• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN ZAKAT DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN ZAKAT DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI (1)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN ZAKAT DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI

(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia) Dosen Pengampu : ZEIN MUTTAQIN S.E.I., M.A.

Disusun Oleh

Ikhsan Nurani 14423056

Ratih Cahyaning Putri 14423060

PRODI EKONOMI ISLAM FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

▸ Baca selengkapnya: ibadah zakat dalam prinsip musawah merupakan upaya untuk

(2)

Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang mana atas rahmat dan ridhoNya, kami dapat menyelesaikan makalah mengenai peran zakat dalam mengentaskan kemiskinan guna untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.

Semoga makalah ini bisa menjadi ilmu yang bermanfaat bagi pembaca secara umum dan kami secara khususnya. Tentunya makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan saran sangat kami butuhkan. Sehingga kekurangan yang ada bisa kami perbaiki dan menjadikan apa yang terkandung dalam makalah ini bisa tersampaikan dengan jelas.

Dan tak lupa, kami berterimakasih sekali kepada dosen pengampu mata kuliah ini. Sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Demikian semoga melalui ini kita senantiasa dapat terus menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama, amin.

Yogyakarta, 20 Desember 2016

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...2

Daftar Isi ...3

BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang...4

B. Rumusan Masalah...4

C. Tujuan Penulisan ...4

BAB II PEMBAHASAN ... A. Pengertian Zakat ...5

B. Tujuan dan Hikmah Pengelolaan Zakat ...7

C. Sumber – Sumber Zakat...8

D. Peran dan Pengelolaan Zakat terhadap kemiskinan ...9

BAB III PENUTUP ... A. Kesimpulan...11

DAFTAR PUSTAKA...12

(4)

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Di Indonesia adalah Negara yang jumlah umat muslimnya sangat banyak oleh karena itu salah satu rukun islam yang ketiga mewajibkan umat muslimnya untuk melakukan zakat, zakat sendiri adalah salah satu sumber pendapatan yang cukup penting untuk pembangunan ekonomi dalam suatu Negara.

Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Zakat mengandung beberapa arti seperti membersihkan, bertumbuh dan berkah. Diunakan kata “zaka’ dengan arti membersihkan itu, untuk ibadah pokok rukun Islam dan hikmahnya untuk membersihkan jiwa harta orang orang yang berzakat. Dalam terminologi hukum (Syara) zakat diartikan “pemberian’ tertentu dan harta tertentu kepada orang tertentu menurut syarat-syarat yang ditentukan”. Sebagai salah satu bentuk pendapatan dari sistem ekonomi islam, zakat seharusnya dapat dioptimalkan sebagai salah satu ujun tombak pembangunan ekonomi di Indonesia, Indonesia yang secara demografis merupakan neara berpenduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi zakat yang sangat besar, yakni menurut Riset Habib Ahmed (IRTI-IDB/islamic Research an Trainin Institute Islamic Development Bank) adalah 2 persen dari GDP Indonesia (Rp 5 ribu triliyun) atau sebesar Rp 100 triliyun per tahun. Namun dari jumlah tersebut hanya 1,5 trilyun yang baru tergarap.

Salah satu kekilafan paling besar yang telah berlaku berabad-abad ialah dalam mengartikan zakat itu dalam bidang pengertian ushulfiqh semata-mata. Tidak dipelajari agak luas dan mendalam hikmat zakat, dalam bentuk riil dalam masyarakat, keadaan teknis barang-barang harta benda yang wajib dizakatkan. Dan tidak pula dipelajari dengan petunjuk petunjuk Qur’an, hadits dan ilmu pengetahuan. Inimenunjukkanbahwa zakat adalah bagian pemting dalam kehidupa numat islam. Bahkan pada masa Kholifah Abu Bakar as- siddiq orang-orang enggan berzakat diperangi sampai mereka mau berzakat. Itu karena kewajiban berzakat sama dengan kewajiban mendirikan Shalat. Allah berfirmandalam Qur’an surah al-Baqarah: 277. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan ama lsaleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala disisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah zakat itu? Apa dasar hukum dan sumber zakat? 2. Apa tujuan dan hikmah pengelolaan zakat?

