• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISLAM DAN DUNIA INTERNASIONAL docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ISLAM DAN DUNIA INTERNASIONAL docx"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ISLAM DAN ISU GENDER

Sekarang muncul perdebatan yang sengit berkaitan dengan keinginan sekolompok masyarakat muslim yang ingin menegakkan syariat Islam. Bukan hanya antara muslim dan non muslim, perdebatan tersebut ternyata juga terjadi antara sesama kaum muslim, yaitu antara kelompok liberal dan fundamental. Salah satu isu yang muncul adalah masalah posisi wanita, disamping berbagai perdebatan dalam asfek yang lain.

Banyak ahli sejarah yang menilai bahwa abad ke-21 sebagai abad perang gender. Wanita mulai bergerak dalam pengembangan intelektual dan posisi politik, termasuk masalah pekerjaan. Mereka menilai bahwa wanita selama ini sudah terlalu lama dan sering diposisikan secara marjinal dalam berhadapan dengan laki-laki. Banyak kasus yang menunjukkan lemahnya posisi wanita.

Pada tahun 1990, lebih dari 10 % atau sekitar 100.000 wanita muslim bosnia ditahan. Mereka ditahan, dan diperlakukan seperti bintang, akibatnya kemudian lebih dari 60%nya hamil. Pada tahun 1993, ada sekitar 35.000 anak-anak dilahirkan di tempat-tempat pengungsian. Para wanita-wanita tadi dipaksa untuk melayani nafsu bejat para polisi serbiah bahkan tentara internasional (UN) untuk memberikan free sexual service. Tidak hanya itu, bahkan mereka diperjualbelikan (women trafficking).

Kemudian pada tahun 1999, kejadian serupa terjadi di kossovo. Penahanan dan kekerasan seksual terjadi dalam upaya membersihkan ras/etnik. Hal ini dilakukan oleh serbia dan yoguslavia untuk menghilangkan ras albania.

(2)

Di sisi lain ada yang menganggap apa yang dilakukan oleh kelompok taliban di Afghanistan sebagai pelanggaran terhadap hak-hak wanita di Afghanistan. Wanita di thaliban digambarkan dirampas hak-hak sosialnya, mereka tidak boleh bekerja di sektor umum, dihilangkan hak pendidikan di sekolah, dll. Apalagi ketika wanita diminta untuk menutup seluruh anggota tubuhnya (dengan burka) sehingga wajah dan seluruh anggota tubuh yang lain menjadi aurat.

Kasus lain adalah masalah pernikahan, seperti di Kuwait ketika dinilai bahwa wanita dibatasi untuk menentukan pasangan hidupnya, bahkan ketika suami meninggal atau bercerai masih harus menjalani masa iddah. Berbeda dengan laki-laki yang boleh menentukan pernikahannya sendiri, bahkan dengan lebih dari satu wanita sekali pun. Selain itu di Kuwait juga wanita dilarang mempunyai hak politik, wanita tidak mempunyai hak kepemilikan anak (dalam national), dan tidak boleh menjadi hakim.

Di Nigeria, juga islam dinilai tidak menghargai wanita ketika mereka merajam wanita yang melahirkan anaknya tanpa ayah (karena perilaku zina).

Saudi arabiah, dinilai tidak kalah besarnya melanggar hak-hak wanita karena wanita dibatasi dalam pendidikan, bekerja dan beberapa tempat publik lainnya. Wanita bahkan juga tidak diijinkan mengendarai mobil sendiri. Masalah pakaian juga dengan ketat diatur. Masalah parlemen di Saudi yang beranggotakan 120 orang diputuskan tanpa melalui pemilu, dan tidak ada satu pun dari mereka yang berasal dari kaum wanita. Juga tidak ada satu organisasi pun tentang wanita yang ada di Saudi.

(3)

Singkat cerita, Islam dalam pandangan dunia barat dan kelompok liberal (moderat) adalah agama yang tidak memberikan kesempatan dalam menghargai wanita, atau dipahami secara parsial. Beberapa pendapat yang muncul misalnya dari Courtney W howland yang mengatakan bahwa, ”Fundamentalisme agama menjadi sumber masalah serius dalam persamaan wanita!”. Pertanyaanya adalah benarkah Islam tidak menghargai hak-hak wanita?

