• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekonomi politik dan globalisasi pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ekonomi politik dan globalisasi pdf"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

REVIEW

EKONOMI POLITIK DAN GLOBALISASI

Disusun Oleh :

AHMAD JUNAEDI 20171040029

SAMSUL 20171040041

MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

(2)

EKONOMI POLITIK DAN GLOBALISASI

Ekonomi dan politik tidak akan pernah terpisahkan dalam sistem pemerintahan sekarang ini sebagai perumpamaan bahwa dalam sistem pemerintahan pemerintah berhak untuk mengatur perekonomian yang ada di wilayah tersebut, dan sebaliknya ekonomi bahkan lebih mempengaruhhi perpolitikan di sebuah wiyalah, yang dimana kita lihat sekarang ini marak pesta-pesta demokrasi yang pelopori oleh berbagai partai-partai politik yang dimana sebagian besar komunikasi politik yang mereka gunakan dengan menggunakan kalimat-kalimat yang berbau ekonomi seperti membuat sebuah lapangan kerja agar kemiskinn mengurang. Dari hal ini pemerintahan di setiap wilayah atau negara harus lebih jeli lagi dalam berkomunikasi dan membuat sebuah asumsi-asumsi karena tidak terlepas dari itu diera globalisasi yang sudah berkembang sangat pesat akan menjadi pertarungan yang sangat luar biasa dalam hal perekonomian yang dimana dengan gaya berpolitik yang lebih luar biasa dengan adanya pasar-pasar global. Bisa kita katakan bahwa persangingan sudah semakin besar dan sangat ketat contoh saja di ASEAN dengan pasar bebas atau lebih kita kenal dengan sebutan MEA .

1. EKONOMI POLITIK (PENDEKATAN-PENDEKATAN EKONOMI POLITIK)

(3)

Berbicara persoalan hubungan antara negara dan pasar tidak akan terlepas dari berbagai ajaran-ajaran ekonomi politik itu sendiri diantaranya, ekonomi politik berpusat –negara yang dimana menceritakan sebuah gambaran bahwa dalam menjalankan sistem perekonomian tidak terlepas dari interpensi negara yang didalam terdapat berbagai unsur sebagai pemilik dan pengatur politik itu sendiri dengan tujuan melindungi perekonomian yang rendah atau lemah kemudian mempertahan dan memperkuat perekonomian nasional.

Melalui campur tangan dari pemerintah dalam hal ini negara menuut Samuelson dan Nordhaus I, (1989:64), dimana negara memiliki otoritas dalam mengambil dan membuat aturan-aturan untuk masyarakat umum yang dimana untuk mengatur kembali berbagai bentuk kesalahan-kesalahan pasar khusunya dalam mengatur dan menciptakan harga. Karena tidak dipungkiri bahwa dlaam persaignan pasar masih banyak praktek-praktek pelaku pasar atau pedagang yang tidak sesuai yang dengansendiri mengelola haraga tanpa melihat kebutuhan masyarakat yang bertambah dan terjerit. Maka disinilah dibutuhkan campur tangan pemerintah dalam mengelola pasar melalui aturan-aturan.(Huda, 2008)

Selanjutnya ajaran ekonomi politik klasik dan neo klasik , berangkat dari ketidakpuasaan seseorang untuk mendapatkan sebuah barang dan jasa sebagai mahluk sosial yang memiliki rasa dalam mengutamakan kepentingan diri sendiri, ekonomi politik klasik sendiri lebih kepada lebih mengarahkan persaingan yang seimbang yang dimana dalam mekanisme pasar sendiri negara tidak ikut campur maupun dalam perekonomian, sedangkan neo-klasik lebih mengoptimalkan sumber daya yang ada dimana sistem harga pasar tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh produsen karena mereka sudah mengetahui akan pengelolaan pasar dan harga itu sudah mampu di analisa oleh konsumen itu sendiri.

