• Tidak ada hasil yang ditemukan

this PDF file HUBUNGAN SIKAP DAN PERILAKU REMAJA PUTRI DENGAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN DI SMA N 3 TAHUNA BARAT KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE | Gampu | JURNAL KEPERAWATAN 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "this PDF file HUBUNGAN SIKAP DAN PERILAKU REMAJA PUTRI DENGAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN DI SMA N 3 TAHUNA BARAT KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE | Gampu | JURNAL KEPERAWATAN 1 SM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

H UB UNG A N S I K A P D A N PE R I L A K U R E M A J A PUT R I DE NG A N

PE NC E G A H A N K E PUT I H A N D I SM A N 3 T A H UNA B A R A T

K A B UPA T E N K E P UL A UA N S A NG I H E

H endr ik a T r i H utami G ampu F r anly O nibala

R ina K undr e

Program S tudi Ilmu K eperawatan F akultas K edokteran Universitas S am R atulangi

E mail : hendrikagampu25@ gmail.com

A bstact : Adolescence is a peroid of transition from childhood to adulthood. T eenagers are the starting point of the reproduction process, so it is possible to experience a vaginal discharge. V aginal discharge (F lour Albus) is white or grayish vaginal fluid which is patched on the vagina wall andcan also be yellowish, yellow-green, foul smelling and frothy. T he purpose of this study was to determined the relationship of attitude and behavior with preventions of vaginal discharge at SMA N 3 T ahuna Barat Sangihe Islands Regency. Methods of this study used cross sectional analytical descriptive approach. T he sampling technique used total sampling with 42 sampels. the result of the study was analyzed by using C hi Square tets with C i = 95% and α = 0,05. T he result of statistical tets showed that there is a relationship between attitude with preventions of vaginal discharge (p = 0,031) and there is a relationship between behavior with preventions of vaginal discharge (p = 0,008). C onculasion that there is a relationship between attitude and behavior adolescent girls with preventions of vaginal discharge at SMA N 3 T ahuna Barat Regency of Islands Sangihe.

K eywords : Attitude , Behavior , F lour Albus

A bstr ak : Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. R emaja merupakan titik awal terjadinya proses reproduksi sehingga tidak menutup kemungkinan untuk mengalami keputihan. K eputihan adalah cairan vagina yang berwarna putih atau keabu-abuan yang melekat pada dinding vagina dan dapat juga berwarna kekuning-kuningan, kuning-hijau, berbau tidak enak dan berbusa. T uj uan Penelitian mengetahui hubungan sikap dan perilaku remaja putri dengan pencegahan keputihan di S MA N 3 T ahuna B arat K abupaten K epulauan S angihe. D isain Penelitian menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional T eknik Pengambilan S ampel menggunakan total sempel dengan jumlah sampel sebanyak 42 orang. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji C hi S quare dengan C l = 95% dan α = 0,05. H asil uj i statistik menunjukan bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan pencegahan keputihan (p = 0,031) dan terdapat hubungan antara perilaku dengan pencegahan keputihan (p = 0,008). S impulan terdapat hubungan antara sikap dan perilaku remaja putri dengan pencegahan keputihan di S MA N 3 T ahuna B arat K abupaten K epulauan S angihe.

(2)

PE ND A H UL UA N

K esehatan reproduksi remaja adalah suatu hal yang menyangkut kondisi sehat, sejahtera fisik, mental dan sosial. Informasi kesehatan reproduksi harus diketahui oleh remaja agar remaja memperoleh informasi tentang kesehatan reproduksi, agar dapat melakukan hal yang akan menjadi fungsi dan proses reproduksinya (E fendy & Makhfuldi, 2009). Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. K ehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan mereka selanjutnya. R emaja juga mempunyai permasalahan yang sangat kompleks seiring dengan masa transisi yang dialami remaja salah satunya adalah pola hidup tidak sehat. R emaja meliputi beberapa indikator yaitu pengetahuan tentang dirinya, harapan pada diri dan evaluasi pada diri sendiri. K onsep diri pada remaja akan mempengaruhi sikap dan perilakunya (S aad, 2009).

