• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Konflik Laten Antara Penganut Aliran Kristiani Gereja “Konvensional” dengan Gereja “Kharismatik” (Studi pada gereja HKBP dengan GBI di kota Kabanjahe Kabupaten Karo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Potensi Konflik Laten Antara Penganut Aliran Kristiani Gereja “Konvensional” dengan Gereja “Kharismatik” (Studi pada gereja HKBP dengan GBI di kota Kabanjahe Kabupaten Karo)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Agama merupakan sebuah realitas sosial yang tidak dapat dielakkan oleh

siapapun, baik dalam masyarakat modern maupun dalam masyarakat

tradisional.Sebagai sistem kepercayaan dan sistem peribadatan, agama berperan

penting dalam menciptakan tatanan kehidupan yang berkeadilan dan beradab

bagi seluih umat manusia di dunia.Agama menjadi sumber motivasi dan

inspirasi bahkan agama terus berkembang seiring perkembangan peradaban

manusia.Namun sayangnya agama sering kali dipahami secara sempit oleh

penganutnya disertai perasaan curiga yang berlebihan terhadap

penganutnya.Secara sosiologi, agama merupakan suatu isu yang berkaitan

dengan kepercayaan, simbol, citra serta nilai-nilai sesuai dengan ajaran dari

agamanya masing-masing. Simbol disini dapat kita lihat seperti cara berdoa,

adanya puasa atau pantangan serta simbol keagamaan juga ditunjukkan dalam

bentuk fisik yang dikenakan oleh para penganutnya yaitu seperti Rosario

(kalung berbentuk salib), jilbab, peci dan lain sebagainya. Agama memiliki

kedudukan yan sama dan merupakan suatu kesatuan dengan manusia sehingga

mampu mengendalikan perilaku manusia dan mengubah kehidupannya.

Dalam menjalankan aktifitas sehari-hari individu tetap bertindak sesuai

nilai-nilai ajaran agama dengan membina rasa solidaritas terhadap sesama.

(2)

bertingkah laku agar sejalan dengan agama yang dianutnya. Namun menurut

Durkheim (Kamiruddin, 2011) agama bukan hal yang mudah untuk dipahami

sebagai sesuatu yang sakral.Menurutnya agama tidaklah sepenuhnya dapat

dikatakan sebagai nilai ajaran yang sakral yang berasal dari Tuhan.Adapun

pemikiran manusia terhadap ajaran agama yang mereka terima juga

mempengaruhi berkembangnya suatu aliran agama.

Pada dasarnya agama Kristen terbagi menjadi dua bagian yaitu Kristen

khatolik dan Kristen protestan.Selain itu agama Kristen protestan memiliki

tujuh aliran yaitu aliran calvinis, aliran Lutheran, aliran methodis, aliran

pentakosta, aliran kharismatik, aliran adventis, sertra aliran saksi jehova.

Agama Kristen juga diwadahi oleh tiga persekutuan yaitu PGI (Persekutuan

Gereja-Gereja Indonesia), PGPI (Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta

Indonesia) dan PGPLII (Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga

Injili Indonesia).

Gereja Huria Kristen Batak Protestan dan Gereja Bethel Indonesia (GBI)

merupakan agama Kristen yang berbeda aliran. Gereja Huria Kristen Batak

Protestan (HKBP) berasal dari aliran Lutheran yang berada dibawah naungan

PGI (Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia) serta Gereja Bethel Indonesia

(GBI) berasal dari aliran kharismatik yang berada dibawah naungan PGI

(Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia) dan Gereja Bethel Indonesia juga

merupakan anggota dari PGPI (Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta

Indonesia). Kedua gereja ini sangat berpengaruh ditengah masyarakat

(3)

sekarang kedua gereja ini tetap menjadi tempat beribadah orang-orang Kristen

yang ingin lebih mengetahui tentang kegiatan keagamaan. Keberadaan kedua

gereja ini di kota kabanjahe sangat menarik.

Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di kota Kabanjahe berdiri

pada tahun 1940. Kemunculan gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)

pada dasarnya merupakam perjalan panjang pendeta yang berasal dari tanah

batak. Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) dianggap sebagai gereja

beraliran Lutheran atau dianggap sebagai aliran “konvensional”. Aliran

konvensional disini adalah aliran yang masih sulit menerima hal-hal keagamaan

yang baru atau hal keagamaan yang dapat pembaharuan sampai sekarang ini.

Sifat tradisionalnya dapat kita ketahui dari beberapa kegiatan yang dilakukan

seperti pesta pernikahan, tata ibadah, serta perayaan-perayaan gereja seperti

perayaan natal dan perayaan paskah yang masih melibatkan adat istiadat

ataupun budaya. Dalam peribadatan, nyanyian dan musik memegang peranan

penting. Cara beribadah jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)

masih sangat menekankan pada keteraturan dan keheningan. Hal ini dapat

dilihat saat bernyanyi hanya menggunakan alat musik piano atau pun organ dan

tanpa disertai dengan tepuk tangan. Gereja Huria Kristen Batak Protestan

(HKBP) masuk kedalam keanggotaan PGI (Persekutuan Gereja-Gereja

Indonesia) (pdt.aritonang, 2005).