(4)

kemudian akan mengakibatkan banyak pekerja dan konsumsi publik meningkat sehingga akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi akan berada pada situasi yang dimana perekonomian dalam masyarakat stagnan atau dimemiliki perputaran karena banyaknay konsumsi dan banyaknya tenaga pekerja yang lonajak (T.R.Malthus), kemudian dilihat dari pertumbuhannya ekonomi neo-klasik dimana bukan melihat dari pertumbukan produksi tetapi bagaimana melihat dari segi bagaimana perkembangan tehknologi dan kemampuan dari seorang pekerja atau tenaga kerja yang harus memiliki keahlian tertentu dalam bidangnya (Robert Solow) selain dari itu ide-ide baru dari para pemegang perusahaan juga dibutuhkan untuk pertumbuhan ekonomi.(Chandra & Hidayat, 2017)

Ajaran selanjutnya seperti yang telah sering kita ketahui bahwa dalam sistem perekonomian sering mengenal nama karl max yang dimana max membawa sebuah ajaran yang dimana adanya pembagian sistem kekuasaan dalam ekonomi yang lebih menguntung pribadi atau swasta, mereka dapat mengatur alur perekonomian seperti mengatur perputaran pasar dan mengatur perekonomian secara sewenang-wenang sesuai keinginan mereka yang lebih mengedepankan keuntungan di bandingkan menestabilankan kehidupan sosial dimasyarakat ajaran ini dikenal dengan ekonomi politik marxis.

(5)

Berbagai pandangan yang dipahami bersama bahwa ekonomi politik sangat mempengaruhi seluk beluk kehidupan pasar dan alur kerja perekonomian tidak bisa dipisahakan, dalam suatu wilayah atau negara ekonomi sangat berpengaruh besar terhadap kebijakan publik yang dimana di atur oleh pemerintahan yang tetap mengikutkan unsur politik untuk apa dibuat sebuah kebijakan apa keuntungan dan kerugiannya, begitu pula sebaliknya politik tetap akan berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di suatu negara seperti ketika suatu wilayah mesukkan infestor-infestor dari negara, maka hal ini tidak terlepas dari komunikasi politik yang digunakan pemrintah setempat agar pertumbuhan ekonomi dan pasar stabil. Tetapi dari berbagai pandangan tersebut tetap akan ada sebuah aturan tersendiri yang dibuat oleh masyarakat sebagai aktor dalam perputaran ekonomi, cara-cara yang dilakukan tidak akan terlepas dari nenek moyang mereka yang tetapkan bertahan demi kepentingan pribadi seperti halnya sistem kapitalisme yang merekat erat dimasyarakat.

(6)

sumber daya yang lebih dominan karena tidak memiliki banyak sumber daya berbeda dengan negara yang memiliki sumber daya yang banyak yang mampu menyatukan seluruh kehidupan sosial, maka dari permasalahan itu akan muncul berbagai macam masalah dalam masyarakat meningkatnya kemiskinan, bertambanhnya pengangguran dan lain-lain.

Kemudian yang kedua kapitalisme sosial sistem ini sangat jauh berbeda dengan sistem yang sebelumnya dalam sistem ini negara dalam hal ini lebih mengedepankan apa saja yang beguna bagi kehidupan sosial atau bisa dikatakan medahulukan kepentingan umum yang, dengan memanfaatkan berbagai situasai ekonomi, dalam sistem ini negara lebih melihat bagaimana penanaman modal mengambil sebuah keuntungan dengan jangka waktu yang lama. Selain itu seorang buruh dinegara yang menganut sistem ini bisa memberikan masukan untuk masalah upah yang diterima oleh buruh.tidak terlepas dari hal itu dalam sistem kapitalisme sosial ini ada beberapa pemasalan yang terjadi seperti dorongan untuk menaikan biaya kepada infestor atau perusahaan yang ingin bersaing dalam pasar, selain itu tingggi konsumsi masyarakat dan perusaahaan, akan mengakibat kan tingginya tingkat pembayaran pajak yang bukan hanya dibebankan kepada perusaaan tetapi begitupun pekerja. Maka tingkat kesejahteraan yang dicita-citakan sistem ini tidak akan berjalan seperti yang dinginkan.

(7)

dikembangkan. Kebijakan ekonomi pemerintah mengarah untuk melaksanakan keputusan yang mendukung penggunaan-penggunaan berbagai alat kebijakan untuk mendukung industri-industri atau perusahaan-perusahaan “pemenang” yang telah dipilih. Sistem ekonomi ini tetap menganut mahzab kapitalisme karena pemerintah tetap mengakui dan menegakkan hak-hak kepemilikan atas properti dan kontrak, pasar mengarahkan harga barang dan jasa yang diproduksi, dan upah tenaga kerja yang dipekerjakan, dan beberapa kegiatan usaha berskala kecil tetap berada di tangan sektor swasta.

