• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Konkret Strategi Pembelajaran E

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Aplikasi Konkret Strategi Pembelajaran E"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pada dasarnya interaksi kegiatan pembelajaran di kelas, guru mempunyai

peranan yang penting. Guru harus berusaha secara terus menerus untuk membantu

peserta didik menggali dan mengembangkan potensinya. Strategi menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia adalah rencana cermat mengenai kegiatan untuk

mencapai sasaran khusus. Kegiatan belajar mengajar sangat memerlukan strategi

karena merupakan proses penentuan rencana yang berfokus pada tujuan dengan

penyusunan suatu cara agar tujuan dapat tercapai secara maksimal.

Strategi pembelajaran dapat diartikan pula suatu rencana, cara pandang,

dan pola pikir guru dalam mengorganisasikan isi pelajaran, penyampaian

pelajaran, dan pengelolaan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Strategi pembelajaran memiliki kaitan erat dengan bagaimana

mepersiapkan materi, metode yang akan digunakan untuk menyampaikan materi

dan bagaimana bentuk evaluasi yang tepat guna meningkatkan efektivitas

pembelajaran (Khanifatul, 2013:15).

Berdasarkan uraian diatas, strategi pembelajaran sangat penting dalam

membantu proses pembelajaran agar berjalan dengan optimal. Pada penerapan

strategi pembelajaran apapun diperlukan pula berbagai pertimbangan mulai dari

pemilihan strategi pembelajaran sampai dengan akhir yaitu proses evaluasi.

Berdasarkan evaluasi inilah dapat diketahui bagaimana suatu strategi dapat

berjalan dengan baik atau tidak. Macam strategi pembelajaran cukup beragam

salah satunya yakni strategi pembelajaran ekspositori, yang dalam makalah ini

akan diulas lebih dalam mengenai pengertian dan karakteristik strategi

pembelajaran ekspositori, langkah penerapan strategi ekspositori dan keunggulan

serta kelemahannya, dan aplikasi konkret strategi pembelajaran ekspositori dalam

(2)

1.2Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian dan karakteristik jenis strategi pembelajaran

ekspositori?

2. Bagaimana langkah penerapan strategi ekspositori dan keunggulan serta

kelemahannya?

3. Bagaimana aplikasi konkret strategi pembelajaran ekspositori dalam

pembelajaran sejarah?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk menjelaskan pengertian dan karakteristik jenis strategi

pembelajaran ekspositori.

2. Untuk menganalisis langkah penerapan strategi ekspositori dan

keunggulan serta kelemahannya.

3. Untuk menjelaskan dan memahami aplikasi konkret strategi pembelajaran

(3)

BAB II BAHASAN

Pada bab ini dipaparkan mengenai (1) Pengertian dan Karakteristik Jenis

Strategi Pembelajaran Ekspositori, (2) Langkah Penerapan Strategi Ekspositori

dan Keunggulan serta Kelemahannya, (3) Aplikasi Konkret Strategi Pembelajaran

Ekspositori dalam Pembelajaran Sejarah.

2.1 Pengertian dan Karakteristik Jenis Strategi Pembelajaran Ekspositori Pada interaksi kegiatan pembelajaran dikelas antara guru dan siswa

diperlukan adanya kerjasama antara keduanya untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan salah satu bentuk kerjasama yang dapat dilakukan

yakni penggunaan strategi dalam penyampaian materi. Strategi pembelajaran

ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan

keterangan terlebih dahulu defini, prinsip dan konsep materi pelajaran serta

memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah,

demonstrasi, tanya jawab dan penugasan (Mudhoffir:1990).

Menurut Wina Sanjaya (2011:178) strategi pembelajaran ekspositori

adalah salah satu diantara strategi pembelajaran yang menekankankan kepada

proses bertutur. Materi pembelajaran sengaja diberikan secara langsung, peran

siswa dalam strategi ini adalah menyimak dan mendengarkan materi yang

disampaikan guru. Sedangkan menurut (Khanifatul, 2013:20) strategi

pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada

proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada peserta didik

dengan harapan peserta didik dapat menguasai materi pembelajaran secara

optimal. Adapun pengertian menurut Roy Killen (dalam Sunardi 1990:86) strategi

ekspositori adalah strategi pembelajaran langsung dimana guru menyajikan bahan

dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapih, sistematik dan lengkap

sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib.