Gereja Bethel Indonesia (GBI) di kota Kabanjahe berdiri pada tahun

2007. Gereja beraliran kharismatik ini merupaka gereja yang didirikan untuk

(4)

gereja yang beraliran kharismatik. Dimana dalam peribadatannya, nyanyian

serta musik pada gereja ini lebih berkembang daripada gereja Huria Kristen

Batak Protestan (HKBP) yaitu nyanyian dengan tepuk tangan yang meriah.

Gereja aliran kharismatik ini tidak lagi mempertahankan adat istiadat yang

berlaku di kota Kabanjahe. Gereja ini didominasi pada gereja yang arus utama

protestan dan khatolik.

Aliran kharismatik ini adalah aliran yang mengutamakan karunia roh

serta aliran ini lebih menuju pada perkembangan zaman. Karunia roh bagi

aliran kharismatik adalah seperti berkata-kata dengan hikmat, berkata-kata

dengan pengetahuan, karunia iman, karunia menyembuhkan, karunia bernubuat,

karunia membedakan bermacam-macam roh, membedakan berkata-kata dalam

bahasa roh, dan karunia menafsirkan bahasa roh. Bahkan masih banyak lagi

tafsiran karunia roh bagi jemaat kharismatik, namun yang ditonjolkan gereja

kharismatik adalah karuia penyembuhan, bahasa roh yang bisa dipelajari. Bagi

mereka suatu keharusan seseorang yang sudah dibaptis harus memiliki karunia

roh yang membedakannya dengan jemaat gereja lainnya. Dari hal ini tidak

jarang ajarannya kurang mengalami penolakan oleh gereja-gereja lainnya sebab

bagi mereka karunia roh bukan ukuran seseorang beriman.

Gereja yang beraliran kharismatik ini juga bersifat fleksibel dan inovatif

terurama dalam bentuk ibadah. Kebanyakan gereja yang beraliran kharismatik

ini terinspirasi oleh aliran pentakosta serta lebih menuju pada kebiasan dari

Negara Amerika Latin yang bersifat tidak monoton. Tata cara ibadah gereja ini

(5)

serta nyanyian yang diserta dengan tepuk tangan yang meriah, serta dikenal

dengan sebutan pujian dan penyembahan. Hal inilah yang memberikan

alternatif bagi jemaat yang tidak puas dengan sikap gereja yang terlalu

bergantung pada tradisi. Selain itu gereja ini lebih peka terhadap tantangan

zaman globalisasi yang mengutamakan efesiensi dan informasi. Walaupun

menuju pada perkembangan zaman, dalam hal pembaptisan aliran kharisamatik

kembali lagi pada pembaptisan seperti yang dilakukan pada zaman dahulu yang

dilakukan oleh bangsa Yahudi. Terlihat dari pembaptisan yang dilakukan oleh

gereja bethel adalah pembaptisan air melalui menyelamkan artinya orang yang

dibaptis diselamkan di dalam kolam air, di sungai secara langsung. Ini mngikuti

baptisan tradisi Yahudi yang dilakukan Yohanes dan Petrus di sungai. Jadi

gereja yang beraliran kharismatik ini sebenarnya kembali lagi pada zaman

dahulu yang bisa disebut sebagai aliran yang konvensional.

Pengikut gereja Bethel Indonesia (GBI) kebanyakan anak muda yang

identik dengan sifat yang ekspresif, enerjik serta penuh dengan semangat.

Kebaktian gereja yang beraliran kharismatik ini membuat para pemuda lebih

tertarik beribadah ke gereja ini dibandingkan beribadah ke gereja Huria Kristen

Batak Protestan (HKBP) yang bersifat monoton serta banyaknya hal positif di

dalam aliran ini yang ikut menjadi daya tarik dan alasan bagi masyarakat untuk

menganutnya. Kegiatan-kegiatan gereja beraliran kharismatik ini terbilang lebih

menarik daripada kegiatan yang dilakukan oleh gereja Huria Kristen Batak

Protestan. Kegiatan gereja bethel Indoesia (GBI) ini dapat memicu semangat

(6)

gereja Huria Kristen Batak Protestan yang yang tidak terlalu aktif melakukan

kegiatan-kegiatan pelayanan. Gereja Huria Kristen Batak Protestan lebih fokus

melakukan kegiatan pelayanan dalam hal ibadah minggu dan tidak bersusah

payah untuk mengumpulkan para jemaat untuk diajak beribadah.