3. Apa peran dan pengelolaan zakat terhadap Pembangunan Ekonomi?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui arti zakat yang sebetulnya dan mengetahui dasar hukum zakat serta sumber zakat

2. Untuk mengetahui tujuan dan hikmah pengelolaan zakat

(5)
(6)

PEMBAHASAN A. Pengertian Zakat

Zakat menurut UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seseorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. Zakat adalah rukun Islam yang ketiga yang diwajibkan di Madinah pada bulan Syawal tahun kedua Hijriyah setelah diwajibkannya puasaRamadhan. Ijma(kesepakatan) ulama telah sepakatakan kewajiban zakat danbagi yang mengingkarinya berarti telah kafir dari Islam. Zakat merupakan ibadah Maliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi ekonomi atau pemerataan karunia Allah dan juga merupakan solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusiaan dan keadilan, pembuktian persaudaraan Islam, pengikat batin antara golongan kaya dengan miskin dan sebagai penghilang jurang yang menjadi pemisah antara golongan yang kuat dengan yang lemah.

Pada awal diwajibkannya zakat pada masaRasullah SAW pelaksanaan zakat ditangani sendiri oleh Rasul SAW. Beliau mengirim para petugasnya untuk menarik zakat dari orang-orang yang ditetapkan sebagai pembayar zakat, lalu dicatat, dikumpulkan dijagadan akhirnya dibagikan kepada para penerima zakat (al-asnaf al-samanniyah) Rasulullah SAW pernah memperkerjakan seorang pemuda dari suku Asad, yang bernama Ibnul Lutaibah, untuk mengurus urusan zakat Bani Sulaim. Permah pula mengutus Ali bin Abi Thalib ke Yaman untuk menjadi amil zakat. Muaz bin Jabal pernah diutus Rasulullah SAW pergikeYaman, disamping bertugas sebagai da’I (menjelaskan ajaran islam secara umum), juga mempunyai tugas khusus menjadi amil zakat. Demikian pula yang dilakukanoleh para khulafaar-rasyidin

sesudahnya, mereka selalu mempunyai petugas khusus yang mengatur masalah zakat, baik pengambilan maupun pendistribusiannya. Diambilnya zakat darimuzaki (orang yang memiliki kewajiban berzakat) melalui amil zakat untuk kemudian disalurkan kepada mustahik, menunjukkan kewajiban zakat itu bukanlah semata-mata bersifat amal karitatif (kedermawanan), tetapi juga ia suatu kewajiban yang juga bersifat otoritatif (ijabri)

Dalam konteks kenegaraan, zakat seharunya menjadi bagian utama dalam penerimaan Negara. Zakat harus masuk dalam kerangka kebijakan fiskal Negara dan bukan hanya dijadikan pengeluaran penguranganp enghasilan kena pajak, karena justru akan mengurangi pendapatan Negara. Zakat harus dikelola oleh Negara dan ditegakkan hukumnya dalam peraturanperundang-undangan yang mengatur berbagai aspek tentang zakat.

(7)

Tahun 1999 yang dipertegas lagi oleh UU Pajak No. 17 Tahun 2000 zakat menjadi pengurang penghasilan kena pajak sehingga tidak dikenakan kewajiban ganda.

B. Tujuan Dan Hikmah Pengelolaan Zakat

Tujuan pengelolaan zakat menurut amanahUndang-undang No.38 Tahu 1999 adalah:

1. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntuna agama

2. Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraa nmasyarakat dan keadilan sosial.

3. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat

Sedangkan hikmah zakat antara lain:

1. Menghindari kesenjangan sosiala ntara aghniya dan du’afa

2. Pilar amal jama’I antara aghniya dengan para mujahid dan da’I yang berjuang dan berdakwah dalam rangka meningkatkan kalimat Allah SWT.

3. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk

4. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat 5. Ungkapan rasa syukuratasnikmat Allah SWT berikan

6. Untukpengembanganpotensiumat

7. Dukungan moral kepada orang yang barumasuk Islam

8. Menambah pendapatan Negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi umat

Selain itu juga, zakat merupakan ibadah yang memiliki nilai dimensi ganda, trasendental dan horizontal. Oleh sebab itu, zakat memiliki banyak arti bagi kehidupan manusia, terutama Islam. Zakat memiliki banyak hikmah, baik yang berkaitan denganAllsh SWT maupun hubungan social kemasyarakatan diantara manusia, antara lain:

1. Menolong, membantu, membina, danmembangunkauduafa yang lemahpapahd engan materi sekedar untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Dengan kondisi tersebut mereka akan mampu melaksanakan kewajibannya terhadap Allah SWT.

