BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan suatu usaha yang ditempuh untuk memperoleh suatu
keterampilan dan pengetahuan. Selain itu, pendidikan juga berguna untuk
menambah wawasan seseorang tentang apa yang dipelajarinya sehingga
diharapkan ia mampu menyelesaikan permasalahan dengan apa yang telah ia
pelajari. Pendidikan juga berguna untuk mengembangkan potensi siswa sehingga
siswa mampu mengoptimalkan potensi yang ada pada dirinya baik secara kognitif,
afektif, dan psikomotor.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai sistem
Pendidikan Nasional pada pasal 3 dijelaskan :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani, berilmu, cakap, kreatif, mandiri menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dirancang untuk menyiapkan peserta
didik atau lulusan yang siap memasuki dunia kerja dan mampu mengembangkan
sikap profesional di bidang kejuruan. Berdasarkan Undang-Undang Negara
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 18 dijelaskan bahwa “Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang tertentu”. Siswa lulusan SMK diharapkan menjadi pribadi yang sudah siap untuk bekerja di industri, Septiana dkk. (2016, hlm. 3) menyebutkan bahwa “tujuan SMK yaitu menciptakan lulusan yang siap kerja”. SMK juga bertujuan untuk mencetak tenaga kerja yang memiliki keahlian sesuai dengan bakat dan
keterampilan seperti yang dikemukakan oleh Djafar dkk. (2014, hlm. 100) bahwa “SMK adalah suatu wadah pendidikan yang sedang diprioritaskan pemerintah untuk mencetak tenaga kerja yang sesuai bakat dan keterampilan”. Siswa SMK dipersiapkan sebagai calon pekerja di bidang yang mereka ikuti.
Pendidikan kejuruan juga dikenal sebagai sistem yang berperan dalam
mengembangkan individu atau siswa agar memiliki keterampilan dan teknik yang
sesuai dengan kebutuhan industri saat ini (Fatin, N. 2015, hlm. 85). Tujuan SMK
juga untuk menyiapkan peserta didik sebelum memasuki lapangan kerja serta
mengembangkan sikap profesional agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
serta mampu mengembangkan keahlian dan keterampilan sesuai dengan tuntutan
dunia kerja. Lulusan SMK harus menguasai bidang keahliannya yang dilandasi
dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, etos kerja yang tinggi, dan mampu
berkomunikasi sesuai dengan tuntutan pekerjaan untuk mengikuti perkembangan
yang berlaku di dunia kerja (Djafar dkk. 2014, hlm. 2).
Keselamatan kerja di industri merupakan bagian penting, karena dampak
kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya merugikan karyawan tetapi juga
merugikan perusahaan karena berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi suatu
proses kerja. Ernawati (2010, hlm. 287) mengemukakan bahwa untuk
mempertahankan mutu perusahaan dalam kualitas pekerjaannya “...perusahaan
juga perlu memperhatikan faktor utama pendukung berjalannya roda perusahaan
dalam proyek-proyeknya. Faktor utama yang menjadi tulang punggung sebuah
perusahaan adalah manusia, dalam hal ini para pekerja. Agar mereka dapat
bekerja dengan baik perlu diperhatikan kesehatan dan keselamatan dalam pekerjaannya”. Pada umumnya perusahaan menginginkan apa yang didapat sesuai dengan yang diharapkan. Perusahaan perlu meningkatkan keahlian, kemampuan,
serta penilaian prestasi kerja dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
sumber daya manusia yang ada. Penggunaan sumber daya yang optimal tercermin
dari berhasil atau tidaknya perusahaan dalam mengupayakan karyawannya agar
mempunyai sifat yang positif (Ernawati, 2010, hlm. 288).
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per.05/Men/1996 pasal 2
menyatakan:
Sekolah Menengah Kejuruan sebagai lembaga yang mempersiapkan peserta
didik untuk bisa bekerja di dunia industri tentu perlu menerapkan aspek
keselamatan kerja dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran praktik
mengingat sekarang teknologi sudah lebih maju, maka keselamatan kerja menjadi
salah satu aspek yang sangat penting (Daryanto, 2007, hlm. 20). Dalam proses
pembelajaran praktik, aspek keselamatan kerja perlu diterapkan dan sesuai dengan
kebutuhan industri saat ini. Keselamatan kerja di industri dalam suatu tempat
kerja mencakup berbagai aspek berkaitan dengan kondisi keselamatan sarana
produksi, manusia, dan cara kerja (Ramli, 2009, hlm. 28), sehingga dalam
pembelajaran praktik di Sekolah Menengah Kejuruan perlu juga memperhatikan
aspek keselamatan kerja yang disesuaikan dengan kondisi di industri dengan
memperhatikan aspek sarana produksi, manusia, dan cara kerja.
