharaan.

Manfaat estimasi biaya bagi pihak pihak terkait dalam proyek sebagai berikut :

1. Bagi Pemilik proyek

• Sebagai dasar untuk meyediakan biaya untuk mewujutkan keinginanya

untuk membangun.

• Sebagai dasar untuk menyediakan biaya proyek atau investasi.

• Sebagai dasar untuk menetapkan besarnya biaya bagi jasa perencanaan.

• Sebagai dasar dalam menentukan mengevaluasi biaya penawaran calon

kontraktor yang mengajukan penawaran.

2. Bagi Pihak Konsultan

• Sebagai dasar dalam membuat perencanaan proyek sesuai dengan

keinginan pemilik.

• Sebagai dasar menetapkan perkiraan biaya proyek dalam merealesasikan.

(9)

3. Bagi Pihak Kontraktor

• Sebagai dasar dalam menetapkan besarnya biaya penawaran dalam

pelelangan.

• Sebagai acuan dalam menetapkan besarnya biaya pelaksanan pekerjaan.

• Sebagai dasar dalam negosiasi dengan sub kontraktor yang akan ikut serta

dalam pelaksanaan pekerjaan.

• Sebagai dasar dalam menetapkan keuntungan.

Pada tahap perencanaan sangat penting untuk memperhatikan perkiraan

biaya untuk membangun proyek karena memiliki fungsi dengan spektrum yang

amat luas bagi masing-masing organisasi peserta proyek dengan penekanannya

yang berbeda-beda. Bagi pemilik, angka yang menunjukkan jumlah perkiraan

biaya akan menjadi salah satu patokan untuk menentukan kelanjutan investasi.

Untuk kontraktor, keuntungan financial yang akan diperoleh tergantung kepada

seberapa jauh kecakapannya membuat perkiraan biaya, bila penawaran harga yang

diajukan terlalu tinggi kemungkinan besar kontraktor yang bersangkutan akan

mengalami kekalahan, sebaliknya bila memenangkan lelang dengan harga terlalu

rendah akan mengalami kesulitan di belakang hari. Untuk konsultan, angka

tersebut diajukan kepada pemilik sebagai usulan jumlah biaya terbaik untuk

berbagai kegunaan sesuai perkembangan proyek dan sampai derajat tertentu,

kredibilitasnya terkait dengan kebenaran atau ketepatan angka-angka yang

diusulkan (Soeharto, 1997).

Perkiraan biaya atau estimasi biaya adalah seni memperkirakan (the art of

approximating) kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan

(10)

Dalam prosesnya, tiap-tiap kategori estimasi harus secara hati-hati dipersiapkan

dari tingkat estimasi konseptual sampai pada estimasi detail untuk memperoleh

keakuratan estimasi biaya konstruksi. Keakuratan estimasi biaya konstruksi

seharusnya meningkat sesuai dengan perubahan proyek, dari perencanaan, desain

hingga estimasi akhir pada saat penyelesaian proyek. Hal ini bisa diprediksi dari

estimasi konseptual yang akan membentuk batasan, dengan tingkat keakuratannya

relatif luas terhadap nilai kontrak proyek konstruksi, karena tidak semua

gambaran desain dan detail disebutkan selama perencanaan awal.

Terdapat bebrapa kategori estimasi biaya, antara lain:

Estimasi Order of Magnitude, digunakan untuk studi kelayakan,

memilih antar alternatif dan menentukan ekonomi dari suatu proyek pada

tahap awal (konseptual).

Estimasi Anggaran, digunakan untuk penganggaran dan persetujuan

pendanaan, serta sebagai dasar pengendalian biaya dasar

Estimasi Definitif, estimasi detail di mana informasi yang digunakan

melingkupi gambar, spesifikasi, dan harga usulan dari sub-kontraktor dan

supplier.

Estimasi biaya dibedakan menjadi estimasi biaya konseptual dan estimasi

biaya detail. Estimasi biaya konseptual adalah estimasi biaya berdasarkan konsep

bangunan yang akan dibangun. Estimasi biaya konseptual ini bisa disebut juga

sebagai perkiraan biaya pendahuluan. Sebagaimana telah disampaikan

sebelumnya bahwa perkiraan biaya pendahuluan dikerjakan pada tahap konseptual

di mana dalam tahap ini semua aspek yang berkaitan dengan rencana investasi

(11)

dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan untuk tahap berikutnya (Soeharto,

1997).

Tuntutan yang harus dipenuhi untuk bisa berlanjutnya rencana investasi

adalah kualitas perkiraan biaya yang berkaitan dengan akurasi estimasi biaya

tersebut. Kualitas suatu estimasi biaya yang berkaitan dengan akurasi dan

kelengkapan unsur-unsurnya tergantung pada hal-hal berikut (Soeharto, 1997) :

1) Tersedianya data dan informasi,

2) Teknik atau metode yang digunakan,

3) Kecakapan dan pengalaman estimator, dan

4) Tujuan pemakaian perkiraan biaya.

Tersedianya data dan informasi memegang peranan penting dalam hal kualitas

perkiraan biaya yang dihasilkan. Hal ini juga memerlukan kecakapan, pengalaman

serta judgement dari estimator dan tergantung pula dengan metode perkiraan

biaya yang dipakai.

Menurut American Association of Cost Engineering (AACE), Estimasi

biaya perlu dibedakan atau diklasifikasikan, sesuai dengan tingkatan definisi

proyek itu sendiri. Yang nantinya pengkalsifikasian itu bertujuan untuk:

a. Sebagai guidelines untuk memudahkan dalam menyediakan dasar sebagai

bahan perbandingan dan mengkorelasikan karakteristik utama yang umum

dipakai dalam pengklaisifikasian estimasi biaya.

b. Menggunakan tingkatan defenisi proyek sebagai karakteristik dominan

(12)

c. Meningkatkan komunikasi antara seluruh stakeholder yang terlibat dalam

proses persiapan, eveluasi, serta mencegah mis-interprestasi estimasi biaya

atas kesalahan penafsiran atau kesalahan penggunaan estimasi.

