• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PSPI 1206544 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PSPI 1206544 Chapter1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perpustakaan Sekolah Bina Persada (SBP) merupakan sebuah perpustakaan sekolah yang terletak di Jl. Setra Duta Cemara, Blok K, Setra Duta Residence, Kota Bandung. Sebagai sebuah lembaga pendidikan multinasional, siswa di sekolah ini berasal dari berbagai negara di Asia. Itu sebabnya, sebagian besar koleksi di perpustakaan ini merupakan koleksi berbahasa Inggris. Ruang perpustakaan sekolah ini bersih dan nyaman. Fasilitas yang memadai didukung oleh pelayanan yang prima, menjadi alasan tersendiri bagi pemustaka untuk berlama-lama singgah di

perpustakaan ini. Di sudut-sudut ruangan, terlihat beberapa kertas kecil berbagai warna dan ukuran yang ditempelkan ke dinding.

Di kertas-kertas itu terdapat tulisan tangan yang nampaknya ditulis oleh anak usia taman kanak-kanak. Salah satunya bertuliskan “my hero is librarian. She teaches me how to write and read”. Fasilitas dan layanan yang diberikan di perpustakaan ini mendukung proses belajar mengajar. Pada perpustakaan ini, konsep alive library diberlakukan, dengan tujuan untuk

meningkatkan rasa memiliki pemustaka terhadap perpustakaan. “Intinya saya mau perpustakaan

ini hidup sih sep. cause a good library is an alive library. Tuh lihat, (menunjuk karya siswa) catatan ini (menyentuh kertas-kertas kecil yang ditempel di pintu perpustakaan), gambar-gambar, semuanya hasil karya siswa. Jadi siswa itu punya sense of belonging sama perpustakaan1”.

Konsep alive library merupakan salah satu contoh implementasi brand positioning yang berhasil diterapkan di perpustakaan. Brand positioning merupakan salah satu strategi pemasaran yang menonjolkan nilai keunggulan dan keunikan dari sebuah barang atau jasa, untuk menarik perhatian pemustaka dan mengikatnya untuk menjadi pemustaka setia.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memaksimalkan frekuensi kunjungan para siswa sebagai pemustaka, sehingga akhirnya menjadi pemustaka setia. Hal ini sesuai dengan pendapat Keller (2009) yang menyatakan bahwa, “Positioning is the act of designing the company‟s offering and image to occupy a distinctive place in the minds of the target market”.

1

(2)

Brand positioning merupakan salah satu metode promosi perpustakaan, yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pustakawan untuk memperkenalkan, menjelaskan, dan mengajak pemustaka untuk berkunjung ke perpustakaan, dengan tujuan meningkatkan jumlah kunjungan dan memaksimalkan pemanfaatan koleksi di perpustakaan sekolah. Maradjo, 1975 (dalam Sudarsana dan Bastiano, 2007, hlm.42) mendefinisikan promosi perpustakaan sebagai

“usaha-usaha atau penggalakan atau bantuan memajukan perpustakaan”. Edsall, 1980 (dalam

Santoso, 1995) menambahkan, “promosi adalah suatu bentuk komunikasi yang meliputi tiga

aspek yaitu memberitahu (to inform), mempengaruhi (to influence), dan membujuk (to persuade)”.

Mengingat tujuan promosi adalah untuk mengajak pemustaka berkunjung ke perpustakaan, maka dapat dikatakan bahwa hasil akhir dari sebuah promosi adalah peningkatan

minat kunjung pemustaka. Menurut Suwarno (2009, hlm.111), “pengunjung, anggota, dan

pemakai perpustakaan adalah sasaran utama penyeleggaraan perpustakaan”. Artinya, semakin

tinggi frekuensi kunjungan dan interaksi pemustaka dengan perpustakaan, maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan suatu perpustakaan dan mutu perpustakaan itu sendiri. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan mutu perpustakaan, dibutuhkan kegiatan promosi yang memadai. Adapun kegiatan promosi yang memadai menurut Saladin (2006, hlm.128) harus memenuhi beberapa komponen yang meliputi pemasaran, promosi langsung, publikasi, promosi penjualan, dan penjualan langsung.

(3)

melakukan inovasi dalam mengoptimalkan koleksi perpustakaan, sekaligus meningkatkan loyalitas segenap pemustaka.

Secara umum, perpustakaan dapat didefinisikan sebagai gedung, ruangan, atau bagian dari sebuah gedung yang memuat sejumlah koleksi dan dikelola secara profesional, untuk diakses oleh pemustaka. Achmad dkk (2012, hlm. 3) menyatakan, “perpustakaan adalah sebuah gedung atau ruangan yang didalamnya terjadi proses kegiatan pengumpulan, pengolahan,

penyimpanan dan penyebarluasan bahan pustaka (informasi) untuk keperluan pemustaka”.