Pandangan Islam Tentang Wanita

Islam datang di tengah kaum Qurais dengan kondisi wanita yang tidak dihargai. Satu wanita bisa diperbudak oleh banyak laki-laki. Orang tua juga malu jika mempunyai anak perempuan, sampai tega mengubur mereka hidup-hidup. Anak perempuan dinilai tidak menjadi kebanggaan dalam keluarga. Dan islam membawa semangat persamaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal ketaqwaan dihadapan Allah, tidak untuk semua peran yang mereka miliki. Laki-laki dan wanita secara kodrat memang diciptakan dalam keadaan yang berbeda.

Bukti ayat alquran yang menyamakan wanita dan laki-laki misalnya, ’wahai manusia, kami telah menciptakan kamu dari satu jiwa menjadi laki-laki dan wanita, dan menjadikan kamu bersuku-suku bangsa, agar kamu saling mengenal satu sama lain”.(QS;49 ayat 13). Atau dalam ayat, ”tiap-tiap diri bertanggungjawab atas apa yang dilakukannya”. (QS. Al Mudatsir: 38). Dan banyak ayat-ayat lain, terutama dengan sebutan wahai orang-orang yang beriman, yang berarti seruan baik kepada laki-laki maupun wanita.

Hanya saja dalam implementasinya, ada beberapa kelompok dalam Islam yang berbeda pendapat tentang human right wanita, yaitu:

1. pendekatan sekuler

(4)

pendekatan logis. Hanya saja mereka mempunyai masalah, yaitu;pertama, negara islam sangat peka untuk menolak sesuatu yang digunakan dengan pendekatan di luar Islam, kedua, akan berbenturan dengan pemahaman kelompok konservatif dalam memahami Al-quran, dan ketiga, mayoritas muslim ingin hidup dengan standar agama Islam, bukan hukum logis.

2. HAM tidak sesuai Islam

Kelompok ini berkeyakinan bahwa hukum Internasional sekarang ini sebagaimana yang diinginkan oleh kelompok sekuler sudah didominasi oleh cara berfikir barat, baik isi maupun sistem. Oleh karena itu diperlukan sistem dan pendekatan yang berbeda dengan apa yang dilakukan oleh barat. Dua kritik yang disampaikan barat terhadap kelompok ini antaralain berkenaan dengan hukum yang dinilai sangat God persfektif dan tidak aplicable untuk manusia, dan kedua adalah masalah pola hukum yang statis, yang menurut mereka tidak sesuai dengan kehidupan manusia yang dinamis.

3. Merekonsiliasi

Mereka menilai bahwa Islam secara hukum banyak mempunyai persamaan dengan hukum barat, pada beberapa hal yang berbeda hendaknya dilakukan rekonsiliasi pemaknaan. Oleh karena itu diperlukan adanya dialog antarperadaban dan pengukuran terhadap pilihan hukum berdasarkan kemanfaatan bersama. Pendekatan ini lagi-lagi sulit diterapkan karena mayoritas muslim hanya mau menerima barat dari segi kemajuan teknologinya saja, tidak dalam hal budaya.

4. dan pendekatan interpretasi

(5)

Dalam kelompok ini, salah satu pemikir yang muncul adalah Aminah Wadud yang membagi pendekatan dengan tiga kelompok, yaitu; tradisional, reaktif, dan holistik. Kelompok pertama sangat tekstual dan memahami Alquran secara linear, yang reaktif hanya menilai wanita dari segi persoalan baru dikembalikan kepada teks. Itulah yang menyebabkannya menawarkan konsep holistik yang menurutnya harus didasarkan pada konteks, konteks ayat-ayat yang sama, masalah persamaan bahasa, melihat prinsip-prinsip Alquran dan menyesuaikan dengan pandangan dunia (world view). Atau sederhananya dilihat dari segi waktu (abad ketujuh), dari budaya masyarakat arab dan konteks ayat.

Persoalan muncul terutama pada beberapa isu.

1. Masalah poligami

Quran surat Annisa’ ayat 4; maka kawinilah wanita-wanita yang kamu senangi, dua, tiga atau empat, kemudian jika kamu takut tidak bisa berlaku adil, maka kawinilah satu saja.”

2. Masalah Kepemimpinan Wanita

Bersumber dari penafsiran hadits yang berbunyi, ”sesungguhnya laki-laki adalah pemimpin kaum wanita, karena Allah telah memberikan kekuatan yang lebih satu dengan yang lain”, atau ”tidak akan beruntung suatu kaum yang dipimpin oleh wanita”.