2. Membersihkan/mensucikan harta, jiwa manusia darisifat kikir dan dosa serta cinta dunia, berakhlak dengan sifat Allah, mengembangkan kekayaan batin, menarik simpati dan rasa cinta dan sebagai tanda syukur terhadap kepemilikan harta dan mendorong untuk berusaha, bekerja keras, kreatif dan produktif dalam usaha serta efisiensi waktu.

3. Menjadi unsure penting mewujudkan keseimbangan dalam distribusi harta (social distribution) ,dan keseimbangan tanggungjawab individu dalam masyarakat.

4. Dapat menunjang terwudunya system kemasyarakatan Islam yang berdiri atasprinsip-prinsip: Umatan Wahidatan ( umatyagsatu), Musawah (persamaan derajat, dan kewajiban),

Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) dan Takaful Ijt’ma’ (tanggungjawab bersama).

(8)

terbebas dari tuntunan Allah SWT dankewajiban kemasyarakatan, akan selalu melingkupi hati.

6. Zakat adalah ibadah Maliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi social ekonomi atau pemerataan karunia Allah SWT dan juga merupakan perwujudan solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusiaan dan keadilan, pembuktianpersaudaraan Islam, pengikat persatuan umat dan bangsa, sebagai pengikat batin antara golongan kaya dengan yang miskin dan sebagai penimbun jurang yang menjadi pemisah antara golongan yang kuat dengan yang lemah.

7. Mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera di mana hubungan seseorang dengan yang lainnya menjadi rukun, damai, dan harmonis yang akhirnya dapat menciptkana situasi yang tentram, aman lahir batin. Dalam masyarakat seperti itu takan ada lagi kekhawatir akan hidupnya kembali bahaya komunisme (ateis) dan paham atau ajaran yan sesat dan menyesatkan. Sebab denan dimensi dan funsi ganda zakat, persoalanyan dihadapi kapitalisme dan sosialisme dengan sendirinya sudah terjawab. Akhirnya sesuai dengan janji Allah SWT, akan tetapi terciptalah sebuah masyarakat yang baldatun thoyiban wa Ra-bbun Ghafur.

8. Sebagai sarana untuk menunjang seluruh aktivitas dijalan Allah yang digolongkan pada dakwah. (Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, 403-409,2009)

C. Sumber-sumber Zakat

Adapun sumber – sumber zakat yaitu :

1. Hewan Ternak. Dalam berbagai hadist dikemukakan bahwa hewan ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya setelah memenuhi persyaratan tertentu ada tiga jenis, yaitu unta, sapi dan domba atau kambing. Dan para ulama juga telah bersepakat kewajiban zakat pada tiga jenis, yaitu unta, sapi, dan domba. Sedangkan diluar ketiga jenis tersebut, para ulama berbeda pendapat. Abu Hanifah berpendapat bahwa pada binatang kuda dikenakan kewajiban zakat,sedangkan Imam Malik dan Imam Safi’i tidak mewajibkannya, kecuali bila kuda itu diperjual belikan. Apabila diperhatikan dari dalil-dalil dalam Al-Quran dan hadist serta pendapat para ulama, dapat disimpulkan bahwa hewan ternak selain unta, sapi, dan domba, seperti unggas, tidaklah termasuk pada kategori zakat hewan ternak, melainkan zakat perdagangan.

2. Emas dan perak. Kewajiban mengeluarkan zakat emas dan perak setelah memenuhi persyaratan tertentu dinyatakan dalam surat At-Taubah ayat 34-35 dan hadist Nabi riwayat Imam Muslim. Para ulama fiqih telah bersepakat bahwa emas dan perak wajib dikeluarkan zakatnya apabila telah mencapai nishab dan telah berlalu satu tahun. Berdasarkan hadist Nabi yang diriwayatkan Abu Dawud, nishab zakat zakat emas adalah dua puluh misqal atau dua puluh dinar, sedangkan nishab zakat perak adalah dua ratus dirham. Dua puluh misqal

atau dua puluh dinar sama dengan delapan puluh lima gram emas. Dua ratus dirham sama dengan lima gram perak.