Secara luas, perpustakaan bahkan tidak hanya berfungsi sebagai sumber informasi, tetapi juga memiliki makna filosofis, yaitu sebagai pusat peradaban umat manusia. Sebagaimana Shera,

1972 (dalam Laksmi, 2006), menyatakan bahwa “perpustakaan bukan sekedar organisasi tertentu atau jenis sistem informasi spesifik melainkan sebagai sebuah pranata sosial, kultural, dan

pendidikan yang tak terpisahkan satu sama lain”. Bradbury (2013) bahkan menambahkan, “Without libraries what we have? We have no past and no future”.

Sebagai suatu pusat peradaban, perpustakaan menjadi lembaga yang sangat hidup dengan kehadiran pemustaka. Pemustaka merupakan bagian yang sangat penting dalam menjaga eksistensi suatu perpustakaan. Ranganathan, 1931 (dalam Sen, 2008, hlm.87) menyatakan 5 prinsip utama dalam membangun perpustakaan. Kelima prinsip itu meliputi books are for use, every reader his/her book, every book its reader, save the time of the reader, dan library is a growing organism. Berdasarkan kelima prinsip diatas, dapat disimpulkan bahwa salah satu indikator perpustakaan yang ideal adalah terjadinya keterlibatan pemustaka yang aktif di dalamnya. Hal ini sesuai dengan konsep alive library yang diterapkan di Perpustakaan Sekolah Bina Persada (SBP), dimana siswa sebagai pemustaka dilibatkan secara aktif dalam membangun iklim perpustakaan yang dinamis, demi menjaga eksistensi lembaga perpustakaan.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Amir (2014), ditemukan bahwa

“terdapat hubungan antara promosi layanan perpustakaan dengan minat kunjung pemustaka di

(4)

menunjukkan, terdapat hubungan yang cukup signifikan antara kegiatan promosi dengan minat kunjung pemustaka.

Banyak cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan minat kunjung, salah satunya adalah melalui brand positioning. Studi pendahuluan yang dilakukan di Perpustakaan SBP menunjukkan suatu bentuk promosi yang sangat menonjol, dimana Pustakawan tidak hanya melakukan promosi melalui media dan user education tetapi langsung menanamkan brand positioning, melalui sebuah konsep yang disebut alive library. Karena keunggulan tersebut, peneliti merasa perlu untuk mendalami lebih jauh proses brand positioning ini dibangun dan bagaimana hasil yang diperoleh. Penelitian ini diperlukan karena di masa mendatang, informasi berkembang secara lebih cepat dan masif. Tanpa brand positioning, perpustakaan sekolah memiliki resiko yang sangat besar untuk kehilangan eksistensi, mengingat derasnya arus dan sumber informasi pada masa yang akan datang.

Brand positioning merupakan salah satu cara yang dapat dipilih untuk dikembangkan dan diimplementasikan, demi menjaga keberlanjutan lembaga perpustakaan di sekolah. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan studi kasus, dengan tujuan untuk menemukan dan mengungkapkan keunikan atau keunggulan dari suatu fenomena. Berdasarkan latar belakang di atas, topik yang diangkat oleh peneliti adalah mengenai konsep alive library sebagai brand positioning di Perpustakaan SBP. Penulis berharap, penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terutama dalam pengembangan implementasi brand positioning, sehingga kegiatan ini dapat lebih berkembang demi kemajuan perpustakaan sekolah di Indonesia.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, secara umum masalah yang ingin dipecahkan melalui

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimanakah pola brand positioning ‟alive library‟ di Perpustakaan SBP?”.

Untuk mempermudah pembahasan, maka peneliti memfokuskan penelitian melalui pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Mengapa Perpustakaan SBP menerapkan brand positioning?

(5)

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola brand positioning „alive library‟ di Perpustakaan SBP.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai :

1. Alasan penerapan brand positioning di Perpustakaan SBP. 2. Implementasi brand positioning di Perpustakaan SBP.

D. Signifikansi Penelitian

Peneliti berharap hasil dan simpulan dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak yang memiliki perhatian terhadap perkembangan ilmu perpustakaan di Indonesia, terutama dalam bidang promosi perpustakaan dan brand positioning. Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh oleh penulis dan subjek penelitian, adalah sebagai berikut :

1. Segi Teori

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan ilmiah kepada penulis dan pembaca mengenai contoh keberhasilan brand positioning dalam meningkatkan minat kunjung pemustaka, serta memberikan sumbangan bagi pengembangan teori ilmu perpustakaan dan informasi, khususnya dalam bidang promosi.