3. masalah hak wanita dalam perceraian 4. masalah warisan

(6)

Persoalannya sekarang bagaimana hak-hak wanita dalam bidang yang lain misalnya masalah hak ekonomi. Apalagi realita sekarang menunjukkan bahwa banyak wanita yang lebih berprestasi dibandingkan laki-laki, atau mungkin karena persoalan lain misalnya keluarga yang mempunyai persoalan ekonomi, misalnya karena gaji suami yang terlalu kecil dan kebutuhan yang semakin banyak. Atau bahkan suami tidak lagi mampu bekerja. Pada kondisi seperti ini, tentu saja konsekuensinya secara logika juga harus berkaitan dengan masalah pembagian harta warisan.

ISLAM DAN DEMOKRATISASI October 30, 2013

No Comments

Compatabilitas islam dan demokrasi

Islam mempunyai beberapa prinsip politik, yaitu sebagai berikut:

ü Bai’ah (oath)

ü Musawah (equality)

ü Syura (consultation)

ü Adalah (justice)

ü Maslakah (common goals)

(7)

Oleh beberapa ilmuwan, prinsip-prinsip tersebut disamakan dengan prinsip yang ada dan dipahami dalam demokrasi. Akan tetapi sebagian kelompok yang lain menolak. Oleh karena itu, maka bagian ini ingin melihat bagaimana sebenarnya hubungan antara islam dengan demokrasi.

Konsep Demokrasi

Menurut Timothy, democracy means the rule of the people and exists only when the most powerful decision-makers are elected in fair, honest and periodic elections in which candidates freely compete for votes and in which virtually all the adults population are eligible to vote (Timothy, 1992). Artinya bahwa dalam sistem demokrasi harus terdapat proses pemilihan yang adil, jujur dan dilakukan secara periodik, dimana bahwa semua orang yang memenuhi syarat bebas untuk berkompetesi atau memilih.

Dengan kata lain bahwa apabila ada negara yang melakukan pemilihan dengan tidak adil, diwarnai oleh kecurangan apalagi sampai kekuasaan yang tidak tergantikan (seumur hidup), atau terdapat tekanan, dan upaya menghilangkan suara rakyat, maka hal tersebut tidak lagi dikatakan sebagai demokrasi. Dalam hal ini, Timothy sangat substantif memandang demokrasi.

(8)

Hanya saja karena rakyat tidak mesti mempunyai pemahaman, berkaitan dengan latar belakang dan semua aspek yang melekat pada diri mereka, maka pemerintahan yang demokratik harus dibangun di atas pluralisme, dan kedaulatan rakyat. Tidak boleh ada satu kelompok masyarak pun meskipun mayoritas yang merasa lebih baik dan lebih berkuasa dibandingkan kelompok yang lain.

Persoalan Islam dan Demokrasi

Berdasarkan pemahaman demokrasi yang begitu ideal tadi, maka sebagian ilmuwan barat menilai bahwa demokrasi tidaklah sesuai dan sejalan dengan islam. Menurut mereka, islam adalah agama yang kaku dan tidak bisa menerima kompetisi, pluralisme dan perbedaan. Orang-orang islam dinilai tidak mampu mengembangkan intelektualnya dengan baik sehingga kehilangan kemampuan berfikir kritis. Oleh karena itu, “principles, institutions, and values of democracy are profoundly alien to the Muslim political tradition” (Kedourie, E. 1994: 5-6).

Lihat saja dalam hal pembai’ah-an misalnya, ternyata dalam perkembangannya terjadi perbedaan penafsiran yang cukup signifikan dalam mengartikan proses pemilihan pemimpin ini. Menurut Ibnu Khaldun, Bai’ah bisa dilakukan baik secara langsung atau pun tidak, melalui tulisan atau pun lisan (Ibn Khldoon, 1980: 549). Bahkan dikatakan bagi kelompok yang menyamakan islam dengan demokrasi, sesungguhnya ada 2 jenis bai’ah, ada yang disebut private bai’ah dan ada pula public bai’ah. Dalam private bai’ah, maka keterlibatan pemilihan dibatasi dikalangan pemimpin islam yang senior untuk menunjuk siapa yang paling tepat menjadi pemimpin. Sementara dengan cara public bai’ah maka prosesnya sebagaimana pemilu karena melibatkan semua orang, baik laki-laki maupun perempuan (Ibn Hisham, part 4. P. 21).

(9)

believe stand out firmly for justice as witness to God, even as against yourselves, or your parents, or your kin, and whether it would be against rich or poor” (S. 4: 135).