Oleh karena itu pada sub-bab ini akan dijelaskan pengertian dan desktipsi

mengenai estimasi biaya proyek secara lebih mendetail, berilut dengan jenis-jenis

estimasi biaya menurut tahapan dalam siklus proyek, dilanjutkan dengan tingkat

keakurasian masing-masing tahap estimasi, beserta metode yang umum digunakan

untuk menghitung estimasi biaya proyek.

2.4.1. Estimasi Biaya Proyek Konstruksi

Menurut L.R Dysert, estimasi biaya merupakan prediksi biaya-biaya yang

mungkin terjadi dari suatu proyek dengan ruang lingkup yang sudah diberikan, di

mana proyek harus diselesaikan di lokasi yang telah ditentukan dan waktu yang

telah ditetapkan. Menurut National Estimating Society (USA), estimasi biaya ialah

pekerjaan analisa biaya yang menyangkut pengkajian biaya kegiatan-kegiatan

proyek terdahulu yang akan dipakai sebagai bahan untuk menyusun cost.

Di dalam dunia konstruksi, estimasi biaya adalah bagian yang sangant

penting. Estimasi biaya digunakan oleh konsultan untuk menyusun budget bagi

klien/owner, yang kemudian akan digunakan sebagai bench mark. Estimasi juga

digunakan untuk alasan monetary, bagi dasar perhitungan kebutuhan finding

kepada institusi finansial. Selain itu estimasi biaya digunakan oleh kontraktor

dalam antisipasi memenangkan kontrak proyek (bid estimate). Jika proyek

berlanjut, estimasi juga dibuat untuk menghitung actual budget yang mana akan

(13)

Sebagai tambahan, fungsi estimasi biaya dalam dunia konstruksi, menurut

Pratt, ialah:

a. Untuk melihat apakah perkiraan biaya konstruksi dapat terpenuhi oleh

biaya yang ada.

b. Untuk mengatur aliran dana ketika pelaksanaan konstruksi sedang

berjalan.

c. Untuk kompetensi pada saat proses penawaran. Estimasi biaya

berdasarkan spesifikasi dan gambar kerja yang disiapkan owner, harus

menjamin bahwa pekerjaan akan terlaksana dengan tepat dan kontraktor

dapat menerima keuntungan yang layak.

Estimasi biaya merupakan area dari kegiatan engineering dimana

pengalaman dan perimbangan teknis dipakai dalam pengaplikasian ilmu

pengetahuan khususnya masalah perkiraan biaya dan pengendalian biaya.

Estimator harus mengetahui alur dan proses proyek secara spesifik, untuk

mempersiapkan tipe estimasi yang akan dilakukan secara tepat. Langkah berikut

ialah mengerti bagaimana proses proyek yang akan dibangun atau metode

pembangunannya. Dari mulai preliminary, engineering desain, sampai pengadaan,

hingga tahap konstruksi, lalu start-up dan close-up. Hal tersebut ialah kunci dari

estimasi biaya suatu proyek yang sukses.

Menurut Barrie dan Paulson, keakuratan estimasi biaya tahap konseptual

dipengaruhi langsung oleh keahlian dan pengalaman estimator dalam menganalisa

rencana proyek yang minim akan informasi dan data. Tingkat akurasi dalam

estimasi biaya merupakan hal yang penting terutama pada tahap awal estimasi.

(14)

yang bervariasi terhadap nilai aktual yang terjadi. Akurasi dari suatu estimasi

merupakan suatu indikasi dari tingkatan perkiraan biaya terhadap realisasi biaya

proyek yang dikeluarkan pada saat proyek selesai.

Menurut Dan E. Schottlander, mengapa estimasi yang akurat itu penting

karena tanpa keakurata, pembuatan keputusan yang efektif hanyalah sebuah

kompromi. Oleh karena itu, diperlukan persiapan bagi pencapaian perhitungan

estimasi biaya yang akurat, sebagai berikut: menganalisa pekerjaan, mereview

dokumen, mengetahui lingkup pekerjaan, mengunjungi site proyek, mengerti

metode konstruksi yang akan dipakai, membuat perkiraan layout, engineering

check (gambar teknik, pricing bahan, dan lain-lain), membuat jadwal pembuatan

estimasi, mengetahui sub kontraktor dan vendor, mengetahui faktor resiko,

allowance, porsi pricing, dan mark up.

2.4.2. Jenis-Jenis Estimasi Biaya Proyek

Estimasi biaya dilakukan beberapa kali selama perencanaan maupun saat

proyek berlangsung. Estimasi pada tiap tahap, yang akan mempengaruhi performa

estimasi tahap berikutnya. Pada tahap pertama, Estimasi biaya dipergunakan

untuk mengetahui berapa besar biaya yang diperlukan untuk membangun proyek

atau investasi, selanjutnya estimasi biaya berkembang, yaitu memiliki fungsi

dengan spektrum yang amat luas dalam merencanakan dan mengendalikan

(15)

Menurut Schexnayder dan Mayo, jenis-jenis estimasi menurut

peruntukannya ialah:

a. Estimasi untuk Perencanaan Konseptual

Estimasi pada tahap ini hanya berdasar pada informasi atau parameter

yang sangat general seperti, ukuran konstruksi, mutu konstruksi yang

diantisipasi, serta kegunaan bangunan. Pada estimasi tahap konseptual ini,

owner harus menyediakan scope document, yang berfungsi sebagai basis

dari mana estimasi tersebut dijalankan. Estimasi biaya konseptual

digunakan untuk menentukan fisibilitas proyek dan mengembangkan

project financing. Ekspetasi akurasi pada estimasi tahap ini ialah ± 15

sampai 20%.

