• Tidak ada hasil yang ditemukan

AGAMA POLITIK DAN PLURALISME pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "AGAMA POLITIK DAN PLURALISME pdf"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

AGAMA, POLITIK, DAN PLURALISME

Oleh :

Mediyan Rahmad Saputra

B. Pol. 2 / 125120500111008

Dosen Pengampu :

Ahmad Hasan Ubaid, S.IP, M.IP

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

1. Agama masuk ranah politik

Sebenarnya agama masuk ke ranah politik sudah mulai ada sejak jaman Nabi Muhammad saw. contoh piagam madinah, tetapi pada zaman ini, Nabi tidak mencampur adukkan agama ke politik, karena agama dan politik adalah dua zona yang berbeda. Keduanya, agama dan politik tetap menyatu pada diri Nabi dalam dimensi esoteris: nilai dan norma, bukan pada tataran eksoteris: simbol dan formalitas.1 Sebenarnya konsep pemisahan agama dan politik ini diusung oleh kelompok sekuler. Dan masuknya agama ke ranah politik, khususnya ke politik praktis yakni setelah Nabi wafat menyebabkan banyak peperangan karena ingin merebut kekuasaan sebagai “raja” bukan sebagai Nabi jika menilik sejarah perpolitikan isam saat itu, contoh perang unta/jamal antara menantu Nabi (Ali ra.) yang terlibat konflik terbuka dengan isteri Nabi (Aisyah ra.). Pada fase ini, kepentingan politik bernaung dibawah simbol agama.

Ketika agama menjadi ideologi politik, maka setiap tindakan yang dilakukan akan meng-atas nama-kan Tuhan, walaupun sebenarnya tindakan itu sangat duniawi. Dan untuk saat ini, sebagian besar negara, agama menurut saya tidak masuk dalam dunia politik, melainkan hanya sebatas terlibat dalam agenda civil society seperti HAM, kebebasan, dan keadilan sosial atau bisa dikatakan menjadi ruh dalam kehidupan manusia itu sendiri. Jadi tidak ada fusi (penggabungan atau peleburan) disana, atau dengan kata lain agama dan politik saling berjalan/ bekerja sama.

2. Ideologi fundamentalisme masuk ke Indonseia

Menjadikan salah satu agama menjadi dasar agama adalah salah satu tujuan dari kelompok fundamentalisme. Di Indonesia, kaum fundament terjilma dalam gerakan majelis mujahidin Indonesia (MMI), fron pembela Islam (FPI), jema'at Islamiyah (JI), Hizbut tahrir (HT), partai keadilan sejahtera (PKS) dan banyak lagi yang lainnya.2 Kelompok-kelompok fundamentalisme memiliki ciri tertentu antara lain: konservatif, liberal, etnosentris, integratif, dogmatik, fanatik, militan dan sebagainya.3

1

Politik Agama Berbahaya: Membaca Sejarah Lama. (online)

politik.kompasiana.com/2013/03/31/politik-agama-berbahaya-membaca-sejarah-lama-547301.html, diakses 11 April 2013.

2

dalam jurnal Anis Humaidi. Fundamentalisme Sebuah Fenomena Sosial. Hlm. 3. Empirisma, Volume 14 No. 1 Januari 2005

3

(3)

Selain dalam bentuk gerakan sebagai mana di atas, menurut Khursid Ahmed fundamentalisme Islam Indonesia juga menuangkan gerakannya dalam dua aspek yang lainnya yaitu aspek dakwah dan politik.

Menguatnya fundamentalisme agama bisa menjadi ancaman bagi Indonesia diantaranya pada pemenuhan Hak Asasi Perempuan dan Demokrasi itu sendiri. Karena pada mulanya, fundamentalisme kuat jika kelompok yang utama dan terutama yang disasar dalam gerakan dan paham fundamentalisme ini adalah perempuan berhasil ditarget. Menurut kaum fundamental, perempuan adalah symbol kemurnian dan agama.

Sebenarnya fundamental masuk ke Indonesia sejak masa Reformasi dimana partai-partai mulai merambah masuk ke parlemen dan berbasis agama. Bahkan munculnya berbagai perda syariah yang ada di hampir seluruh Indonesia merupakan salah satu bukti adanya keinginan mewujudkan negara agama. ideologi Islam sendiri sudah mulai muncul sejak awal Indonesia berdiri dan saat itu sudah ada kelompok yang menginginkan Islam sebagai dasar Negara. Menurut fundament, Islam tidak bisa tegak tanpa kekuasaan politik sehingga kekuasaan itu harus direbut. Politik digunakan untuk melindungi agama dan untuk pengaturan tata kehidupan dunia. Dan tujuan akhirnya adalah formalisasi syariat Islam melalui instrumen hukum Negara.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi terorisme

Beberapa kejadian kekerasan akhir-akhir ini seperti aksi terorisme memiliki background fundamentalisme agama contoh Al-Qaida di Afghanistan, Abu Sayyaf di Filipina Selatan dan Jemaah Islamiyyah di Indonesia. Faktor-faktor terorisme tidak lepas dari faktor psikologis, kultural, religius, ekonomi, politik, dan sejarah.3 Faktor lain yang menjadi akar permasalahan adalah diantaranya kemiskinan, ketidakpercayaan terhadap negara, tidak memiliki perasaan takut terhadap penyelenggara negara, serta kurangnya pendidikan dan keterbelakangan.4 Ini semua disebabkan pengaruh dari luar seperti perpecahan antar sesama, tidak terkecuali peran media saat ini.