Adapun dalam masalah Syura’, Alsoudi menyebutkan “shura is a process of decision making similar to the modern parliamentary debate in Western democracies. Traditionally it is used to settle all kinds of political, and tribal disputes which ends with ‘Sulh’ -peaceful solutions to these disputes (Alsoudi, A. 1990). Syura ini sangat penting dalam menjalankan urusan pemerintahan sebagaimana berkembang di Egypt, Saudi Arabia, United Arab Emirates and Oman. Menurut Al Rayess, the process of shura was used immediately after the death of the Prophet to select the first caliph. And after a long discussion and mutual debate among the most senior and respected Muslim leaders, they decided that Abu Baker should succeed the Prophet as the first Muslim Caliph (Al- Rayees, M. 1960). And then he said: I was selected as Caliph even though I am not the best among you, if I do well help me but if I do wrong correct me (Al- Rayees, M.1960).

Persoalan yang sebenarnya menjadi titik masalah sebenarnya adalah, siapa yang disebut sebagai ahl shura’?. Atas dasar apa sesuai dianggap mampu mewakili suara masyarakat?. Padahal disisi lain ada tuntutan yang sangat besar bagi Negara-negara islam, the Islamic state must guarantee citizens rights including: equality of status and opportunity, equality before law, freedom of thought, expression, belief, faith, worship, association, assembly, movement, trade, business, and to hold and dispose of property (Al-Turabi, H. 1995).

(10)

dilakukan Survey, dan hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa (73%-92%) accept democracy and see no contradiction between Islam, democracy, human rights and political pluralism (alsoudi, A. 2001: 891).

Hasil ini juga didukung oleh kelompok liberal yang mengatakan, they point out that values associated with democracy, including tolerance, freedom, human rights, and the accountability of political leaders, are well represented among traditions associated with the religion and thus entirely compatible with Islam (Esposito, 1991; Voll, J. 1994; Hamdi, M.E. 1996: 81-85; Mernissi,F. 1992).

Disisi lain, juga tidak sedikit mereka yang mengatakan bahwa demokrasi tidak sesuai dengan ilmu politik. Meskipun merupakan istilah yang patut diperdebatkan, orang sering menyebut mereka sebagai kelompok fundamentalist. Fundamentalism means making judgment based on the belief in the Quran and Sunna without new interpretation. Fundamentalists however, oppose democratization on the ground that it is not compatible with Sharia’ (Islamic Law). Tessler menyebutkan Indeed some argue that the notion of popular sovereignty as the foundation of governmental legitimacy, the idea of representation, or elections, of popular suffrage, of political institutions being regulated by laws laid down by a parliamentary assembly are profoundly alien to the Muslim political tradition (Tessler, M. 2002).

Perdebatan yang muncul dalam masalah demokrasi di Negara-negara islam biasanya berkaitan dengan isu HAM, status wanita, doktrin dan preseden sejarah. Jadi penolakan pun sebenarnya tidak hanya muncul dari internal kelompok islam sendiri, tetapi juga dari kelompok di luar islam. Khusus untuk umat islam sendiri, karena ada yang mendukung dan menolak, maka terjadilah konflik yang bersifat internal.

(11)

of Shura and popular participation, b. the requirement to apply legislation within the limits of the Sharya’. Menurut H. Turabi, “Any system which fulfills those two conditions is entitled to be called legitimate Islamic system” (Al-Turabi H. 1995: 236).

Bagi hassan turabi, yang paling penting sebenarnya adalah bagaimana Negara bisa menjamin hak-hak yang seharusnya didapatkan oleh rakyatnya. The Islamic state must guarantee citizens rights including: equality of status and opportunity, equality before law, freedom of thought, expression, belief, faith, worship, association, assembly, movement, trade, business, and to hold and dispose of property (Al-Turabi, H. 1995).

Hal ini sangat penting karena realita menunjukkan bahwa umat islam masih menghadapi berbagai persoalan serius baik secara internal maupun eksternal. Secara internal, maka begitu banyak umat islam yang hidup menganggur, dalam kemiskinan, dan juga diwarnai oleh beberapa persoalan yang sering disebut sebagai kondisi yang tidak demokratis, tidak menghargai hak, begitu juga dengan keterbatasan mendapatkan pendidikan di kalangan wanita. Adapun secara eksternal, dunia islam berhadapan dengan dominasi secara politik, budaya, ekonomi dan militer dari bangsa barat, adanya konspirasi bangsa yahudi, begitu juga dengan ancaman komunisme dan pengikisan akidah. Karena pandangan tersebut, menurut Huntington, telah terjadi the clash of civilization. Some Westerners argue that a “clash of civilization” between Islam and the West is inevitable and that Islam is anti-democracy, and Islamic fundamentalism forms a threat to Western culture and civilization (Huntington, S.1993: 32).**