(4)

Beberapa karakteristik strategi pembelajaran ekspositori menurut

Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas (2008:32) sebagai berikut.

1. Cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara

lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu

sering orang mengidentikkannya dengan ceramah.

2. Materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah

jadi,seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal

sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.

3. Memiliki tujuan utama pembelajaran yakni penguasaan materi pelajaran.

Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat

memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali

materi yang telah diuraikan.

4. Bentuk pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher

centered approach). Hal ini dikarenakan dalam strategi ini guru

memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru

menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan

materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik,

dengan kemampuan akademik (academic achievement) siswa sebagai

fokus utama.

2.2 Langkah Penerapan Strategi Ekspositori dan Keunggulan serta Kelemahannya

Pada penerapan strategi ekspositori diperlukan beberapa hal yang

merupakan komponen penting dalam pembelajaran. Langkah-langkah penerapan

strategi ekspositori dipaparkan sebagai berikut.

1. Persiapan (preparation)

Langkah ini berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima

pelajaran (Sanjaya, 2011:159). Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan

persiapan adalah sebagai berikut.

a. Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif,

b. Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar,

(5)

d. Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima

pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang

sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

strategi ekspositori sangan tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal yang

harus dilakukan dalam langkah persiapan, sebagai berikut.

a. Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif,

b. Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai,

c. Bukalah file dalam otak siswa.

2. Penyajian (presentation)

Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai

dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan oleh setiap guru

dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah

ditangkap dan dipahami oleh siswa. Berdasarkan hal tersebut ada bebarapa hal

yang harus diperhatikan dalam pelaksaan langkah ini sebagai berikut.

a. Penggunaan bahasa,

b. Intonasi suara,

c. Menjaga kontak mata dengan siswa,

d. Menggunakan joke agar kelas tetap hidup dan segar melalui penggunaan

kalimat atau bahasa yang lucu.

3. Korelasi (correlation)

Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan

pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat

menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.

Langkah korelasi dilakukan tiada lain untuk memberikan makna terhadap materi

pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah

dimilikinya, maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir

(6)

4. Menyimpulkan (generalization)

Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran

yang telah disajikan. Menyimpulkan berarti pula memberikan keyakinan kepada

siswa tentang kebenaran suatu paparan (siswa tidak merasa ragu lagi akan

penjelasan guru). Menyimpulkan bisa dilakukan dengan beberapa cara sebagai

berikut.

a. Mengulang kembali inti-inti materi yang menjadi pokok persoalan,

b. Memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang telah

disajikan.

Langkah penerapan mengenai strategi pembelajaran ekspositori

konkretnya memiliki dua metode dipaparkan sebagai berikut.

a. Metode Ceramah, dalam penerapan metode ceramah ini ada beberapa hal

yang perlu dipersiapkan dengan seksama oleh guru adalah bahan ajaran.

Sesuai dengan topik atau pokok bahasan, bahan ajaran dipilih dengan

mempertimbangkan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa, disusun

secara sistematis dan rinci, dilengkapi dengan contoh-contoh dan

pertanyaan. Dalam pelaksanaan mengajar, guru menceramahkan atau

menyampaikan bahan ajaran sesuai dengan sistematika yang telah

disusun. Untuk memperjelas bahan, guru dapat memberikan

contoh-contoh atau menerangkan dengan alat peraga. Agar para siswa berperan

lebih aktif, kegiatan ceramah dapat diselingi dengan Tanya-jawab.

Contoh-contoh dan pertanyaan yang akan diajukan guru hendaknya ditulis

dalam program/rencana pengajaran.

b. Metode Demonstrasi

Metode ini dapat digunakan sebagai metode mengajar tersendiri untuk

mengajarkan sesuatu bahkan ajaran yang memerlukan peragaan, atau

sebagai metode pelengkap dari metode ceramah. Untuk menerapkan

pokok bahasan cahaya, umpamanya, guru mengadakan demonstrasi

dengan cermin dan kaca pembesar. Untuk memperjelas perbedaan suara

(7)

Demonstrasi tidak hanya dilakukan oleh guru, tetapi para siswa bisa

diminta untuk mendemonstrasikan sesuatu. Hal-hal yang akan

didemonstrasikan oleh guru maupun oleh siswa hendaknya ditulisakan

secara rinci di beberapa rencana pengajaran (Ibrahim & Syaodih,

2003:43-44).

