• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Suami Terhadap Istri Yang Mengalami Abortus Di Rsud Rantau Prapat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Suami Terhadap Istri Yang Mengalami Abortus Di Rsud Rantau Prapat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

61 RANTAU PRAPAT KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN 2015

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. Ceritakan proses kejadian abortus yang dialami istri bapak?

2. Bagaimana respon bapak terhadap istri bapak yang mengalami abortus? 3. Pada saat kejadian abortus tersebut bapak berada di mana?

4. Apa yang bapak lakukan saat istri bapak mengalami abortus?

5. Apakah bapak mengantar istri bapak ke pelayanan kesehatan agar istri bapak ditangani oleh tenaga kesehatan?

6. Apakah bapak menemani istri bapak dalam proses pelayanan kesehatan keguguran?

7. Apakah bapak mempermasalahkan istri bapak karena mengalami keguguran? 8. Bagaimana sikap bapak setelah istri bapak mengalami keguguran?

9. Apakah bapak memberikan motivasi kepada istri bapak setelah mengalami keguguran? Jelaskan apa saja motivasi bapak kepada istri bapak sebagai motivator!

(2)

11. Apakah bapak memberikan dukungan edukator ( pemberian informasi) kepada istri bapak mengenai abortus dan proses penyembuhannya? Jelaskan apa saja motivasi yang bapak berikan sebagai edukator!

(3)

63 Tanggal : 15 April 2015

Pukul : 09.30 WIB

Tempat : Bulutangkis

---P : Peneliti

I : Informan (...) : Sikap Informan

---P : Assalamu’alaikum pak...

I : Wa’alaikumsalam dek.. P : Apa kabar pak?

I : Alhamdulillah baik dek...

P : Bisa kita mulai pak tanya-tanyanya? I : Ok dek siap dek.

P : Bisa bapak ceritakan saat istri bapak mengalami keguguran?

(4)

dibilang dokternya tidak bisa lagi janinnya dipertahankan. Setelah itu saya pulang ke ruma, sorenya saya bawa lagi ke dokter yang berbeda ternyata hasilnya sama dengan dokter sebelumnya bahwa janinnya tidak bisa dipertahankan lagi. Harus dilakukan kuretase kata dokternya.

P : Jadi bagaimana respon setelah bapak mengetahui istri bapak keguguran?

I : Kaget juga dek mendengarkan itu biarpun ini kehamilan istri saya yang kedua tapi saya berharap itu bisa dipertahankan tapi kata dokter tidak bisa lagi ya mau giman lagi dek.

P : Pada saat kejadian istri bapak keguguran itu bapak sedang berada dimana?

I : Pada saat itu saya lagi bekerja dek.

P : Apa yang bapak lakukan pada saat istri bapak mengalami keguguran? I : Ya saya suruh istirahat dulu jangan terlalu banyak berpikir yang

aneh-aneh karena pada waktu tu kami belum tau kalau itu keguguran atau tidak.

P : Bapak ikut mengantar istri bapak ke rumah sakit atau ke pelayanan kesehatan?

I : Saya ikut mengantarkan ke rumah sakit dek.

(5)

I : Saya dampingi istri saya dek sampai dengan tindakan itu selesai. P : Apakah bapak mempermasalahkan istri bapak tentang kejadian ini? I : Kesal itu pasti ada dek Cuma saya kesalnya istri saya tidak menjaga

kehamilannya seperti kehamilan anak kami yang pertama P : Bagaimana sikap bapak terhadap istri bapak?

I : Ya namanya saya seorang suami, saya tetap prihatin dengan keadaan istri saya.

P : Apakah bapak memberikan motivasi atau dukungan kepada istri bapak yang mengalami keguguran ini?

(6)

Pas diperiksa dokter rupanya udah gak bisa dipertahankan lagi kehamilan adek itu baru timbul penyesalan sama adek. Begitu kak ceritanya waku habis kejadian keguguran itu.