S ikap adalah suatu pengetahuan, tindakan atau pemikiran seseorang akan suatu hal yang dialami atau rasakan. S ikap akan terbentuk dengan adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu (Maulana, 2009). S edangkan, perilaku adalah sesuatu yang dapat diamati secara langsung atau tidak langsung dan merupakan suatu respon atau kegiatan organisme terhadap lingkungan yang disebut rangsangan yang dapat menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu (Sunaryo, 2010). Perilaku adalah salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.

Perilaku pencegahan pada dasarnya adalah respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makan, serta lingkungan (Nursalaman & E fendy, 2008). Pencegahan bahkan penanggulangan suatu penyakit tanpa memperhatikan perilaku mustahil akan berhasil dengan baik (A nies, 2008). K eputihan adalah cairan vagina yang berwarna putih atau keabu-abuan yang melekat pada dinding vagina dan dapat juga berwarna kekuning-kuningan, kuning-hijau, berbau tidak enak dan berbusa. K eputihan

bisa dalam keadaan normal (fisiologis) namun bisa juga karena penyakit (patologis) . K eputihan bisa disebabkan oleh jamur, bakteri, virus, dan protozoa. ( Indrajati,2013). D ari penelitian yang dilakukan oleh R amayanti (2017) tentang Hubungan Personal Hygiene D engan K ejadian K eputihan D i S MA Muhammadiyah 5 Y ogyakart.

Hasil penelitian yang dilakukan pada remaja putri di S MA Muhammadiyah 5 Y ogyakarta sebagian besar mengalami keputihan. D an pada penelitian yang dilakukan oleh K umendong T ulus (2013), diperoleh hasil penelitian berdasarkan terjadinya keputihan yang mengalami keputihan berjumlah 64% orang dan tidak mengalami keputihan berjumlah 30% orang. T indakan pencegahan keputihan dapat dilakukan dengan memperhatikan kesehatan lingkungan, perhatikan kualitas air untuk membasuh organ genetalia (K asdu, 2008). D ari hasil penelitian yang dilakukan oleh Mardalena (2015) tentang Hubungan Pengetahuan dan S ikap D engan T indakan K ebersihan Organ G enetalia E ksterna S ebagai Upaya Pencegahan K eputihan pada Mahasiswi F akultas K esehatan Masyarakat Universitas S umatra Utara. D idapatkan hasil penelitian terlihat bahwa tindakan perawatan kebersihan organ genetalia eksterna untuk mencegah terjadinya keputihan belum banyak dilakukan dengan benar. Y aitu sebanyak 74,4 % tidak melakukan dengan benar. S edangkan, pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Mokodongan et al (2015) tentang Hubungan T ingkat Pengetahuan T entang K eputihan D engan Perilaku Pencegahan K eputihan Pada R emaja Putri. D i dapatkan hasil bahwa lebih banyak remaja yang memiliki perilaku yang buruk dalam pencegahan keputihan yaitu (52%)

(3)

siswi kurang mendapat informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja terutama tentang keputihan, dan hasil wawancara yang dilakukan pada 10 orang siswi diperoleh data 6 orang siswi mengalami keputihan ada beberapa siswi mengatakan keputihan dialami pada saat setelah menstruasi juga ada yang mengalami keputihan bukan pada saat setelah menstruasi. B eberapa siswi mengatakan mereka tidak berusaha melakukan pencegahan karena menurut mereka itu hal yang wajar terjadi. Perilaku remaja yang sering dilakukan sehingga memicu terjadi keputihan adalah mereka mengatakan tidak mengeringkan daerah kewanitaan setelah buang air kecil dan besar, mereka juga menggunakan celana dalam yang ketat yang bukan dari bahan katun dan sering juga menggunakan celana yang ketat. B erdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan sikap dan perilaku remaja putri dengan pencegahan keputihan di S MA N 3 T ahuna B arat? ”.

