• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI PRE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI PRE"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERIMAAN

SISTEM INFORMASI PRESENSI PEGAWAI

DENGAN PENDEKATAN TAM

(

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

)

(Studi Kasus : Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT)-BATAN Bandung)

Yeslida Islamiyah 1, Caca Emile Supriana,S.Si., M.T. 2, Anggoro Ari Nurcahyo, ST3

1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan Bandung

1,2,3 Universitas Pasundan Bandung, Jl.Dr.Setiabudhi 193 Bandung, 40153

1

yeslidaislamiyah93@gmail.com, 2 caca.e.supriana@unpas.ac.id 3anggoro.ari.nurcahyo@unpas.ac.id

ABSTRAK

Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan merupakan bagian dari BATAN yaitu lembaga non Kementerian yang mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pengendalian kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pembinaan dan bimbingan dibidang penelitian dan pengembangan senyawa bertanda dan radiometri, pemanfaatan teknofisika, dan pengelolaan reaktor riset. PSTNT – BATAN Bandung salah satu instansi yang menerapkan sistem informasi yang berbasis pada teknologi website. Salah satu penerapannya pada sistem informasi presensi. Sistem informasi presensi pegawai merupakan salah satu sistem pendukung yang ada di PSTNT – BATAN Bandung. Salah satu penggunaan sistem informasinya yaitu pada aplikasi Sistem Informasi Administrasi Pegawai (SIAPP).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penerimaan sistem informasi presensi yang ada di PSTNT – BATAN Bandung dengan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM). Dalam melakukan penelitian tugas akhir ini menggunakan kuesioner dengan uji validitas dan reliabilitas instrumen, uji validitas dan reliabilitas konstruk, uji kecocokan dan uji hipotesis. Untuk menganalisis model penerimaan sistem informasi digunakan analisis Struqtural Equation Modeling (SEM).

Hasil dari penelitian ini yaitu tingkat penerimaan sistem informasi presensi melalui pengukuran SIAPP. Hasil tersebut bisa dijadikan evaluasi bagi organisasi khususnya PSTNT – BATAN Bandung

Kata kunci : Sistem Informasi, Presensi, SIAPP , Technology Accceptance Model (TAM), PSTNT BATAN, Structure Equation Modeling (SEM).

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Berdasarkan keputusan peraturan Kepala Tenaga Nuklir Nasional No.14 Tahun 2013 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Tenaga Nuklir Nasional nama Pusat Tenologi Nuklir Bahan dan Radiometri (PTNBR) di ubah menjadi Pusat Sains Tenaga Nuklir Terapan (PSTNT). PSTNT - BATAN merupakan suatu lembaga non-departmen pemerintah yang didirikan pada tahun 1958 dan merupakan pusat penelitian tertua di lingkungan BATAN.

Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) - BATAN Bandung merupakan salah satu instansi yang memanfaatkan peran teknologi informasi dalam proses operasinya. Salah satu pemanfaatannya melalui sistem informasi presensi pegawai yaitu sistem yang digunakan untuk mengontrol kehadiran setiap pegawai di PSTNT - BATAN Bandung yang mana akan mempengaruhi

juga pada kinerja. Sistem informasi presensi pegawai salah satu fasilitas untuk mengelola data kehadiran seperti jam keberangkatan pegawai, jam kepulangan pegawai serta waktu saat pegawai izin keluar dari lokasi instansi pada saat jam kerja.

(2)

Untuk mengetahuinya penerimaan sistem informasi presensi pegawai maka perlu dilakukan pengukuran terhadap tingkat penerimaan sistem informasi presensi pegawai di PSTNT - BATAN Bandung melalui pendekatan dan model. Salah satu model pengukurannya dengan TAM (Technology Acceptance Model) yang bisa membantu agar menghasilkan pengukuran yang valid dan reliable. Standar TAM dipilih karena TAM bisa memberikan gambaran pengukuran-pengukuran mengenai pengaruh penggunaan sistem informasi.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka didapatkan identifikasi masalah seperti: 1. Bagaimana merancang untuk mengukur

tingkat penerimaan sistem informasi presensi terhadap kinerja pegawai di Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT- BATAN Bandung? .

2.

Faktor apa saja yang mempengaruhi pengguna menerima atau menolak adanya sistem informasi presensi pegawai di PSTNT BATAN Bandung.

1.3. Tujuan Tugas Akhir

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat penerimaan sistem informasi presensi pegawai di PSTNT BATAN Bandung yang kemudian dikaitkan dengan kinerja pegawai. Pada penelitian tugas akhir ini menggunakan framework TAM (Technology Acceptance Model) sehingga dapat diketahui tingkat penerimaan pengguna terhadap sistem informasi tersebut melalui model pengukuran. Selain itu tujuan tugas akhir ini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi penerimaan sistem informasi.

1.4. Lingkup Tugas Akhir

Dalam melakukan penelitian tugas akhir, penulis hanya mengkaji melalui lingkup seperti : 2. Fokus penelitian ini adalah penerimaan sistem

informasi presensi terhadap kinerja pegawai di lingkungan PSTNT BATAN Bandung . 3. Responden diambil dari pengguna sistem

informasi presensi yaitu semua pegawai di PSTNT BATAN Bandung.

4.

Model yang digunakan dalam mengukur tingkat penerimaan sistem informasi presensi yaitu TAM (Technology Acceptance Model) . 1.5. Metodologi Tugas Akhir

Metodologi merupakan teknik-teknik

yangdigunakan dalam melakukan penelitian tugas akhir mengenai analisis sistem informasi presensi pegawai di PSTNT – BATAN Bandung. Pada tahap pertama yaitu pendahuluan yang terdiri dari wawancara dan studi literatur untuk menentukan

identifikasi masala serta menentukan tujuan dan lingkup dari penelitian tugas akhir.

Pada tahap kedua yaitu pengumpulan data yang mana pada tahap ini ditentukannya variabel yang dijadikan sebagai variabel-variabel yang akan diteliti dan nantinya dihasilkan desain kuesioner sehingga bisa disebarkan kepada responden. Tahap ketiga yaitu pengolahan data yang dihasilkan dari pengumpulan kuesioner. Dari pengolahan data bisa dijaikan bahan untuk menganalisisis tugas akhir. tahap keempat yaitu kesimpulan dan saran yang dihasikan dari proses pengolahan data.

Pada gambar 1 dibawah ini merupakan metodologi yang digunakan dalam melakukan penelitian tugas akhir ini. Metodologi tugas akhir terdiri dari pendahuluan yang meliputi wawancara dan studi literatur. Kemudian identifikasi masalah dan menentukkan tujuan, ruang lingkup tugas akhir. tahap selanjutnya yaitu pengumpulan data yang meliputi menentukkan variabel, menentukkan teknik dan sampel dan penyusunan kuesioner. Tahap selanjutnya setelah kuesioner berhasil tersebar maka pengumpulan kuesioner kemudian pengolahan data dan analisis. Tahap terakhir yaitu kesimpulan dan saran.

(3)

2. Landasan Teori 2.1. Peta Konsep

Berikut merupakan gambaran umum atau ringkasan mengenai konsep,literarur-literatur berserta teori-teori yang mendukung dalam penelitian tugas akhir yang direpresentasikan menggunakan peta konsep.