Berdasarkan pemaparan sebelumnya mengenai langkah-langkah penerapan

strategi ekspositori dapat pula dipertimbangkan mengenai keunggulan dan

kelemahan jika menerapkan penggunaan strategi ini. Adapun keunggulan dan

kelemahan strategi pembelajaran ekspositori sebagai berikut.

Keunggulan strategi ekspositori:

1. Guru dapat mengontrol urutan dan keluasan materi pelajaran yang akan

diajarkan sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang

disampaian.

2. Strategi pembelajaran ekspositri dianggap sangat efektif apabila materi

pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas.

3. Siswa dapat mendengarkan materi melalui penuturan suatu materi

pelajaran dan bisa melihat atau mengobservasi melalui pelaksanaan

demonstrasi.

4. Dapat digunakan dalam jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar

Kelemahan strategi ekspositori:

1. Hanya dapat dilakuakan kepada siswa yang memiliki kemampuan

mendengar dan menyimak dengan baik, untuk siswa yang tidak memiliki

kemampuan tersebut perlu dipertimbangkan strategi lainya.

2. Strategi ekpositori tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap ndividu

baik perbedaan pengetahuan, minat, bakat, dan perbedaan gaya belajar.

3. Sulit mengembangkan kemapuan siswa dalam hal sosialisi hubungan

interpesonal dan kemampuan berpikir kritis karena diberikan melalui

(8)

4. Bergantung pada kmampuan guru dalam berkomunikasi dan mengelola

kelas.

5. Metode ini merupakan komunikasi satu arah atau one way communication,

karena one way communication itu maka kesempatan untuk mengontrol

pemahaman siswa akan materi pembelajaran sangat terbatas, selain itu

komunikasi satu arah dapat mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki

siswa akan terbatas pada apa yanag diberikan guru.

2.3 Aplikasi Konkret Strategi Pembelajaran Ekspositori dalam Pembelajaran Sejarah

Aplikasi konkret mengenai strategi pembelajaran ekspositori dalam

pembelajaran sejarah dapat menerapkan materi yang berupa pemaparan peristiwa

bersejarah pada prakteknya diperlukan peranan guru yang mampu mengelola

kelas dan mampu menyampaikan materi secara menarik dan tidak membosankan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Sofyana Hanani dalam Jurnal

Ilmiah IKIP Veteran Semarang diperoleh hasil aplikasi kongkret mengenai

strategi pembelajaran Ekspositori di Mts Muhammadiyah Tretep pada siklus I

sebagai berikut.

a. Banyak siswa yang belum aktif mengajukan pertanyaan saat mengalami

kesulitan

b. Banyak siswa yang kurang sepenuhnya memperhatikan pada saat guru

mengajar

c. Banyak siswa yang belum terbiasa presentasi di depan kelas dan membuat

soal sendiri.

d. Banyak siswa yang belum terbiasa dengan strategi pembelajaran

ekspositori.

Berbagai permasalahan yang terdapat pada siklus I, Sofyana Hanani

(Mahasiswa Pendidikan Sejarah) mencoba mengevaluasi dan menerapkan strategi

pembelajaran ekspositori pada siklus II. Tindakan yang dilakukan oleh peneliti

(9)

a. Guru menjelaskan secara terperinci pada pokok bahasan kegiatan pokok

ekonomi yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran sejarah di

daerahnya.

b. Memberikan motivasi pada siswa untuk lebih aktif lagi dalam proses

pembelajaran.

c. Siswa diminta untuk lebih serius dalam mempresentasikan pada pokok

bahasan hubungan kegiatan pembelajaran sejarah terkait sejarah lokal di

daerahnya.

Aplikasi konkret strategi ekspositori dalam pembelajaran sejarah menurut

Sofyana Hanani, dapat terbukti adanya perubahan dari siklus I hingga ke siklus II.

Perubahannya nampak pada kondisi siswa yang awalnya belum aktif dalam

pembelajaran kemudian menjadi aktif ketika dilakukan siklus ke II dengan

berbagai tindakan yang dilakukan guru contohnya pemberian motivasi saat

pembelajaran berlangsung.