M E T O D E PE NE L I T I A N

D isain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2017 sampai Maret 2018 di S MA N 3 T ahuna B arat K abupaten K epulauan S angihe. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X dan X I di S MA N 3 T ahuna B arat berjumlah 42 siswi, besar sampel 42 orang yang diambil berdasarkan teknik non probability sampling dengan pendekatan total sampling. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner terdiri dari 3 item pertanyaan, pertama adalah sikap sebanyak 15 pertanyaan, kedua adalah perilaku sebanyak 7 pertanyaan, ketiga pencegahan keputihan sebanyak 15 pertanyaan. J umlah pertanyaan 37 pertanyaan. K etegori untuk sikap buruk : skor < 8, sikap baik : ≥ 8, perilaku buruk : < 14, perilaku baik: ≥ 14. Pencegahan buruk : < 8, pencegahan baik ≥ 8. Untuk menentukan skor keseluruhan diperoleh berdasarkan nilai median

menggunakan rumus cut off point. Pengolahan data melalui tahap editing, coding, processing dan cleaning. A nalisa univariat dan bivariat dengan menggunakan uji C hi-Squaer dengan tingkat kepercayaam 95 % atau α < 0,05.

H A S I L dan PE M B A H A S A N

A nalisa univar iat

T abel 1. D istr ibusi R esponden B er dasar k an Usia R emaj a Putr i K elas X dan X I di S M A N 3 T ahuan B ar at K abupaten K epulaun Sangihe.

Usia n %

15 T ahun 19 45,2

16 T ahun 17 40,5

17 T ahun 6 14,3

J umlah 42 100

Sumber : D ata Primer J anuari 2018

B erdasarkan table 1 dapat menjelaskan bahwa distribusi data dari usia responden dan yang paling banyak adalah usia 15 tahun yaitu sebanyak 19 responden atau 45, 2 %.

T abel 2. D istr ibusi R esponden M enur ut S ik ap R emaj a Putr i K elas X dan X I di S M A N 3 T ahuna B ar at K abupaten K epulauan S angihe.

S ikap n %

B aik 28 66,7

B uruk 14 33,3

J umlah 42 100

Sumber : D ata Primer J anuari 2018

(4)

T abel 3. D istr ibusi R esponden M enur ut Per ilak u R emaj a Putr i K elas X dan X I di S M A N 3 T ahuna B ar at K abupaten K epulauan S angihe.

Perilaku n %

B aik 26 61,9

B uruk 16 38,1

J umlah 42 100

Sumber : D ata Primer J anuari 2018

B erdasarkan tabel 3 dapat menjelaskan bahwa distribusi frekuensi responden menurut perilaku remaja putri yang paling banyak adalah perilaku baik yaitu sebanyak 26 responden atau 61,9 %.

T abel 4. D istr ibusi R esponden M enur ut Pencegahan K eputihan pada R emaj a Putr i K elas X dan X I di S M A N 3 T ahuna B ar at K abupaten K epulauan S angihe.

Pencegahan n %

B aik 35 83,3

B uruk 7 16,7

J umlah 42 100

Sumber : D ata Primer J anuari 2018

B erdasarkan tabel 4 dapat menjelaskan bahwa distribusi frekuensi responden menurut pencegahan keputihan dan yang paling banyak adalah pencegahan baik yaitu sebanyak 35 responden atau 83,3 %.

T abel 5. D istr ibusi F r ek uensi M enur ut Pencegahan K eputihan pada R emaj a Putr i di S M A N 3 T ahuna B ar at K abupaten K epulauan S angihe.

Pencegahan n %

B aik 35 83,3

B uruk 7 16,7

J umlah 42 100

Sumber : D ata Primer J anuari 2018

B erdasarkan tabel 5 dapat menjelaskan bahwa distribusi frekuensi responden menurut pencegahan keputihan dan yang paling banyak adalah pencegahan baik yaitu sebanyak 35 responden atau 83,3 %.

