PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD
PERIODE XIII TAHUN 2016
DESA
: TALIBENG
KECAMATAN
: SIDEMEN
KABUPATEN
: KARANGASEM
NAMA MAHASISWA
: ANAK AGUNG YUMAS SUKMATIKA
FAKULTAS/PS
: FISIP/HUBUNGAN INTERNASIONAL
NIM
: 1321105027
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
UNIVERSITAS UDAYANA
HALAMAN PENGESAHAN
Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM yang kami kerjakan, maka saya :
Nama Mahasiswa
: Anak Agung Yumas Sukmatika
Nomor Induk Mahasiswa : 1321105027
Tanda Tangan
:
Telah menyelesaikan laporan kegiatan pendampingan keluarga saya selama berada di
lokasi KKN PPM di Desa Talibeng, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem.
DesaTalibeng, 27Agustus 2016
Mengetahui/Menyetujui
Mengetahui/Menyetujui
DPL Desa Talibeng
KK Dampingan
Dr. Ir. I Gusti Lanang Oka Cakra, M. Si.
I Putu Suada
NIP.196012311987031012
Mengetahui,
Perbekel Desa Talibeng
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan KKN PPM UNUD XIII di Desa
Talibeng tepat pada waktunya. Adapun penulisan laporan ini merupakan syarat untuk
menyelesaikan program kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan
Masyarakat (KKN PPM) yang diselenggarakan oleh Universitas Udayana.
Dalam menyelesaikan program keluarga dampingan ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak yaitu:
1. Dr.Ir.I Gusti Lanang Oka Cakra, M.Si, selaku dosen pembimbing lapangan yang
telah memberi dukungan, pengarahan dan pendampingan terhadap penulis sehingga
dapat menyelesaikan program dengan baik.
2. Bapak I Ketut Mudiasa, selaku Kepala Desa Talibeng sekaligus Kepala Dusun
Dukuhyang membantu penulis dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam
pelaksanaan program di keluarga dampingan.
3. Bapak I Gusti Alit Jeladi Putra, selaku kepala keluarga dampingandi Banjar Dukuh
yang telah bekerjasama dengan baik dan terbuka, sehingga kegiatan ini dapat
berjalan dengan lancar.
4. Teman-teman KKN PPM Periode XIII di Desa Talibeng yang memberikan
semangat dan pendapat dalam pemecahan masalah yang penulis hadapi.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan
kemampuan yang dimiliki penulis.Meski demikian, penulis berharappelaksanaan program
pokok non-tema ini dapat berguna bagi kita semua untuk menambah wawasan.
Atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………
i
HALAMAN PENGESAHAN……… …
ii
KATA PENGANTAR……….. iii
DAFTAR ISI………. iv
BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN……….. 1
1.1 Profil Keluarga Dampingan……….. 1
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan………. 2
1.2.1 Sumber Penghasilan……… 3
1.2.2 Pengeluaran Keluarga………. 3
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH……….. 5
2.1 Permasalahan Prioritas Keluarga Dampingan……… 5
2.2 Permasalahan Kebersihan dan Kerapian……… 6
BAB III
USULAN SOLUSI MASALAH……… 7
3.1 Program……… 7
3.1.1 Program terkait Masalah Ekonomi……….. 7
a. Sosialisasi Legalitas Arak……….. 7
b. Menyarankan untuk Membuat dan Menjual Canang dalam rangka
Menambah Pemasukan Keluarga………... 8
3.1.2 Program terkaitPermasalahan Kebersihan dan Kerapian……… 9
3.2 Jadwal Kegiatan……….. 10
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN
KELUARGA……… 12
4.1 Pelaksanaan Pendampingan Keluarga……….. 12
4.2 Hasil Pendampingan Keluarga………... 14
4.2.1 Hasil Pendampingan Keluarga di Bidang Ekonomi………. 15
4.2.2 Hasil Pendampingan Keluarga di Bidang Kebersihan dan
Kerapian……….. 15
BAB V
PENUTUP……… 17
5.1 Simpulan……….. 17
5.2 Rekomendasi……… 17
BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
1.1.