Sejak kemunculan gereja beraliran kharismatik ini hal yang sering

menjadi perdebatan adalah masalah tata ibadah dan masalah penarikan jemaat

yang dilakukan oleh jemaat gereja ini. Sebenarnya masalah konflik yang

kompleks dan saling terkait, sehingga hal ini memperkuat munculnya sebuah

konflik. Potensi konflik dapat berkembang menjadi konflik apabila persaingan

yang bersifat emosional. Oleh karena itu, konflik dapat menjadi tajam ketika

perdebatan diperkuat dan dipertegas ileh beberapa faktor yang mendorong

terjadinya konflik yaitu kefanatikan jemaat dalam menyebarkan nilai-nilai

keagamaan, adanya prasangka antar jemaat gereja, adanya perbedaan suku dan

ras beragama serta perbedaan tingkat ekonomi, strata sosial, budaya dan

lainnya.

Selama ini yang senantiasa dipersoalkan adalah perdebatan dari beribadah

serta tata cara beribadah. Masing-msing jemaat merasa ajaran merekalah yang

paling benar. Kefanatikan jemaat inilah yang menjadi bomerang. Orang yang

sangat fanatik dengan gerejanya terkadang menjadi tidak realistis dalam

menerima ajaran dari gerejanya. Pengikut yang fanatik menganggap orang yang

tidak sealiran dengannya adalah musuhnya dan memandang gerejanya sebagai

(7)

Ada kompetisi dalam hal ajaran dan praktek yang dilakukan oleh setiap

gereja agar para jemaat lebih mudah untuk menerimanya. Kompetisi dalam

agama tidak berbeda dengan kompetisi dalam iklan yang ada ditelevisi, majalah

ataupun koran. Keberhasilan dalam kompetisi ditentukan oleh kemampuan

untuk memenangkan pasar. Untuk memenangkan umat, perlu adanya

kompetitif dan upaya. Upaya yang dilakukan dalam menarik pengikut baru

adalah menyiapkan fasilitas-fasilitas yang memberikan kenyamanan dalam

beribadah dan melakukan kegiatan-kegiatan yang menarik. Jemaat yang

beraliran kharismatik ini juga memberikan janji-janji fasilitas seperti fasilitas

kendaraan yang digunakan untuk mengantar dan menjemput para calon jemaat.

Memberikan pelayanan-pelayanan yang terbaik bagi mereka yang mau ambil

bagian dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh gereja yang

beraliran kharismatik ini. Jemaat gereja bethel ini juga sering melakukan

kegiatan-kegiatan rohani seperti KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) serta

banyaknya hal positif di dalam aliran ini yang ikut menjadi daya tarik dan

alasan yang membuat para jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan ikut

mengambil bagian karena di gerejanya sangat jarang dilakukan

kegiatan-kegiatan seperti kegiatan-kegiatan KKR.

Gereja Huria Kristen Batak Protestan tidak perlu melakukan

kegiatan-kegiatan rohani seperti KKR untuk merebut jemaat dari gereja lain. Gereja ini

sudah cukup banyak memiliki jemaat dan tidak perlu khawatir akan jemaat

yang pergi beribadah ke gereja yang beraliran kharismatik karena pada akhirnya

(8)

gereja awalnya. Hal ini yang membuat jemaat gereja bethel merasa cemburu

terhadap gereja Huria Kristen Batak Protestan serta hal ini juga yang dapat

memicu terjadinya potensi konflik antara jemaat gereja HKBP dengan jemaat

gereja yang beraliran kharismatik tersebut.

Konflik lain juga dapat terjadi antara jemaat gereja berbeda aliran ini

seperti melalui kritikan yang tajam dari jemaat gereja bethel kepada jemaat

gereja Huria Kristen Batak Protestan yang dianggap tidak sesuai dengan

alkitabiah, menaikkan pujian tidak disertai dengan tepuk tangan serta

mengatakan bahwa jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan tidak

mendapatkan roh kudus. Jemaat gereja HKBP yang tidak menyukai akan

kritikan itu mengatakan bahwa mereka lebih baik berpura-pura tidak

mendengarkan apa yang disampaikan oleh jemaat gereja kharismatik.

Perkembangan aliran kristiani dalam gereja konvensional belum begitu diterima

karena gereja konvensional yang begitu tertutup dengan kedatangan

aliran-aliran Kristen lainnya. Berbeda halnya dengan aliran-aliran kharismatik yang lebih

mudah dan lebih terbuka akan perkembangann yang ada sehingga membuat

aliran kharismatik lebih mudah untuk berkembang.