A nalisa B ivar iat

T abel 6. H ubungan S ik ap R emaj a Putr i D engan Pencegahan K eputihan D i S M A N 3 T ahuna B ar at K ebupaten K epulauan S angihe.

Sikap Pencegahan

keputihan

p

B aik B uruk T otal V alue

n % n % n %

B aik 26 74,3

2 28,6 28 100

0,031 B uruk 9 25,7 5 71,4 14 100 T otal 35 100 7 100 42 100 Sumber : D ata Primer J anuari 2018

(5)

T abel 7. H ubungan Per ilak u R emaj a menunjukkan dari 42 responden, bahwa responden dengan perilaku baik dan melakukan pencegahan yang baik berjumlah 25 responden dengan presentase (96,2%). R esponden dengan peril aku baik dan yang melakukan pencegahan buruk berjumlah 1 responden dengan presentase (3,8%). S ementara responden dengan perilaku buruk yang melakukan pencegahan baik berjumlah 10 responden dengan presentase (62,5%) dan responden dengan perilaku buruk yang melakukan pencegahan buruk berjumlah 6 responden (37,5%) B erdasarkan hasil uji stattistik menggunakan C hi-Square, diperoleh nilai p value = 0,008. Hal ini berarti nilai ρ lebih besar dari nilai α (α = 0,05), maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima atau terdapat hubungan antara perilaku dengan pencegahan keputihan pada remaja putri di S MA N 3 T ahuna B arat. menggunakan C hi-Square, diperoleh nilai p value = 0,031. Hal ini berarti nilai ρ lebih kecil dari nilai α ( α = 0,05), maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa Ho ditolak

atau terdapat hubungan antara sikap remaja putri dengan pencegahan keputihan di S MA N 3 T ahuna B arat.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh W ulandari & Putri (2014) “Hubungan Pengetahuan Personal Hygiene dengan S ikap dan Perilaku mencegah L eukorhea Pada R emaja Putri di S MK D wija D harma Mojosongo”. D ari hasil penelitian diperoleh hasil Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap untuk mencegah leukorhea. D alam penelitian lain yang dilakukan oleh W idyasari (2014) “ F aktor - faktor yang berhubungan perilaku pencegahan dan penanganan keputihan patologis pada mahasiswa S T IK B ina Husada Palembang T ahun 2014” dimana terdapat hubungan antara sikap dengan pencegahan keputihan.

Hasil penelitian yang diperoleh yakni terdapat 28 orang siswi yang termasuk dalam sikap baik dan 14 orang siswi dengan sikap buruk. Hal ini karena beberapa remaja belum menyikapi dengan baik betapa pentingnya untuk mencegah terjadinya keputihan. S ikap di artikan sebagai kesiapan untuk bertindak, hal yang memepengaruhi sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang yang dianggap penting dan media massa.

(6)

perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap dapat berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi.misalnya sikap dalam menjaga kesehatan reproduksinya ( S ukendar, 2017).

K eputihan atau F lour albus atau normal (patologis). ( Injdrajati, 2013). D alam menjaga kesehatan reproduksi dan saluran kemih seseorang perlu memperhatikan sikapnya, yang harus diperhatikan adalah kebersihan vegina, lingkungan dan jangan menunda untuk buang air kecil, kebersihan vagina harus selalu dijaga. S egara mengeringkan vagina pada saat setelah buang air kecil dan menjaga kelembapan dengan menggunakan pakaian dalam yang kering dan mampu menyerap keringat (S eperti dari bahan katun). Hal ini dapat mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi didaerah tersebut (E milia & F reitag, 2010).