2.2. Sistem Informasi

Menurut Steven Alter (2002) dalam bukunya Information System Foundation for E-Business mendefinisikan Sistem informasi adalah suatu sistem kerja tertentu yang menggunakan teknologi informasi untuk menangkap, mengirim, menyimpan,

mendapat kembali, memanipulasi atau

memperlihatkan informasi, dengan demikian dapat mendukung satu atau lebih sistem kerja [1].

Sedangkan menurut Wilkison (1992) sistem informasi adalah kerangka kerja yang mengkordinasikan sumber daya (manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi) guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.[2].

2.2.1. Kualitas Informasi

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Femilia Zahra (2009) mengemukakakn hasil penelitian DeLone dan McLean (1992) dan model Seddon (1997) menunjukkan bahwa kualitas sistem informasi dan kualitas informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna sistem informasi. Kualitas Informasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini merupakan persepsi pemakai mengenai kualitas informasi yang dihasilkan oleh

internet yang digunakan oleh mahasiswa guna mendapatkan informasi yang dubutuhkannya. Beberapa karakteistik yang digunakan untuk menilai kualitas informasi antara lain adalah accuracy, timeliness, relevance, informativeness, dan Competitiveness (Weber, 1999).[3].

Kualitas informasi adalah tingkat relevan (relevant), ketepatan waktu (timely), aman dan disajikan dengan rancangan informasi yang baik dalam sebuah website (Liu & Arnett,2000). Kualitas informasi terbaik dapat diberikan oleh internet ketika bisa didapatkan denganmudah (tidah susah dalam pencariannya), terorganisasi (teratur), dan tersedia dalam jumlah yang banyak (Donthu dan Garcia, 1999; Peterson et al.1997), dalam Istianingsih dan Setyo Hari Wijanto (2008).[3].

Kualitas informasi juga dapat dilihat dengan adanya potensi menghasilkan informasi yang tidak terbatas baik dalam organisasi maupun luar organisasi (Barnes et al, 2003). Menurut Li et al. (2002), informasi yang berkualitas adalah informasi yang akurat, jelas, detil, relevan, mudah didapatkan, tepat waktu, up to date dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Liu dan Arnett (2000) menyatakan bahwa informasi dengan kualitas terbaik akan meningkatkan kegunaan persepsian pengguna dan meningkatkan penggunaan sistem informasi. Lin dan Lu (2000) juga menambahkan bahwa penerimaan atau penolakan pengguna atas sebuah sistem disebabkan oleh kualitas yang diberikan oleh sebuah sistem.[3].

Seddon (1997) melakukan penelitian untuk melihat adanya hubungan antara kualitas informasi dengan perceived usefulness. Hasil penelitian Seddon (1997) mengenai adanyahubungan antara duavariabel ini, didukung oleh hasil penelitian Liu (1997) dan Rai et al.,(2002). Jika pengguna internet yakin dengan kualitas sistem yang digunakannya, dan merasakan bahwa menggunakan sistem tersebut tidak sulit, maka mereka akan percaya bahwa penggunaan sistem tersebut akan memberikan manfaat yang lebih besar dan akan meningkatkan kinerja mereka. Jika informasi yang dihasilkan dari sistem yang digunakan semakin akurat, tepat waktu, dan memiliki reliabilitas yang baik, maka akan semakin meningkatkan kepercayaan pemakai sistem tersebut. Peningkatan kepercayaan pemakai sistem informasi, diharapkan akan semakin meningkatkan kinerja mereka.[3].

(4)

menghipotesakan bahw berdasarkan persepsi pemakai, semakin tinggi kualitas informasi, akan semakin meningkatkan perceived usefulness dan perceived ease of use.[3].

2.2.2. Pengertian Kinerja

Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama (Rivai dan Basri, 2005:50).[ 4].

2.3. Pencatatan Kehadiran

Berikut ini merupakan peraturan mengenai pencatatan kehadiran pegawai PSTNT – BATAN Bandung :[5].

1. Setiap hari kerja pegawai wajib melakukan pencatatan kehadiran dan kepulangan dengan menggunakan alat presensi elektronik dan/atau alat presensi yang lain yang sah.

2. Pegawai yang tidak masuk kerja, datang terlambat, pulang lebih awal, meninggalkan kantor sementara dengan alasan yang sah wajib memiliki surat izin sebagai berikut:

a. Surat izin tidak masuk kerja, termasuk karena alasan sakit paling lama 2 (dua) hri menggunakan formulir .

b. Surat izin datang terlambat atau pulang lebih awal menggunakan formulir.

c. Surat izin meninggalkan kantor sementara

karena kepentingan mendesaak

menggunakan formulir.

3. Surat izin dan surat perintah dibuat dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Ditandatangani oleh pejabat struktural, atasan langsung, atau pegawai yang diberikan wewenang.

b. Diketahui dan diparaf oleh Petugas Pengamanan.

c. Dibuat rangkap 2 (dua), lembar pertama diserahkan kepada Petugas Pengamanan, dan lembar kedua diserahkan kepada pejabat struktural yang membidangi kepegawaian di unit kerja masing-masing. d. Untuk alasan mendesak, surat izin tidak

masuk kerja wajib dibuat oleh Pegawai pada Pejabat struktural yang membidangi kepegawaian di unit kerja masing-masing, wajib mendata Pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin dalam melaporkan kepada Kepala Unit Kerja pada setiap awal minggu berikutnya menggunakan formulir pada saat kesempatan hari pertama masuk kerja.

2.4. Konsep Techologi Acceptance Model (TAM) Model penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model atau TAM) merupakan suatu model penerimaan sistem teknologi informasi yang akan digunakan oleh pemakai. Model penerimaan teknologi atau technology acceptance model (TAM) dikembangkan oleh Davis et al. (1989) berdasarkan model TRA. Model TRA (Theory of Reasoned Action) dapat diterapkan karena keputusan yang dilakukan oleh individu untuk menerima suatu teknologi sistem informasi merupakan tindakan sadar yang dapat dijelaskan dan diprediksi oleh minat perilakunya. TAM menambahkan dua kontruk utama ke dalam model TRA (Theory of Reasoned Action). Dua konstruk utama ini adalah kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use). TAM beragumentasi bahwa penerimaa individual terhadap sistem teknologi informasi ditentukan oleh dua konstuk tersebut. [6].

Kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) keduanya mempunyai pengaruh ke niat perilaku (behavioral intention). Pemakai teknologi akan mempunyai niat menggunakan teknologi jka dia merasa bahwa teknologi tersebut bermanfaat baginya dan mudah dalam penggunaannya.

Kegunaan persepsian (perceived usefulness) juga mempengaruhi kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) tetapi tidak sebaliknya. Pemakai sistem akan menggunakan sistem jika sistem tersebut bermanfaat tanpa baik sistem itu mudah digunakan atau tidak mudah digunakan. Sistem yang sulit digunakan akan tetap digunakan jika pemakai merasa bahwa sistem masih berguna (Hartono, 2007). Model ini akan dapat dipahami dengan lebih jelas pada gambar 3 di bawah ini : [7].