(12)

Selama ini muncul penilaian yang kurang baik terhadap Islam. Selain dianggap sebagai agama yang kaku, tidak toleransi terhadap perbedaan dan menolak demokrasi, Islam juga sering diidentikkan dengan pelanggaran terhadap HAM. Islam dinilai telah mengajarkan pelanggaran terhadap HAM dengan adanya konsep jihad, qishos, negara Islam, dan beberapa hal lainnya.

Pendapat ini dikemukan oleh Ann Elizabeth Mayer, menurutnya dalam buku Islam and Human Right, prinsip-prinsip ham muncul dari eropa, tepatnya pada waktu masa pencerahan dan tidak ada hubungannya dengan Islam. Para pemikir dari inggris dan prancislah yang meletakkan human right sebagai elemen penting dalam pemikiran politik.

Pertanyaannya sekarang, apakah Islam memang tidak menghargai

hak-hak asazi manusia?

A. HAM dalam Pandangan Islam Pengertian Hak Asazi Manusia

Ham adalah hak dasar manusia yang diberikan oleh Allah sebelum manusia ada sekalipun. Dalam Islam, karena manusia merupakan khalifah Allah, maka hak mereka diatur oleh Allah melalui wahyu.

Sementara dalam bahasa arab, hak berasal dari kata haqq yang jamaknya huquk, yang berarti terciptanya fakta, kebenaran, keadilan, dan persamaan. Beberapa ulama seperti imam shalabi mengatakan bahwa haq artinya sesuatu yang sesuai dengan kebenaran.

(13)

pertanggungjawaban (mas’uliah), kerjasama (ta’awun), dan keadilan (justice).

Ham dalam islam juga berkaitan dengan masalah hukum. Dalam hal ini, hukum Islam meliputi syariah yang berasal wahyu (alquran dan hadist) dan fikh (yang bermakna pemahaman dan interprestasi terhadap wahyu). Tentu saja berarti dalam fikih akan sangat erat kaitannya dengan penggunaan akal manusia.

Pembenaran tentang kebenaran penggunaan akal ini sebagaimana dalam hadits ketika muadz bin jabal akan dikirim ke Yaman, beliau ditanya oleh rasul tentang cara memutuskan persoalan yang tidak ditemukan dari Alquran dan sunnah, kemudian beliau menjawab dengan ijtihad, maka rasul membenarkan. Ijtihad dalam hal ini meliputi ijma’ dan qiyas.

Persoalannya seberapa besar pengaruh akal. Disinilah pentingnya pembagian agama dalam kajian ibadah dan mua’amalah. Ibadah adalah hubungan antara makhluk dengan Allah, dan tidak ada perubahan dalam hukumnya. Otak harus total menerima. Sementara dalam kaitan hubungan antarsesama manusia (mu’amalah), diberikan kebebasan menggunakan otak selama tidak bertentangan dengan persoalan syariah.

Apakah HAM sesuai dengan Islam

(14)

Historis

Islam lahir di tengah masyarakat yang sangat bebas.Dalam perkembangannya, banyak orang-orang badui yang hidup dalam peperangan juga memeluk Islam. Mereka juga tidak punya tempat menetap yang pasti. Satu hal lagi yang perlu dicatat, bahwa dimasa rasulullah, ashobiyah (sikap fanatik/berlebih-lebihan terhadap kelompok) sangat kuat.

Ketika datang, Islam menawarkan satu konsep baru yang bernama persamaan ketika seseorang sudah menjadi muslim. Tidak ada satu kaum yang lebih muliah dibandingkan dengan lainnya, kecuali karena ukuran ketakwaan. Dengan konsep ini, orang-orang badui kemudian merasa dihargai hak-haknya oleh Islam.

Klasifikasi Hak asazi manusia

Hak manusia pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu hak pribadi dan hak yang menyangkut publik. Perbedaan keduanya terletak pada penekanan untuk apa hak tersebut ada, dominan pada kepentingan pribadi atau publik.