Profil Keluarga Dampingan
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masy
arak
at (KKN PPM)
merupakan bentuk penegasan loyalitas dan soliditas Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masy
arak
at (LPPM) untuk mewujudkan visi dan misi Unud.
Salah satu program unggulan yang dikembangkan sebagai muatan lokal dalam
pelaksanaan program KKN PPM di Universitas Udayana adalah Program
Pendampingan Keluarga (PPK). PPK merupakan program pokok non-tema yang
wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa peserta KKN yang bersifat individu. Setiap
mahasiswa peserta KKNPPM mendampingi satu keluarga yang termasuk dalam
kategori Rumah Tangga Miskin (RTM), yang dalam hal ini ditentukan oleh Perbekel
Desa Talibeng.
Pada program KKN-PPM periode XIII ini mahasiswa bersangkutan mendapat
kesempatan untuk mendampingi keluarga dari Bapak I PutuSuada yang bertempat
tinggal di Banjar Dukuh, Talibeng. Berikut profil keluarga Bapak I Putu Suada:
Nama
Keluarga
Status
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
I PutuSuada
Kepala
Keluarga
35 tahun
SMP
Petani & buruh
bangunan
Ni Kadek
Arianti
Istri
25 tahun
SMA
Ibu rumah
tangga
Gede Bayu
Sastrawan
Anak
6 tahun
SD
-Ni Kadek Sita
Rahayu
Anak
8 bulan
-
-Keluarga Bapak I PutuSuada merupakan salah satu keluarga yang tergolong
kurang mampu, terlihat dari penghasilan maupun tempat tinggal. Meski tempat
penghasilan tetap karena pekerjaan yang digelutinya adalah sebagai petani
arak
1(minuman tradisional Bali) dan buruh bangunan, sedangkan istrinya sebagai ibu
rumah tangga. Dengan keadaan yang kurang dari cukup tersebut, Bapak I PutuSuada
wajib menafkahi istri serta menjamin kehidupan kedua anak dan orang tuanya.
Keluarga Bapak I Putu Suada tinggal dalam satu pekarangan dengan orang tua
dan sepupunya.Pekarangan rumah tersebut terdiri dari tiga bangunan, dengan satu
bangunan digunakan untuk mengolah air nira menjadi
arak.
Sedangkan dua bangunan
lainnya digunakan sebagai tempat tinggal, yang dihuni baik oleh keluarga Bapak I
Putu Suada, kedua orang tua, dan sepupu dari Bapak I Putu Suada.Tempat tinggal dari
keluarga Bapak I Putu Suada tergolong sempit, namun telah dilengkapi listrik dan air.
Dengan demikian, mahasiswa bersangkutan diharapkan membantu untuk
memberdayakan keluarga Bapak I Putu Suada baik dalam bidang wirausaha,
pendidikan, hingga kesehatan. Hal tersebut sesuai dengan maksud dan tujuan dari
program PPK Universitas Udayana. Selain itu dengan adanya PPK, mahasiswa
diharapkan memelajari dan mengatasi permasalahan keluarga melalui bantuan
penyusunan rencana dan pendampingan pada pelaksanaan program yang inovatif dan
kreatif.
1.2.
Ekonomi Keluarga Dampingan
Ekonomi keluarga dampingan merupakan salah satu indikator dari standar
tingkat kesejahteraan keluarga yang bersangkutan. Dalam hal ini, keadaan ekonomi
keluarga Bapak I Putu Suada tergolong ke dalam keluarga pra-sejahtera. Hal tersebut
terlihat dari penghasilan maupun pengeluaran keluarga yang terkadang melebihi
pemasukan dan tidak menentu, karena sumber pemasukan dana utama berasal dari
pekerjaan Bapak I Putu Suada yakni sebagai petani
arak
dan buruh bangunan.
1.2.1 Sumber Penghasilan
Keluarga Bapak I Putu Suada hanya memiliki satu penghasilan utama.
Penghasilan tersebut berasal dari pekerjaan Bapak I Putu Suada sebagai petani
arak,
1sedangkan penghasilan tambahan didapatkan dari pekerjaannya sebagai buruh
bangunan. Penghasilan yang didapat dari pekerjaan tersebut pun tidak menentu.