Pelaksanaan pendidikan kesehatan untuk meminimalkan pertumbuhan penyakit dan pencegahannya, pelaksanaan dilakukan melalui peningkatan pengetahuan, penanganan awal dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat dan peningkatan keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan, perawatan kesehatan, dan pencegahan penyakit ( E fendy & Makhfudli, 2009).

R emaja sudah memahami tentang sikap untuk mencegah keputihan. Hal ini dapat terlihat dari remaja yang melakukan pencegahan keputihan dengan baik, seperti membasuh vagina dari arah yang tepat dan mejaga kelembapan area kewanitaan.

H ubungan Per ilak u R emaj a Putr i dengan Pencegahan K eputihan di S M A N 3 T ahuna B ar at.

B erdasarkan hasil uji statistik menggunakan C hi-Square, diperoleh nilai p value = 0,008. Hal ini berarti nilai ρ lebih kesil dari nilai α (α = 0,05), maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa Ho ditolak atau terdapat hubungan antara perilaku remaja putri dengan pencegahan keputihan di S MA N 3 T ahuna B arat. Hasil penelitian yang diperoleh yakni dari 42 responden terdapat 26 responden dengan perilaku baik dalam mencegah keputihan salah satunya dengan selalu mengganti celana dalam jika lembab dan ada 16 orang siswi berperilaku buruk dalam mencegah keputihan.

(7)

lingkungan, misalnya toilet yang kotor dan kualitas air yang kurang baik juga karena siswi yang walaupun memiliki perialku baik seperti tidak menggunakan pembersih kewanitaan dan tidak menggunakan celana jeans untuk aktifitas setiap hari tapi mereka tidak melakukan pencegahan yang baik seperti membasuh daerah kewanitaan dari arah yang tepat, menggunakan air tergenang di ember dan menggunakan celana dalam yang ketat dan berbahan nilon, hal ini justru yang dapat meningkatkan resiko terjadinya keputihan akibat tidak melakukan pencegahan yang baik. Pada penelitian ini di dapatkan hasil adanya hubungan antara perilaku dengan pencegahan keputihan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Permatasari, Mul yono, dan Istianan (2012) dengan judul “Hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang perilaku personal hygien dengan tindakan pencegahan keputihan” bahwa terdapat hubungan yang bermakna antra tingkat pengetahuan remaja putri tentang perilaku personal hygien dengan tidakan pencegahan keputihan.

Perilaku adalah faktor kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan seseorang, sehat/sakitnya individu, keluarga,atau masyarakat dipengaruhi oleh perilakunya. J ika perilaku individu, keluarga, dan masyarakat sehat, akan dipastikan sehat pula hasilnya.

Perilaku pencegahan pada dasarnya adalah respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makan serta lingkungan ( Nursalam & E fendy, 2008).

R emaja memiliki perilaku pencegahan yang baik , karena sebagaian remaja sudah melakukan perilaku pencegahan dengan baik. Hal ini terjadi karena sebagian remaja peduli dengan kesehatan reproduksinya, mereka sering menggunakan media masa sebagai tempat untuk mencari informasi tentang kesehatan reproduksi pada masa remaja. A danya perbedaan tersebut dipengaruhi oleh faktor interen dan eksteren yang ada pada remaja putri.

S I M PUL A N

Hasil penelitian yang dilakukan mengenai hubungan sikap dan perilaku remaja putri dengan pencegahan keputihan di S MA N 3 T ahuna B arat K abupaten K epulauan S angihe dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. S ikap remaja putri di S MA N 3 T ahuna B arat pada ketegori baik.

2. Perilaku remaja putri di S MA N 3 T ahuna B arat pada ketegori baik.

3. T erdapat hubungan yang signifikan antara sikap remaja putri dengan pencegahan keputihan di S MA N 3 T ahuna B arat.

4. T erdapat hubungan yang signifikan antara perilaku remaja putri dengan pencegahan keputihan di S MA N 3 PT A gromedia Pustaka

Indrajati. 2013. Herbal Ahli Atasi Penyakit. J akarta : PS

K asdu. 2008. Solusi Problem Wanita D ewasa. J akarta : E GC

Mardalena. 2015. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan T indakan K ebersihan Organ Genetalia E ksterna Sebagai Upaya pencegahan K eputihan pada Mahasiswi F akultas K esehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara.