Berdasarkan hasil observasi awal, keselamatan kerja pada bengkel pemesinan
bubut di PT. Kawani yang merupakan industri dibidang pemesinan di Gedebage
Bandung mencakup 4 aspek utama, yaitu: (1) keselamatan operator, (2)
keselamatan mesin, (3) keselamatan alat pendukung, dan (4) keselamatan benda
kerja. Penerapan keselamatan kerja operator merupakan hal pertama yang sangat
di perhatikan. Keselamatan operator meliputi penggunaan alat pelindung diri,
seperti kacamata bubut, baju kerja, dan safety Shoes. Selain itu, bagian dari
keselamatan operator adalah menjaga kebersihan kondisi lingkungan pekerja
bubut serta adanya pemasangan rambu-rambu dalam bekerja. Lingkungan kerja
selalu dikondisikan bersih dan rapih serta diupayakan tidak ada oli yang
berceceran di lantai yang nantinya akan membahayakan operator dalam bekerja.
Bengkel pemesinan juga menerapkan adanya safety line yang membedakan antara
wilayah kerja operator dan pengunjung.
Keselamatan mesin adalah mengupayakan terhindarnya dari hal yang
menyebabkan gangguan kepada mesin. Bagian dari tindakan keselamatan mesin
di industri adalah menentukan putaran, menentukan kecepatan penyayatan, dan
menentukan kecepatan pemotongan yang harus sesuai dengan kebutuhan benda.
Pahat yang digunakan dalam membubut juga harus sesuai dengan spesifikasi
benda kerja agar proses pengerjaan sesuai dengan yang direncanakan. Pekerja
Penggunaan coolant pada mesin juga diperhatikan pada proses pembubutan dan
selalu digunakan untuk mengurangi efek kerusakan pada pahat dan benda kerja.
Keselamatan alat pendukung merupakan aspek ketiga yang dilaksanakan di
industri. Diupayakan setiap alat digunakan sesuai fungsinya serta ditempatkan
pada wadah yang telah disediakan untuk alat tersebut. Setiap pekerja memiliki
peralatan masing-masing dan ditempatkan pada sebuah meja khusus sehingga
penggunaannya bisa lebih optimal. Disediakan wadah khusus peralatan dan alat
potong yang akan digunakan oleh tiap operator.
Keselamatan benda kerja merupakan aspek kesalamatan kerja yang
dilaksanakan di industri. Benda kerja perlu penanganan yang baik setelah selesai
dibuat agar terhindar dari kecacatan. Benda yang dibuat ditempatkan pada rak
khusus dan disusun dengan rapih. Penanganan benda kerja menggunakan sistem
rolling dalam proses pengerjaannya karena dalam satu benda kerja bisa melewati
beberapa proses pemesinan. Pada tahap akhir sebelum dikirim ke costumer
dilakukan quality control untuk menentukan apakah benda tersebut layak atau
tidak sesuai dengan gambar kerja.
Berdasarkan uraian sebelumnya, dijelaskan bahwa siswa SMK merupakan
calon operator di industri sehingga dalam proses pembelajaran perlu diciptakan
kondisi seperti di industri agar mereka sudah lebih siap (Fatin, 2015, hlm. 85).