b. Estimasi untuk Studi Kelayakan

Menggunakan informasi desain pendahuluan dan setelah lingkup proyek

terdefenisi secara jelas, suatu estimasi untuk studi kelayakan dapat

disiapkan. Item-item utama yang dibutuhkan dapat dicari biayanya dan

menjadi input bagi estimasi. Dengan identifikasi lingkup proyek yang

lebih baik tersebut, ekspetasi akurasi meningkat menjadi ± 10 sampai 15%

c. Estimasi untuk Engineering dan Desain

Berdasarkan pada dokumen desain level skematik, kebutuhan utama

proyek dapat diukur secara kuantitatif, dan tipe konstruksi dapat

ditentukan. Contohnya kuantitas baja dalam ton, superstruktur

menggunakan baja atau beton. Suatu estimasi dengan tingkat akurasi ± 5

(16)

d. Estimasi untuk Konstruksi

Ini merupakan perhitungan biaya berdasarkan set lengkap dari dokumen

kontrak. Estimasi untuk konstruksi dapat dibuat berdasarkan biaya

rata-rata historis atau dengan bendata pekerja serta pekerjaan dan menghitung

biaya produksi. Metode yang digunakan bergantung pada tipe konstruksi.

Seperti contohnya, konstruksi tipe gedung dan perumahan lebih banyak

menggunakan data historis untuk perhitungannya, sementara konstruksi

jalan raya biasanya mengacu pada produktivitas pekerjaan. Dalam tahap

ini , ekspetasi akurasi ialah ± 5%.

e. Estimasi untuk Change Order

Estimasi ini dilakukan pada saat proyek telah berjalan yang diakibatkan

oleh perubahan pekerjaan yang diminta oleh Owner pada proyek.

Grafik 2.1 Akurasi Estimasi Biaya versus Tahap Konstruksi

(17)

Untuk tiap-tiap tahapan estimasi tersebut tingkat keakurasian bergantung

pada ketersediaan informasi, sehingga keakurasian bertambah sesuai dengan

tingkatan tahapan proyek. Seperti pendapat Jamshid Sodikov, keakurasian

estimasi biaya meningkat seiring dengan berjalannya tahapan proyek yang

diakibatkan oleh bertambah detailnya informasi yang tersedia.

2.4.3. Metode Metode Estimasi Biaya Proyek

Untuk melakukan estimasi biaya terdapat beberapa cara atau metode,

sesuai dengan informasi yang tersedia atau tahapan konstruksi. Menurut Michael

D. Dell’Isola, metode estimasi biaya dapat dibagi menjadi empat kategori utama.

Penjelasan akan masing-masing metode yaitu sebagai berikut:

a. Metode Harga Unit Satuan

Metode harga unit satuan dapat juga dikategorikan menjadi pembagian

empat kategori utama:

a) Metode Akomodasi

Metode ini pada dasarnya merupakan metode dengan perhitungan

kalkulasi dari biaya yang diperlukan dalam membangun suatu

fasilitas berdasarkan major measure dari fasilitas tersebut. Seperti

contohnya, estimasi biaya untuk sebuah tempat parkir. Perhitungan

tersebut dapat didasarkan pada unit price luas parkir bagi tiap unit

mobil yang kemudian dikalikan dengan kapasitas unit mobil yang

(18)

b) Metode Meter Kubik

Metode ini tidak biasa digunakan pada sistem estimasi biaya,

kecuali untuk konstruksi yang identik dengan volume, seperti

misalnya gudang penyimpanan. Berdasarkan sifat dari

pengukurannya, metode meter kubik akan bersifat sensitif terhadap

volume dari konstruksi dan varian yang mempengaruhinya.

Negara-negara Eropa seperti Jerman sangat sering menggunakan

metode ini sebagai perhitungan biaya konstruksi. Metode ini dapat

juga efektif, namun cenderung rancu saat digunakan pada

konstruksi umum.

c) Metode Meter Persegi

Metode biaya per meter persegi merupakan metode yang paling

sering digunakan di Amerika. Area fungsional ditentukan sesuai

dengan ruang dengan masing-masing kegunaannya pada suatu

bangunan; misalnya, pada sekolah, area fungsionalmya antara lain

ruang kelas, kafetaria, gymnasium, dan lain-lain. Kelebihan

metode ini dari metode meter persegi ialah variasinya terletak pada

ruang sehingga estimasi dapat lebih sesuai.

b. Metode Cost-Modelling dan Parametrik

Metode ini mengutilisasi model yang telah terdeterminasi dari proyek

sebelumnya dan menggunakannya untuk memprediksi biaya proyek yang

akan dibangun. Pendekatan ini biasanya diaplikasikan pada proyek yang

berulang dengan tipe yang serupa atau mirip lalu mereplikasi analisa

(19)

fasilitas statistik dapat dimanfaatkan sebagai alat prediksi dan asesmen

cost terutama pada sistem konstruksi yang rumit, seperti piping atau proses

komponen. Namun pendekatan ini memiliki aplikasi yang paling sedikit di

dunia konstruksi.

c. Analisa Biaya Sistem/Elemental

Sistem ini Menjembatani pendekatan estimasi biaya pada tahap konseptual

yang telah sebelumnya dengan estimasi quantity survey-based. Konsep

dasar dari estimasi dengan pendekatan ini ialah dengan merinci konstruksi

hingga komponen elemental, biasanya dengan basis UNIFORMAT. Saat

informasi mengenai desain sangat terbatas, merupakan hal yang pernting

untuk bekerjasama dengan desainer, dalam membuat asumsi untuk

menjadi basis estimasi. Data historis dari konstruksi setipe dapat

digunakan sebagai basis estimasi menurut komponen atau elemen

bangunannya. Langkah estimasi dengan metode ini ialah menyiapkan

format elemental untuk suatu tipe konstruksi spesifik. Kemudian dapat

dilakukan mekanisme pengkombinasian, seperti misalnya digunakan cost

dari data historis untuk komponen bangunan tertentu, yang kemudian

dikombinasikan dengan perhitungan biaya menurut sistem atau asembli

bagian konstruksi tertentu, dan analisa biaya detail untuk bagian

konstruksi tertentu.

d. Metode Survey Kuantitas

Metode survey kuantitas biasanya digunakan saat detail desain secara

terinci tersedia dan estimastor diharuskan untuk menghitung cost

(20)

terdiri dari unit price seluruh bangunan, atau juga termasuk labor, material

dan alat. Tingkatan dari detail estimasi adalah individual unit pada tiap

pekerjaan, agar dapat diketahui bagaimana pekerjaan akan dilangsungkan.

