• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Yaitu Nyeripada pasien DM Tipe 2 di RSUD. Dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Yaitu Nyeripada pasien DM Tipe 2 di RSUD. Dr. Pirngadi Medan"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

yang tinggi dan gangguan metabolisme pada umumnya, yang pada perjalanannya bila tidak dikendalikan dengan baik akan menimbulkan berbagai komplikasi baik yang akut maupun yang menahun. Kelainan dasar dari penyakit ini ialah kekurangan hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas, yaitu kekurangan jumlah dan atau dalam kerjanya ( Isniati,2003). Jumlah Penderita diseluruh dunia Jumlah penderita di seluruh dunia tahun 1998 yaitu ± 150 juta, tahun 2000 yaitu ± 175,4 juta diperkirakan tahun 2010 yaitu ± 279 juta (Murwani, 2007).

Berdasarkan Riskesdas 2007 , Prevalensi penyakit DM di Indonesia berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 0,7% sedangkan prevalensi DM (D/G) sebesar 1,1%. Data ini menunjukkan cakupan diagnosis DM oleh tenaga kesehatan mencapai 63,6%, lebih tinggi dibandingkan cakupan penyakit asma maupun penyakit jantung. Prevalensi nasional Penyakit Diabetes Melitus adalah 1,1% (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala).

Menurut konsensus Pengelolaan Diabetes melitus di Indonesia penyuluhan dan perencanaan makan merupakan pilar utama penatalaksanaan DM. Oleh karena itu perencanaan makan dan penyuluhannya kepada pasien DM haruslah mendapat perhatian yang besar

Banyak penderita diabetes yang tidak menyadari dirinya mengidap penyakit yang lebih sering disebut penyakit gula atau kencing manis. Hal ini mungkin disebabkan minimnya informasi masyarakat tentang diabetes terutama gejala-gejalanya.

Kenyamanan adalah konsep tentang kiat keperawatan.Berbagai teori keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan dasar pasien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Konsep kenyamanan memiliki subjektivitas yang sama dengan nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis, sosial, spiritual, psikologis dan kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka menginterpretasikan dan merasakan nyeri. Kolcaba (1992) mendefinisikan kenyamanan dengan cara yang konsisten pada pengalaman subjektif pasien. Sehingga penting bagi perawat untuk memahami makna nyeri bagi setiap individu karena individu bersifat subjektif dan individual.

(2)

2

Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut (Long, 1996).Secara umum, nyeri dapat didefenisikan sebagai perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat (Priharjo, 1992).Walaupun telah banyak intervensi untuk mengatasi nyeri baik secara farmakologis maupun non-farmakologis namun hasilnya belum sepenuhnya memuaskan. Penyelesaian masalah nyeri pasien masih menghadapi kendala baik dari pasien., tenaga kesehatan ataupun rumah sakit. Oleh karena itu nyeri tetap menjadi masalah yang paling sering dikeluhkan.

Nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan untuk melindungi nyeri. Apabila seseorang merasakan nyeri, maka perilakunya akan berubah. Misalnya, seseorang yang kakinya terkilir menghindari aktivitas mengangkat barang yang memberi beban penuh pada kakinya untuk mencegah cedera lebih lanjut.Nyeri merupakan tanda peringatan bahwa terjadi kerusakan jaringan, yang harus menjadi pertimbangan utama keperawatan saat mengkaji nyeri (Clancy dan McVicar, 1992).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi gangguan rasa aman dan nyaman: nyeri yang dialami oleh pasienyaitu Tn. S di RSUD dr. Pirngadi Medan.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan konsep dan Menyusun asuhan keperawatan dengan diagnosa gangguan rasa aman dan nyaman: nyeri.

1.2.3 Manfaat

1. Penulis

Dapat menambah pengetahuan tentang intervensi terhadap gangguan rasa nyaman: nyeri serta meningkatkan keterampilan dan wawasan bagi penulis. 2. Tenaga kesehatan

Masukan agar tenaga kesehatan lebih bertanggung jawab dalam memberikan kontribusi penanganan masalah NYERI pada pasie DM Tipe-2.

3. Bagi instansi pendidikan sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa D3 keperawatan.

Referensi

Dokumen terkait

Developed the X-0 complex in Kuningan: a 5-star Gran Meliã Hotel and Graha Surya Internusa Office Building 1991 Developed 1,400 hectare industrial estate development in

Dustbathing is one of the major behavioural systems of domestic fowl that is constrained by commercial caging systems. Although research conducted over the last 20 years has revealed

The aim of this experiment was to study the relationship between feather pecking and ground pecking in laying hens and the effect of group size on feather pecking behaviour. Hisex

 To be a world class mining company with a diversified portfolio of high quality coal and metals. assets with the following

Bourne, Pathogenesis of acy- clovir-resistant herpes simplex type 2 isolates in animal models of genital herpes: models for antiviral evalua- tions 47 , 159.. Bernstein, D.I.,

Jika jumlah ini lebih rendah dari nilai wajar aset bersih entitas yang diakuisisi, dan pengukuran atas seluruh jumlah tersebut telah ditelaah, dalam kasus pembelian dengan

Alat dan Bahan : Karet gelang dan kartu angka, kartu dadu, dan media lainnya. Langkah

Mahasiswa memenuhi semua komponen penilaian dan menyelesaikan tugas dengan sangat baik serta mampu memaparkan materi praktikum dan tugas individu sesuai dengan topik yang telah