Ketika musim kering, Bapak I Putu Suada tidak dapat melancarkan pekerjaannya
sebagai petani
arak,
yang dalam hal ini disebut sebagai
ngirisin,
karena pohon kelapa
tidak menghasilkan air nira sebagai bahan dasar utama yang diolah sebagai
arak.
Pekerjaan sebagai buruh bangunan pun tidak menentu. Bapak I Putu Suada
hanya bekerja sebagai buruh bangunan apabila sedang ada proyek. Dikala tidak ada,
maka satu-satunya penghasilan hanyalah berasal dari petani
arak.
Meski demikian,
Bapak I Putu Suada tidak pernah menganggur. Ketika musim kemarau datang
sehingga menyebabkan Bapak I Putu Suada tidak dapat
ngirisin,
Bapak I Putu Suada
selalu mendapatkan pekerjaan sebagai buruh bangunan. Dalam hal ini, Bapak Putu
Suada mencari pekerjaan sebagai buruh bangunan tidak hanya di lingkungan sekitar,
namun juga ke daerah-daerah lainnya. Pekerjaan-pekerjaan tersebut menjadi sumber
penghasilan dari keluarga Bapak I Putu Suada. Dari pekerjaan tersebut, Bapak I Putu
Suada mendapatkan pemasukan sekitar Rp. 800.000 per bulannya.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Pemenuhan kebutuhan dari Bapak I Putu Suada terbatas padapemenuhan kebutuhan
pokok seperti konsumsi, kesehatan, pendidikan, listrik, hingga air.
-
Kebutuhan Sehari-hari
Pengeluaran kebutuhan sehari-hari dari keluarga Bapak I Putu Suada berkisar
sekitar Rp.40.000.Pengeluaran tersebut diperuntukkan untuk memenuhi
kebutuhan pangan dan bekal anak ke sekolah.
-
Listrik dan Air
Keluarga Bapak I Putu Suada rutin mengeluarkan dana untuk membayar listrik
dan air. Setiap bulannya, keluarga Bapak I Putu Suada membayar listrik sebesar
Rp. 40.000, sedangkan air sebesar Rp. 16.000.
-
Pendidikan
Keluarga Bapak I Putu Suada memiliki satu anak yang telah bersekolah,
tepatnya berada di tingkat kelas 1 SD. Dana yang dikeluarkan untuk biaya
pendidikan tidak terlalu tinggi, mengingat jenjang sekolah yang masih rendah.
Hingga saat ini, Bapak I Putu Suada tidak mengeluarkan dana rutin untuk
membayar pendidikan. Biaya pendidikan terbatas pada pembayaran pakaian
sekolah, buku, dan hal-hal sejenisnya.
Keluarga Bapak I Putu Suada tidak terlalu sering mengeluarkan biaya
kesehatan.Namun, biaya kesehatan sempat menjadi cukup tinggi ketika anak
pertamanya harus dirawat intensif di RS Umum Klungkung karena lahir
prematur.Perawatan tersebut berjalan selama tiga bulan. Meski demikian,
pengeluaran dana kesehatan tersebut turut mendapat bantuan dari sanak saudara
dan tetangga. Hingga saat ini, keluarga Bapak I Putu Suada seringkali berobat ke
bidan apabila sakit.Pilihan berobat ke bidan dikarenakan j
arak
klinik bidan
dengan kediaman keluarga Bapak I Putu Suada cukup dekat dibandingkan
puskesmas maupun praktek dokter.Terkait jaminan kesehatan, saat ini Bapak I
Putu Suada beserta istri dan anak pertama telah memiliki jaminan kesehatan
berupa BPJS dan Kartu Indonesia Sehat, namun anak kedua dari Bapak I Putu
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1.