(5)

2.5. Tahapan dalam Menggunakan SEM

Pada bagian ini akan dijelaskan tahapan-tahapan dalam menggunakan (Structur Equation Modeling) SEM. Berikut tahapan-tahapan dalam menggunakan SEM.

2.5.1. Spesifkasi Model

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nia Anisa dan Nora Naulul (2013), spesifikasi model dalam langkah pengembangan model berbasis teori, hal yang harus dilakukan adalah melakukan serangkaian eksploitasi ilmiah telaah pustaka.[7]. 2.5.2. Identifikasi Model

Tahapan ini berkaitan dengan pengkajian tentang kemungkinan yang diperolehnya nilai yang unik untuk setiap parameter yang ada di dalam model dan kemungkinan simultan tidak ada solusinya.[7].

2.5.3 Estimasi

Tahapan ini berkaitan dengan estimasi terhadap model untuk menghasilkan nilai-nilai parameter dengan menggunakan salah satu metode estimasi yang tersedia. Pemilihan estimasi yang digunakan ditentukan berdasarkan karakteristik dari variabel yang dianalisis yang digunakan untuk mengukur sebuah variabel laten bersifat reflektif. Dikatakan demikian karena variabel-variabel teramati tersebut dipandang sebagai indikator-indikator yang dipengaruhi oleh konsep yang sama dan mendasarinya (yaitu variabel laten).[7].

2.5.4 Uji Kecocokan

Tahapan ini berkaitan dengan pengujian kecocokan antara model dengan data, beberapa kriteria ukuran kecocokan atau goodness of fit (GOF) dapat digunakan untuk melaksanakan langkah ini. Menurut Setyo Hari Wijayanto (2007) dalam bukunya yang berjudul Structur Equation Modelling menyatakan bahwa di dalam SEM variabel–variabel teramati atau indikator-indikator prediksi dan psychometrika yang berlembang diilmu psikologi yang mampu menggambarkan variabel laten (tidak terukur langsung) dan diukur tidak langsung berdasarkan pada indikator-indikator (variable manifest).[8].

2.5.5 Uji Validitas Konstruk

Uji validitas konstruk digunakan untuk mengukur konsep dan konstruk laten. Pembentukan konstruk dari konseptual model akan memberikan definisi operasional yang diukur dengan item. Validitas konstruk dibagi menjadi dua yaitu validitas konvergen dan validitas diskriminan. Validitas konvergen bertujuan untuk menguji korelasi antar item atau indikator untuk mengukur konstruk. Validitas diskriminan bertujuan untuk menguji item atau indikator dari dua konstruk yang seharusnya tidak berkorelasi tinggi .Suatu indikator/variabel teramati dikatakan mempunyai validitas yang baik

dikatakan baik terhadap konstruk atau variabel latennya jika [8]:

1. Nilai convergent validity atau nilai loading factor per indikator >0,70. Namun pada penelitian tahap pengembangan skala , loading 0,50 sampai 0,60 masih dapat diterima. Jika nilainya di bawah nilai ini maka indikator harus dikeluarkan atau digantikan [8].

2. Nilai average variance extracted (AVE) >0,50, maka konstruk valid [8]

3. Discriminant validity dengan melihat akar kuadrat AVE dibandingkan korelasi antar konstruk. Jika nilai akar kuadrat AVE > korelasi antar konstruk maka diskriminan validitinya baik.[8]. 2.5.6 Uji Reliabilitas Konstruk

Reliabilitas adalah konsistensi suatu pengukuran. Uji reliabilitas menggunakan nilai cronbach alpha dan nilai composite reliability. Bila nilai cronbach alpha > 0,70 dan nilai composite

reliability ≥ 0,70 maka variabel laten (konstruk)

dianggap reliabel atau dapat dipercaya hasilnya.[7]. 2.6 Uji Hipotesis

Dalam penelitian yang dilakukan oleh hari Habsono (2013) yang berjudul analisis peneriman managemenn sistem pada gudang sparepart dengan menggunakan TAM, regrasi terdiri atas variabel bebas (yang mempengaruhi) dan variabel terikat (yang dipengaruhi). Variabel yang mempengaruhi in dalam analisis regrasi disebut sebagai variabel predikator (dengan lambang X) dan yang dipengaruhi disebut variabel kriterium (dengan lambang Y). Namun pada regrasi ganda kita membicarakan hubungan antara 1 variabel terikat dengan 2 atau lebih variabel terikat. Regrasi berganda bertujuan untuk:[9].

1. Untuk meramalkan pengaruh dua variabel prediktor atau lebih terhadap satu variabel kriterium atau variabel terikat.

2. Dengan Membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y).

Secara umum regrasi berganda dituliskan dalam matematis 2.4 sebagai berikut : [9]

Y’ = b0 + b1X1 +b2X2……..bnXn (2.4) Y = variabel dependen

X1 = Variabel indipenden X2 = Variabel independen Xn = Variabel independen b0 = Konstanta

b1 = Koefisien regrasi b2 = Koefisien regrasi 1. Uji t (Parsial)

Taraf keyakinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jika nilai probabilitas < 0,05 atau 5%. Dengan :

(6)

dimana :

df = Degree of freedom/ derajat kebebasan n = Jumlah sampel

k = Banyaknya koefisien regrasi + konstanta a) Menentuha H0 dan H1

a. H0 : berarti tidak terdapat pengaruh variabel independen secara individu terhadap penerimaan sistem.

b. H1 : berarti terdapat pengaruh variabel

independen secara individu terhadap penerimaan sistem.

b) Menentukan daerah keputusan, yaitu daerah hipotesa nol diterima atau tidak. Untuk mengetahui kebenaran hipotesis digunakan variabel sebagai berikut :

a. H0 : Diterima apabila –t (a/2; n-k) ≤ t hitung ≤ (a/2; n-k), artinya tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. H0 : Ditolak apabila t hitung > (a/2; n-k ) atau -t

hitung ≤ -t (a/2; n-k ), artinya ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. c) Kesimpulan

Keputusan bisa menolak H0 atau menerima H1. Nilai t tabel yang diperoleh dibandingkan niai t hitung, bila t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh pada variabel dependen. Apabila t hitung lebih kecil dari t tabel, maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

2.Uji F (simultan)

Taraf keyakinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jika nilai probabilitas < 0,05 atau 5%. Rumus df1 = k – 1 daan untuk df2 = n – k dimana k adalah jumlah variabel (bebas + terikat) dan n adalah jumlah observasi/sampel pembentukkan regrasi.

a.Menentukan H0 dan H1

H0 : berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen secara bersama-sama terhadap penerimaan sistem.

H1 : berarti terdapat pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen secara bersama-sama terhadap penerimaan sistem.

b.Menentukan daerah keputusan, yaitu daerah hipotesis nol diterima atau tidak H0 diterima

apabila F F hitung ≤ F tabel, artinya semua variabel

bebas secara bersama-sama bukan merupakan variabel penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. H0 ditolak apabila F hitung > F tabel, artinya semua variabel bebas secara bersama-sama merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.

c.Kesimpulan

Keputusan bisa menolak H0 atau menerima H1. Nilai F tabel yang diperoleh dengan nilai F

hitung apabila F hitung lebih besar dari F tabel, maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.

