iii
TINJAUAN YURIDIS MENGENAI STATUS KEWARGANEGARAAN ETNIS ROHINGYA DI MYANMAR BERDASARKAN CONVENTION
RELATING TO THE STATUS OF STATELESS PERSONS 1954 Dr. Chairul Bariah, SH, M. Hum*
Dr. Sutiarnoto, SH, M.Hum** M. Ridha Thanthawi***
ABSTRAKSI
Penulisan skripsi ini dilatar belakangi oleh ketertarikan penulis terhadap diskriminasi yang terjadi pada etnis Rohingya yang berada di Myanmar. Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi permasalahan adalah bagaimana eksistensi etnis Rohingya di Myanmar, pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) yang terjadi pada etnis Rohingya di Myanmar, dan status kewarganegaraan etnis Rohingya di Myanmar (berdasarkan Convention Relating to the Status of Stateless Persons 1954).
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum normatif atau penelitian kepustakaan yang didasarkan pada data sekunder yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan dari kepustakaan, peraturan perundang-undangan, konvensi internasional, jurnal internasional, internet, dan hasil tulisan ilmiah lainnya seperti paper atau makalah yang erat kaitannya dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengambil kesimpulan bahwa tindakan pemerintah Myanmar yang menyatakan Rohingya adalah non-national
itu telah melanggar ketentuan hukum internasional serta hak asasi manusia, khususnya etnis Rohingya yang termasuk dalam etnis minoritas dimana perlindungan akan hak-haknya diatur dalam instrumen hukum internasional. Menurut hukum internasional, pemerintah Myanmar memiliki tanggung jawab untuk melakukan penyelidikan terhadap yang terjadi kepada etnis Rohingya serta berkewajiban untuk mengadili dan menghukum oknum-oknum yang terlibat dalam kasus pelanggaran HAM tersebut. Pada Convention Relating to the Status of Stateless Persons 1954 tentang orang-orang yang tidak memiliki kewarganegaraan yaitu etnis Rohingya yang berada di Myanmar perlu diatur sebuah persetujuan internasional agar orang-orang yang tidak berkewarganegaraan ini dapat diperbaiki statusnya dan setidaknya memiliki hak yang sama dengan pengungsi, karena setiap orang memiliki hak asasi yang melekat kepada dirinya sebagai manusia.
Kata Kunci: Pelanggaran HAM Berat, Etnis Minoritas, Extra Ordinary Crime
* Dosen Pembimbing I ** Dosen Pembimbing II