• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA BERBASIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA BERBASIS"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA BERBASIS BLENDED LEARNING DI TINGKAT SMP

Mohammad Syamsul Anam

Jurusan Pendidikan Olahraga, Progam Pascasarjan Universitas Negeri Malang

Email: Syamsulanam42@gmail.com

ABSTRAK: Pembelajaran Blended dapat menggabungkan pembelajaran tatap muka (face-to-face) dengan pembelajaran berbasis komputer. Artinya, pembelajaran dengan pendekatan teknologi pembelajaran dengan kombinasi sumber-sumber belajar tatap muka dengan pengajar maupun yang dimuat dalam media komputer, telpon seluler atau iPhone, saluran televisi satelit, konferensi video, dan media elektronik lainnya. Tujuan utama pembelajaran blended adalah memberikan kesempatan bagi berbagai karakteristik pebelajar agar terjadi belajar mandiri, berkelanjutan, dan berkembang sepanjang hayat, sehingga belajar akan menjadi lebih efektif, lebih efisien, dan lebih menarik

Kata kunci: Pembelajaran, Pendidikan Olahraga, Blended Learning, SMP.

PENDAHULUAN

Pendidikan memang membawa pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan bangsa. Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang R.I. No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Pendidikan memang bukan tanpa masalah, pendidikan di Indonesia memang masih banyak mengalami kendala. Mulai dari faktor biaya, jarak, waktu dan masih banyak faktor-faktor lain yang terjadi di Indonesia. Oleh karena itu dengan era moderen dan perkembangan teknologi yang begitu pesat ini membawa pengaruh yang baik terhadap dunia pendidikan.

(2)

hubungannya dengan teknologi karena teknologi era sekarang begitu canggih dan memudahkan segala penggunanya, salah satunya adalah menambah pengetahuan. Karena pada dasarnya pengetahuan sifatnya berkembang dan terus diperbaharui. Maka dari itu baik pendidik, peserta didik, dan seluruh orang yang berperan dalam lembaga pendidikan harus membuka matanya terhadap perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini.

Salah satu pengaruh yang mencolok dalam dunia pendidikan adalah munculnya Blended Learning. Menurut Dwiyogo (2013), Blended Learning mengacu pada belajar yang mengkombinasi atau mencampur antara pembelajaran tatap muka (face to face = f2f) dan pembelajaran berbasis komputer (online dan offline). Dengan adanya pembelajaran Blended Learning ini masalah yang dialami oleh negara ini akan dapat teratasi tak kecuali dalam dunia pendidikan khususnya pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga.

Pendidikan jasmani dan Olahraga merupakan pendidikan dengan mengoptimalkan aktivitas fisik atau gerak dalam proses pembelajarannya. Dalam proses belajarnya sering kali menggunakan model pembelajaran tatap muka. Proses pembelajaran pendidikan jasmani sangat memerlukan demonstrasi untuk menyampaikan materi, dan ini tidak mungkin dilakukan tanpa memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajarannya. Maka dari itu artikel ini akan memaparkan bagaimana pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga dapat dikombinasikan dengan model pembelajaran campuran atau Blended Learning.

PEMBAHASAN

(3)

secara independen maupun secara kolaborasi, dengan menggunakan sarana prasarana teknologi informasi dan komunikasi.

Gambar 1 : Komposisi Blended Learning

Menurut Dwiyogo (2013) pembelajaran blended dapat menggabungkan pembelajaran tatap muka (face-to-face) dengan pembelajaran berbasis komputer. Artinya, pembelajaran dengan pendekatan teknologi pembelajaran dengan kombinasi sumber-sumber belajar tatap muka dengan pengajar maupun yang dimuat dalam media komputer, telpon seluler atau iPhone, saluran televisi satelit, konferensi video, dan media elektronik lainnya. Tujuan utama pembelajaran blended adalah memberikan kesempatan bagi berbagai karakteristik pebelajar agar terjadi belajar mandiri, berkelanjutan, dan berkembang sepanjang hayat, sehingga belajar akan menjadi lebih efektif, lebih efisien, dan lebih menarik. Menurut Sutopo (2012: 4), Blended Learning adalah suatu model pembelajaran yang mencoba menggabungkan beberapa model pembelajaran yang telah ada. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dn komunikasi, terutama dalam jaringan berupa internet, umumnya model-model pembelajaran yang digabungkan itu berupa model pembelajaran face to face (tatap muka), offline learning, online learning.

(4)

25% pembelajaran online. Demikian pula dapat dilakukan 25/75, artinya 25% pembelajaran tatap muka dan 75% pembelajaran online.