2.5 Perkiraan Biaya Tahap Konseptual

Conceptual cost estimate adalah salah satu masukan fundamental dalam

initial decision-making processes untuk proyek-proyek konstruksi. Menurut Trost

dan Oberlender (2002) konseptual estimasi menjadi suatu hal yang kritis karena

pada tahap ini terdapat proses pengambilan keputusan untuk proyek-proyek

konstruksi terutama untuk menentukan apakah proyek akan lanjut atau tidak.

Menurut Stephen D. Schuettedan Roger W. Liska (1998) estimasi tahap

konseptual adalah “suatu proses yang tidak pasti, karena perhitungan berdasakan

sejumlah besar penilaian, pengalaman, kurang tersedia informasi serta adanya

ketidakpastian selama tahap konseptual”.

Tahap konseptual ialah tahap pertama dimana kebutuhan proyek dianalisa,

alternatif-alternatif ditinjau, tujuan dan objektif proyek ditentukan, dan sponsor

telah teridentifikasi. Aktifitas utama dalam tahap ini ialah mengembangkan

estimasi untuk menentukan kelayakan suatu proyek, menganalisa biaya alternatif

desain, serta pemilihan desain optimal untuk sebuah proyek. Estimasi biaya tahap

konseptual dapat didefenisikan sebagai perkiraan biaya proyek yang dilakukan

sebelum sejumlah informasi yang signifikan terkumpul dari detail desain, dengan

lingkup pekerjaan yang masih belum lengkap. Bahkan bisa dibilang estimasi

(21)

Hal yang penting dalam pemilihan metode estimasi biaya konseptual ialah

harus akurat dan mudah. Dalam hal ini karena estimasi berdasarkan pada beberapa

data awal yang ada sangat minim, maka estimasi biasanya didasarkan pada

pengalaman mengenai proyek-proyek setipe sebelumnya. Tersedianya data dan

informasi proyek masa lalu, oleh karena itu memegang peranan penting dalam

kualitas estimasi biaya konseptual proyek yang dihasilkan.

2.5.1 Tingkatan Estimasi Biaya Tahap Konseptual

Estimasi biaya tahap konseptual terdiri dari beberapa tingkatan, yang

biasanya bergantung pada perkembangan di proses perencanaan awal suatu

proyek. Masing-masing estimasi tersebut biasanya terkait dengan perkembangan

pada desain, yang merupakan bahan analisa suatu estimasi. Tingkatan estimasi

tahap konseptual tersebut menurut F.E Gould, adalah:

a. Estimasi Preliminary

Tahapan dimana Owner/pemilik membutuhkan informasi biaya seawal

mungkin pada suatu proyek, sehingga owner dapat mengambil keputusan

untuk besar kecilnya proyek dan memperkirakan nilai proyek. Tahap

konseptual dilakukan pada awal perencanaan berdasarkan pengalaman dan

intuisi perencana, sehingga ketelitian estimasi ini hanya mencapai ±20%

b. Estimasi Skematik

Tahapan dimana proses perencanaan sudah mencapai 30%. Pada tahapan

ini estimasi sudah mencapai finishing dasar. Estimasi dilakukan

(22)

lantai atau ruangan yang dibutuhkan dalam bangunan pabrik namun belum

detail. Jadi tingkat ketelitian masih berkisar ±15%

c. Estimasi Design Development

Pada tahap estimasi ini dimana proses perencanaan sudah mencapai 60%

dan perencanaan sudah lengkap beserta detail-detail yang ada, sehingga

waktu yang diperlukan untuk melakukan estimasi pada tahap ini lebih

banyak daripada tahap skematik. Estimasi pada tahap ini dilakukan

berdasarkan semua detail yang ada sehingga tingkat ketelitiannya sudah

mencapai 10%.

2.5.2 Karakteristik Estimasi Biaya Tahap Konseptual

Berikut beberapa karakteristik dari estimasi biaya proyek tahap

konseptual:

a. Bersifat Tidak Pasti

Sesuai dengan namanya, tahap konseptual ialah tahap dalam proyek

konstruksi di mana konsep dasar suatu proyek beserta dengan atributnya

yang lain dibangun. Dalam tahap inia desain, budgeting, maupun aspek

proyek lainnya belum mencapai fiksasi sehingga dapat semerta-merta

berubah. Oleh sebab itu, seringkali pada tahap ini, dimana ide-ide desain

ditampung dan latar belakang finansial diperjelas, terdapat banyak

alternatif desain maupun pembiayaan. Hal itulah yang membuat urgensi

estimasi biaya tahap konseptual meningkat karena harus dilakukan analisa

untuk masing-masing alternatif. Hasil estimasi pada tahap konseptual juga

(23)

akan bertambah akurat seiring tahap proyek berjalan. Menurut AACE,

tahap konseptual dimuali consept screening, feasibility study, dan budget

authorization. Sehingga harapan akurasi estimasinya hanya berada dari

sekitar ±10% hingga ±30%.