Permasalahan Prioritas Keluarga Dampingan
Identifikasi permasalahan dilakukan melalui pendekatan secara langsung
dengan keluarga dampingan.Setelah beberapa kali melakukan kunjungan dan
berdikusi di kediaman Bapak I Putu Suada, mahasiswa menemukan permasalahan
inti dalam keluarga.Permasalahan utama yang dihadapi keluarga Bapak I Putu
Suada adalah ekonomi, mengingat pekerjaan dan penghasilan dari Bapak I Putu
Suada tidak menentu. Keluarga Bapak I Putu Suada seringkali kesusahan apabila
diperlukan pengeluaran dana mendadak seperti dalam hal kesehatan. Selain itu, istri
dari Bapak I Putu Suada yang tidak memiliki keahlian khusus turut memersulit
mendapatkan pekerjaan, sehingga hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga yang
notabene tidak berpenghasilan.
Keadaan ekonomi keluarga Bapak I Putu Suada dari tahun ke tahun pun
tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan.Penghasilan keluarga dari tahun
ke tahun hampir serupa yakni berkisar Rp. 800.000 per bulan.Hal ini dikarenakan
bahwa arak
yang dihasilkan tidak memiliki daya jual tinggi dan harganya
cenderung stagnan dari tahun ke tahun.Pada umumnya, petani
arak
masih takut
untuk menjual
arak
yang dihasilkannya, karena masih menganggap bahwa
arak
adalah minuman ilegal. Dengan demikian,
arak
akan dijual dengan harga sangat
murah. Jika tidak, mereka takut
arak
yang dihasilkan tidak akan laku terjual.
Pekerjaan sampingan dari Bapak I Putu Suada sebagai buruh bangunan pun
tidak menentu pula. Situasi tersebut menyebabkan keluarga Bapak I Putu Suada
kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terlebih untuk mengeluarkan
dana tak terduga. Selain itu, minimnya pendapatan juga menghalangi keinginan
keluarga Bapak I Putu Suada untuk menabung sebagai investasi jangka panjang.
Biaya pengeluaran keluarga Bapak I Putu Suada seringkali melampaui
pemasukan.Terkait hal tersebut, jika dirata-ratakan pengeluaran keluarga Bapak I
Putu Suada mencapai Rp. 1.200.000 per bulan, karena pengeluaran sehari-harinya
berkisar Rp. 40.000. Pengeluaran menjadi lebih tinggi dibandingkan pemasukan
membiayai kebutuhan orang tuanya. Situasi tersebut menjadikan keluarga Bapak I
Putu Suada sulit untuk mengatur keuangan.
2.2. Permasalahan Kebersihan dan Kerapian
Kebersihan dan kerapian juga menjadi permasalahan dalam keluarga Bapak
I Putu Suada selain permasalahan prioritas yang telah dijelaskan sebelumnya.Meski
tempat tinggal dari keluarga Bapak I Putu Suada tergolong layak huni, namun
kondisinya masih kurang bersih dan rapi.Terdapat meja maupun lemari yang
kondisinya sangat kotor dan harus dibersihkan.Selanjutnya, banyak terdapat
genangan air yang memicu timbulnya penyakit DBD.Selain itu, benda-benda yang
ada di dalam ruangan pun juga tidak tertata dengan baik.
Mahasiswa bersangkutan menganggap bahwa kebersihan dan kerapian
menjadi hal yang penting. Terlebih lagi, Bapak I Putu Suada memiliki bayi yang
masih sensitif akan kebersihan dan perlu ruang bermain yang memadai dan dengan
demikian diperlukan tingkat kebersihan maupun penataan yang cukup baik. Apabila
keadaan rumah tetap kotor, maka dikhawatirkan akan berdampak pada kesehatan
bayi bahkan anggota keluarga lainnya.Kerapian juga diperlukan untuk menciptakan
7
BAB III
USULAN SOLUSI MASALAH
3.1
Program
Upaya pemecahan masalah muncul setelah mahasiswa melakukan
identifikasi terhadap permasalahan keluarga Bapak I Putu Suada.Dalam hal ini,
upaya pemecahan masalah tersebut menjadi suatu program yang diusulkan kepada
keluarga dampingan, agar permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam
keluarga tersebut dapat diminimalisir.Program-program yang dimaksud berupa
program alternatifbaik berupa sosialisasi, saran, pemberian bantuan,maupun
motivasi.