3.Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Dapat ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi Adjusted R Square (R2) antara 1 dan 0, dimana nilai Adjusted R Square (R2) yang mendekati angka satu (1) maka memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan oleh variabel dependen.

4.Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi adalah koefisien yang menggambarkan tingkatan keeratan hubungan antar peubahan atau lebih. Besaran dari koefisien korelasi tidak menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua peubah atau lebih, tetapi semata-mata menggambarkan keterkaitan linie antar peubah. Nilai dari koefisien korelasi berkisar -1 sampai dengan 1. -1 berarti terdapat hubungan negatif (berkebalikan) yang sempurna 0 berarti tidak terdapat hubungan sama sekali berarti terdapat hubungan positif sempurna.

3. Analisis

3.1 Tempat Penelitian

Dimulai dari terbentuknya LTA (Lembaga Tenaga Atom) , LTA diubah menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), dan terakhir, berdasarkan Keppres No. 197 tahun 1998, diubah lagi menjadi Badan Tenaga Nuklir Nasional tanpa merubah singkatan, tetap BATAN.

Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pengendalian kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pembinaan dan bimbingan dibidang penelitian dan pengembangan senyawa bertanda dan radiometri, pemanfaatan teknofisika, dan pengelolaan reaktor riset.

3.2 Gambaran Umum

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum sistem presensi pegawai di Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) – BATAN Bandung yang direpresentasikan dalam workflow untuk menggambarkan sistem presensi.

3.2.1 Sistem Presensi (Sistem Kehadiran)

Sistem presensi (sistem kehadiran) pegawai di PSTNT - BATAN adalah suatu sistem yang mendukung aktifitas PSTNT – BATAN yang dimulai dari pencatatan kehadiran pegawai, pengecekan kehadiran pegawai dan pembuatan laporan bulanan presensi pegawai.

(7)

nantinya kehadiran tersebut akan dibutuhkan dalam melakukan penilaian kinerja atau prestasi pegawai dan perhitungan uang tunjangan dan uang makan.

Adanya sistem presensi (sistem kehadiran) menghasilkan laporan bulanan presensi yang berisi rekapitulasi presensi pegawai selama satu bulan. Laporan presensi bulanan pegawai berguna untuk menentukan jumlah tunjangan kinerja masing-masing pegawai berdasarkan hasil presensi pegawai.

Sistem presensi (sistem kehadiran ) pegawai dilakukan sesuai dengan ketentuan jam kerja yaitu setiap hari senin sampai dengan hari kamis yaitu pukul 07.30 WIB – 16.00 WIB (istirahat pukul 12.00 WIB – 13.00 WIB). Sedangkan hari jumat pukul 07.30 WIB – 16.30 WIB (istirahat pukul 11.30 WIB

– 13.00 WIB). Pencatatan presensi (kehadiran) dilakukan pada saat kedatangan dan kepulangan dengan menggunakan teknologi fingerprint. 3.2.1 Analisis Keterkaitan Antara Sistem Presensi dengan Teknologi

Sistem presensi merupakan sistem yang menangani kehadiran secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat dari proses, pelaku yang menjalankan sistem, data yang dikelola dan informasi yang dihasilkan dari sistem itu sendiri. Sedangkan SIAPP merupakan bentuk wujud penerapan dari sistem presensi yang sudah menggunakan teknologi informasi dan digunakan secara fleksibel oleh para pegawai dalam mengontrol kedisiplinan melalui kehadiran pegawai. Kedunaya mempunyai komponon yang sama sehingga dikatakan untuk dapat mengukur tingkat penerimaan sistem presensi salah satunya dapat diukur melalui SIAPP.

3.3 Objek Penelitian

Pada bagian ini akan menjelaskan objek yang menjadi puasat penelitian yaitu pada Sistem informasi Administrasi Presensi Pegawai.

3.3.1 Analisis Lingkup SIAPP

Analisis lingkup penelitian yang akan dilakukan di PSTNT – BATAN diantaranya meliputi :

1. Kasus yang dijadikan fokus penelitian adalah penerapan Sistem Informasi Administrasi Presensi Pegawai (SIAPP).

2. Pengaruh yang dilihat adalah tingkat penerimaan SIAPP terhadap kualitas informasi dan kinerja pegawai.

3. Responden untuk contoh data diambil dari pengguna SIAPP, yaitu semua pegawai yang di PSTNT – BATAN Bandung.

3.3.2 Sistem Administrasi Presensi Pegawai (SIAPP)

Pegawai merupakan aset utama dalam mencapai tujuan organisasi disamping uang, sarana dan prasarana. Oleh karena itu diperlukan sistem pemantauan yang dapat meningkatkan disiplin pegawai. Dalam menunjang reformasi dan birokrasi

yang ada di BATAN, maka PSTNT – BATAN Bandung memutuskan menggunakan teknologi SIAPP untuk mempermudah dalam pengawasan kedisiplinan semua pegawai yang bekrja di PSTNT

– BATAN Bandung.

SIAPP telah digunakan sejak tahun 2010 dan sampai saat ini SIAPP yang digunakan adalah SIAPP versi pertama.Sistem administrasi presensi pegawai (SIAPP) di PSTNT – BATAN Bandung merupakan sistem informasi pendukung aktifitas utama yaitu penelitian di Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) – BATAN Bandung yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi dalam pengelolaan administrasi presensi pegawai sehingga semua informasi yang terkait dengan presensi pegawai dapat terdistribusi secara cepat.

Adanya sistem informasi administrasi presensi pegawai (SIAPP) di PSTNT – BATAN Bandung bertujuan salah satunya untuk memantau kedisiplinan pegawai seperti memantantau setiap kegiatan pegawai seperti masuk, keluar jam kerja, pulang lebih awa, cuti, izin dan sakit. Selain itu adanya sistem informasi ini, semua yang berkaitan dengan kehadiran pegawai terpantau sehingga akan berpengaruh pada penerimaan uang makan dan uang tunjangan kinerja.

3.3.3 Analisis Peran Pelaku Sistem Informasi Administrasi Presensi Pegawai

Penggunaan SIAPP di PSTNT – BATAN Bandung memiliki peranan yang berepngaruh terhadap pelaku. Pada tabel 1 dibawah ini merupakan analisis pelaku.

Tabel 1 Analisis Peran Pelaku No Pelaku Jumlah Peran Pelaku

1. Ka

Subbag PKDI

1 Melakukan pengawasan

terhadap kinerja pegawai yang bertanggungjawab terhadap jalannya sistem presensi pegawai di PSTNT – BATAN Bandung. Serta mengesahkan laporan rekapitulasi presensi pegawai.

2. Admin

(PKDI)

2 Melakukan pengolahan data

presensi (kehadiran) semua pegawai PSTNT – BATAN Bandung.

3. Super

Admin

1 Melakukan pengelolaan fitur-fitur SIAPP secara keseluruhan.

4. Pegawai 159 Melakukan presensi setiap

harinya saat kedatangan dan kepulangan dari kantor. 3.3.4 Struktur Menu SIAPP

(8)

terdiri dari menu utama yaitu home, presensi, shift, refrensi dan pengguna.

Pada gambar 4 yang merupakan struktur menu SIAPP dengan fokus penelitian pada menu-menu yang diberi tanda merah. Namun dalam penelitian tugas akhir ini hanya memfokuskan pada 2 menu yaitu menu Home dan menu Presensi.