b. Krusial

Estimasi pertama yang dipertimbangkan oleh project owner ialah estimasi

biaya konseptual. Estimasi yang dihasilkan dapat bernilai terlalu rendah

dari biaya sebenarnya dan mengecoh owner untuk tetap menjalankan

proyek dan menimpulkan masalah didepannya, atau malah bernilai terlalu

tinggi dari biaya aslinya dan menghentikan proyek yang akan berjalan

padahal sebenarnya proyek sangat viable. Estimasi biaya tahap konseptual

merupakan estimasi yang menyediakan cost informations untuk

keputusan-keputusan finansial basis pada proyek. Sementara bagi

konsultan desain, desain dengan dasar estimasi konseptual yang salah akan

menyebabkan masalah juga pada desain di tahapan proyek yang akan

dijalankan berikutnya.

c. Sumbernya Terbatas

Estimasi tahap konseptual dilakukan dengan dasar informasi yang sangat

terbatas. Owner mungkin sudah memiliki visi jelas mengenai akomodasi,

fungsi dan standar kualitas dari konstruksi, namun masih jauh untuk

mencapai detail hingga volume beton maupun mortar yang akan

digunakan. Itulah sebabnya banyak dihasilkan estimasi pada tahap ini yang

bernilai subjektif, karena perhitungan pada tahap konseptual hanya

(24)

didasarkan dengan proyek masa lalu dengan ketersediaan data historis.

Estimasi pada tahap konseptual merupakan campuran dari seni dan ilmu

pengetahuan. Ilmu pengetahuan dari estimasi menginformasikan biaya dari

pekerjaan atau proyek terdahulu. Seninya adalah dalam menvisualisasikan

proyek yang baru dengan membandingkan faktor-faktor perbandingan

dengan proyek sebelumnya dan menyesuaikannya dengan keadaan proyek

yang sekarang.

2.5.3. Proses Estimasi Biaya Konstruksi Tahap Konseptual

Estimasi biaya sebuah proyek ialah sebuah kegiatanyang dilakukan secara

iteratif hingga dicapai suatu hasil yang maksimal. Estimasi biaya dilakukan di tiap

tahap proyek dengan tujuan yang berbeda. Tim manajemen atau owner, seringkali

meminta estimasi biaya tahap konseptual untuk mempelajari kelayakan proyek

dan mencari bahan pertimbangan bagi keputusan-keputusan penting proyek

seperti aspek desain.

Langkah pertama untuk estimator dalam menyusun estimasi biaya tahap

konseptual ialah mengumpulkan informasi serta studi lapangan. Meskipun data

eksisting pada tahap ini sedikit, namun biasanya owner/tim manajemen telah

memberikan scope/lingkup berupa gambaran besar proyek, beserta ekspetasi

kualitas atau performance proyek. Dari situ dapat ditarik informasi awal proyek

seperti lokasi, tipe struktur utama, faktor mayor desain, serta kualitas konstruksi

yang owner/manajemen antisipasi. Selain itu studi lapangan juga perlu dilakukan

demi mendapat kondisi lapangan proyek aktual, karena faktor-faktor yang

terdapat di lapangan seperti kondisi tanah (seperti apakah pekerjaan pemindahan

(25)

peninjauan langsung. Pengalaman menunjukkan bahwa memberikan perhatian di

awal terhadap site issues serta melakukan survey lokasi yang memadai, dapat

mengurangi resiko penyimpangan biaya di masa mendatang.

Langkah berikutnya ialah mengumpulkan informasi tambahan. Dalam hal

estimasi biaya awal, estimasi sangat bergantung pada data historis, sementara

estimasi mendetail hingga quality estimate yang lengkap dapat berkembang

seiring tahap perencanaan proyek. Data historis dapat diperoleh dari praktisi

konstruksi yang berpengalaman kerja, pada database biaya yang dipublikasikan

untuk umum, informasi dari organisasi lain, maupun dari manajemen owner. Dari

manapun data historis proyek, harus diperhatikan kesahihan maupun keabsahan

data. Data historis yang diperoleh harus comparable dengan proyek yang

dilakukan sekarang, selain itu timeframe-nya harus adjusted. Diperlukan pula

pengukuran yang konsisten antara data lama dan data baru.

Setelah semua data yang diperlukan dan dapat diperoleh terkumpul,

dilakukan estimasi biaya tahap konseptual. Setelah didapatkan output yang

sekiranya paling akurat, hasil diserahkan pada manajemen/owner untuk

ditindaklanjuti. Pada tahap konseptual, biasanya tersedia alternatif-alternatif

desain proyek sehingga apabila satu alternatif tidak disetujui atau dengan kata lain

hasil estimasi menunjukkan proyek tidak viable, maka akan dilakukan estimasi

ulang untuk alternatif selanjutnya. Berikut seterusnya estimasi biaya menunjukkan

(26)

Gambar 2.1 Alur Proses Estimasi Biaya Tahap Konseptual Sumber: Phabounjong K., 2002

2.5.4 Kualitas Estimasi Biaya pada Tahap Konseptual

Kualitas esttimasi biaya tahap konseptual dibutuhkan pada taraf maksimal.