Disisi lain Baumol. Dkk, (2010: 111) menerangkan bahwa kapitalisme negara berguna untuk menerangkan sistem atau aturan untuk para investor atau perusahaan ketika ingin menguasai sebuah industri kemudian pemerintah juga dapat mengetur sekaligus mengontrol perekonomian saat adanya sebuah peperangan. Dalam hal ini semua rencana ketika adanya konflik diatur terpusat. Selain itu tidak semua industri diambil alih oleh pemerintah, ini terjadi ketika politik dalam pengelolaan pasar bebas bersifat demokratis maka sebagian hal dibiarkan untuk dikella oleh masyarakat. Dalam pengelolaan kapitalisme negara, para penguasa pemerintahan memakai berbagai jenis lembaga yang memiliki fungsi sebagai penyambung lidah dalam perekonomian seperti perusahaan keugnan atau industri milik pememrintah. (Septarini et al., 2016)

Perbedaan pandangan setelah mengetahui sitem-sistem kapitalisme kemudian bermunculan dimana ketika menginginkan sebuah tatanaan perekonomian dalam mengurangi kesenjangan sosial dan pengangguran di masyarakat sebaiknya pemerintah sebagai pengatur roda perekonomian bahwa dalam pengelolaan pasar lebih menstabilkan harga, karena pemerintah diyakini mampu mengelola memalui perpajakan dan untuk mengurangi tingkat pengangguran ketika masih bertambah maka pemerintah seharusnya menurunkan pembayaran pajak demi menstabilkan pasar dan masyarakat (keynesian.1936).

(8)

membendung adanya percepatan penyebaran uang yang mengakibatkan naiknya barang dan jasa sehingga kembali mengakibatkan bertumpuknya pengangguran, maka neo-liberalisme sendiri tidak banyak mengeluarkan banyak pandangan lebih kepada bagaimana masyarakat yang menjadi konsumen dan produsen harus mampu meningkatkan konsumsi dan produk-produk baru. Dari semua pendapat itu bagaimana kemudian ekonomi pasar berkembang harus memiliki sumber daya yang mampu untuk bersaing dalam sebuah kompetisi ekonomi dan politik yang tidak berubah-ubah agar tercipta kesejahteraan dan kemakmuran.

Pengaturan ekonomi politik sangat penting, dalam berbagai pembahasan mengenai perekonomian didalam pandangan paham kapitalis yang masih tidak menemukan jalan keluar atau kita bisa katakan sampai saat ini masih terdapat beberapa negara yang menggunakan. Untuk menstabilkan pemahaman kapitalis ada beberapa cara, yang pertama Sosialisme negara, dimana negara sebagai aktor dalam mengawasi kehidupan sosial dan sisi ekonomi demi mengedepankan kepentingan rakyat yang dimana negara bekerja secara bergotong royong demi kemajuan masyarakat dalam mengembangkan perekonomian masyarakat, negara memeberikan arahaan dan pengontrolan kepada kehidupan sosial. Sistem ini kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam sebuah perencanaan bersifat setara yakni semua orang diberikan perlakuan yang sama dalam perputaran ekonomi, dan melihat sisi yang lain yang dapat mengakibatkan penurunan efesiensi dalam pengeloaan dan perencanaan meskipun melalui sistem ini tidak bnyak pengangguran, tetapi ada penyamarataan yang dikeluarkan oleh negara dalam posisi perpolitikan dan posisi di birokrat.

(9)

berbagai macam perkebunan, pertanian dan lain-lain.(Zain, Yurista, & Yuniza, 2014).