3

Henrikus Pedor, Fundamentalisme dan Tanggapan Gereja Asia. (online) artikel.sabda.org/fundamentalisme_dan_tanggapan_gereja_asia, diakses 11 April 2013 4

Mahfudz Tejani, Analisis Tentang Terorisme Agama Di Indonesia, Akar

Permasalahan Dan Penanggulangannya. Sumber Kapolri Jendral Timur Pradopo

(4)

Tetapi pengaruh dari dalam juga patut untuk tidak dikesampingkan, seperti kurangnya pembekalan pendidikan agama sejak dini sehingga banyak kalangan muda yang seolah-olah terjebak.

Sebenarnya, terorisme ada kaitannya dengan ideologi Fundamentalisme. Jadi faktor lainnya adalah kecenderungan radikal, bercita-cita mendirikan negara Islam, adanya kekecewaan terhadap sistem demokrasi yang dinilai sekuler, dan merasa ada ketidakadilan politik. Ini semua merupakan citra fundamental. Dalam ranah islam sendiri, faktor yang mempengaruhi terorisme adalah faktor budaya dan perkawinan keluarga dekat.

4. Konsep pluralitas agama

Pluralisme adalah toleransi. Jadi pluralisme agama adalah toleransi agama. Kebanyakan orangang menafsirkan pluralitas demikian.Anggapan bahwa “pluralisme agama = toleransi agama” adalah anggapan subyektif yang jelas-jelas ditolak oleh

para pakar dan penganjur pluralisme sendiri, Diana L. Eck, direktur The Pluralism

Project di Universiti Harvard, Amerika Serikat. Penekanan Pluralisme lebih pada

“kesamaan” atau “kesetaraan” (equality) dalam segala hal, termasuk “beragama”.

Setiap pemeluk agama harus memandang sama pada semua agama dan pemeluknya.5 Menurut saya, pluralitas agama tidak hanya kesamaan atau sekedar makna toleransi saja, tetapi konsep pluralitas adalah konsep dimana semua agama adalah sama, valid dan otentik atau biasa disebut relatif. Pluralisme agama sebenarnya adalah ajaran demokrasi dalam beragama yang lebih menitik-beratkan pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip demokrasi itu sendiri.6

Dalam konteks islam, menurut saya pluralitas agama ada batasannya. Ruang lingkup pluralitas islam adalah tidak melencengnya ajaran yang dianut dengan ajaran yang diturunkan Tuhan melalui wahyu yang disampaikan kepada Rasul atau malaikat sebagai utusan Tuhan. Bukan perbedaan terhadap paham pada masing-masing kelompok.

5

dalam jurnal Dr. Anis Malik Thoha, Ciri-ciri Fahaman Pluralisme Agama. Hlm 1 6

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan Rahmat dan Taufik dan serta Hidayah-Nya, bahkan kebaikan- Nya yang telah memberikan

Bab ini berisi pembahasan hasil yang diperoleh dalam penelitian di mana kesesuaian hasil dengan tujuan penelitian akan menghasilkan sebuah rekomendasi

Pemberian morfin dalam dosis kecil (5-10 mg) akan menyebabkan euforia pada pasien yang sedang nyeri. Efek analgetik morfin dan opioid lain sangat selektif dan tidak disertai

Terdapat hubungan yang sangat kuat antara laju produktivitas primer perairan dengan klorofil-a dan faktor fisika kimia perairan (suhu, kecerahan, intensitas cahaya, DO

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PENGGUNAAN JAMBAN DAN KONDISI JAMBAN PASCA METODE PEMICUAN DI DESA SRI RAHAYU KECAMATAN CIKANCUNG KABUPATEN BANDUNG. Universitas

Recent research by Fatima, Amiraa, and Halim, (2011) investigated the relationship between Organizational Citizenship Behavior, Organizational Justice and Job

Teknik latihan berbicara bebas dilakukan dengan cara memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk berbicara secara bebas. Guru berfungsi sebagai

Cho (1998) yang melakukan penelitian untuk menguji hubungan antara struktur kepemilikan, nilai perusahaan dan investasi dengan menggunakan persamaan simultan