Baik dari keakurasiannya maupun kecepatan tersedia hasilnya. Untuk mencapai

hal tersebut, kualitas estimasi biaya tahap konseptual bergantung pada

aspek-aspek seperti:

a. Kualitas Lingkup Proyek

Pada tahap awal, tersedia lingkup/scope proyek yang dapat menjadi dasar Permintaan manajemen

Penyerahan laporan kepada manajemen Penetapan keputusan

oleh manajemen Studi lapangan dan mengumpulkan informasi

Mengumpulkan informasi tambahan

Estimasi Biaya Awal

Pre liminary budget Setuju

(27)

lingkup itu sendiri umumnya terdiri dari, defenisi proyek, fungsi

konstruksi, pendekatan desain, lokasi proyek, informasi kondisi lapangan

beserta sekitarnya, serta terkadang metode dan teknologi yang akan

dipakai. Namun setiap proyek tidak sama adanya, terkadang owner belum

bisa menyediakan lingkup taraf tersebut selama masa perencanaan

konseptual. Terkadang pula, lingkup proyek terlalu luas atau terdapat

lingkup ganda. Dalam hal ini owner acapkali pula memninta bantuan

konsultan untuk membuat/merencanakan desain-desain umum konstruksi,

untuk kemudian dianalisa satu-persatu. Pada prakteknya, dapat juga terjadi

pelencengan padaperkembangan proyek dari lingkup awal. Sehingga,

estimasi yang dibuat di tahap konseptual pun tidak relevan. Penting pula

pada pelaksanaannya agar diusahakan tetap tercapai kekonsistensian

lingkup proyek. Pihak owner pun harus berkomitmen untuk menentukan

lingkup proyek yang sesuai di awal.

b. Kualitas Informasi

Alfredo F Serpell membagi kualitas informasi menjadi dua, yaitu kualitas

informasi historis dan kualitas informasi terkini. Pada prakteknya, estimasi

biaya pada tahap konseptual sangat bergantung kepada data historis.

Karena data proyek yang akan dijalankan tidak cukup kuat untuk menjadi

dasar estimasi biaya saat itu. Tersedianya data informasi yang cukup detail

dan dan lengkap mengenai proyek serupa masa lalu memegang penting

dalam kualitas perkiraan biaya yang dilakukan di masa kini. Namun tetap

harus diperhatikan pengaplikasiannya, sebab apabila tidak digunakan

(28)

biaya yang tidak berkualitas. Untuk dapat mengutilisasi data historis

secara maksimal, diperlukan pengetahuan proyek, terutama untuk

menangani estimasi untuk konstruksi yang kompleks. Data historis harus

comparable dengan data proyek masa kini, sehingga harus divalidasi lagi

data historis yang tepat. Informasi terkini mengenai proyek harus

didapatkan selengkap mungkin karena mempengaruhi estimasi biaya

proyek tersebut. Selain informasi mengenai aspek konstruksi yang

nantinya akan diutilisasi bersama dengan data historis pada suatu model

estimasi, informasi saat ini juga terkait dengan harga dan indeks harga

lokal, produktivitas pekerja di wilayah lokasi pembangunan, serta kondisi

spesifik pada lapangan.

c. Tingkat Ketidakpastian

Terdapat beberapa faktor ketidakpastian yang dapat mengakibatkan

perubahan kondisi selama atau setelah proses estimasi berlangsung. Hal

tersebut diantaranya perubahan kondisi pasar, perubahan besar dalam

angka eskalasi dan lain-lain. Karena estimasi dilakukan pada tahap awal,

maka dapat pula terjadi ketidakpastian dari aspek proyek seperti

perubahan aspek desain, teknologi proyek, dan kompleksitas proyek.

Faktor ketidakpastian sangat berperan dalam mempengaruhi kualitas

estimasi pada tahap konseptual, karena selain estimasi tersebut didasarkan

pada informasi proyek yang sangat minim, perubahan signifikan pada

aspek proyek dapat mengurangi keakurasian estimasi dengan sangat besar,

(29)

d. Performa Estimator

Estimator ialah orang yang bertanggung jawab untuk mengorganisir dan

menganalisis seluruh informasi mengenai proyek dan mengkalkulasikan

ke dalam estimasi. Pada masa awal proyek dimana segala sesuatu masih

dalam bentuk konseptual, kecakapan dan pengalaman estimator untuk

mengambil keputusan mengenai input untuk estimasi yang tepat akan

menentukan hasil akhir suatu perkiraan biaya. Keahlian tersebut

merupakan penguasaan dalam hal kemampuan mengenali aspek cost

driver pada proyek konstuksi, serta pengalaman dan pengetahuan di

bidang konstruksi, dan keterampilan dalam menggunakan aplikasi

estimasi. Keahlian estimator dalam memahami proyek yang telah

dilaksanakan sebelumnya juga krusial untuk menyesuaikan informasi yang

didapat dengan informasi eksisting berdasarkan kondisi saat ini.

e. Proses Estimasi

Pada dunia kontruksi banyak dikenal metode estimasi baik yang

konvensional maupun pengembangan baru. Industri konstruksi terbukti

lambat dalam menyesuaikan diri untuk teknik baru dalam estimasi biaya

tahap awal [49]. Menurut penelitian, beberapa teknik estimasi baru yang

telah dikembangkan dengan baik, tidak diacuhkan dan tidak dipergunakan.

Menurut penelitian tersebut, para estimator skeptikal terhadap kemampuan

aplikasi-aplikasi estimasi terbaru yang kebanyakan tidak membutuhkan

proffesional judgement dalam korporasi aspek konstruksinya untuk

menentukan prediksi biaya. Meski metode konvensional yang

(30)

memuaskan, bukti menyatakan bahwa masih terjadi peningkatan dalam

jumlah sangat sedikit dalam pemakaian teknik-teknik baru pada praktek

estimasi biaya di dunia konstruksi.

2.6 Keakuratan Perkiraan Biaya Tahap Konseptual

Estimasi biaya awal proyek merupakan salah satu tahapan yang paling

penting dalam manajemen proyek konstruksi. Berhasil atau tidaknya sebuah

proyek konstruksi sangat tergantung pada keakurasian estimasi yang dilakukan

sepanjang proyek mulai dari konseptual sampai estimasi kelayakan dan estimasi

detail atau bid estimates. Menurut Trost dan Oberlender (2002) estimasi awal

menjadi suatu hal yang kritis karena pada tahap ini terdapat proses pengambilan

keputusan untuk proyek-proyek konstruksi terutama untuk menentukan apakah

proyek akan berlanjut terus atau tidak. Karenanya kualitas manajemen proyek

sangat ditentukan oleh tingkat akurasi estimasi biaya konstruksi Adeli dan Wu

(1998). Estimasi yang tidak akurat tidak hanya mengakibatkan hilangnya

kesempatan, tetapi juga menyebabkan upaya pengembangan yang terbuang

percuma dan hasil yang lebih rendah dari yang diharapkan Oberlender dan Trost

(2001).