Sosialisme pasar dalam sistem ini pemerintah pusat tidak lagi menginterpensi pengelolaan bisnis pasar secara keseluruhan, karena produsen dan konsumen mengelola bembiayaan pribadi untuk pengembangan dan mengelola sendiri produk-produk untuk pasar. Tidak terlepas dari itu kelemamahan yang sangat mencolok adalah perusahaan tidak melihat bagaimana perekonomian konsumen dan lebih melihat kesejahteraandari buruh atau karyawan-karyawan. Karena itu dalam sistem ini perusahaan-perusahaan yang di dirikan oleh pemerintah akan lamabat mencapai titik efisien yang diinginkan, tetapi yang cepat dalam hal itu adalah perusahaa-perusahaan swasta yang akan mencapai keefesienan dalam pengelolaan perekonomiandari segi tata kelola ekonomi. Dari berbagai solusi yang di terapkan sistem sosialisme untuk menurunkan paham kapitalis masih banyak yang perlu di perbaharui, maka dari situ kita masuk kedalam solusi yang berikutnya yakni ekonomi hijau, terlepas dari paham kapitalisme dan sosialisme dalam perkembangan dan penerapanya tidak jauh berbeda dari kedua paham ini hanya yang didasarkan dari pengelolaan pasar global dan penumpukan modal yang besar.

Menurut Dani (2017) Sistem ekonomi sosialis adalah sistem yang setelah kapitalisme, dimana sistem ini merupakan sistem yang dimana pemerintah sebagai pemegang kekuasaan menjalankan dan mengontrol prekonomian di masyarakat. Dalam sistem-sistem sosialis tidak menghalangi masyarakat untuk mengatur kegiatan pekonomian tetapi tidak akan terlepas dari kebijakan pemerintah untuk mengelola arul perekonomian agar terwujudnya kemakmuran bersama. Tetapi sistem ini pemerintah membatasi berbagai kegiatan yang memiliki unsur pribadi. Karena tujuan sistem ini adalah untuk kepentingan bersama dan memkmurkan masyarakat secara bersama. (Tho’in, 2015)

(10)

masyarakat dengan lingkungannya, ekonomi hijau sendiri lebih memberikan paham bahwa bagaimana negara, masyarakat mengelola sumber daya dengan baik tanpa merusak, dan bagaimana mengelola hubungan mahluk hidup dengan yang lainya, yang dimana seharusnya yang lebih dikedepankan dibandingkan ekonomi dan nilai-nilai etika dan hubungan yang baik sesama masyarakat sosial dan negara dari pada materi semata.

Dari berbagai sistem dan ajaran disatas tidak akan terlepas perkembangan globalisasi sehingga dibutuhkan berbagai solusi dan sistem-sistem yang baik dan sistem yang baru, karena berbagai sistem di atas akan tetap menghasilkan sebuah konflik yang aakan membuat berbagai penolakan, dari sinilah terbentuknya persatuan buruh karena adanya sebuah aturan-aturan dari peemrintah yang diperkirakan akan mengakibatkan banyak kerugian, kemudian adanya berbagai sektor termasuk ekonomi politik yang dilandasi dengan sistem kapitalisme yang tidak mengedepankan kepentingan rakyat. Harus ada perubahan sistem ekonomi politik agar Kondisi menjadi stabil yang bukan hanay mengedepankan perubahan usaha tapi juga perubahaan tatanan perekonomian yang lebih mengsejahteran rakyat dan tidak adanya kesenjangan sosial.(Vidi & Affandi, 2015)

Sebagaimana yang diinginkan pasar bebas, dalam kehidupan pasar dalam perekonomian itu pula yang harus diperhatikan oleh pemerintah, sebagaimana dalam pembagiannya sabegai berikut, di dalam sistem pasar bebas itu, karakteristiknya yang menonjol adalah sebagai berikut:

a. aturan-aturan publik mengikuti pasar bebas;

b. b.Birokrasi menjalankan kebijakan publik yang berpihak pada kepentingan dan kekuatan pasar;

(11)

2. GLOBALISASI

Ketika kita memahami globalisasi sebagai sebuah konsep yang licin dan tidak mudah dipahami. Maka fonemana globalisasi lebih banyak ketertarikan sejak tahun 1980-an, dikarenakan istilah tersebut dijadikan sebagai dasar dari sebuah proses untuk menunjuk apapun tentang kebijkan, strategi pemasaran, sebuah permasalahan bahkan sampai ke sebuah ideologi. Globalisasi bahwasanya bukanlah sebuah proses tunggal, melainkan sebuah proses – proses terikatan yang rumit yang terkadang terjadi saling tumpang tindih dan memiliki keterkaitan. Hal itu juga terkadang membuat globalisasi saling kontradiktif dan berlawanan. Oleh karenanya sulit untuk mengartikan bahwa globalisasi sebagai tema tunggal.

