• Tidak ada hasil yang ditemukan

Supervisi dan Akuntabilitas Bimbingan Ko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Supervisi dan Akuntabilitas Bimbingan Ko"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SUPERVISI BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Pengertian

Dalam Blog Maftuhatun : 2013 secara Etimologi, Supervisi berarti pengawasan, penilikan, pembinaan. Sedangkan secara terminologi, Supervisi adalah bantuan berbentuk pembinaan yang di berikan kepada seluruh staf sekolah untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik .

Supervisi bimbingan dan koseling merupakan satu relasi antara supervisor dan konselor (supervisee) dimana supervisor (konselor senior)memberi dukungan dan bantuan untuk meningkatkan mutu kinerja profesional supervisee.tumpu pada satu prinsip yang mengakui setiap manusia itu mempunyai potensi untuk berkembang. Supervisi konseling merupakan pengawasan dan pembinaan yang diberikan kepada pembimbing atau konselor untuk membantu anak-anak yang dalam tahap perkembangan pendidikannya agar situasi situasi belajar mengajar lebih optimal.

Program kegiatan supervisi bukan merupakan :

- Konseling/psikoterapi

- Pemaksaan (imposing)

- Kritik negatif (negative criticism)

- Memperdayakan (disempowering)

- Pertemanan (friendship)

- Mencari kesalahan (fault- finding)

- Hukuman (funishment)

- Untuk konselor yang baru (vovicecounselor)

B. Arah dan Tujuan

Adapun arah supervisi dalam program bimbingan adalah:

1. Mengontrol kegiatan-kegiatan dari para personil bimbingan yaitu bagaimana pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mereka masing-masing

(2)

3. Memungkinkan dicarinya jalan keluar terhadap hambatanhambatan dan permasalahan-permasalahan yang ditemui

4. Memungkinkan terlaksananya program bimbingan secara lancar kearah pencapaian tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan

Tujuan Supervisi

a. Meningkatkan kompetensi professional konselor

b. Meningkatkan kesadaran dan identitas professional

c. Mendorong perkembangan pribadi dan professional

d. Mempromosikan kinerja professional

e. Pemberian jaminan mutu terhadap praktek professional

C. Prinsip-prinsip Supervisi Konseling

Dalam prinsip Supevisi bimbingan dan penyuluhan dapat dibagi berdasarkan sifatnya yaitu prinsip secara umum dan khusus :

1. Prinsip umum

Supervisi harus bersifat praktis,dalam arti dapat di kerjakan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah :

a. Hasil supervisi harus berfungsi sebagai sumber informasi bagi staf sekolah untuk pengembangan proses belajar mengajar/ bimbingan konseling

b. Supervisi dilaksanakan dengan mekanisme yang menunjang kurikulum yang berlaku

2. Prinsip khusus

Supervisi hendaknya dilaksanakan secara :

a. Sistematis artinya supervisi di kembangkan dengan perencanaan yang matang sesuai dengan sasaran yang di inginkan.

b. Objektif artinya supervisi memberikan masukkan sesuai dengan aspek yang terdapat dalam instrument

c. Realistis artinya supervisi di dasarkan atas kenyataan yang sebenarnya yaitu pada keadaan hal-hal yang sudah di pahami dan di lakukan oleh para staf sekolah

(3)

e. Konstruktif artinya supervisi memberikan saran-saran perbaikan kepada yang di supervisi untuk berkembang sesuai dengan ketentuan atau aturan yang berlaku.

f. Kreatif artinya supervisi mengembangkan.

Aspek yang disupervisi :

1. Aspek Ketenagaan

a. Jumlah guru pembimbing dan kesesuaian latar belakang pendidikan

b. Ratio konselor adalah 1: 150

c. Tenaga administrasi

2. Aspek organisasi

a. Struktur organisasi

b. Deskripsi tugas personal

3. Aspek Kegiatan

a. Program kegiatan bimbingan dan konseling

b. Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan koneling

c. Evaluasi kegiatan bimbingan dan konseling

d. Analisis hasil evaluasi bimbingan dan konseling

e. Tindak lanjut

4. Aspek Sarana dan Prasarana

a. Ruang khusus bimbigan dan konseling

b. Ruang konseling

c. Catatn pribadi siswa

d. Kartu status konseling

e. Kartu catatan kejadian

f. Kartu komunikasi

g. Peta laporan dan peta kelas

5. Aspek Laporan

(4)

b. Laporan caturwulan

c. Laporan tahunan

D. Materi, dan Fungsi Supervisi Konseling 1. Materi Supervisi Konseling

Guru pembimbing/konselor bertugas menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan bimbingan dan konseling. Sebagai pelaksana utama, tenaga inti, guru pembimbing/konselor bertugas :

a. Memasyakatkan pelayanan bimbingan.

b. Merencanakan program bimbingan.

c. Melaksanakan seluruh pelayanan bimbingan.

d. Menilai proses dan hasil pelayanan bimbingan dan kegiatan pendukungnya. e. Melaksanakan kegiatan pendukung bimbingan.

f. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian. g. Mengadministrasikan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan h. Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan dalam pelayanan bimbingan. Secara khusus dapat dikatakan bahwa materi supervisi koseling sekolah mencakup :

a. Layanan dan orientasi pokok

1. Layanan orientasi

2. Layanan informasi

3. Layanan bimbingan penempatan dan penyaluran

4. Layanan bimbingan belajar

5. Layanan konseling kelompok

6. Layanan konseling perorangan

b. Kegiatan pendukung bimbingan

1. Aplikasi instrumentasi bimbingan

2. Penyelenggaraan himpunan data

(5)