3.1.1 Program terkait Masalah Ekonomi
Terdapat beberapa program yang dilakukan maupun disarankan mahasiswa
terhadap keluarga Bapak I Putu Suada dalam rangka menambah penghasilan
keluarga. Program-program tersebut adalah sebagai berikut:
a. Sosialisasi Legalitas Arak
Program pertama yang dijalankan mahasiswa bersangkutan adalah
sosialisasi legalitas
arak
, tepatnya adalah sosialisasi Peraturan Daerah
Kabupaten Karangasem No. 21 Tahun 2012 tentang Pengawasan dan
Pengendalian Penjualan Minuman Beralkohol.Sosialisasi tersebut dilakukan
mengingat pekerjaan utama dari Bapak I Putu Suada adalah sebagai petani
arak
.Hasil diskusi antaramahasiswa dengan Perbekel Desa Talibeng
menunjukkan bahwa petani
arak
masih takut untuk memproduksi maupun
menjual
arak,
karena mereka masih menganggap bahwa
arak
adalah minuman
ilegal.Dengan anggapan demikian, petani
arak
hanya dapat menjual produksi
arak
dengan harga yang sangat murah, berkisar Rp. 25.000 untuk satu jerigen
ukuran sedang.Untuk mendapatkan
arak
dengan satu jerigen ukuran sedang pun,
petani
arak
harus
ngirisin
berkali-kali.Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil
yang didapatkan masih jauh dari kata “setara” dengan upaya yang dilakukan.
Dengan demikian, sosialisasi ini dilakukan untuk memberikan edukasi bagi
Bapak I Putu Suada bahwa
arak
adalah minuman tradisional dan legal di bawah
juga menegaskan bahwa
arak
sebagai minuman tradisional yang legal adalah
arak
tanpa campuran alkohol berlebihan dan dengan standar-standar
tertentu.Apabila Bapak I Putu Suada telah mengolah
arak
sesuai dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Karangasem No. 21 Tahun 2012, maka Bapak I
Putu Suada dapat dengan bebas dan tanpa rasa takut untuk mendistribusikan
maupun menjual
arak
hasil olahannya.Menurut mahasiswa bersangkutan,
sosialisasi tersebut dapat memberikan pemahaman bagi Bapak I Putu Suada. Jika
hal tersebut diterapkan, niscaya akan dapat menstimulasi ekonomi keluarga
Bapak I Putu Suada ke arah yang lebih baik.
b. Menyarankan untuk Membuat dan MenjualCanang
dalam rangka
Menambah Pemasukan Keluarga
Program kedua yang dijalankan mahasiswa adalah program yang berupa
saran. Penulis menyarankan khususnya kepada istri dari Bapak I Putu Suada
agar membuat
canang
untuk dijual, mengingat ia tidak memiliki pekerjaan di
luar rumah. Selain mengurus anak, istri dari Bapak I Putu Suada kerap membuat
canang
untuk kebutuhan sehari-hari. Dengan demikian, alangkah baiknya
apabila kegiatan tersebut dapat bermanfaat, yakni dapat menghasilkan uang
untuk tambahan pendapatan keluarga dengan cara menjual
canang
yang
dibuatnya, di samping untuk memenuhi ritual persembahyangan sehari-hari.
Mahasiswa beberapa kali memberikan
busung
sebagai bahan dasar
membuat
canang
kepada istri dari Bapak I Putu Suada.Hal tersebut dilakukan
agar istri dari Bapak I Putu Suada termotivasi dalam membuat
canang
yang akan
diperjualbelikan. Meski pendapatan dari menjual
canang
tidaklah terlalu besar,
namun mahasiswa menganggap bahwa hal itu dapat meningkatkan pendapatan
keluarga dan sekaligus mengisi waktu luang dari istri Bapak I Putu Suada.