(9)

diriwayatkan Abu Dawud. Hampir seluruh ulama bersepakat bahwa perdagangan itu harus dikeluarkan zakatnya, apabila memenuhi persyaratan kewajiban zakat. Ada tiga persyaratan utama kewajiban zakat pada perdagangan, yaitu: pertama, niat berdagang. Kedua,

mencapai nishab. Ketiga, telah berlalu satu tahun

4. Hasil Pertanian. Tanaman, tumbuhan, buah – buahan, dan hasil pertanian lainnya yang telah memenuhi persyaratan telah wajib zakat, harus dikeluarkan zakatnya. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran surat Al-An’am ayat 141 dan hadist Nabi yang diriwayatkan Imam Bukhari. Hadist Nabi telah membedakan besarnya zakat pertanian dari tanaman yang mempergunakan biaya yang besar dalam pengairannya, seperti sistim irigasi, yaitu sebesar lima persen. Sedangkan yang tidak menggunakannya, zakat yang lebih besar , yaitu sepuluh persen.

5. Barang Tambang (ma’din) dan Barang Temuan (rikaz). Yang menjadi dasar diwajibkannya zakat pada temuan dan barang tambang yaitu sebuah hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Sunan Ibnu Majah dari Abu Hurairah. Barang tambang wajib dikeluarkan zakatnya yang

nishab nya sama dengan nishab emas dan perak, yaitu 20 misqal emas atau 200 dirham perak dengan kadar zakat sebesar 2,5 persen. Adapun untuk barang temuan zakat yang wajib dikeluarkan sebesar 20 persen yang harus disimpan di baitul mal untuk kepentingan kemaslahatan masyarakat (Hafiduddin, 2008)

D. Peran Zakat dalam Pembangunan Ekonomi

(10)

melalui agihan semula kekayaan dalam masyarakat dan sebagai satu bentuk penyucian dan pembangunan rohani setiap Muslim. Zakat juga bertindak sebagai satu mekanisma yang penting kepada sesebuah negara Islam bagi menjamin kemaslahatan rakyat seluruhnya. Zakat juga mempunyai keupayaan dan kekuatan bagi membasmi kemiskinan dan menjamin keseimbangan jurang antara golongan kaya dan miskin melalui mekanisma agihan semula kekayaan dalam masyarakat. Zakat merupakan suatu pendapatan yang tetap dan menjadi kewajipan untuk sentiasa dilaksanakan oleh sesebuah negara Islam dan ianya tidak akan terhenti. Oleh itu, negara Islam dapat menggunakan sumber zakat bagi membina kekuatan ekonomi, sosial, pendidikan dan akhirnya dapat membina kekuatan Umat Islam secara tidak langsung membina kesatuan Ummah yang jitu. Masalah membasmi kemiskinan merupakan tujuan utama sistem zakat dalam Islam melalui penyediaan saraan hidup dan modal yang mencukupi bagi golongan yang berhajat. Saraan hidup daripada zakat ini diperuntukkan kepada golongan yang tidak mampu bekerja dengan sebab-sebab cacat anggota atau sebagainya. Modal pula diperuntukkan kepada golongan yang mampu bekerja tetapi tidak mempunyai modal untuk menjalankan pekerjaan. Kedua-dua peruntukkan ini diberi dengan kadar yang mencukupi sesuai dengan keadaan ekonomi, masa, tempat dan keperluan fakir miskin itu. Saraan hidup ini hendaklah mencukupi untuk makan, minum , pakaian, tempat tinggal, pelajaran dan kesihatan. Manakala modal pula hendaklah mencukupi kadar modal sesuatu projek yang hendak dijalankan. Pemberian saraan hidup dan modal serta tujuan-tujuan lain adalah dengan kadar mencukupi. Kadar mencukupi untuk saraan hidup yang diambil kira daripada lima keperluan asas hendaklah diberi selama mana dihajati dan difikirkan perlu oleh golongan tersebut walaupun untuk sepanjang hidupnya atau dengan cara bulanan dan sebagainya. Selain dari alat membasmi kemiskinan, zakat juga merupakan alat untuk memerangi masalah riba yang dilaknat oleh Allah ke atas pihak-pihak yang terlibat dalam proses perlaksanaan riba. Dengan penyediaan modal bererti tertutuplah pintu sistem pinjaman yang dikenakan riba. Modal daripada zakat boleh diberikan kepada fakir miskin yang berhajat untuk membuka sesuatu pekerjaan yang termampu olehnya, sama ada sebagai pemberian tunai atau sebagai pinjaman tanpa faedah.