Unsur-Unsur Blended Learning

Adapun karakteristik dari Blended Learning yaitu: (1) Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pendidikan, gaya pembelajaran, serta berbagai media berbasis teknologi yang beragam. (2) Sebagai sebuah kombinasi pendidikan langsung (face to face), belajar mandiri, dan belajar mandiri via online. (3) Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara mengajar dan gaya pembelajaran. (4) Pendidik dan orangtua peserta didik memiliki peran yang sama penting, pendidik sebagai fasilitator, dan orangtua sebagai pendukung.

Tujuan Blended Learning

Adapun tujuan Blended Learning yaitu seperti berikut: (1) Membantu pendidik untuk berkembang lebih baik didalam proses belajar, sesuai dengan gaya belajar dan referensi dalam belajar. (2) Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi guru dan pendidik untuk pembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang. (3) Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi pendidik, dengan menggabungkan aspek terbaik dari tatap muka dan instruksi online. Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para siswa dalam pengalaman interaktif. Sedangkan kelas online memberikan pendidik, sedangkan porsi online memberikan para siswa dengan konten multimedia yang kaya akan pengetahuan pada setiap saat, dan di mana saja selama pendidik memiliki akses internet.

Keuntungan Blended Learning

Keuntungan yang diperoleh dengan manfaat pembelajaran berbasis blended bagi lembaga pendidikan atau pelatihan adalah: (1) Memperluas jangkauan pembelajaran/pelatihan. (2) Kemudahan implementasi. (3) Efisiensi biaya. (4) Hasil yang optimal; (5) Menyesuaikan berbagai kebutuhan pebelajar, dan (6) Meningkatkan daya tarik pembelajaran (Dwiyogo, 2013).

(5)

Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Blended Learning tersebut terutama berkaitan dengan penggunaan internet baik dari segi fasilitas maupun ketersediaan sumber daya manusia dan sumber informasi. Beberapa permasalahan yang dihadapi yaitu : (1) Rendahnya konsistensi peserta didik. Rendahnya pengawasan dan tingkat kemandirian peserta didik dapat menyebabkan konsistensi peserta didik mengikuti pembelajaran juga rendah. Akibatnya banyak peserta didik yang tidak meneruskan mengikuti program Distance Learning. (2) Infrastruktur jaringan internet masih kurang atau akses internet sulit diperoleh. Jaringan telepon masih belum tersedia di berbagai tempat di Indonesia untuk mengakses internet, terutama di daerah-daerah terpencil. (3) Kurangnya penguasaan Bahasa Inggris. Bahasa Inggris masih mendominasi internet termasuk informasi-informasi pendidikan. Kondisi ini menjadi penghambat akses informasi melalui internet karena masyarakat Indonesia banyak yang memiliki keterbatasan dalam menguasai bahasa Inggris. (4) Tenaga kependidikan belum siap. Untuk mengoperasikan komputer diperlukan keterampilan menggunakan komputer. Saat ini banyak tenaga kependidikan yang belum mahir mengoperasikan komputer sehingga sangat sulit untuk menggunakan layanan internet. (5) Masyarakat masih belum bisa menerima sepenuhnya hal-hal baru secara langsung dan kurangnya dukungan pemerintah.

(6)

hal tidak akan menjadi berkualitas apabila kita tidak melakukan pembaharuan / inovasi terlebih dahulu. Juga perlu diberi kesadaran tentang pentingnya belajar di mana saja walaupun tidak berada di kelas.

Penerapan Blended Learning di Sekolah Menengah (SMP)

Penerapan Blended Learning dalam pendidikan menengah tidak begitu dibutuhkan jika penerapannya disamakan dengan penerapan Blended Learning di Perguruan Tinggi. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pendekatanan dan metode pendidikan terutama di perguruan tinggi yang melaksanakan pendidikan Blended Learning. Pada pelaksanaan pendidikan menengah harus menerapkan tatap muka dalam pembelajarannya, akan tetapi bukan berarti dalam pendidikan menengah tidak dapat menerapkan Blended Learning. Pada pendidikan menengah juga dapat menerapkan Blended Learning, hanya saja secara teknis pelaksanaan pembelajaran tidak dapat disamakan dengan pelaksanaan pembelajaran di perguruan tinggi.

Pembelajaran Blended Learning pada tingkat SMP dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu sebagai berikut; (1) kombinasi antara tatap muka dan CD interaktif. (2) kombinasi antara tatap muka dan blog. (3) kombinasi antara tatap muka dan e-mail. (4) kombinasi antara tatap muka dan online. Proses pembelajaran Blended Learning ini dibutuhkan pada saat penyampaian atau pemberian materi pelajaran, pemberian tugas hingga penugasan-penugasan kepada peserta didik yang dilaksanakan di luar jam sekolah. Menurut Melton, Gran, dan Foss (2009) menyatakan bahwa hasil prestasi siswa dengan menggunakan Blended Learning lebih tinggi dari pada pembelajaran tradisional. Dengan demikian, model Blended Learning diharapkan akan menjadi model pembelajaran alternatif sebagai solusi atas permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya.