Menu presensi terdiri dari sub menu import data, rekapitulasi tunjangan kinerja, data pegawai, hari libur cuti bersama, cuti tahunan, keluar sementara, upacara bendera, pegawai shift dan jadwal shift. Sedangkan pada menu presensi terdapat sub menu seperti import data presensi, presensi pegawai, rekapitulasi presensi pegawai, tunjangan kinerja, absensi pegawai, keluar sementara dan upacara bendera.

Pada aplikasi SIAPP menu yang banyak diakses oleh para user yaitu menu rekapitulasi presensi, absensi dan menu cuti. Menu-menu tersebut banyak diakses oleh user supaya bisa mendapatkan informasi mengenai kehadiran masing-masing pegawai dan untuk mengetahui apakah pegawai yang bersangkutan mempunyai kekurangan jam kerja atau tidak sehingga jika mempunyai kekurangan jam kerja segera mengganti kekurangan tersebut.

3.4 Variabel-variabel Penelitian

Dalam penelitian ini pengguna

menggunakan variabel yang diadopsi dari model TAM yang telah dimodifikasi. Penelitian ini penulis menghilangkan attitude towards using, behavioring intention, dan actual usage. Variabel-variabel tersebut diganti dengan acceptance. Karena berdasarkan peneitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hasil dari penelitian ketiga

variabel TAM tersebut menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna sistem informasi.

Berdasarkan alasan diatas, maka variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 6 variabel, 3 variabel bebas (independent variables) dan 2 variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas diantaranya variabel kemanfaatan,kemudahan, kualitas informasi, kinerja dan kepuasan sedangkan variabel penerimaan, dan variabel sikap adalah variabel terikat. Berikut penjelasan variabel masing-masing.

1. Variabel kemanfaatan (Perceived Usefulness) yaitu sejauh mana pengguna percaya bahwa pengguna suatu teknologi akan memberikan kemanfaatan yang dapat meningkatkan kinerja pengguna.

2. Varibel kemudahan bagi pengguna (Perceived Easy of Use) yaitu kepercayaan pengguna bahwa dengan menggunakan Sistem Informasi Administasi Presensi Pegawai (SIAPP) tidak perlu bersusah payah. Dengan adanya variabel ini pengguna merasakan kemudahan dalam menggunakan sistem.

3. Variabel kepuasan yaitu sejauh mana pengguna merasa puas dalam menggunakan SIAPP. 4. Variabel penerimaan (Acceptance) yaitu

penerimaan pengguna terhadap penerapan sistem informasi atau bisa dikatakan dalam hal ini penerimaan SIAPP.

5. Variabel kualitas informasi yaitu sejauh mana informasi yang dihasilkan dari SIAPP berkualitas.

6. Variabel kinerja pengguna yaitu sejauh mana dengan adanya SIAPP mempengaruhi kinerja pengguna.

7. Variabel sikap yaitu sejauh mana sikap pengguna

dalam menggunakan SIAPP misalnya

ketertarikan dalam menggunakan sistem. 3.5 Kerangka Pemikiran Teoritis

(9)

Pada kerangka pemikiran teoritis diatas terdapat dua variabel eksternal yaitu variabel kualitas informasi dan variabel kinerja. Sedangkan lima variabel lain mengadopsi dari konsep Technology Acceptance Model (TAM) oleh Davis F D (1989) yaitu variabel kegunaan, variabel kemudahan, variabel sikap dan variabel penerimaan. Adapun penjelasan kerangka pemikiran teoritis diatas adalah sebagai berikut ini :

1. Jika kualitas informasi dan kinerja pengguna bersifat tinggi dengan adanya penggunaan sistem presensi, maka persepsi kegunaan dalam menggunakan sistem presensi pegawai di kalangan pegawai PSTNT – BATAN Bandung akan tinggi.

2. Jika kualitas informasi dan kinerja pengguna bersifat tinggi dengan adanya penggunaan sistem presensi, maka persepsi keudahan dala menggunakan sistem presensi pegawai di kalangan pegawai PSTNT – BATAN Bandung akan tinggi.

3. Jika persepsi kemudahan sistem presensi pegawai tinggi terhadap kegunaan dalam penggunaan sistem presensi pegawai, maka keyakinan dalam menggunakan sistem presensi pegawai akan tinggi.

4. Jika persepsi kemudahan penggunaan sistem presensi pegawai tinggi terhadap mendapatkan data presensi yang sesuai kebutuhan dan akurat, maka sikap pegawai dalam menggunakan sistem presensi pegawai akan tinggi.

5. Jika persepsi kegunaan bersifat tinggi terhadap keyakinan pegawai mendapatkan data presensi yang sesuai kebutuhan dan akurat, maka sikap pegawai dala menggunakan siste presensi akan tinggi.

6. Jika sikap dalam menggunakan sistem presensi pegawai tinggi, maka penerimaan sistem presensi tinggi.

7. Jika persepsi kegunaan dalam menggunakan sistem presensi tinggi, maka penerimaan sistem presensi pegawai tinggi.

3.6 Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan awal dari variabel-variabel yang akan diukur. Berdasarkan hasil analisis pada Bab 3 mengenai sistem presensi yang ada di PSTNT – BATAN Bandung maka dihasilkan hipotesis sebagai berikut :

1. Hipotesis 1 (H1) : Kualitas informasi dan kinerja berpengaruh terhadap kegunaan.

2. Hipotesis 2 (H2) : Kualitas informasi dan kinerja berpengaruh terhadap kemudahan.

Tahap ini digunakan untuk memeriksa tingkat kecocokan antara data dengan model serta validitas dan reliabilitas model pengukuran.

4.2.1 Uji Kecocokan Keseluruhan Model

Uji kecocokan digunakan untuk mengetahui nilai kecocokan dari setiap ukuran-ukuran Goodness of Fit.Goodness of Fit berguna untuk mengevaluasi secara umum tingkat derajat kecocokan atau GOF antara data dengan model yang dihasilkan oleh program dari tahap estimasi. Berikut adalah ringkasan penulisan GOF secara keseluruhan yang dihasilkan oleh program WrapPLS 4.0 seperti pada tabel 2 Uji GOF merujuk pada lampiran C.

Tabel 2 Uji Goodness Of Fit

(10)

Ukuran GOF Target tingkat

4.2.2 Pengukuran Tingkat Penerimaan Pada bagian ini akan dijelaskan tingkat penerimaan terhadap SIAPP tersebut dengan menggunakan perhitungan interval.

4.2.3 Kriteria Perhitungan Penerimaan

Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil pengukuran tingkat penerimaan di dalam SIAPP dibuat masing-masing dalam lima kategori yaitu sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju . Berdasarkan banyaknya kategori tersebut maka penentuan lebar interval pada masing-masing kategori dihitung berdasarkan kemungkinan skor tertinggi dikurangi kemungkinan skor terendah yang diperoleh user dibagi dengan banyaknya kategori. Dimana nilai 1 adalah sangat tidak setuju, nilai 2 adalah tidak setuju dan nilai 3 adalah netral, nilai 4 adalah setuju, dan nilai 5 adalah sangat setuju.