Kenichi Ohmae (1989) mendefinisikan globalisasi sebagai ‘dunia tanpa batas’ yang artinya globalisasi tidak hanya berjalan pada batas - batas suatu wilayah nasional dan negara terhadap batas – batas politik tradisional. Tetapi, globalisasi juga menjadi pembagian – pembagian masyarakat yang sebelumnya terpisahkan oleh waktu dan yang semakin kurang signifikan dan relevan. m Sedangkan Scholte (2005) mengartikan keterkaitan globalisasi dengan pertumbuhan hubungan – hubungan ‘suprateritorial’ antara masyarakat di seluruh dunia dimana dalam kehidupan sosial telah melampaui batas teritorial dngan meningkatnya hubungan komunikasi dan interaksi lintas batas dan lintas global. Makanya, bisa dikatakan konsep dasar dalam globalisasi ialah kompresi ruang dan waktu yang dimana menjadi sebuah keharusan dalam perkembangan zaman sehingga terdapat intensifikasi proses dari masyarakat regional menjadi masyarakat internasional.(Jati, 2013)

(12)

regionalisme dan multikulturalisme. Hal tersebut terjadi dikarenakan keberagaman alasan yang muncul, diantaranya :

1. Kemampuan negara – nasional yang menurun untuk pengorgannisasian kehidupan ekonomi dan politik dalam cara yang bermakna sehingga menyebabkan kekuasaan menjadi tersedot ke bawah ataupun sebaliknya tergencet keatas.

2. Ketakutan akan ancaman homogenisasi

3. Pembentukan pola-pola keragaman sosial dan kebudayaan bagi negara berkembang dan negara maju.

Maka saling berketerkaitan yang dimunculkan oleh globalisasi harus berdasarakan sifat multidimensional yang artinya globalisasi berjalan secara sistematik dan saling berketergantungan memberikan makna bagi kehidupan kita yang semakin ditentukan dan dipengaruhi oleh keputusan – keputusan serta tindakan – tindakan yang berlangsung disebuah tempat. Munculnya anggapan tentang globalisasi yang telah melemahkan negara dan telah mereduksi dengan segala atribut baik itu teritori maupun kedaulatan, yaitu kemampuan sebuah negara dalam merespon kondisi eksternal negara, kapasitas dari negara tersebut dalam menghadapi globalisasi, dan pentingnya power dari negara itu sendiri dalam menghadapi dinamika dunia internasional (Weiss 2000 dalam Kusumawardhana & Zulkarnain, 2016)

Gambar 1 Global

Nasional

Lokal Nasional

(13)

Bentuk globalisasi dapat diidentifikasi sebagai berikut : a. Globalisasi Ekonomi

Hal ini menjadikan berkurangnya kapasitas pemerintahan nasional dalam mengatur dan mengelola ekonomi – ekonomi pemerintahan tersebut dan penolakan terhadap rekstruksi pemerintahan selaras dengan garis – garis besar pasar bebas dalam perkembangan globalisasi ekonomi. Sehingga tidak adanya ekonomi nasional yang terpisah maupun menyendiri dikarenakan saling terkaitnya dalam ekonomi global. Globalisasi ekonomi mencerminkan aliran – aliran modal dan barang lintas negara, menghancurkan ide tentang kedaulatan ekonomi. Proses dari globalisasi ekonomi sendiri ialah terjadinya suatu perubahahan perekonomian dunia yang bersifat mendasar atau secara terstruktur dan berkembang dengan pesat yang mengikuti kemajuan teknologi dengan proses yang semakin cepat. Perkembangan globalisasi ekonomi terlihat dengan meningkatnya hubungan saling ketergantungan dan juga memperkuat persaingan antar negara yang tidak hanya bergerak di perdagangan internasional melainkan juga dalam investasi, finansial dan produksi. Globalisasi ekonomi sendiri ditandai dengan semakin tipisnya batas kegiatan ekonomi atau pasar baik dalam skala nasional maupun regional, tetapi harus bergerak dalam skala internasional yang melibatkan banyak negara.