(8)

Mokodongan. 2015. Hubungan T ingkat Pengetahuan T entang K eputihan D engan Perilaku pencegahan K eputihan Pada Remaja Putri. https:// ejournal.unsrat. ac.id/index.php/eclinic/article/vie wF ile/6829/6353. D iakses 11 November 2017

Nursalam & E fendy. 2008. Pendidikan dalam K eperawatan. J akarta : S alemba Medika

Permatasari, 2012. Hubungan T ingkat Pengetahuan R emaja Putri T entang Perilaku Personal Hygiene D engan T indakan Pencegahan K eputihan. http: //sciencemakarioz.org/jurnal /index.php/SIMANT E K /article/do wnload/91/91

R amayanti.2016. Hubungan Personal Hyginiene dengan K ejadian K eputihan pada Remaja Putri di SMA Muhammadiayah 5 Y ogyakarta.

ournal.akbidpurworejo.ac.id/inde x.php/jkk11/article/download/116 /107. D iakses 15 oktoober 2017. S aat. 2009. Perkelahian Pelajar. J akarta :

Galang Press (A nggota IK A PI) S ari, Indrawati & Harjanto, 2012. Panduan

L engkap K esehatan Wanita. D epok : Penebar Plus

S unaryo. 2010. Psikologi untuk K eperawatan. J akarta : E GC T ulus 2013. Hubungan Pengetahuan dan

Prilaku D engan T erjadinya K eputihan Pada remaja Putri K elas X I di SMA K risten 1 T omohon.

https://ejournal.unsrat.ac.id/index .php/jkp/article/view/2175

W idyasari. 2014 F aktor-faktor Y ang

B erhubungan D engan

Pencegahan dan Penanganan K eputihan Patologis Pada Mahasiswa K ebidanan S T IK ..

htttp://pskb.binahusada.ac.id/sites /default/files/files/jurnal%20dian %202014.pdf

W ulandari 2014. Hubungan Pengetahuan Personal Hygiene D engan Sikap dan Perilaku Mencegah L eukorhea Pada Remaja Putri di

SMK D WIJ A

Gambar

Tabel 6.  Hubungan Sikap Remaja Putri Dengan Pencegahan K eputihan Di SMA N 3 Tahuna Barat K ebupaten K epulauan

Referensi

Dokumen terkait

Tetapi Tetapi karena karena sudah sudah berjamurnya para pedagang curang yang menggunakan formalin, didukung pula berjamurnya para pedagang curang yang menggunakan

HUBUNGAN ANTARA LEVERAGE DENGAN AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR ANEKA INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).. RANI EKA SETYAWATY

Kemudian surat yang sudah ditandai tersebut, segera diarsip menggunakan sistem tanggal, dalam odner yang berbeda.. Surat izin, cuti dan sakit digabung dalam satu odner,

The EC time to time reviews policies and guidelines issued by Bangladesh Bank regarding credit and other operations that are customized and adopted by the management after approval

Hasil uji aktivitas antijamur Candida albicans hasil mikroenkapsulasi menunjukkan perbedaan yang spesifik tiap variasi konsentrasi1:8; 1:10 dan 1:12 dengan komposisi

The account number and balance are still stored as plaintext, though, and it would be a good idea to encrypt them, making a table with only hash codes and

The study aims to explain the sectors controlled by Bugis ethnicity as migrants on the Sebatik Island in the Indonesia-Malaysia border in the dynamics of border communities

Dalam masyarakat Sumba gong digunakan untuk mengiringi tarian, gong juga dibunyikan pada saat pesta adat dan kematian dengan ritme yang berbeda.. Gong dalam tata