3.1.2 Program terkait Permasalahan Kebersihan dan Kerapian
Mahasiswa menjalankan program terkait permasalahan kebersihan dan
kerapian di samping program yang berkaitan dengan ekonomi.Terkait hal tersebut,
mahasiswa turut memberikan saran kepada keluarga Bapak I Putu Suada akan
pentingnya kerapian dan kebersihan, apalagi Bapak I Putu Suada masih memiliki
bayi yang sensitif akan hal tersebut. Apabila kebersihan dan kerapian diabaikan,
9
mahasiswa juga mengajarkan anak pertama dari Bapak I Putu Suada untuk menjaga
kebersihan, mulai dari diri sendiri seperti mandi dua kali sehari, cuci tangan
sebelum dan sesudah makan denganair mengalir, hingga membuang sampah pada
tempatnya.
Kunjungan mahasiswa ke kediaman Bapak I Putu Suada salah satunya
disertai dengan kegiatan bersih-bersih.Terkait hal tersebut, mahasiswa melakukan
aksi kebersihan seperti menyapu halaman, mengepel lantai, dan mengelap jendela,
meja, maupun rak yang tebal dengan debu.Selain itu, mahasiswa juga memberikan
alat-alat kebersihan kepada keluarga Bapak I Putu Suada untuk digunakan dalam
rangka membersihkan lingkungan tempat tinggalnya.Mahasiswa juga turut
memberikan penyuluhan tentang kesehatan dan memberikan sarana kesehatan
yakni bubuk abate untuk keluarga Bapak I Putu Suada. Pemberian bubuk abate
3.2
Jadwal Kegiatan
Sub bab ini memerlihatkan jadwal kunjungan mahasiswa ke keluarga
dampingan, lengkap dengan kegiatan yang dilakukan saat berkunjung. Dalam hal
ini, Keluarga dampingan yang dikunjungi yakni keluarga Bapak I Putu Suada, yang
beralamat di Banjar Dukuh, Desa Talibeng, Sidemen-Karangasem. Jadwal kegiatan
[image:15.595.119.507.210.767.2]dan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
No.
Hari/Tanggal
Kegiatan
1.
Jumat, 29Juli 2016
Survey lokasi KK dampingan
2.
Minggu, 31 Juli 2016
Berkenalan dengan anggota keluarga KK
dampingan
3.
Rabu, 03 Agustus
2016
Diskusi dengan KK Dampingan terkait
permasalahan keluarga
4.
Kamis, 04 Agustus
2016
Diskusi dengan KK Dampingan dan
membantu kegiatan keluarga
5.
Jumat, 05 Agustus
2016
Diskusi dengan KK Dampingan dan
membantu kegiatan keluarga
6.
Sabtu, 06Agustus
2016
Diskusi dengan KK Dampingandan membantu
kegiatan keluarga
7.
Minggu, 07 Agustus
2016
Diskusi dengan KK Dampingandan membantu
kegiatan keluarga
8.
Selasa, 09
Agustus2016
Diskusi dengan KK Dampingandan membantu
kegiatan keluarga
9.
Jumat, 12 Agustus
2016
Diskusi dengan KK Dampingan dan
membantu kegiatan keluarga
10.
Senin, 15 Agustus
2016
Diskusi dengan KK Dampingan dan
membantu kegiatan keluarga
11.
Jumat, 19 Agustus
2016
Diskusi dengan KK Dampingan dan
membantu kegiatan keluarga
12.
Minggu, 21 Agustus
2016
Diskusi dengan KK Dampingandan membantu
kegiatan keluarga
13.
Selasa, 23 Agustus
2016
Diskusi dengan KK Dampingandan membantu
11
14.
Rabu, 24 Agustus
2016
Diskusi dengan KK Dampingandan membantu
kegiatan keluarga
15.
Kamis, 25Agustus
2016
Diskusi dengan KK Dampingan dan
membantu kegiatan keluarga
16.
Jumat, 26 Agustus
2016
Diskusi dengan KK Dampingan dan
membantu kegiatan keluarga
17.