Berbagai alasan penyebab semakin menipisnya batas – batas kegiatan ekonomi secara nasional maupun regional, seperti yang dikatakan oleh (Halwani,2002) ialah komunikasi dan transportasi yang semakin canggih dan murah, lalu lintas devisa yang semakin bebas, ekonomi negara yang semakin terbuka, keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif yang digunakan oleh berbagai negara, metode produksi dan perakitan dengan organisasi manajemen yang semakin efisien, dan pesatnya perkembangan perusahaan multinasional di sebagian negara. (Zaroni, 2015)

(14)

Pertumbuhan globalisasi kebudayaan didasari karena informasi dan gambaran dari suatu wilayah dalam pemasaran yang dilakukan telah masuk sebagai sebuah aliran global yang cenderung menipisikan perbedaan budaya antara suatu bangsa, wilayah, dan individu. Hal tersebut biasanya digambarkan dengan suatu proses komoditas – komoditas global dan praktek perdagangan terkait pemasaran. Munculnya istilah revolusi informasi didasari dengan dorongan globalisasi kebudayaan. Akan tetapi, kekuatan globalisasi kebudayaan dapat dibatasi dan diloloskan karena penyebaran sebuah perdagangan memerlukan kepekaan terhadap kebudayaan dan praktek sosial pribumi suatu bangsa. Maka globalisasi kebudayaan merupakan sebuah kekuatan yang mampu meloloskan dan membatasi kekuatan – kekuatan globalisasi. Dalam hal ini bisa dikatakan bahwa globalisasi kebudayaan dapat dikaitkan dengan gaya hidup yang ada disuatu wilayah berkembang sehingga diikuti oleh masyarakat diwilayah yang berbeda. Seperti masyarakat yang menikmati McDonald, Coca Cola, Kintucky Fried Chicken, serta mode pakaian dan bergaya yang beredar disuatu wilayah dan diikuti masyarakat luar sesuai trendnya (Siswanto,2010 dalam(Yuniarto, 2014)

c. Globalisasi Politik

(15)

Ekonomi (OECD) dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Pengaruh organisasi – organisasi internasional sangat penting dalam perkembangan globalisasi politik.

Bangkitnya Globalisasi Neoliberal

Globalisasi sangat erat kaitannya dengan sejarah yang diaman pesatnya perdagangan lintas benua maupun ekonomi industri di eropa menciptakan kapialisme sebagai idelogi perkembangan ekonomi. Kapitalisme mendorong globalisasi sebagai arena aneksasi wilayah diberbagai dunia dalam memperoleh sumber ekonomi. Hal ini menjadikan sebuah proses evolusi kapitalisme yang mampu bertahan dengan bentuk saling berhubungan dalam berbagai lintasan zaman. Sehingga menimbulkan globalisasi dibedakan dalam berbagai fase diantaranya : Pertama, globalisasi berkembang di era imperialisme dan kolonialisme. Kedua, Globalisasi berkembang dengan adanya era developmentalisme dan terbentuknya kulutur yang saling berkegantungan satu sama lainnya. Ketiga, globalisasi ditandai dengan neoliberalisme dan neokonservatif sebagai wacana dominan dalam pembangunan ekonomi di negara negara dunia (Shiva, 2000 dalam (Jati, 2013)

(16)

pemerintah bergerak dengan menjalankan secara deregulasi ekonomi dan pencegahan terhadap keluarnya perusahaan-perusahaan transansional. Pengendalian inflasi yang telah menggantikan pemeliharaan pekerjaan secara penuh yang menjadi tujuan utama sebuah kebijakan ekonomi dimana dengan tekanan yang begitu kuat terhadap penurunan belanja publik dan meningktakan anggaran – anggaran kesejahteraan.