Upaya yang dapat diterapkan dalam strategi ekspositori dapat berjalan

efektif jika memperhatikan beberapa hal sebagai berikut.

a. Guru yang menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang

harus dipelajari siswa.

b. Apabila guru menginginkan siswa mempunyia model intelektual tertentu

misalnya agar siswa dapat mengingat bahan pelajaran dapat

mengungkapkan bila diperlukan kembali.

c. Jika ingin membangkitkan pengetahuan siswa tentang topic tertentu jadi

materi pelajaran bersifat pancingan untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa.

d. Guru menginginkan untuk mendemontrasikan suatu teknik atau prosedur

tertentu untuk kegiatan praktik.

e. Apabila seluruh siswa memilki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru

perlu menjelaskna untuk seluruh siswa.

f. Jika lingkungan tidak mendukung untuk menggunakan strategi yang

berpusat pada siswa misalnya tidak ada sarana dan prasarana yang

(10)

g. Jika guru tidak memilki waktu yang cukup untuk menggunakan

pendekatan yang berpusat pada siswa.

Sejarah merupakan mata pelajaran yang berpotensi untuk menanamkan

rasa nasionalisme dan pendidikan karakter bagi peserta didik. Berbagai

permasalahan dalam pembelajaran sejarah sangatlah kompleks. Permasalahannya

sejarah dianggap membosankan dan menjadi mata pelajaran hafalan semata.

Berikut ini merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk menjadikan

pembelajaran sejarah menjadi menarik dan menyenangkan.

1. Menumbuhkan peserta didik mengenai Historical Thinking atau berpikir

historis

Pembelajaran sejarah mengajarkan sikap berpikir historis. Akan tetapi,

guru sejarah kurang menanamkan sikap berpikir historis artinya siswa tidak tahu

cara sejarawan bekerja, siswa hanya menganggap bahwa buku teks sejarah hanya

sekadar buku panduan saja. Hal tersebut perlu diajarkan agar siswa menjadi

paham bahwa sejarah itu unik, cara kerja sejarawan itu berpanduan pada metode

sejarah. Metode historis atau metode sejarah (1) pemilihan topik, topik harus

bernilai, menarik, dan orisinil, (2) Heuristik atau pengumpulan sumber) baik

sumber primer maupun sekunder, (3) Kritik sumber atau verifikasi sumber

(mengkritisi apakah sumber yang ditemukan adalah asli), (4) Interpretasi

(menafsirkan akan makna fakta, keterkaitan fakta satu dengan fakta yang lainnya),

(5) Historiografi (penulisan sejarah).

2. Menciptakan suasana belajar yang kondusif

Kondisi yang nyaman atau kondusif dalam pembelajaran sangat penting

untuk menumbuhkan rasa persahabatan antara guru dengan peserta didik sehingga

siswa tidak canggung untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapi kepada

gurunya. Guru menjadi sahabat untuk tempat bertanya, teman diskusi, dan

mengungkapkan gagasan pengetahuan serta kompetensi peserta didik tanpa rasa

(11)

Pembelajaran sejarah masih dianggap sebagai pembelajaran yang

membosankan bagi peserta didik karena terkait masa lampau, tahun-tahun, dan

sebagainya. Akan tetapi dengan terciptanya rasa nyaman atau kondusif tersebut

membuat pembelajaran sejarah menjadi efektif dan menyenangkan. Hal tersebut

berdampak pada senangnya siswa terhadap pelajaran sejarah dan peranan buku

teks sejarah menjadi efektif dikarenakan siswa menggunakan buku teks sejarah

sebagai panduan pembelajaran. Buku teks sejarah sangat kompleks dan perlu

dipahami bahwa buku teks bukan satu-satunya sumber. Berbagai alternatif juga

dapat digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran sejarah. Peranan

buku teks dalam proses pembelajaran sangat diperlukan. Akan tetapi, guru sejarah

memiliki posisi yang penting dalam mengelola kelas dan memanfaatkan buku teks

tersebut.Peranan guru dalam mengelola kelas dengan baik terbukti pada sebuah

strategi yang diterapkan. Jika guru menggunakan strategi ekspositori maka, guru

sejarah akan memiliki kemampuan menyampaikan sebuah materi baik melalui

peristiwa bersejarah dengan gaya bahasa yang menarik dan mudah dipahami.