4. Kunjungan rumah

5. Alih tangan kasus .

2. Fungsi Supervisi Konseling

Memonitor , mencatatan, memberi dukungan,mengukur dan menilai kinerja,mendorong untuk merefleksi ,bentuknya adalah:

a. Mengontrol kegiatan-kegiatan dari para personil bimbingan yaitu bagaimana pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mereka masingmasing

b. Mengontrol adanya kemungkinan hambatan-hambatan yang ditemui oleh para personil bimbingan dalam melaksanakan tugas

c. Memungkinkan dicarinya jalan keluar terhadap hambatan hambatan dan permasalahan-permasalahan yang ditemui

d. Memungkinkan terlaksananya program bimbingan secara lancar kearah pencapaian tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan

E. Pelaksanaan, Dampak, dan Teknik dari Supervisi Konseling

1. Pelaksanaan :

Ada Sejumlah format berbeda dalam pelaksanaan supervisi ( Hawkins dan Shohert,19890). Kesepakatan paling umum adalah membuat kontrak sesi individual selama beberapa periode waktu dengan orang yang sama.Hawkins dan Shohert (1989,2000) telah membangun model proses supervisi yang sangat bermanfaat untuk menjelaskan beberapa isu ini. Mereka berpendapat bahwa enam level operasi dalam supervisi:

1. Refleksi terhadap muatan sesi konseling. Fokusnya di sini adalah klien, apa yang di ucapkannya,bagaimana berbagai bagian dari kehidupan klien saling bertautan dan apa yang di inginkan klien dari penyuluhan.

2. Eksplorasi tekhnik dan strategi yang di gunakan oleh konselor. Tingkatan ini berkenaan dengan maksud terapeutuik konselor,dan pendekatan yang di ambilnya untuk membantu klien.

(6)

4. Perasaan konselor kepada klien. Dalam daerah supervisi ini, Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan memahami reaksi conter- transference konselor, dan isu personal yang di rangsang kembali melalui kontak dengan klien.

5. Apa yang terjadi saat ini dan sekarang antara supervisor dan yang di awasi. Hubungan yang terjadi dalam sesi supervisi mungkin memaparkan karakteristik yang mirip dengan hubungan antara konselor dan kliennya.

6. Perasaan pengawas merespons yang di awasi juga dapat memberikan panduan beberapa cara untuk melihat kasus yang tidak secara sadar diartikulasikan oleh pengawas atau yang di awasi, sekaligus memberikan kontribusi terhadap pemahaman kualitas hubungan pengawas dengan yang di awasi.

2. Dampak Supervisi Konseling yang tidak Efektif :

- Tidak ada balikan dari orang yang kompetenapakah praktek profesional telah memenuhi standar kompetensi dan kode etik

- Ketinggalan iptek dalam bk

- Kehilangan identitas profesi bk

- Kejenuhan profesional (bornout)

- Pelanggaran kode etik yang akut

- Mengulang kekeliruan secara masif

- Erosi pengetahuan yang sudah di dapat daripendidikan prajabatan (pt)

- Siswa dirugikan, tidak mendapatkan layananbk sebagaimana mestinya

3. Metode / Tekhnik Supervisi Konseling

Teknik pelaksanaan supervisi bimbingan dan konseling dapat mengguanakan beberapa alternatif teknik supervisi yaitu

a. Kunjungan kelas

b. Observasi kelas

c. Kunjungan dan atau observasi dokumentasi ke ruang bimbingan

d. Wawancara

(7)

REFERENSI

Depdiknas. 2009. Bahan Belajar Mandiri Kelompok Kerja Pengawas Sekolah Dimensi Kompetensi Supervisi Manajerial. Dirjen PMPTK: Jakarta.

Depdiknas. 2008. Penataan pendidikan Profesional konselor dalam jalur pendidikan formal.

Kartadinata, Sunaryo. 2004. Arah dan Tantangan Bimbingan dan Konseling Profesional: Proposisi Historik-Futuristik. Bandung: UPI

Maftuhatun. 2013. Supervisi dan Akuntabilitas Bimbingan. [Online]. Tersedia :

(8)

SUPERVISI BIMBINGAN DAN KONSELING

TUGAS INDIVIDU

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Supervisi BK yang Diampu Oleh: Dr. Agus Taufiq, M.Pd dan Eka Sakti Yudha, M.Pd

Oleh:

Novianita 1103727

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

Referensi

Dokumen terkait

Cara penyebaran yang lainnya adalah bila seseorang menerima darah (transfusi) atau menerima donor organ (transplantasi) yang sudah tercemar HIV, maka orang tersebut juga sangat

29 Dengan mengusung nilai budaya dalam sebuah teknologi canggih seperti robot yang memiliki kemampuan untuk meringankan pekerjaan manusia Jepang mampu membuat robot

Dari hasil penelusuran literatur yang dilakukan diketahui bahwa telah banyak dilaporkan tentang komposisi kimia minyak atsiri dari kedua jenis tumbuhan ini (Silva et al., 2003;

diberikan setiap bulan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Kapuas sehubungan dengan kedudukannya sebagai Ketua atau Wakil ketua atau anggota panitia musyawarah atau

MANAJEMEN WAKAF PRODUKTIF : Studi Pendayagunaan Donasi Wakaf Bagi Pemberdayaan Ekonomi Umat Pada Dompet Dhuafa Republika.. adalah hasil karya saya sendiri, bukan “duplikasi”

Pasal 3 ayat (2) tersebut telah memberikan jaminan terhadap seseorang untuk mendapatkan kepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan hukum sehingga

Ritus kolektif pada pantang larang masyarakat Melayu Pontianak di dapat dilihat pada prosesi perkawinan dan masa kehamilan yang dilakukan dengan cara menyampaikan pantang larang