Konsep globalisasi neoliberal sendiri ialah bahwa tidak ikut campurnya pemerintah membuat ekonomi berjalan secara efektif, yang memiliki keyakinan terhadap kebebasan pasar ekonomi dan bergerak secara sendirinya tanpa terikat. Pasar-pasar finansial dan proses rekontruksi keungan merupakan inti dari model global neoliberal. Kemajuan globalisasi neoliberal telah jelas terlihat dari keunggulannya ekspansi besar – besaran pada sektor finansial dari sisi ekonomi. Dalam prosesnya menjadikan kapitalisme berubah menjadi kapitalisme turbo, yang manfaatnya diambil dari aliran uang yang sangat luas dengan penanaman investasi semakin meningkat serta konsumsi ekonomi yang jauh lebh tinggi. Hal lain, yakni keyakinan yang kuat terhadap pasar-pasar terbuka dan perdagangan yang bebas menjadi pendorong dalam ciri-ciri lain kemajuan globalisasi neoliberal. Sehingga dalam organisasi internasional khususnya World Trade Organization (WTO) telah didominasi dengan azas neoliberalisme dimana praktek dari WTO sendiri telah menjadi wasit dalam proses globalisasi. Hal tersebut ditunjukkan dengan pengimplementasian aturan WTO yang disebut dari jargon

WTO ialah “the borderless world” yakni dalam pengartiannya disebut dunia tanpa

batas. Berbagai negara yang telah mengadopsi perjanjian internasional yang tercantum dalam WTO, diantaranya bahwa semua negara harus menghilangkan semua hambatan perdaganang baik dengan tarif maupun non-tarif beserta pelaksaannya yang begitu ketat disertai dengan sanksi yang keras bagi negara yang tidak mentaati aturan tersebut.

(17)

bagi pemerintahan-pemerintahan negara lain dengan timbulnya penolakan. Kelemahan dari global neoliberal sendiri tergambar jelas dalam krisis finansial global antara tahun 2007 – 2009. Dalam kasus tersebut merupakan sebuah gejala dari kecacatan dan kebebasan konsep kapitalisme neoliberal yang dalam bentuknya baik secara global maupun nasional jelas dapat dilihat berjalan secara tidak stabil dan rentan terhadap krisis, yang berdasarkan kepada pasar-pasar bebas dan sistem finansial yang berinflasi serta kurangnya regulasi ekonomi itu sendiri. Krisis global yang terjadi di tahun 2007 – 2009 tersebut merupakan sebuah konsekuensi dari utang yang sangat besar dibanyak negara dan sebuah pergeseran besar dalam peta kekuasaan ekonomi global. Dikarenakan utang negara maju dan swasta yang banyak tersebar di berbagai negara menjadi berbagai alasan tersendiri, diantaranya :

a. Gagalnya pertumbuhan produktivitas untuk meningkatkan penghasilan dalam bentuk upah riil dan ketidasetaraan yang semakin meningkat. b. Semakin bebasnya negara dalam berutang dikarenakan asumsi

pertumbuhan yang bakal berlanjut. Akan tetapi tidak memikirkan dampak negatif dari hal itu.

(18)

Tabel 1

Krisis Globalisasi Neoliberal : dari pinggiran ke pusat Krisis Globalisasi Neoliberal 4. Diikuti oleh periode pertumbuhan

yang kuat dalam ekonomi global

Akan tetapi sebelum memasuki krisis global ditahun 2007 – 2009 tersebut, sebelumnya telah mengalami krisis globalisasi neoliberal yang disebut krisis di daerah semi pinggiran yang dimulai dengan guncangan keuangan Turki dan Meksiko pada tahun 1994, dilanjutkan dengan krisis keuangan Asia tahun 1997, dan kebocoran yang terjadi di Rusia dan Brasil pada tahun 1998 – 1999, serta runtuhnya ekonomi Turki dan Argentina pada tahun 2001. Krisis yang terjadi hampir sama dengan yang dialami dimasa krisis neoliberal yang terjadi dikarenakan integrasi akibat perdagangan bebas sehingga terjadinya ketidakseimbangan dalam pengelolaan ekonomi di negara tersebut. Bencana yang terjadi saaat ini dengan krisis globalisasi neoliberal pada intinya terjadi akibat ketidakseimbangan global antara ekonomi surplus seperti Jerman dan China dan negara-negara defisit seperti Amerika Serikat dan Inggris. (Οηιs & Burák, 2018)

(19)
(20)

Daftar Pustaka

Chandra, D., & Hidayat, S. (2017). Dampak dana perimbangan terhadap pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan antar daerah di Provinsi Jambi, 12(2), 67–76.