P : Apakah bapak memberikan dukungan seperti biaya dan waktu pada saat kesembuhan istri bapak?

I : “Pada saat istriku tau dia keguguran ditelponnya tapi aku saat itu tidak berada di rumah. Dia bilang banyak keluar darah dari kemaluannya” pas pula rumahku sama tempat kerjaku gak pala jauh. Sekitar 15 menit sampai rumah la aku, begitu ku lihat darah itu langsung la buru-buru kubawa ke rumah sakit kudaftarkan dia habis itu dibawa perawat-perawat itu la ke ruangan.” Disitulah aku tau dek istriku keguguran, kukawani dia ke dalam mau USG. Dibilang dokternya tidak bisa dipertahankan itulah kata dokternya harus dikuret dengan biaya 4.500.000,- kujawab sama dokter itu. “masalah biaya gak usah dokter ragu yang penting istriku selamat”

P : Apakah bapak memberikan informasi kesehatan yang berhubungan dengan kesembuhan istri bapak?

(7)

kasih-kasih obat gitu takut aku salah bukannya sehat malah makin parah istriku”.

P : Bagaimana hubungan bapak dengan istri setelah mengalami keguguran ini?

I : Seperti biasa aja dek yang jelas semakin dekat la dek jangan buat dia makin tertekan karena kejadian ini kan buat dia sedih jadi saya sebagai suami harus bisa membuat dia senang.

(8)

TRANSKIP WAWANCARA

INFORMAN I I : Daus Pasaribu Tanggal : 15 April 2015

Pukul : 10.45 WIB

Tempat : Bukit Barisan

---P : Peneliti

I : Informan (...) : Sikap Informan

---P : Assalamu’alaikum pak...

I : Wa’alaikumsalam dek.. P : Apa kabar pak?

I : Alhamdulillah baik dek... P : Tidak sibuk kan pak? I : Gak dek, apa itu dek?

P : Gak dikasih ibuk rupanya pak kalau saya mau datang? I : Ooo yang ituuu?? Ok dek ok dek siap aku ditanya.

P : Bisa bapak ceritakan tentang kejadian keguguran yang dialami istri bapak?

(9)

P : Biarpun panjang yang bapak ingat aja la pak.

I : Begini dek ceritanya ini kan anak kami yang kedua karena yang besar itu udah umur 4 tahun jadi rasaku kalauistriku hamil gak masalah dek Cuma itu la tak bisa dia mempertahankannya gak bisa dia menjaganya dengan baik jadi itulah pas dikasih taunya pas aku lagi kerja dibilangnya ada keluar darah dari kemaluannya katanya agak banyak pulak itu jadi kusuruh dia pergi dulu ke rumah sakit sama mamakku itu la dek.

P : Bagaimana respon bapak saat mengetahui kejadian itu?

I : Tersonggot au baya dek (sambil tertawa) terkejut la dek mendengar itu karena kok bisa dia keguguran padahal dia orang kesehatan.

P : Pada saat itu bapak berada dimana pak?

I : Aku sedang bekerja dek banyak boronganku pulak waktu itu untuk masang batu bata.

P : Apa yang bapak lakukan pada saat istri bapak mengalami keguguran? I : Ya kusuruh dia langsung ke rumah sakit dikawani mamakku. Aku

pulak mana tau-tauku dek.

P : Apakah ikut mengantar istri bapak ke tempat pelayanan atau ke rumah sakit?

I : Ikut dek.

(10)

I : Ikut dek tapi Cuma sebentar, kusuruh mamakku di dalam mengawani istriku waktu itu.

P : Bagaimana sikap bapak terhadap istri bapak yang mengalami keguguran?

I : Kesal juga dek ya kayak kubilang tadi dek masak orang kesehatan gak bisa jaga kehamilannya. Itu la dek..

P : Apakah bapak memberikan motivasi atau dukungan pak untuk istri bapak yang mengalami keguguran?