(7)

Pendidikan Jasmani Berbasis Blended Learning

Pendidikan jasmani yang merupakan pendidikan dengan mengoptimalkan aktivitas fisik atau gerak dalam proses pembelajarannya, akan sangat terbantu dengan adanya teknologi dalam menunjang pembelajarannya. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomer 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 15 dijelaskan bahwa pendidikan jarak jauh (PJJ) adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi informasi dan komunikasi. Pendidikan jasmani memang tidak bisa menggunakan jenis pembelajaran online secara keseluruhan karena pendidikan jasmani mengutamakan pada pembelajaran gerak dan mengutamakan pada proses pembelajaran tatap muka (face to face).

Proses pembelajaran pendidikan jasmani sangat memerlukan demonstrasi untuk menyampaikan materi, dan ini tidak mungkin dilakukan tanpa memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajarannya. Dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, beberapa produk teknologi seperti komputer digunakan untuk mendukung kegiatan belajar para pebelajar seperti siaran televisi, tape cassette, video film, siaran radio, slide, dan sebagainya. Dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi tersebut, para pebelajar mendapat bantuan berupa informasi pelengkap bagi materi pembelajaran yang sedang atau telah mereka pelajari.

(8)

Gambar 2 : Hasil penelitan mengenai perbandingan pembelajaran blended dan tradisional pada Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Vernadakis dkk, 2011).

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis blended memiliki skor kinerja yang lebih tinggi dari pada pembelajaran tradisional. Dalam penelitian menenai perbandingan pembelajaran berbasis Blended Learning dengan pembelajaran tradisional, giannousi dkk, (2014) menyimpulkan bahwa penerapan pengajaran Blended Learning memiliki signifikansi praktis berkenaan dengan peningkatan prestasi siswa dalam mata pelajaran pendidikan jasmani anak usia dini. Hasil ini sangat menjanjikan karena siswa dalam kelompok Blended Learning mengurangi jatah kelas mereka ditunjukkan dengan hasil belajar yang lebih tinggi.

KESIMPULAN

SARAN

Pendidikan Jasmani Dan Olahraga berbasis Blended Learing memang belum sepenuhnya berjalan dengan optimal dikarenakan ada beberapa faktor-faktor yang menghambat, seperti SDM, koneksi internet, dan juga sarana prasarana. Oleh karena pemerintah, sekolah, dan juga para pendidik harus saling mendukung untuk terselenggaranya model pembelajaran berbasis Blended Learning khususnya di SMP. Tindakan semacam itu memang harus dilakukan untuk memperoleh hasil yang optimal dan juga meningkatkan mutu hasil belajar.

(9)

Gambar

Gambar 1 : Komposisi Blended Learning
Gambar 2 : Hasil penelitan mengenai perbandingan pembelajaran blended dan

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan usaha agribisnis di perdesaan yang selanjutnya disebut dengan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) adalah bagian dari pelaksanaan program

prikazane su CIE L*a*b* vrijednosti originala i reprodukcije za boju Process Black – crna za pet mjerenja tijekom tiska naklade.

Dipukul ayah merupakan akibat dari perbuatan anak kurang baik yang harus diterimanya Teks dindang Banjar Hulu tersebut mengandung makna tanggung jawab (M 10)... (11) curahan hati

Demikian hukum ini disepakati para ahli ijma (ulama’ Mujtahidin) tak ada khilaf padanya. Memang dengan tegas-tegas al-Qur’an menerangkan bahwa menjual itu

Adanya perbedaan antara hasil percobaan dengan yang seharusnya kemungkinan disebabkan oleh beberapa factor diantaranya adalah injeksi yang terlalu lama sehingga komponen yang

Hasil analisis jalur menunjukan bahwa ada pengaruh secara langsung yang positif antara variabel spiritualitas di tempat kerja terhadap loyalitas karyawan namun

Sekarang ini, peran guru ngaji tidak hanya dilakukan oleh seorang kiai yang memiliki pesantren, tetapi juga oleh para santri, yang biasanya dipanggil ustâdz,

sebuah persekutuan yang kecil namun di dalamnya setiap orang dapat berinteraksi secara langsung. 54) Lebih dalam lagi Setiawan memberi pengertian kelompok sel sebagai