Huda, N. (2008). HARGA DAN MEKANISME PASAR (Studi Atas Pemikiran Ibn Khaldun). Ishraqi, IV(1), 7–25. Retrieved from

http://publikasiilmiah.ums.ac.id:8080/xmlui/handle/123456789/998

Jati, W. R. (2013). Memahami Globalisasi sebagai Evolusi Kapitalisme. Global & Strategis, 7, No. 2, 241–258.

Kusumawardhana, I., & Zulkarnain. (2016). GLOBALISATION AND

STRATEGY: “NEGARA, TERITORI DAN KEDAULATAN DI ERA

GLOBALISASI,” (54).

Maralih. (2015). PEMERINTAH, MASYARAKAT, KEBIJAKAN PUBLIK DAN BIROKRASI DALAM ALAM DEMOKRASI TERBUKA DAN PASAR BEBAS, 99–110.

Septarini, D. F., Lia, E., Kore, R., Ekonomi, F., & Musamus, U. (2016). SISTEM KAPITALISME NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SISTEM EKONOMI KERAKYATAN BERDASARKAN PANCASILA, 1(1), 40–61.

https://doi.org/10.7498/aps/62.010302

Tho’in, M. (2015). Konsep Ekonomi Islam Jalan Tengah (Kapitalis – Sosialis). Ilmiah Ekonomi Islam, 1(3), 118–133.

Vidi, M. R. A., & Affandi, M. A. (n.d.). GERAKAN PERLAWANAN SERIKAT BURUH DALAM SISTEM OUTSOURCING DAN SISTEM

PENGUPAHAN DI PT JAPFA COMFEED SIDOARJO. 2015, Paradigma. Yuniarto, P. R. (2014). Masalah Globalisasi di Indonesia : Antara Kepentingan,

(21)

Zain, M. A., Yurista, A. P., & Yuniza, M. E. (2014). Konsistensi pengaturan jaminan sosial terhadap konsep negara kesejahteraan Indonesia. Jurnal Penelitian Hukum, 1(2), 63–76.

Zaroni, A. N. (2015). Globalisasi Ekonomi Dan Implikasinya Bagi

Negara-Negara Berkembang : Telaah Pendekatan Ekonomi Islam. Al-Tijary, 1(1), 1– 22. https://doi.org/10.21093/at.v1i1.418

Οηιs, Z., & Burák, G. A. (2018). The Global Economic Crisis and the Future of

Neoliberal Globalization : Rupture Versus Continuity Author ( s ): Ziya Öniş and Ali Burak Güven Published by : Lynne Rienner Publishers Stable URL :

Gambar

Gambar 1 Global
Tabel 1

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi, motivasi kerja dan kinerja di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Binjai.. Penelitian ini merupakan

Mengingat kelas kesesuaian untuk budidaya rumput laut dan ikan kerapu dengan sistem keramba jaring apung di perairan zona pemanfaatan Teluk Kupang berada pada taraf cukup sesuai

Dari kegiatan advokasi untuk perbaikan tata kelola hutan dan lahan di Sumatera Selatan yang dilaksanakan LBH Palembang pada tahun 2018, ditemukan ada 2 (dua) kasus

Mereka yang Terasing: Laporan Pemenuhan Hak atas Perumahan yang Layak bagi Korban Penggusuran Paksa Jakarta yang Menghuni Rumah Susun (LBH Jakarta, 2016) menemukan serangkaian

Bentuk akar sejajar dan bertindih, pola perakaran primer yang tumbuh dengan kemiringan 45° dari bidang rata tanah dan ditumbuhi akar sekunder yang rapat dan

Kepala Daerah dapat meminta masukan ketua Dewan Pengawas/ Komisaris Utama atau Calon ketua Dewan Pengawas/ Kornisaris Utama terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

Di dalam Tabel 1 terlihat bahwa primer yang dapat digunakan sebagai penanda gen antosianin adalah primer yang telah dikonfirmasi melalui polimorfisme pita DNA pada

layanan jasa akan komparatif dengan unsur-unsur yang mendukungnya, yaitu: (1) adanya jasa yang sesuai dengan bentuk layanan yang dapat memberikan kepuasan