BAB III PENUTUP Kesimpulan

(11)

ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. Zakat adalah rukun Islam yang ketiga yang diwajibkan di Madinah pada bulan Syawal tahun kedua Hijriyah setelah diwajibkannya puasaRamadhan. Ijma(kesepakatan) ulama telah sepakatakan kewajiban zakat danbagi yang mengingkarinya berarti telah kafir dari Islam. Zakat merupakan ibadah Maliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi ekonomi atau pemerataan karunia Allah dan juga merupakan solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusiaan dan keadilan, pembuktian persaudaraan Islam, pengikat batin antara golongan kaya dengan miskin dan sebagai penghilang jurang yang menjadi pemisah antara golongan yang kuat dengan yang lemah.

Tujuan pengelolaan zakat menurut amanahUndang-undang No.38 Tahu 1999 adalah:

1. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntuna agama

2. Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraa nmasyarakat dan keadilan sosial.

3. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat

Sedangkan hikmah zakat antara lain:

1. Menghindari kesenjangan sosiala ntara aghniya dan du’afa

2. Pilar amal jama’I antara aghniya dengan para mujahid dan da’I yang berjuang dan berdakwah dalam rangka meningkatkan kalimat Allah SWT.

3. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk

4. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat 5. Ungkapan rasa syukuratasnikmat Allah SWT berikan

6. Untukpengembanganpotensiumat

7. Dukungan moral kepada orang yang barumasuk Islam

8. Menambah pendapatan Negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi umat

Zakat merupakan alat yang paling ampuh membantu golongan fakir miskin. Islam semenjak telah memberi dorongan yan amat kuat untuk penganutnya memberi perhatian sewajarnya terhadap golonan fakir dan miskin. Zakat itu sangat diperlukan untuk pembangunan Negara. Kemudian Kewajiban zakat merupakan suatu tanggungjawab yang membawa berkat dan memberi kesan yang berterusan bukan saja kepada mereka yang mengeluarkannya, tetapi juga mereka yang menerimanya

DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia, Undang-undang Nomor23 Tahun2011 tentangpengelolaan zakat, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 115, Sekretariat Negara, Jakarta, 2011

Prof. Dr. Amir Syarifuddin, Garis-GarisBesar Fiqh, Jakarta : Prenada Media : 2003, hal : 3 7

(12)

Andri Soemitra, Bank Lembaa Keuangan Syariah,Jakarta,2009 http://www.Baznas.or.id/ind

http://qori-zonna.blogspot.co.id/2012/11/peran-zakat-dalam-membangun-perekonomian.htmln

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pengertian zakat menurut istilah ( syara’ ) adalah nama suatu ibadah yang dilaksanakan dengan memberikan sejumlah kadar tertentu dari harta milik sendiri

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Akuntansi Zakat, Infaq dan

Alhamdulliah segala puji bagi Allah SWT yang menguasai kerajaan langit dan bumi, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya berupa karunia kesehatan dalam menuntut ilmu

Untuk BAZNAS Kabupaten Bondowoso dan pemerintah, Penulis sangat mengharapkan adanya pemerataan penarikan dana zakat pada setiap kalangan, tidak hanya pada Pegawai Negeri Sipil

§ BAZNAS juga menyalurkan zakat untuk kepentingan dakwah yang berkaitan erat—dan tidak dapat dipisahkan—dengan peran strategis dalam pendidikan masyarakat. § Untuk Wakaf, sebanyak

Banyak ayat Al- Qur’an tentang konsep kepemilikanditegaskan bahwa kepemilikian harta yang hakiki disandarkan kepada Allah swt, “Danberikanlah kepada mereka dari

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT serta atas segala rahmat dan karunia-Nya Salawat Serta Salam Kepada Tauladan umat Nabi Muhammad SAW beserta

Zakat juga disebut shadaqah at-Taubah: 60 dan 103 karena memang salah satu tujuan utama zakat adalah untuk mendekatkan diri taqarrub kepada Allah SWT.4 Indonesia yang mayoritas