2. Segi Praktik

Dari segi praktik, penelitian ini memberikan gambaran nilai manfaat kepada peneliti, subjek penelitian dan pihak-pihak lain. Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut : a. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan pengalaman dan pembelajaran berharga, sebagai bagian komperhensif dari disiplin ilmu yang selama ini diperoleh di bangku kuliah.

b. Bagi Program Studi Perpustakaan dan Informasi

(6)

c. Bagi Lembaga Perpustakaan

Sebagai salah satu sumber informasi, perpustakaan harus terus melakukan inovasi untuk meningkatkan kualitas layanan, sekaligus memupuk loyalitas dan dedikasi segenap pemustaka. Oleh karena itu, diperlukan implementasi brand positioning sebagai salah satu upaya untuk mempertahankan eksistensi perpustakaan.

d. Bagi Perpustakaan Sekolah Bina Persada

Bagi Perpustakaan SBP, penelitian ini memuat sejumlah informasi faktual mengenai keberhasilan implementasi brand positioning di Perpustakaan SBP. Diharapkan, penelitian ini mampu menjadi masukan dan bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan, terutama dalam pengembangan brand positioning di perpustakaan.

e. Bagi Mahasiswa Program Studi Perpustakaan dan Informasi

Sebagai calon Pustakawan, mahasiswa Program Studi Perpustakaan dan Informasi idealnya mampu memahami berbagai upaya dalam mempertahankan eksistensi perpustakaan, salah satunya melalui brand positioning. Melalui penelitian ini, diharapkan terjadi peningkatan pemahaman mengenai pentingnya implementasi brand positioning di perpustakaan, sekaligus menjadi kajian yang baru dalam memperdalam ilmu perpustakaan dan informasi yang ditekuni.

f. Bagi Peneliti Selanjutnya

Ke depan, seiring perkembangan perpustakaan yang menekankan ke arah ilmu informasi, perlu kajian lebih fokus pada promosi perpustakaan. Pola yang dikonstruksi dalam penelitian ini diharapkan bisa dikembangkan menggunakan metode kuantitatif agar bisa diterapkan di perpustakaan sekolah lain pada umumnya di masa mendatang.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Penulisan skripsi ini dibagi ke dalam lima bab sebagai berikut.

(7)

acuan dalam pencarian teori yang akan disampaikan pada Bab II, menjadi landasan dan kerangka dalam menetapkan desain, teknik, dan prosedur penelitian yang akan disampaikan pada Bab III, sebagai intisari dan konsep awal dalam mengulas hasil penelitian yang akan dipaparkan pada bab IV, sekaligus menjadi pembuka yang akan ditutup pada bab V.

Bab II adalah kajian pustaka. Kajian pustaka memiliki peran yang sangat penting karena menunjukkan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoritis dalam menyusun pertanyaan dan instrumen penelitian yang akan disampaikan pada Bab III. Selain itu, kajian pustaka pada Bab ini akan menjadi dasar rujukan pada pemaparan hasil penelitian pada Bab IV.

Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian termasuk lokasi, populasi, sampel, desain penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data,

analisis data, dan prosedur penelitian. Data yang terhimpun akan diolah dan dipaparkan pada Bab IV.

Bab IV berisi pemaparan hasil pengolahan data dan pembahasan temuan. Pemaparan dilakukan dengan mengacu kepada kajian pustaka yang telah disampaikan pada Bab II, dan

dirangkum menjadi simpulan pada Bab V.

Referensi

Dokumen terkait

Bahan ajar yang kurang menarik, masih konvesional dan belum tersedianya bahan ajar yang sesuai dengn K-13 sehingga peneliti mengembangkan bahan ajar berbentuk lembar

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 77 Tahun

Status layanan online (on atau off) dapat dilihat di website PDII ( http://www.pdii.lipi.go.id/ ). Pemanfaatan layanan online di PDII dimulai sejak tahun 1997, yakni ketika

Pelbagai konflik yang terbentuk dalam perkongsian ini di antaranya adalah konflik yang terjadi secara horizontal iaitu konflik yang berada dalam koperasi seperti

Sistem ini terdiri tiga elemen utama, yaitu modul atau panel surya sebagai media perubah energi sinar matahari menjadi energi listrik, baterai untuk menyimpan energi

Akan tetapi karena data yang dikelola oleh badan pengelola keuangan daerah tersebut memiliki data yang begitu banyak, maka perlu diketahui bagaimana keterkaitan

Tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui seberapa besar respon peserta didik terhadap penggunaan macromedia flash 8 dalam pembelajaran matematika,

Unt ukmenghi dupkant okoh Si manggal e ( Si gal e- gal e) yang sudah meni nggal , di per l ukanseor angDat uagarSi gal e- gal e dapatmenar ikembal i .Pr osesir i t uali ni di pi