(11)

bang darah itu” kujawab la “kenapa bisa begitu?’ malah dijawabnya “mungkin karena aku kecapekan bang” kubilang juga la “apa perlu kita ke rumah sakit?” dijawabnya “tunggu besok ajalah bang, keluar lagi apa gak darahnya besok”. Rupanya keesokan harinya makin banyak darahnya keluar. Pala dibilangnya “aku sudah keguguran ini bang” dibilangnya gitu samaku. Diam aja aku kak. Gak tau-tauku lagi tu. Begitu pun sabar ya dek mungkin tidak rezeki kita punya anak tahun ini.

P : Bapak memberikan dukungan biaya dan waktu untuk istri bapak pada saat kesembuhan istri bapak?

(12)

P : Apakah bapak memberikan dukungan ntah itu dalam bentuk informasi untuk kesembuhan istri bapak?

I : “Setelah istriku ditangani oleh dokter dan sudah masuk ke ruangan baru aku datang kata dokter harus dirawat 1 hari di rumah sakit. “Kubilang sama mertuaku, “ibuklah dulu menjaga di rumah sakit ya! Kalau sudah di rumah baru aku yang menjaga” . sudah 1n hari di rumah sakit besoknya kubawa istriku ke rumah. Kubilang sama dia “istirahat aja la dulu untuk berapa hari ini gak usah masuk kerja kan ada surat sakit dari dokter, pokoknya di rumah aja la dulu untuk beberapa minggu ini, kau kan orang kesehatan pasti kau tau merawat orang sakit kayak mana begitu juga la merawat dirimu” gitu la kubilang sama dia dek. Makanya kubilang sama dia “kalau hamil lagi di jaga hati-hati jangan seperti ini lagi”.

P : Bagaimana hubungan bapak dengan istri setelah istri bapak mengalami keguguran?

(13)

TRANSKIP WAWANCARA

INFORMAN I II : Halim Herwanto Tanggal : 26 April 2015

Pukul : 11.30 WIB

Tempat : Aek Nabara

---P : Peneliti

I : Informan (...) : Sikap Informan

---P : Assalamu’alaikum pak...

I : Wa’alaikumsalam dek.. P : Apa kabar pak?

I : Alhamdulillah baik dek.

P : Bisa bapak ceritakan tentang kejadian keguguran yang dialami istri bapak?

(14)

bawa dia ke rumah sakit, kata dokter istri saya mengalami keguguran, saya tanya “kok bisa keguguran dok?” dijawab dokter “itu bisa terjadi pada ibu yang kecapekan kerja di rumah atau karena rahimnya lemah bisa banyak faktor penyebabnya pak. Terus dokter menganjurkan kuretase.

P : Bagaimana respon bapak terhadap istri bapak yang mengalami keguguran?

I : Ya sedih la dek namanya ini kehamilan anak pertama. P : Pada saat kejadian itu bapak berada dimana?

I : Di rumah dek pas hari minggu libur kerja.

P : Apa yang bapak lakukan pada sat istri bapak mengalami keguguran. I : Seperti yang saya bilang tadi dek saya bawa istri saya ke kamar saya

suruh istirahat.

P : Apakah bapak mengantarkan istri bapak ke tempat pelayanan kesehatan?

I : Ya ikut la dek.

P : Apakah bapak menemani istri bapak pada saat pemeriksaan yang diberikan dokter?

I : Saya temani istri saya pada saat dilakukannya pemeriksaan sampai dengan selesai.

(15)

I : Tidak dek, saya lihat istri saya sangat menjaga kehamilannya tapi Tuhan berkehendak lain.

P : Bagaimana sikap bapak terhadap istri bapak saat mengalami keguguran?

I : Ya sedih dek namanya ini anak pertama kami yang kami dambakan yang kami impikan ternyata harus dikuret dek .

P : Apakah bapak memberikan motivasi kepada istri bapak?