1. Kategori untuk kriteria Perceived Usefulness Jumlah instrumen untuk mengukur Perceived Usefulness adalah 5, maka kemungkinan nilai tertinggi yaitu 5 x 5 = 25 , dan kemungkinan untuk nilai terendah adalah 1 x 5 = 5, untuk itu lebar interval yang diperoletingh adalah :

Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui panjang interval dari setiap kategori sebagai berikut :

a. 5 < X ≤ 9: Sangat Tidak Setuju.

2. Kategori untuk kriteria Perceived Ease Of Use Jumlah instrumen untuk mengukur Perceived Ease Of Use adalah 5, maka kemungkinan nilai tertinggi yaitu 5 x 5 = 25 , dan kemungkinan untuk nilai terendah adalah 1 x 5 = 5, untuk itu lebar interval yang diperoleh adalah :

Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui panjang interval dari setiap kategori sebagai berikut : a. 5 < X ≤ 9 : Sangat Tidak Setuju.

3. Kategori untuk kriteria Attitude Toward Using Jumlah instrumen untuk mengukur Attitude Toward Using adalah 5, maka kemungkinan nilai tertinggi yaitu 5 x 5 = 25 , dan kemungkinan untuk nilai terendah adalah 1 x 5 = 5, untuk itu lebar interval yang diperoleh adalah :

Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui panjang interval dari setiap kategori sebagai berikut : a. 5 < X ≤ 9 : Sangat Tidak Setuju. 4. Kategori untuk kriteria Acceptance

Jumlah instrumen untuk mengukur Acceptance adalah 3, maka kemungkinan nilai tertinggi yaitu 4 x 3 = 12 , dan kemungkinan untuk nilai terendah adalah 1 x 3 = 3, untuk itu lebar interval yang diperoleh adalah :

Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui panjang interval dari setiap kategori sebagai berikut : a. 4 < X ≤ 6 : Kurang Baik.

b. 6 < X ≤ 8 : Cukup Baik. c. 8 < X ≤ 10 : Baik.

d. 10 < X ≤ 12 : Sangat Baik. e. X = jumlah skor total. 4.2.4 Hasil Analisis Penerimaan

Tahap pengukuran ini merupakan teori yang di adopsi dari jurnal penerapan model human compute interaction (hci) dalam analisis sistem informasi dimana dalam jurnal tersebut di petakan dalam tabel sebagai berikut :

1. Hasil Pengukuran Perceived Usefulness Pada tabel 3 dibawah ini menunjukan nilai pengukuran pada variabel Perceived Usefulness

Tabel 3 Hasil Pengukuran Kegunaan Kategori Interval Frekuensi Nilai Rata –

(11)

Berdasarkan pengolahan data diatas dapat diketahui bahwa62 user yang ikut serta menyatakan kepercayaan dalam menggunakan SIAPP,32 diantaranya menyatakan sangat setuju dan30 diantaranya menyatakan setuju. Dapat disimpulkan

bahwa secara umum user menyatakan

kepercayannya dalam menggunakan SIAPP Aset dengan cukup tinggi yaitu 21,37.

Di dapat dari hasil kuesioner dan kesimpulan dari nilai pengukuran tingkat penerimaan yang cukup tinggi bahwa Perceived Usefulness (persepsi kepercayaan pengguna/user) terhadap SIAPP dapat memenuhi beberapa pernyataan diantaranya : a. SIAPP dapat memantau kedisiplinan pegawai. b. SIAPP dapat meningkatkan produktivitas

pekerjaan pegawai.

c. SIAPP dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan.

d. SIAPP dapat memudahkan pegawai dalam menilai prestasi kerja masing-masing melalui kehadiran.

e. SIAPP dapat menghemat waktu dalam mencari informasi kehadiran.

2.Hasil Pengukuran Perceived Ease Of Use

Tabel 4 Hasil Pengukuran Kemudahan Kategori Interval Frekuensi Nilai Rata –

Rata

Berdasarkan pengolahan data diatas dapat diketahui bahwa 62user yang ikut serta menyatakan tingkat kemudahan dalam menggunakan SIAPP, 29 diantaranya menyatakan sangat setuju, 33 lagi menyatakan setuju. Dapat disimpulkan bahwa secara umum user menyatakan mudah dalam menggunakan SIAPP dengan cukup tinggi yaitu 21,43.

Di dapat dari hasil kuesioner dan kesimpulan dari nilai pengukuran tingkat penerimaan yang cukup tinggi bahwa Perceived Ease Of Use (persepsi kemudahan pengguna/user) terhadap SIAPP dapat memenuhi beberapa pernyataan diantaranya : a. SIAPP menyajikan tampilanyang mudah

dipelajarterutama untuk mengakses informasi kehadirani.

b. SIAPP dapat dimengerti atau mudah dipeajari. c. SIAPP dapat diakses dengan mudah dari luar

kantor.

d. SIAPP menyajikan fitur-fitur dirasa mudah untuk digunakan.

e. SIAPP dirasa menyajikan susunan menu yang mudah dipahami.

3.Hasil Pengukuran Attitude Toward Using Pada tabel 5dibawah ini menunjukan nilai pengukuran pada variabel Attitude Toward Using.

Tabel 5 Hasil Pengukuran Sikap

Kategori Interval Frekuensi Nilai Rata –

Rata

Berdasarkan pengolahan data diatas dapat diketahui bahwa 62 user yang ikut serta menyatakan sikap atau perasaan positif dalam menggunakan SIAPP, 21 diantaranya menyatakan sangat setuju, dan 39 diantaranya menyatakan setuju, dan 2 orang menyatakan netral atau ragu-ragu.Dapat disimpulkan bahwa secara umum user menyatakan sikap atau perasaan positifnya dalam menggunakan SIAPP dengan cukup tinggi yaitu 20,66.

Di dapat dari hasil kuesioner dan kesimpulan dari nilai pengukuran tingkat penerimaan yang cukup tinggi bahwa Attitude Toward Using (pengaruh sikap pengguna/user) terhadap SIAPP dapat memenuhi beberapa pernyataan diantaranya : a. Dirasa kecepatan dan kerapihan merupakan hal

penting dalam mengelola aset, hal ini berkaitan dengan website SIM Aset yang dapat memberikan manfaat terkait kecepatan dan kerapihan data aset.

b. Kesesuaian data yang dibutuhkan untuk mengelola aset pada website SIM Aset sudah benar.

c. Pola struktur menu yang simpel serta mudah dipahami pada website SIM Aset, menjadikan pengguna/user merasa mudah dan senang dalam melaksanakan pekerjaannya terkait pengelolaan aset.

d. Penggunaan website SIM Aset sudah sesuai dengan kebutuhan kerja.

4.Hasil Pengukuran Acceptance

Pada tabel 6 dibawah ini menunjukan nilai pengukuran pada variabel Acceptance

Tabel 6 Hasil Pengukuran Penerimaan Kategori Interval Frekuensi Nilai Rata –

(12)

Kategori Interval Frekuensi Nilai Rata Rata

Berdasarkan pengolahan data diatas dapat diketahui bahwa 62 user yang ikut serta menyatakan frekuensi penggunaan dalam menggunakan SIAPP, 5 diantaranya menyatakan sangat ser, 1 lagi menyatakan setuju, dan 1 diantaranya menyatakan netral. Dapat disimpulkan bahwa secara umum user menyatakan minat dalam menggunakan website SIM Aset yaitu 8,33.