Ada dua metode dasar dalam memperdiksikan keakuratan conseptual cost

estimasi yaitu;

1) Data-based methods yaitu dengan mengunakan historical data dan

quantitative models. Biasanya pendekatan ini digunakan pada situasi atau

(31)

2) Judgmental-based method yaitu dengan mengunakan pendapat dan

pengalaman seseorang yang ahli dan terbiasa dalam menghitung anggaran

biaya suatu proyek. Biasanya para ahli menghitung faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhi nilai estimasi dengan mengunakan qualitative model.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, conceptual cost estimasi dapat

digunakan sebagai studi kelayakan, alternatif disain yang mungkin, dan pemilihan

disain yang optimal untuk sebuah proyek. Untuk metode Data-based method,

banyak cara metode perhitunganyang dapat digunakan dalam menghitung

conceptual cost estimasi ini seperti estimasi biaya elemental atau parameter, luas

lantai seperti yang diatur dalam Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana

Wilayah Nomor: 332/KPTS/M/2002. Hal yang paling terpenting adalah

conceptual cost estimasi haruslah akurat, mudah, dan tidak mahal dalam

pengunaannya.

Menurut Barrie dan Paulson, (1992) keakuratan estimasi biaya konseptual

tergantung pada keahlian dan pengalaman estimator dalam menganalisa rencana

proyek yang minim akan informasi dan data. Pengambilan keputusan di tahap

awal suatu proyek konstruksi memiliki pengaruh yang besar terhadap kinerja

proyek selanjutnya. Tingkat akurasi dalam estimasi biaya merupakan hal yang

penting terutama pada tahap awal estimasi. Tingkat akurasi merupakan suatu

tingkatan dari pengukuran atau perhitungan yang bervariasi terhadap nilai aktual

yang terjadi. Akurasi dari suatu estimasi merupakan suatu indikasi dari tingkatan

dari perkiraan biaya terhadap realisasi biaya proyek yang dikeluarkan pada saat

(32)

2.7 Perkiraan Biaya Tahap Desain

Desain merupakan proses pembuatan deskripsi atau gambaran dari suatu

fasilitas, dan biasanya dilengkapi dengan detail perencanaan dan spesifikasi, yang

kemudian di implementasikan pada tahap kontruksi. Tahap desain merupakan

tahap berikutnya setelah tahap perencanaan konseptual, namun masih termasuk di

dalam tahap prakontruksi. Tahap desain ini ada 2 (dua) bagian, yaitu : Desain

Skematik dan Detail Desain. Pada tahap Desain Skematik, tim desain (yang terdiri

dari arsitek dan engineer) menginvestigasikan alternatif desain, material, dan

sistem. Sedangkan pada tahap detail desain, tim desain mengevaluasi, memilih,

menyelesaikan sistem utama dan komponen proyek. Jadwal proyek dan anggaran

terus dikembangkan dan dimonitor selama tahap ini. Dasar Pertimbangan Dalam

Estimasi Biaya Proyek Tahap Desain :

- Sumber informasi, pengalaman di masa lampau,

- Data-data proyek terdahulu dan laporan yang akurat,

- Laporan maupun standar yang berlaku,

- Kondisi perekonomian, baik dalam skala makro maupun mikro,

- Kondisi sosial yang sedang terjadi di sekitar, dan

- Kondisi lingkungan, khususnya lingkungan di sekitar proyek yang bersangkutan.

Langkah langkah dalam Estimasi biaya tahap desain dan scheduling pada Proyek

Pembangunan Perumahan adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data-data berupa data-data teknis dan data lapangan.

2. Estimasi pendahuluan berdasarkan luas, klasifikasi dan jumlah lantai.

3. Mengelompokan data kedalam daftar urutan pekerjaan dengan untuk

(33)

4. Menghitung volume tiap-tiap jenis pekerjaan sesuai dengan gambar

bestek.

5. Mengelompokan daftar harga material dan upah pekerjaan dalam suatu

tabel daftar material, upah dan sewa alat.

6. Menganalisa harga satuan pekerjaan untuk tiap-tiap item pekerjaan.

7. Menghitung rencana anggaran biaya proyek

8. Merencanakan penjadwalan pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan.

2.8 Metode Pemakaian Data dan Informasi Proyek yang Bersangkutan

Dalam menggunakan metode ini, informasi yang dibutuhkan adalah data dan informasi yang benar-benar dimiliki oleh proyek itu sendiri. Makin banyak

data dan informasi yang ada, akan semakin akurat estimasi yang bisa dilakukan.

Seluruh metode ini dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang

ada yang paling sesuai dengan dengan apa yang ada saat itu dan kemampuan

dalam melakukan estimasi. Selain dari jenis estimasi yang ada dan diterangkan

diatas, ada beberapa metode konseptual yang dapat dipelajari pada modul

berikutnya. Metode konseptual tersebut antara lain:

- Cost Indices

- Cost Capacity Factor

- Location Factor

- Equipment Factored

- Parameter (Elemental)

Seluruh metode dapat digunakan sesuai dengan fase daur hidup konstruksi

(34)

pilihan. masing kontraktor atau pihak yang melakukan estimasi.

Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dipelajari

sehingga dapat menggunakan dengan tepat.

2.9 Cost-Significant Model

Menurut Poh dan Horner (1995) dalam jurnal “Cost-significant modelling-

its potential for use in south-east Asia”, Cost Significant adalah salah satu model

peramalan biaya konstruksi berdasarkan informasi & data proyek terdahulu, yang

lebih mengandalkan pada harga palingsignifikan didalam mempengaruhi total

biaya proyek sebagai dasar peramalan (estimasi) yang di terjemahkan kedalam

regresi.