I : Gini dek ceritanya itu kan hamil anak kami yang pertama jadikan awak pulak suaminya awak la betul-betul menjaganya. Selalu abang bilang sama dia “udah la dek sabar aja, mungkin ini cobaan dari yang kuasa Tuhan itu memberikan cobaan kepada hamba-Nya tidak lebih dari kemampuan hamba-Nya berarti kita termasuk orang yang bisa menerima cobaan”. “adek harus kuat menjalani ini semua, biarpun adek sudah keguguran abang tetap di samping adek mendukung adek untuk bisa hamil lagi”. Kayak mana la pulak kan dek istri awak itu bidan juga tapi namanya manusia biasa gak la pulak semua tau dia itu gak boleh juga awak salahkan dia karena kegugurannya itu, mungkin dek udah jalannya seperti ini gak rezeki kami mungkin dek punya anak saat ini. Mudah-mudahan tahun depan kami dapat anak lagi aamiin. P : Apakah memberikan dukungan fasilitator biaya atau waktu kepada

(16)

I : “Pada saat kejadian itu saya dengan suami langsung ke rumah sakit, suami saya yang langsung bawa saya didampingi oleh mamak saya sendiri. Begitu diberitahu dokter bahwa saya harus kuret karena kata dokter “ini harus dikuret segera buk kalau terlalu lama ibuk bisa infeksi”. Langsung suami saya berkata “ya udah dok lakukan yang terbaik untuk istri saya, kalau masalah biaya saya sudah siapkan”. Suami saya juga bertanya sama dokternya “kira-kira bisa hamil lagi gak dok?” kata dokternya bisa saya lihat dari raut wajahnya dia senang.

P : Apakah memberikan dukungan edukator seperti pemberian informasi tentang penyembuhan istri bapak akibat keguguran ini?

(17)

abang ajak jalan-jalan ke Prapat. Ya udah sampai situ ya tenang senang bahagia, semakin dekat abang sama dia.

P : Bagaimana hubungan bapak dengan istri setelah keguguran istri bapak ini?

I : Semakin abang tunjukkan peratian abang, kasih sayang abang sama dia dek.

P : Ooo begitu pak terima kasih ya pak atas informasinya. I : Ya dek sama-sama dek terima kasih kembali.

(18)

TRANSKIP WAWANCARA

INFORMAN I V : M.Royyan Hasibuan Tanggal : 3 Juli 2015

Pukul : 14.00

Tempat : Jln.Gatot Subroto

---P : Peneliti

I : Informan (...) : Sikap Informan

---P : Assalamu’alaikum pak...

I : Wa’alaikumsalam dek.. P : Apa kabar pak?

I : Alhamdulillah baik dek... P : Tidak sibuk kan pak? I : Gak dek, apa itu dek?

P : Gak dikasih ibuk rupanya pak kalau saya mau datang? I : Ooo yang ituuu?? Ok dek ok dek siap aku ditanya.

P : Bisa bapak ceritakan tentang kejadian keguguran yang dialami istri bapak?

(19)

P : Biarpun panjang yang bapak ingat aja la pak.

I : Begini dek ceritanya ini kan anak kami yang kedua karena yang besar itu udah umur 4 tahun jadi rasaku kalauistriku hamil gak masalah dek Cuma itu la tak bisa dia mempertahankannya gak bisa dia menjaganya dengan baik jadi itulah pas dikasih taunya pas aku lagi kerja dibilangnya ada keluar darah dari kemaluannya katanya agak banyak pulak itu jadi kusuruh dia pergi dulu ke rumah sakit sama mamakku itu la dek.

P : Bagaimana respon bapak saat mengetahui kejadian itu?

I : Tersonggot au baya dek (sambil tertawa) terkejut la dek mendengar itu karena kok bisa dia keguguran padahal dia orang kesehatan.

P : Pada saat itu bapak berada dimana pak?

I : Aku sedang bekerja dek banyak boronganku pulak waktu itu untuk masang batu bata.

P : Apa yang bapak lakukan pada saat istri bapak mengalami keguguran? I : Ya kusuruh dia langsung ke rumah sakit dikawani mamakku. Aku

pulak mana tau-tauku dek.