3.Mengambil makna atau refleksi dari setiap mata pelajaran sejarah

Peranan refleksi sangat penting untuk mengetahui tingkat pemahaman bagi

siswa atau peserta didik. Sejarah yang ada di buku teks sejarah dituliskan dengan

kering, sehingga guru harus mengembangkan pembelajaran penuh makna kepada

siswa tidak hanya berpedoman pada buku teks sejarah yang ada. Metode

pengajaran yang diterapkan guru harus lebih menarik dan inovatif agar siswa

memandang bahwa sejarah itu sangat menyenangkan. Penerapan strategi yang

matang sangat diperlukan dalam ketercapaian sebuah tujuan pembelajaran. Pada

dasarnya jika guru menerapkan strategi ekspositori, maka guru akan

menggunakan pendekatan teacher centered learning atau berpusat pada guru dan

metode ceramah. Pada pembelajaran sejarah, guru tidak hanya memberikan

pemaparan fakta saja tetapi, pentingnya sebuah refleksi atau makna yang dapat

diambil oleh peserta didik. Pembelajaran sejarah sangat penting peranannya

dimana, sejarah bukan hanya prasasti saja tetapi setiap hal dalam hidup dalam

(12)

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

Strategi pembelajaran ekspositori adalah metode pembelajaran yang

digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan

konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan

masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan.

Karakteristik strategi pembelajaran ekspositori, salah satunya adalah cara

menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan

merupakan alat utama dalam melakukan strategi ekspositori.

Langkah-langkah penerapan strategi ekspositori mulai dari persiapan,

penyajian, korelasi, dan menyimpulkan. Langkah penerapannya mengenai strategi

ekspositori memiliki dua metode yaitu metode ceramah dan demonstrasi.

Pemilihan strategi ekspositori juga perlu mempertimbangkan materi pelajaran

yang harus dikuasai siswa cukup luas dan kesempatan untuk mengontrol

pemahaman peserta didik sangat terbatas.

Aplikasi konkret mengenai strategi pembelajaran ekspositori dalam

pembelajaran sejarah dapat menerapkan materi yang berupa pemaparan peristiwa

bersejarah. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjadikan pembelajaran sejarah

menjadi menarik dan menyenangkan antara lain menumbuhkan peserta didik

mengenai Historical Thinking atau berpikir historis, menciptakan suasana belajar

yang kondusif, dan mengambil makna atau refleksi dari setiap mata pelajaran

sejarah.

3.2 Saran

Makalah ini dapat dijadikan penambah pengetahuan tentang Aplikasi

Konkret Strategi Pembelajaran Ekspositori dalam Pembelajaran Sejarah.

Harapannya strategi pembelajaran terus mengalami perbaikan sehingga dapat

bermanfaat bagi guru sejarah dan berdampak pada keaktifan belajar siswa dalam

(13)

DAFTAR RUJUKAN

Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya,

Jakarta :Depdiknas.

Khanifatul. 2013. Pembelajaran Inovatif. Jogyakarta: Ar-ruzz Media.

Mulyasa, E. 2010. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,

Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Sunardi, Nur.1990. Strategi dalam Pembelajaran ; menjadi Pendidik Profesional,

Bandung :Remaja Rosdakarya.

Wina Sanjaya.2011 Strategi Pembelajaran: berorientasi Standar Proses

(14)
(15)
(16)
(17)

Referensi

Dokumen terkait

langsung dalam suatu proyek dan guru sebagai fasilitator. 144) pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kesempatan kepada

Petunjuk : Berilah tanda checklist (√) pada kolom frekuensi makan jajanan yang sesuai berdasarkan macam makanan jajanan dan frekuensi makanan jajanan yang tersedia dalam

Research’s result shows that detention period indictment by prosecutor, detention period sentence by district court, and defendant’s age significantly affect on Supreme

menyatakan PELELANGAN GAGAL karena tidak ada peserta yang lulus evaluasi penawaran.. Demikianlah Berita Acara LELANG GAGAL ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat

Pada hari ini Jumat Tanggal Delapan Maret Tahun Dua Ribu Tiga Belas kami yang bertanda tangan dibawah ini Unit Layanan Pengadaan ( ULP ) Rumah Sakit Umum

[r]

berdaulat(dan diwakili oleh GAM) akan menjadi negara penerus Kesultanan Aceh yang telah dibubarkan pasca kekalahan pada Belanda setelah Perang Aceh (1873- 1914). [59] Perang

Formulasi penggunaan daging buah naga super merah dan daging kelinci pada pembuatan nugget tidak berpengaruh nyata terhadap uji hedonik yang meliputi rasa,