Di dapat dari hasil kuesioner dan kesimpulan dari nilai pengukuran tingkat penerimaan yang cukup tinggi bahwa Acceptance (penerimaan) terhadap SIAPP dapat memenuhi beberapa pernyataan diantaranya :

a. Dengan adanya SIAPP cukup baik

penggunaannya.

b. SIAPP cukup mudah untuk digunakan c. SIAPP cukup sering digunakan.

Tabel 7 Hasil Analisis Penerimaan

PU PEU ATT ACC

Setelah diketahui tingkatan Penerimaan dari SIAPP maka dapat diketahui nilai kesenjangan dari setiap variabel. Setelah diketahui nilai kesenjangan tersebut maka dapat dilakukan identifikasi hal-hal apa saja yang perlu dilakukan terhadap SIAPP agar tingkat Penerimaan pada SIAPP mencapai tingkat yang diharapkan.

Pada tabel 8 dibawah ini merupakan kesenjangan yang diperoleh dari hasil pengolahan data tingkat Penerimaan dari SIAPP.

Tabel 8 Analisis Hasil Kesenjangan No Variabel Target

Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan, penulis membuat rekomendasi yang didapatkan dari hasil temuan fakta di lapangan dan pengolahan data. Adapun rekomendasinya sebagai berikut :

1. Direkomendasikan penggunaan SIAPP agar dimanfaatkan secara maksimal. Misalnya dengan menggunakan SIAPP sekali dalam sehari sehingga kehadiran pegawai dapat terpantau oleh diri sendiri maupun admin. Dengan sesering mungkin menggunakan SIAPP setiap pegawai bisa menilai kedisiplinan masing-masing melalui data kehadirannya, sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai.

2. Direkomendasikan agar dilakukan penambahan fitur pada aplikasi SIAPP seperti fitur pengajuan izin cuti, izin tidak masuk kantor, izin pulang lebih awal dan izin untuk datang terlambat. Sehingga ketika pegawai tidak sempat

mengambil form izin di bagian PKDI, pegawai dapat mengizi form tersebut di aplikasi SIAPP secara online tanpa harus mendatangi Sub bagian PKDI untuk mengambil form tersebut .

3. Digunakannya sms gateway sebagai bentuk peringatan ketika didapati pegawai yang kekurangan jam kerja akibat dari izn keluar sementara atau izin keperluan keluarga. Data kehadiran pegawai selain diinformasikan di aplikasi SIAPP juga diinformasikan melalui sms gateway. Sehingga dengan adanya sms gateway pegawai dapat mengganti kekurangan jam kerja dengan segera. Keuntungan menggunakan sms gateway biaya hemat atau murah dan sangat efektif untuk penyampain informasi yang tepat, cepat dan up to date. Dengan begitu setiap kali pegawai menyalahi prosedur maka dapat diingatkan melalui sms gateway dengan segera. 4. Menyediakan e-book berupa petunjuk

operasional penggunaan SIAPP yang bisa diunduh secara online sehingga pegawai dapat memahami fitur-fitur dari aplikasi tersebut. 5. Penambahan fitur help pada aplikasi SIAPP

untuk memudahkan dalam mengoperasikan aplikasi tersebut serta dapat mempermudah user memperbaiki kesalahan.

6. Penilaian kinerja disarankan untuk dilakukan lebih sering misalnya dua minggu sekali sehingga dengan begitu melalui SIAPP pegawai-pegawai dapat lebih sering menggunakan aplikasi tersbut dalam mengontrol kehadiran masing-masing.

(13)

4.4 Keputusan Hasil Uji Hipotesis

Setelah dilakukannya pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regrasi linier yang dibantu melalui aplikasi SPSS versi 21 maka didapatkan kesimpulan hipotesis sebagai berikut ini : 1. Kualitas informasi dan kinerja pengguna berpengaruh terhadap kemanfaatan dari aplikasi SIAPP. Hal ini dilihat dari besarnya Adjusted R Square (R2) yaitu sebesar 0,409, untuk nilai Fhitung (22,131) > Ftabel (3,15) . Untuk variabel kualitas informasi Nilai thitung (2,629) > ttabel (1,999) dan variabel kinerja Nilai thitung (3,570) > ttabel (1,999). Sehingga dengan kata lain H1 diterima dan H0 ditolak. Untuk hipotesis yang diajukan yaitu Kualitas informasi dan kinerja berpengaruh terhadap kemanfaatan (H1) diterima.

2. Kualitas informasi dan kinerja pengguna tidak berpengaruh terhadap kemudahan dari aplikasi SIAPP. Hal ini dilihat dari besarnya Adjusted R Square (R2) yaitu sebesar 0,534, untuk nilai Fhitung (35,934) > Ftabel (3,15). Untuk kualitas informasi nilai thitung (5,786) > ttabel (1,999) dan variabel kinerja Nilai thitung (1,863) < ttabel (1,999). Sehingga dengan kata lain H1 diterima dan H0 ditolak. Untuk hipotesis yang diajukan yaitu kualitas informasi dan kinerja berpengaruh terhadap kemudahan( H2) diterima.

3. Persepsi kemudahan secara berpengaruh terhadap kemanfaatan dari SIAPP . Nilai R Square sebesar 0,352, nilai thitung (5,706) > ttabel (1,999) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Untuk hipotesis yang diajukan yaitu persepsi kemudahan berpengaruh terhadap kegunaan (H3) diterima.

4. Persepsi kemanfaatan berpengaruh terhadap sikap pengguna dalam menggunakan aplikasi SIAPP. Nilai R Square sebesar 0,474 dan nilai thitung (7,357) > ttabel (1,999). Maka H0 ditolak dan H1 diterima. Untuk hipotesis yang diajukan yaitu persepsi kemudahan berpengaruh terhadap sikap (H4) diterima.

5. Persepsi kemudahan berpengaruh terhadap sikap pengguna dalam menggunakan aplikasi SIAPP. Nilai R Square sebesar 0,353 dan thitung (5,717) > ttabel (1,999) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Untuk hipotesis yang diajukan yaitu persepsi kemudahan berpengaruh terhadap sikap (H5) diterima.

6. Sikap tidak berpengaruh secara langsung terhadap penerimaan aplikasi SIAPP. Nilai R Square sebesar 0,20 dan nilai thitung (1,105) < ttabel (1,999) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Untuk hipotesis yang diajukan yaitu sikap berpengaruh terhadap penerimaan (H6) ditolak.

7. Persepsi kemanfaatan tidak berpengaruh terhadap penerimaan aplikasi SIAPP. Nilai R Square sebesar 0,010 dan nilai thitung (0,790) < ttabel (1,999) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Untuk hipotesis yang diajukan yaitu persepsi kegunaan berpengaruh terhadap penerimaan (H7) ditolak.

4. 5 Kesimpulan

Berdasarkan dari analisis data penelitian tugas akhir mengenai penerimaan sistem informasi presensi di PSTNT – BATAN Bandung, maka dapat diambil kesimpulan :

1. Pemanfaatan SIAPP digunakan oleh user yaitu

pegawai-pegawai di PSTNT – BATAN

Bandung.