P : Apakah ikut mengantar istri bapak ke tempat pelayanan atau ke rumah sakit?

I : Ikut dek.

(20)

I : Ikut dek tapi Cuma sebentar, kusuruh mamakku di dalam mengawani istriku waktu itu.

P : Bagaimana sikap bapak terhadap istri bapak yang mengalami keguguran?

I : Kesal juga dek ya kayak kubilang tadi dek masak orang kesehatan gak bisa jaga kehamilannya. Itu la dek..

P : Apakah bapak memberikan motivasi atau dukungan pak untuk istri bapak yang mengalami keguguran?

(21)

bang darah itu” kujawab la “kenapa bisa begitu?’ malah dijawabnya “mungkin karena aku kecapekan bang” kubilang juga la “apa perlu kita ke rumah sakit?” dijawabnya “tunggu besok ajalah bang, keluar lagi apa gak darahnya besok”. Rupanya keesokan harinya makin banyak darahnya keluar. Pala dibilangnya “aku sudah keguguran ini bang” dibilangnya gitu samaku. Diam aja aku kak. Gak tau-tauku lagi tu. Begitu pun sabar ya dek mungkin tidak rezeki kita punya anak tahun ini.

P : Bapak memberikan dukungan biaya dan waktu untuk istri bapak pada saat kesembuhan istri bapak?

(22)

P : Apakah bapak memberikan dukungan ntah itu dalam bentuk informasi untuk kesembuhan istri bapak?

I : “Setelah istriku ditangani oleh dokter dan sudah masuk ke ruangan baru aku datang kata dokter harus dirawat 1 hari di rumah sakit. “Kubilang sama mertuaku, “ibuklah dulu menjaga di rumah sakit ya! Kalau sudah di rumah baru aku yang menjaga” . sudah 1n hari di rumah sakit besoknya kubawa istriku ke rumah. Kubilang sama dia “istirahat aja la dulu untuk berapa hari ini gak usah masuk kerja kan ada surat sakit dari dokter, pokoknya di rumah aja la dulu untuk beberapa minggu ini, kau kan orang kesehatan pasti kau tau merawat orang sakit kayak mana begitu juga la merawat dirimu” gitu la kubilang sama dia dek. Makanya kubilang sama dia “kalau hamil lagi di jaga hati-hati jangan seperti ini lagi”.

P : Bagaimana hubungan bapak dengan istri setelah istri bapak mengalami keguguran?

(23)

TRANSKIP WAWANCARA

INFORMAN V : Rian Agus Tanggal : 3 Juli 2015

Pukul : 10.00

Tempat : Jln.Urip

---P : Peneliti

I : Informan (...) : Sikap Informan

---P : Assalamu’alaikum pak...

I : Wa’alaikumsalam dek.. P : Apa kabar pak?

I : Alhamdulillah baik dek... P : Tidak sibuk kan pak? I : Gak dek, apa itu dek?

P : Gak dikasih ibuk rupanya pak kalau saya mau datang? I : Ooo yang ituuu?? Ok dek ok dek siap aku ditanya.

P : Bisa bapak ceritakan tentang kejadian keguguran yang dialami istri bapak?

(24)

P : Biarpun panjang yang bapak ingat aja la pak.

I : Begini dek ceritanya ini kan anak kami yang kedua karena yang besar itu udah umur 4 tahun jadi rasaku kalauistriku hamil gak masalah dek Cuma itu la tak bisa dia mempertahankannya gak bisa dia menjaganya dengan baik jadi itulah pas dikasih taunya pas aku lagi kerja dibilangnya ada keluar darah dari kemaluannya katanya agak banyak pulak itu jadi kusuruh dia pergi dulu ke rumah sakit sama mamakku itu la dek.

P : Bagaimana respon bapak saat mengetahui kejadian itu?

I : Tersonggot au baya dek (sambil tertawa) terkejut la dek mendengar itu karena kok bisa dia keguguran padahal dia orang kesehatan.

P : Pada saat itu bapak berada dimana pak?