2.10 Uji SPSS

Pada dasarnya komputer berfungsi mengolah data menjadi informasi yang

berarti. Data yang diolah dimasukkan sebagai input, kemudian dengan proses

pengolahan data oleh komputer dihasilkan output berupa informasi untuk

kegunaan lebih lanjut. Berikut sedikit gambaran tentang cara kerja komputer

dengan program SPSS dalam mengolah data.

Gambar 2.2 Cara Kerja SPSS

(35)

Data hasil penelitian atau data yang akan diproses dimasukkan lewat

menu data editor yang secara otomatis muncul di layar komputer.

1. Data yang telah diinput kemudian diproses, juga lewat menu data editor

2. Memilih menu yang akan digunakan pada SPSS 15.0 for windows grafik,

statistik dan lain-lain.

3. Hasil pengolahan data muncul di layar windows yang lain dari SPSS yaitu

viewer, output SPSS bisa berupa teks, tulisan, tabel atau grafik. Pada viewer,

informasi atau output statistik dapat ditampilkan secara:

a. Teks atau Tulisan, pengerjaan (perubahan bentuk huruf, penambahan,

pengurangan dan lainnya) yang berhubungan dengan output berbentuk tabel

bisa dilakukan lewat menu text output editor.

b. Tabel, pengerjaan (pivoting tabel, penambahan, pengurangan, dan lainnya)

yang berhubungan dengan output data yang berbentuk tabel dilakukan lewat

menu pivot table editor.

c. Chart atau grafik, pengerjaan (perubahan tipe grafik dan lainnya) yang

berhubungan dengan output data yang berbentuk grafis dapat dilakukan lewat

menu chart editor.

2.11 Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis ini digunakan untuk memprediksi hubungan antara variabel

terikat Y yaitu kinerja sumber daya manusia pekerjaan struktur rangka atap,

dengan variabel bebas X yaitu umur, pengalaman kerja, tingkat pendidikan,

kesesuaian upah, jumlah tanggungan keluarga, komposisi kelompok kerja dan

(36)

variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen. Bentuk

umum persamaan regresi linier adalah sebagai berikut:

Y = a + b X

Dimana :

Y : nilai dari variabel dependent

a : konstanta , yaitu nilai Y jika X=0

b. : koefisien regresi

X : nilai dari variabel independent

(Purbayu Budi Santosa dan Ashari, 2005 :126)

2.12 Bangunan Perumahan di Indonesia

Pertumbuhan penduduk di Indonesia berada dalam angka positif. Hal itu

berarti jumlah penduduk secara umum selalu bertambah dari waktu ke waktu.

Demikian juga halnya dengan Provinsi Sumatera Utara dengan Medan sebagai

ibukota yang pertumbuhan penduduknya tergolong pesat. Peningkatan jumlah

penduduk itu menyebabkan kebutuhan akan rumah tinggal meningkat, karena

rumah adalah kebutuhan dasar (basic need) disamping kebutuhan akan sandang

dan pangan. Bidang properti khususnya sektor perumahan cenderung

menunjukkan perkembangan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya

karena permintaan masyarakat akan rumah tinggal meningkat cukup pesat. Proyek

pembangunan perumahan oleh pengembang juga semakin banyak bermunculan

untuk memenuhi kebutuhan pasar. Proyek konstruksi termasuk perumahan

memiliki karakteristik unik karena merupakan suatu rangkaian kegiatan yang

(37)

menghasilkan produk dengan kriteria-kriteria yang telah digariskan di dalam

dokumen kontrak. Spesifikasi perencanaan harga dan mutu yang direncanakan

pada dokumen kontrak, sebenarnya belum tentu sesuai dengan kondisi di

lapangan. Karena itu pada saat pelaksanaan proyek konstruksi, maka pengembang

akan dibebani oleh berbagai situasi ketidakpastian estimasi proyek. Kegagalan

dalam memahami estimasi yang akurat dapat mempengaruhi sasaran proyek

konstruksi, yaitu dengan biaya yang seoptimal mungkin namun dengan kualitas

yang sesuai dengan konsep serta spesifikasi proyek perumahan yang diinginkan

dan dengan pelaksanaan waktu yang tepat. Oleh karena itu perkiraan biaya

konseptual dan perkiraan biaya detail suatu proyek perumahan harus di analisis

Gambar

Grafik 2.1  Akurasi Estimasi Biaya versus Tahap Konstruksi
Gambar 2.1 Alur Proses Estimasi Biaya Tahap Konseptual
Gambar 2.2 Cara Kerja SPSS

Referensi

Dokumen terkait

Dari hal tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap harus dilaksanakan oleh para pihak, apabila salah satu

[r]

Studio e-Learning sendiri merupakan LAYANAN UTAMA nya adalah pengembangan dan produksi VIDEO (e-Learning) yang menawarkan studio rekaman multimedia mutakhir untuk

Berdasarkan distribusi frekuensi fungsi kognitif lansia dengan dimensia sebelum senam otak dapat disimpulkan bahwa dari 32 lansia di Unit Pelayanan Sosial Lanjut

Sepanjang penelusuran yang telah dilakukan, sampai saat ini belum ditemukan referensi dan hasil penelitian yang mengkaji kemampuan tankos kelapa sawit sebagai bahan

“Sistem Informasi Perpustakaan adalah suatu cara yang digunakan untuk mempermudah pihak manajemen/karyawan dalam proses pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan

luar biasa pada siswa kelas VII tunagrahita ringan adalah bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam masih terbatas pada pengetahuan sehingga perlu dikembangkan

Keseimbangan yang timbul dalam neraca pembayaran diseimbangkan dengan cadangan modal pemerintah serta modal pemerintah Japen yang dimiliki oleh lembaga-lembaga moneter