Sabtu, 27 Agustus
2016
Diskusi dengan KK Dampingan dan
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN
KELUARGA
4.1
Pelaksanaan Pendampingan Keluarga
Pelaksanaan pendampingan keluarga dilakukan lebih dari 15 kali yang
bertempat di kediaman Bapak I Putu Suada. Waktu kunjungan ke rumah Keluarga
dampingan pada umumnya tidak menentu, tergantung situasi dan kondisi dari
mahasiswa yang bersangkutan.Terkadang kunjungan dilakukan pada pagi hari
sampai siang hari, pada siang hari sampai sore hari, pada sore hari sampai malam
hari, maupun dilakukan dua kali dalam sehari baik di pagi hingga siang hari dan
sore hingga malam hari. Dengan kata lain, mahasiswa bersangkutan dapat
berkunjung kapan saja, karena istri dari Bapaak I Putu Suada selalu berada di
rumah. Namun, apabila ingin bertemu langsung dengan Bapak I Putu Suada,
mahasiswa bersangkutan umunya berkunjung setelah pukul 17.00 WITA setelah
Bapak I Putu Suada menyelesaikan pekerjaannya.
Mahasiswa
melakukan
kegiatan-kegiatan
tertentu
selama
berkunjung.Kegiatan tersebut dapat berupa diskusi hingga membantu kegiatan
keluarga. Berikut adalah kegiata pendampingan keluarga yang dilakukan
[image:17.595.116.492.555.764.2]mahasiswa bersangkutan:
Tabel 4.1
No.
Hari, Tanggal
Waktu
(WITA)
Durasi
Kegiatan
1.
Jumat, 29Juli 2016
17.00–
19.00
2 jam
Survey lokasi KK
dampingan
2.
Minggu, 31 Juli 2016
11.00-14.00
3 jam
Berkenalan dengan
anggota keluarga
KK dampingan
3.
Rabu, 03 Agustus
2016
16.00-19.00
3 jam
Diskusi dengan KK
Dampingan terkait
permasalahan
4.
Kamis, 04 Agustus
2016
17.00-19.00
2 jam
Diskusi dengan KK
Dampingan
dan
membantu kegiatan
keluarga
5.
Jumat, 05 Agustus
2016
15.00-17.00
2 jam
Diskusi dengan KK
Dampingan
dan
membantu kegiatan
keluarga
6.
Sabtu,
06Agustus
2016
13.00-19.00
6 jam
Diskusi dengan KK
Dampingan
dan
membantu kegiatan
keluarga
7.
Minggu, 07 Agustus
2016
11.00-18.00
7 jam
Diskusi dengan KK
Dampingan
dan
membantu kegiatan
keluarga
8.
Selasa,
09
Agustus2016
14.00-17.00
3 jam
Diskusi dengan KK
Dampingan
dan
membantu kegiatan
keluarga
9.
Jumat, 12 Agustus
2016
18.00-21.00
3 jam
Diskusi dengan KK
Dampingan
dan
membantu kegiatan
keluarga
10.
Senin, 15 Agustus
2016
16.00-19.00
3 jam
Diskusi dengan KK
Dampingan
dan
membantu kegiatan
keluarga
11.
Jumat, 19 Agustus
2016
17.00-19.00
2 jam
Diskusi dengan KK
Dampingan
dan
membantu kegiatan
keluarga
12.
Minggu, 21 Agustus
2016
15.00-21.00
6 jam
Diskusi dengan KK
Dampingan
dan
membantu kegiatan
13.
Selasa, 23 Agustus
2016
09.00-15.00
6 jam
Diskusi dengan KK
Dampingan
dan
membantu kegiatan
keluarga
14.
Rabu, 24 Agustus
2016
13.00-21.00
8 jam
Diskusi dengan KK
Dampingan
dan
membantu kegiatan
keluarga
15.
Kamis,
25Agustus
2016
08.00-12.00 dan
15.00-20.00
9 jam
Diskusi dengan KK
Dampingan
dan
membantu kegiatan
keluarga
16.
Jumat, 26 Agustus
2016
09.00-13.00 dan
15.00-20.00
9 jam
Diskusi dengan KK
Dampingan
dan
membantu kegiatan
keluarga
17.