I : Aku sedang bekerja dek banyak boronganku pulak waktu itu untuk masang batu bata.

P : Apa yang bapak lakukan pada saat istri bapak mengalami keguguran? I : Ya kusuruh dia langsung ke rumah sakit dikawani mamakku. Aku

pulak mana tau-tauku dek.

P : Apakah ikut mengantar istri bapak ke tempat pelayanan atau ke rumah sakit?

I : Ikut dek.

(25)

I : Ikut dek tapi Cuma sebentar, kusuruh mamakku di dalam mengawani istriku waktu itu.

P : Bagaimana sikap bapak terhadap istri bapak yang mengalami keguguran?

I : Kesal juga dek ya kayak kubilang tadi dek masak orang kesehatan gak bisa jaga kehamilannya. Itu la dek..

P : Apakah bapak memberikan motivasi atau dukungan pak untuk istri bapak yang mengalami keguguran?

(26)

bang darah itu” kujawab la “kenapa bisa begitu?’ malah dijawabnya “mungkin karena aku kecapekan bang” kubilang juga la “apa perlu kita ke rumah sakit?” dijawabnya “tunggu besok ajalah bang, keluar lagi apa gak darahnya besok”. Rupanya keesokan harinya makin banyak darahnya keluar. Pala dibilangnya “aku sudah keguguran ini bang” dibilangnya gitu samaku. Diam aja aku kak. Gak tau-tauku lagi tu. Begitu pun sabar ya dek mungkin tidak rezeki kita punya anak tahun ini.

P : Bapak memberikan dukungan biaya dan waktu untuk istri bapak pada saat kesembuhan istri bapak?

(27)

P : Apakah bapak memberikan dukungan ntah itu dalam bentuk informasi untuk kesembuhan istri bapak?

I : “Setelah istriku ditangani oleh dokter dan sudah masuk ke ruangan baru aku datang kata dokter harus dirawat 1 hari di rumah sakit. “Kubilang sama mertuaku, “ibuklah dulu menjaga di rumah sakit ya! Kalau sudah di rumah baru aku yang menjaga” . sudah 1n hari di rumah sakit besoknya kubawa istriku ke rumah. Kubilang sama dia “istirahat aja la dulu untuk berapa hari ini gak usah masuk kerja kan ada surat sakit dari dokter, pokoknya di rumah aja la dulu untuk beberapa minggu ini, kau kan orang kesehatan pasti kau tau merawat orang sakit kayak mana begitu juga la merawat dirimu” gitu la kubilang sama dia dek. Makanya kubilang sama dia “kalau hamil lagi di jaga hati-hati jangan seperti ini lagi”.

P : Bagaimana hubungan bapak dengan istri setelah istri bapak mengalami keguguran?

(28)
(29)

Referensi

Dokumen terkait

The state of social science in Indonesia under Orde Baru has always been influenced by political agendas and cultural sentiments. dominant teachings on functionalism) and

Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif

Kemunculan bank syariah di Indonesia tentu mendapat respon yang positif terhadap masyarakat. Hal tersebut tentu saja dapat kita lihat dari perkem bangan bank syariah yang

[r]

Segala bentuk perbuatan curang atau cheating, baik dalam pertandingan ataupun dalam kwalifikasi ataupun ketentuan administrasi, dapat dikenakan sanksi diskwalifikasi

Prasarana Olahraga adalah merupakan wadah untuk melakukan kegiatan olahraga, dengan demikian untuk menyongsong Hari Depan Olahraga Indonesia perlu disiapkan wadah yang

Nomor 03 Tahun 2012 tentang Data Tenaga Honorer Kategori I dan Daftar nama Tenaga Honore.r. Kategori II, dengan ini kami umumkan nama-nama Tenaga Honorer Kategori I

Untuk memperoleh memperoleh gambaran serta landasan awal bagaimana penelitian diarahkan juga dikemukakan kajian terhadap berbagai gagasan dan pemikiran dari para Pemikir yang