Lulusan SMK harus menguasai bidang keahliannya yang dilandasi dasar-dasar
ilmu pengetahuan dan teknologi, etos kerja yang tinggi, dan mampu
berkomunikasi sesuai dengan tuntutan pekerjaan untuk mengikuti perkembangan
yang berlaku di dunia kerja (Djafar dkk. 2014, hlm. 2). Aspek keselamatan kerja
merupakan bagian penting yang diperhatikan di industri karena berkaitan dengan
efektivitas dan efisiensi pada proses kerja sehingga dalam pembelajaran di SMK
perlu diterapkan agar siswa SMK mampu menerapkan keselamatan kerja dengan
baik ketika bekerja di industri. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara,
beberapa aspek keselamatan kerja belum dilakukan oleh beberapa operator lulusan
SMK. Beberapa operator lulusan SMK yang bekerja di industri pemesinan bubut
belum menerapkan keselamatan kerja sesuai dengan standar industri seperti tidak
memakai safety shoes, tidak menggunakan safety glasses, dan tidak menggunakan
menyebabkan kecelakaan bagi operator saat bekerja bubut. Kondisi tersebut
dimungkinkan karena keselamatan kerja industri belum diterapkan dengan baik
oleh siswa pada pembelajaran praktik bubut di SMK sehingga perlu adanya
perbaikan agar diterapkan keselamatan kerja sesuai dengan standar industri yang
terdiri dari aspek keselamatan operator, keselamatan mesin, keselamatan alat
pendukung, dan keselamatan benda kerja. Perlu adanya penelitian pendahuluan
tentang bagaimana penerapan keselamatan kerja industri pada pembelajaran
praktik bubut di SMK agar nantinya bisa dijadikan evaluasi bagi pihak sekolah
dan guru karena siswa SMK dipersiapkan untuk bekerja di industri.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian “Studi Penerapan Standar Keselamatan Kerja Industri
pada Pembelajaran Praktik Bubut Kompleks di Sekolah Menengah Kejuruan”.
Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan menjadi
rumusan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana Penerapan Standar Keselamatan Kerja Industri dalam
Pembelajaran Praktik Bubut Kompleks di Sekolah Menengah Kejuruan pada
aspek keselamatan operator?
2. Bagaimana Penerapan Standar Keselamatan Kerja Industri dalam
Pembelajaran Praktik Bubut Kompleks di Sekolah Menengah Kejuruan pada
aspek keselamatan mesin?
3. Bagaimana Penerapan Standar Keselamatan Kerja Industri dalam
Pembelajaran Praktik Bubut Kompleks di Sekolah Menengah Kejuruan pada
aspek keselamatan alat pendukung?
4. Bagaimana Penerapan Standar Keselamatan Kerja Industri dalam
Pembelajaran Praktik Bubut Kompleks di Sekolah Menengah Kejuruan pada
aspek keselamatan benda kerja?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka tujuan penelitian yang
1. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan Standar Keselamatan Kerja
Industri dalam Pembelajaran Praktik Bubut Kompleks di Sekolah Menengah
Kejuruan pada aspek keselamatan operator.
2. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan Standar Keselamatan Kerja
Industri dalam Pembelajaran Praktik Bubut Kompleks di Sekolah Menengah
Kejuruan pada aspek keselamatan mesin.
3. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan Standar Keselamatan Kerja
Industri dalam Pembelajaran Praktik Bubut Kompleks di Sekolah Menengah
Kejuruan pada aspek keselamatan alat pendukung.
4. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan Standar Keselamatan Kerja
Industri dalam Pembelajaran Praktik Bubut Kompleks di Sekolah Menengah
Kejuruan pada aspek keselamatan benda kerja.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai kalangan,
yaitu:
1. Bagi Siswa
Prosedur keselamatan kerja pada praktikum bubut kompleks diharapkan
mampu menjadi perhatian bagi siswa dan meningkatkan kesadaran dalam
menerapkannya serta memahami setiap tahapan dalam menerapkan prosedur
keselamatan kerja bubut kompleks yang sesuai dengan keadaan di industri.
2. Bagi Guru
Sebagai referensi prosedur keselamatan kerja dalam melakukan pembelajaran
praktikum bubut kompleks sehingga bisa dijadikan panduan dalam mengajar dan
mampu meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya keselamatan kerja.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi SMK
untuk meningkatkan kualitas kompetensi siswa dan kesadaran terhadap
pentingnya keselamatan kerja agar dapat memenuhi standar kompetensi yang
dibutuhkan oleh dunia industri.
Struktur Organisasi Skripsi
Dalam skripsi ini struktur organisasi yang digunakan dalam menguraikan tiap
BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini berisi tentang latar belakang
penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
struktur organisasi skrpisi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bab ini berisi tentang kajian teori yang
digunakan yang mendukung dalam proses penelitian serta menjadi landasan
dalam penyusunan kisi-kisi instrumen.
BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini menjelaskan tentang metode yang
digunakan dalam melakukan penelitian, desain penelitian yang digunakan,
partisipan, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan
analisis data.
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini berisi tentang
temuan-temuan yang didapatkan dalam melakukan penelitian serta pembahasan.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi
tentang bagaimana kesimpulan dari penelitian, kemudian implikasi serta