Sabtu, 27 Agustus
2016
10.00-16.00 dan
18.00-20.00
8 jam
Diskusi dengan KK
Dampingan
dan
perpisahan
Total Jam Kunjungan
82 jam
4.2
Hasil Pendampingan Keluarga
Sub bab ini mendeskripsikan hasil pendampingan keluarga yang dilakukan oleh
mahasiswa bersangkutan. Hasil pendampingan keluarga meliputi dua hal, yakni
hasil pendampingan keluarga dalam bidang ekonomi dan hasil pendampingan
keluarga dalam bidang kebersihan dan kerapian.
4.2.1 Hasil Pendampingan Keluarga di Bidang Ekonomi
Hasil pendampingan keluarga di bidang ekonomi belum terlihat, mengingat waktu
untuk mencapai hal tersebut tidaklah sebentar.Meski demikian, mahasiswa
digunakan sebagai acuan maupun pedoman dalam rangka menstimulasi ekonomi
keluarga ke arah positif.
4.2.2 Hasil Pendampingan Keluarga di Bidang Kebersihan dan Kerapian
Berbeda dengan hasil pendampingan keluarga di bidang ekonomi yang belum
memerlihatkan hasil, program pendampingan keluarga di bidang kebersihan dan
kerapian cukup terlihat.Dalam hal ini, kediaman Bapak I Putu Suada lebih terlihat
bersih dan tertata dibandingkan sebelum program keluarga dampingan
berlangsung.Selain itu, bubuk abate juga telah diaplikasikan pada bak mandi untuk
mencegah DBD.
4.3
Kendala
Terdapat kendala-kendala saat melaksanakan program keluarga dampingan
di keluarga Bapak I Putu Suada.Dalam hal ini, mahasiswa bersangkutan tidak dapat
secara terus-menerus bertemu dengan kepala keluarga, yakni Bapak I Putu Suada,
mengingat Bapak I Putu Suada hanya berada di rumah sepulang bekerja yaitu di
atas pukul 17.00 WITA.Mahasiswa bersangkutan tidak dapat selalu berkunjung di
atas pukul 17.00 WITA, karena terbentur program kerja KKN PPM, rapat program
kerja, maupun agenda serupa lainnya.
Terdapat pula kendala lainnya. Mahasiswa bersangkutan tidak dapat
membantu keluarga dampingan dengan optimal, karena terkendala singkatnya
waktu dan kemampuan finansial. Pendanaan pemberdayaan keluarga dampingan
yang disediakan atas dana swadaya mahasiswa turut memberatkan mahasiswa itu
sendiri. Meski demikian, mahasiswa bersangkutan mampu menyiasatinya dengan
lebih banyak membagi ilmu, saran, solusi, motivasi, hingga membantu kegiatan
keluarga dampingan dibandingkan memberikan sumbangan yang memerlukan dana
BAB V
PENUTUP
5.1
Simpulan
Berdasarkan laporan di atas, terdapat beberapa simpulan yang dapat ditarik
yakni sebagai berikut:
1. Masalah utama yang dihadapi oleh keluarga Bapak I Putu Suada adalah
ekonomi.
2. Masalah lainnya yang turut mengiringi permasalahan ekonomi adalah
terkait kebersihan dan kerapian tempat tinggal.
5.2
Rekomendasi
Adapun saran yang dapat diberikan dan kegiatan yang dapat dilakukan
terkait permasalahan dalam keluarga Bapak I Putu Suada, yaitu:
1. Sosialisasi Peraturan Daerah Kabupaten Karangasem No. 21 Tahun
2012 tentang Pengawasan dan Pengendalian Penjualan Minuman
Beralkohol.
2. Menyarankan istri dari Bapak I Putu Suada untuk membuat dan menjual
canang
dalam rangka menambah pemasukan keluarga.
3. Memberikan penyuluhan akan pentingnya kesehatan, menjaga
kebersihan, dan kerapian.
4. Memberikan bubuk abate kepada keluarga Bapak I Putu Suada.
18
LAMPIRAN FOTO-FOTO KEGIATAN DI KELUARGA DAMPINGAN
Berdiskusi bersama istri dan anak-anak dari Bapak I Putu Suada
Berfoto bersama keluarga Bapak I Putu Suada
Berdiskusi dengan Bapak I Putu