Dalam penelitian ini penulis tertarik meneliti gereja yang beraliran

Kharismatik yaitu Gereja Bethel Indonesia yang cepat berkembang dilihat dari

jemaatnya yang semakin banyak dan gereja Huria Kristen Batak Protestan yang

jemaatnya pergi beribadah ke gereja kharismatik itu. Tetapi jemaat gereja Huria

(9)

dia pergi beribadah ke gereja kharismatik tersebut. Mereka pergi hanya untuk

beribadah dan menikmati cara beribadah gereja kharismatik yang sepenuhnya

menggunakan musik. Hal inilah membuat penulis tertarik meneliti dengan

mengangkat judul potensi konflik laten antara penganut aliran kristiani gereja

“konvensional” HKBP dengan Gereja Bethel Indonesia “kharismatik”.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah adalah sebgai

berikut:

a. Apa yang menyebabkan terjadinya konflik antara penganut aliran

kristiani gereja konvensional dengan gereja kharismatik?

b. Mengapa terjadinya konflik antara penganut aliran kristiani gereja

konvensional dengan gereja kharismatik?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran konflik

antara penganut aliran kristiani gereja “konvensional” Huria Kristen Batak

Protestan dengan gereja “kharismatik” yaitu:

a. Apa yang menyebabkan terjadinya konflik antara penganut aliran

kristiani gereja konvensional dengan gereja kharismatik?

b. Mengapa terjadinya konflik antara penganut aliran kristiani gereja

(10)

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi peneliti maupun orang

lain. Khususnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Adapun manfaat

penelitian ini adalah:

a. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat menambah wawasan kajian ilmiah

bagi mahasiswa sosiologi khususnya pada mata kuliah sosiologi agama, serta

dapat menambah rujukan bagi penelitian selanjutnya yang mengkaji

persoalan yang terkait dengan penelitian ini.

b. Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

akademis serta menganalisis berbagai fenomena sosial secara kritis

mengenai potensi konflik laten antara penganut aliran kristiani gereja

“konvensional” dengan gereja “kharismatik”. Selain itu, penelitian ini juga

diharapkan dapat menambah referensi dan dijadikan rujukan bagi peneliti

berikutnya.

1.5. Defenisi konsep

Konsep adalah istilah yang terdiri dari satu kata atau lebih yang

menggambarkan suatu penjelasan gejala atau menyatakan suatu ide maupun

gagasan untuk megetahui penjelasan, maksud, pengertian, dan kesalahpahaman

(11)

1. Potensi konflik laten

Kemampuan perselisihan yang mempunyai kemungkinan untuk dilakukan

secara tersembunyi yang terjadi antara aliran kristiani gereja “konvensional”

Huria Kristen Batak Protestan dengan gereja “kharismatik” dalam perebutan

jemaat.

2. Aliran kristiani

Aliran yang ada pada agama Kristen yang terdiri dari aliran calvinis, aliran

Lutheran, aliran methodis, aliran pentakosta, aliran kharismatik, aliran

adventis, sertra aliran saksi jehova.

3. Jemaat gereja konvensional

Pengikut dari gereja yang masih bersifat tradisional dan masih menggunakan

adat istiadat setiap melakukan kegiatan di gereja.

4. Jemaat gereja kharismatik

Pengikut dari gereja yang sudah menghilangkan esensi dari adat istiadat

sehingga jemaat dari gereja ini lebih berkesan modern dari pada gereja yang

masih menggunakan adat istiadat pada setiap kegiatan yang ada.

5. Agama

Sistem keyakinan yang dianut suatu kelompok atau masyarakat yang

mengatur hubungannya dengan Tuhannya.

6. Gereja

Gereja dapat diartikan sebagai suatu institusi agama yang dijadikan umat

untuk tempat melakukan ibadah serta tempat melakukan kegiatan-kegiatan

(12)

7. Penganut atau jemaat

Persekutuan sejumalah warga ditempat yang tertentu yang dipimpin oleh

Referensi

Dokumen terkait

The advantage of such system lies in its high maneuverability, operation flexibility as well as capability to acquire image data without the need of establishing ground

The main advantage of Unmanned Aerial Vehicle (UAV) system acting as a photogrammetric sensor platform over more traditional manned airborne system is the high flexibility

Rincian Perubahan Anggaran Belanja Langsung Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. Kode

(2012) an automatic orientation of thermal image blocks acquired from an UAV is presented using artificial ground control points.. But since a high number of control

Satu tinjauan literatur yang telah dilakukan untuk mengevaluasi malaria yang berhubungan dengan lingkungan di 6 (enam) daerah di Indonesia, bahwa lingkungan fisik yang penting

kepastian hukum. Apabila putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan tetap berupa “dibebaskan dari tuduhan” karena ketika perkara itu diajuka n tidak cukup bukti, dituntut

Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Namun keluarga juga dapat menjadi faktor penyebab seorang siswa mengalami kesulitan belajar. Misalnya saja, orang tua

In other words, it could be concluded that there was influence of using clustering technique towards students‟ writing ability in recount text at the first semester of the