2. Dalam melakukan penelitian tugas akhir ini digunakan teknik wawancara, observasi melalui kuesioner dan pengamatan SIAPP serta studi literatur.

3. Hasil penilaian tingkat penerimaan pada SIAPP adalah, dinilai dari Perceived Usefulness atau tingkat persepsi kegunaan cukup tinggi yaitu 21,37. Tingkat Perceived Ease of Use atau persepsi kemudahan user tinggi yaitu 21,43. Untuk sikap positif user dalam menggunakan SIAPP cukup tinggi yaitu 20,66. Kemudian untuk penerimaan user terhadap SIAPP cukup yaitu 7,54.

4. Berdasarkan hasil pengukuran tingkat penerimaan diketahui bahwa SIAPP memiliki tingkat penerimaan yang cukup terhadap responden yaitu 7,54 dari target pencapaian yaitu 12, maka didapatkan kesimpulan bahwa SIAPP belum cukup diterima oleh pegawai PSTNT – BATAN Bandung.

5. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa adanya SIAPP sangat bermanfaat bagi pegawai di PSTNT – BATAN Bandung. Khususnya dalam meningkatkan kinerja, dengan adanya SIAPP pegawai dapat mengontrol kehadiran masing-masing. Kehadiran inilah menandakan kedisiplinan pegawai yang nantinya berkaitan dengan penilaian kinerja pegawai. Sedangkan dari segi kemudahan sistem presensi sudah mudah diakses baik melalui SIAPP maupun teknologi fingerprint yang ditempatkan pada area-area tertentu sehingga keluar masuknya pegawai terpantau.

6. Berdasarkan hasil penelitian terdapat faktor lain yang menyebabkan SIAPP tidak diterima. 7. Setelah dilakukannya pengukuran penerimaan

sistem informasi terdapat faktor yang menjadikan sistem informasi diterima atau ditolak. Faktor-faktor tersebut diantaranya bisa dilihat dari kualitas informasi, kemudahan dalam penggunaan sistem informasi, kemanfaatan

(14)

menggunakannya. Bahkan dari hasil pengukuran ternyata dengan adanya SIAPP berpengaruh juga terhadap kinerja penggunanya.

8. Setelah dilakukannya pengukuran didapatkan bahwa ada salah satu indikator yang tidak valid yaitu indikator ACC3 yang mana mengenai kerumitan sistem.

9. Berdasarkan analisis pada BAB 3 dalam melakukan penelitian tugas akhir ini fokus objek penelitiannya yaitu pada aplikasi SIAPP yang merupakan pendukung .

10.Pendekatan yang digunakan dalam melakukan analisis yaitu Technology Acceptance Model dengan mengadopsi variabel kegunaan, kemudahan, sikap dan penerimaan.

11.Berdasarkan hasil analisis menu yang sering digunakan user yaitu cuti, absensi dan rekapitulasi presensi.

4.6 Saran

Beberapa yang menjadikan saran-saran dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk penelitian berikutnya tentang penerimaan sistem informasi yang berbasis teknologi

informasi menggunakan TAM dapat

dikembangkan lebih lanjut dengan

mengkombinasikan teori lain misalnya di bidang sosial, ekonomi dan ilmu lainnya.

2. Untuk penelitian berikutnya disarankan untuk mengkaji lebih lanjut mengenai faktor lain yang menyebabkan penerimaan SIAPP ditolak. 3. Dalam melakukan analisis penerimaan sistem

informasi perlu diperhatikan lagi dalam menentukan skala pengukuran supaya bisa mendapatkan hasil yang akurat dengan memperhatikan faktor psikologis responden yang akan menjawab.

4. Aplikasi SIAPP dapat dikembangkan lagi dari segi fitur yang belum terdapat pada aplikasi tersebut. Misalnya penambahan fitur pengajuan cuti, pulang lebih awal, keluar sementara pada

saat jam kerja, izin datang terlambat dan izin tidak masuk kanto. Sehigga dapat meningkatkan tingkat kebermanfaatan SIAPP.

5. Ketelitian dalam pengolahan data responden dan penyusunan instrumen pertanyaan sangat dibutuhkan karena data awal yang salah akan berpengaruh pada hasil akhir yang diberikan. Daftar Pustaka :

[1] Alter, Steven, “Information Systems The Foundation of E-Business 4Th edition”, Prentice Hall, 2002.

[2] Zahra,Femilia, “Pengaruh Kualitas Informasi, Kemampuan Individual dan Norma Subyektif

Terhadap Minat Mahasiswa dalam

Menggunakan Internet Sebagai Sumber

Pustak”, Universitas Taduluko, 2009.

[3] Kadir ,Abdul, ”Pengenalan Sistem Informasi”, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2003.

[4] Rivai, Vethzal & Basri., “Peformance Appraisal: Sistem yang tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya

Saing Perusahan”, Jakarta: PT. Raja.

[5] BATAN, “Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 6 tahun 2013 Tentang Pedoman Penegakan Disiplin dan Penjatuhan

Hukuman Disiplin Pegawai”, BATAN, 2013.

[6] Jogiyanto, “Sistem Informasi Keperilakuan”, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2007.

[7] Wijayanto, Setyo Hari, “Structural Equation Modeling dengan LISREL 8.8: Konsep dan

Tutorial”, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008.

[8] Ghozali,Imam, “Structural Equation

Modelling”, Semarang: Universitas

Diponogor, 2014.

[9] Sarwono,Jonathan,”Metode Riset Skripsi : Pendekatan Kuantitatif (Menggunakan

SPSS)”, Jakarta: PT.Alex Media Komputindo ,

Gambar

Gambar 1 Metodologi tugas Akhir
Gambar 2 Peta Konsep
Tabel 1 Analisis Peran Pelaku
Gambar 4 Strutur Menu SIAPP
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil perhitungan efisiensi, efektivitas pemungutan Pajak Hotel dan Restoran diatas, dapat dilihat bahwa sebelum dijalankannya otonomi daerah di Kabupaten Sleman yaitu pada

Prinsip dari analisis kadar air adalah menguapkan air yang terdapat dalam bahan dengan oven dengan suhu 100°-105°C dalam jangka waktu tertentu (3-24 jam) hingga seluruh

Tidak memiliki tenaga pendidik/instruktur sesuai dengan bidang keahlian serta tidak memiliki bukti sertifikat diklat penigkatan mutu kompensi

Sedangkan hasil perhitungan kesalahan relatif (KR) menggunakan Metode Streeter-Phelps dengan data lapangan pada bagian hulu secara keseluruhan didapatkan nilai rerata

Timbangan ini dipasang pada bagian luar pabrik Casting (Penuangan) yang digunakan untuk menimbang MTC (Metal Transportation Car), yang digunakan untuk membawa ladle yang

Untuk menentukan nilai modulus Young digunakan dua metode, yang pertama dengan mengamati perubahan panjang kawat pada panjang kawat mula-mula tetap, dengan massa diubah,

a) You must cause the modified files to carry prominent notices stating that you changed the files and the date of any change. b) You must cause any work that you distribute

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi