1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pemanasan global adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer laut dan daratan bumi. Menurut berbagai penelitian, pada saat ini suhu dipemukaan bumi sudah menunjukan peningkatan yang sangat derastis yaitu sekitar 0,6ºC yang terjadi dalam satu abad terakhir. Peningkatan yang terbilang sangat kecil, namun dampak pemanasan globat sangat besar bagi bumi dan kehidupan dibumi.
Menurut para ahli, bahwa pemanasan permukaan bumi terjadi karena meningkatnya gas rumah kaca diatmosfer yang merangkap panas. Efek rumah kaca
terjadi akibat panas yang dipantulkan kepermukaan bumi terperangkap oleh gas-gas diatmosfer, sehingga tidak dapat diteruskan keruang angkasa melainkan dipantulkan
kembali kepermukaan bumi. Gas yang paling berperan adalah karbon dioksida (CO2). Penggunaan CFC yang tidak terkontrol. CFC atau Cloro Flour Carbon adalah bahan kimia yang digabung menjadi sebuah bahan untuk memproduksi peralatan terkhusus paa peralatan rumah tangga. CFC terdapat pada kulkas dan AC. Berdasarkan mentri perindustrian (2007), Preon memiliki harga indek Global Warming Potensial (GWP) 510 kali lebih bsar dari pada karbon dioksida (CO2), yakni sebesar 4.800 yang artinya bilangan 1 Kg Freon (R-22) terlepas keudara maka akan menimbulkan efek pemanasan global setara dengan terbuangnya 4.800 Kg gas CO2, Freonpun memiliki ALT (Amosfer Life Time) yang sangat besr yaitu 1, artinya gas Freon pada kulkas akan bertahan 15 tahun diatmosfer sebelum terurai.
Dalam mengatasi masalah tersebut banyak peneliti berlomba-lomba untuk mengurangi pemanasan global, salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan
2
membuat lemari pendingin (kulkas) tanpa Freon mengunakan peltier coller yang ramah lingkungan.
Pada tahun 1821 Thomas Johann Sebeck melakukan sebuah ekperimen dengan menggunakan tembaga dan besi. Kedua logam itu dirangkai menjadi sebuah sambungan dimana salah satu sisi logam dipanaskan sedangkan satu sisi logam yang lainnya tetap dijaga pada suhu konstan. Jarum kompas yang sebelumnya telah diletakkan diantara kedua plat tersebut ternyata mengalami penyimpangan/bergerak. Menurut Ampere terdeteksinya jarum kompas tersebut tentu disebabkan adanya medan magnet yang dihasilkan oleh plat logam yang dipanaskan. Dalam kondisi tersebut, medan magnet hanya bisa dihasilkan dari proses induksi elektromagnetik yaitu medan magnet yang timbul karena adanya arus listrik pada logam.
Namun demikian, pada saat itu Seebeck belum mengetahui secara menyeluruh hasil ekperimen yang telah ia peroleh. Baru pada periode berikutnya penemuan
Seebeck ini dikaji lebih lanjut oleh Jean Charles Peltier. Terdorong dari rasa ingin taunya yang sangat tinggi, Peltier mencoba merancang sebuah ekperimen yang
diharapkan dapat memberikan hasil yang berkebalikan dengan apa yang diperoleh Seebeck. Peltier mengalirkan listrik pada kedua logam yang direkatkan dalam sebuah rangkaian. Ketika arus listrik mengalir, terjadi penyerapan panas pada sambungan kedua logam tersebut dan pelepasan panas pada sambungan yang lainnya. Pelepasan dan penyerapan panas ini bersesuaian dengan arah arus listrik yang diberikan pada logam. Penemuan yang terjadi pada tahun 1834 ini kemudian dikenal dengan Efek Peltier. Penemuan Seebeck dan Peltier inilah yang kemudian menjadi dasar pengembangan teknologi yang dapat mengubah panas menjadi energi listrik yang lajim disebut sebagai generator thermoelektrik.
Selain diuntungkan dengan berkurangnya pemanasan global teknologi ini juga memiliki keunggulan tersendiri yaitu, ukuran yang kecil dan bentuk yang pleksibel tidak sensitif pada guncangan. Dengan memanfaatkan teknologi thermoelektrik, maka dipokuskan untuk membuat penelitan dengan judul
“PERANCANGAN KULKAS MINI MENGGUNAKAN PELTIER SUPER
COOLER BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA32”.
3
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan diselesaikan, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana menjaga makanan tetap segar saat perpergian
2. Bagaimana membuat pendingin makanan tanpa ketergantungan dengan PLN 3. Bagaimana membuat pendingin yang berukuran mini
1.3. BATASAN MASALAH
Adapun permasalahan ini dibatasi pada:
1. Pendingin makanan yang berukuran 5 liter
2. Menggunakan power supplay 12 Volt sebagai sumber tegangan 3. Membuat sistem mekanik untuk temperatur dingin
4. Menggunakan peltier 12706
1.4. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk membuat alat pendingin degan ukuran 5 liter
2. Untuk mengukur laju pendingin yang dihasilkan peltier dan menghitung besarnya energi listrik
1.5. MANFAAT
Keberhasilan dalam proyek ini dapat memberikan berbagai manfaat, diantaranya:
1. Untuk menjaga mutu makanan dalam perjalanan
2. Untuk memungkinkan membuat produksi massal dalam memenuhi kebutuhan anak-anak kos
4
1.6. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman, penulis membuat sistematika
pembahasan bagai mana sebenarnya perinsip kerja dari ”Perancangan kulkas mini menggunakan peltier super coller berbasis mikrokontroller ATMega32”. Oleh karena
itu, penulis menulis laporan ini sebagai berikut:
BAB 1 Pendahuluan
Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat, dan sistematika penulisan
BAB 2 Landasan Teori
Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian.
BAB 3 Perancangan Alat
Pada bagian ini akan dibahas perancangan dari alat, yaitu diagram blok dari rangkain, sistematik dari masing-masing rangkaian dan fungsi dari masing-masing rangkaian.
BAB 4 Pengujian Dan Hasil
Pada bagian ini akan dibahas rangkaian dan hasil dari pengujian.
BAB 5 Kesimpulan Dan saran
Bab ini merupakan penutupan yang meliputi tentang kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan dari skripsi ini serta saran bagai mana rangkaian ini bisa dibuat lebih baik.