Beberapa hal yang lebih dominan berkenaan dengan individu disebut sebagai hak pribadi, antaralain meliputi:

(15)

2. hak keamanan – jaminan keamanan baik muslim maupun kafir dzimmi

3. hak untuk dihargai – perintah saling menghargai

4. hak persamaan – tidak ada yang lebih mulia dari orang arab atau bukan arab kecuali karena ukuran ketaqwaan. Semua manusia pada hakikatnya adalah khalifah Allah di muka bumi ini.

5. hak persaudaraan – sesama orang beriman adalah bersaudara

6. hak keadilan – seorang pemimpin haruslah seorang yang adil. Dalam cerita pengumpulan hadits, seorang yang membohongi ayam juga tidak bisa diterima haditsnya. Dalam alquran disebutkan, sesungguhnya penglihatanmu, pendengaranmu dan otakmu akan dimintai pertanggungjawaban. Oleh karena itu, jika diminta untuk menghakimi persoalan manusia, engkau harus bertindak adil.

Secara jelas, Abu A’la Al Maududi juga mengatakan, keadilan tidak hanya untuk masyarakat satu bangsa, satu suku, bangsa atau ras, melainkan keadilan untuk seluruh masyarakat islam seluruhnya, bahkan untuk semua manusia di muka bumi. hak memilih – islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih pekerjaannya, rekreasi, menikah, bahkan dalam menentukan agama. Misalnya firman Allah, silakan pergi ke penjuru bumi dan lihat bagaimana penciptaan Allah.

Sementara hak publik adalah, penghormatan terhadap urusan individu untuk kepentingan publik, antaralain meliputi:

1. ibadah – makna dalam rukun Islam

2. hak Negara untuk menghukum orang bersalah, misalnya, qishos (memberikan balasan serupa misalnya dengan membunuh) orang membunuh, potong tangan orang mencuri, dan cambuk untuk yang minum-minuman keras – bagaimana dengan hukuman mati untuk para pencandu dan pengedar narkoba, atau koruptor?

3. Hak untuk berpartisipasi dalam menyelesaikan urusan public seperti berjihad, membayar zakat, menuntaskan kemiskinan, dst.

(16)

Ketika rasul meninggal, wahyu tidak lagi diturunkan. Terhadap beberapa persoalan yang belum dipahami, maka para ulama melakukan ijtihad. Dalam proses penyederhanaan, Islam dibagi dalam beberapa bidang seperti aqidah, syariah, ibadah, dan mu’amalah. Dalam perkembangan selanjutnya dikenal ilmu fikih yang terdiri dari beberapa mazhab.

Selain itu, karena wilayah Islam semakin luas, juga ditemukan beberapa pengaruh dari peradaban sebelumnya terhadap cara berfikir dalam Islam. Perkembangan masa dan tuntutan zaman juga memunculkan kelompok baru yang mengatasnamakan modernisasi Islam.

Pengaruh barat semakin terlihat, terutama pada masa turky ustmani. Cara berfikir barat, misalnya diterapkan kepada kewajiban membayar pajak baik kepada muslim maupun non muslim atas nama persamaa. Tentu saja para ulama yang memahami dengan metode salafiyyin menentang hal ini.

Hal lainnya yang dilakukan oleh turkey adalah perubahan sistem kekhalifahan menjadi sistem republik. Kemudian turkey memproklamasikan diri sebagai negara yang menghargai kebebasan sebagaimana yang terdapat dalam revolusi prancis, yang meliputi persamaan, kemerdekaan, dan kebebasan untuk berfikir dan berekspresi serta menganut agama bagi masyarakat Turkey.

Berbeda dengan Turkey yang melakukan westernisasi, di Mesir, M. Abduh (1849 – 1905) justru mengatakan bahwa apa yang ada di barat sekarang secara prinsip sebenarnya sudah dimiliki oleh Islam. Melalui media Al-Manar beliau mencoba menghubungkan Islam dengan pemikiran barat sebagai sesuatu yang sejalan.

Hal inilah yang menyebabkan di era sekarang seakan terjadi westernisasi besar-besaran. Hanya saja yang perlu dipahami bahwa Islam mempunyai sistem ibadah dan pemahaman tradisional yang tidak mungkin dirubah.

(17)

Islam dinilai tidak menghargai Ham karena:

1. Dalam Islam terdapat konsep negara Islam (darus Islam) dan Negara bukan orang Islam (darul kuffar/ darul harb). – orang barat menilai kalau Islam berarti tidak universal.

Meskipun dijawab bahwa bukankah orang Islam memberikan perlindungan kepada non muslim dalam negara tersebut, baik dalam hal kesejahteraan, keamanan dan kekebabasan layaknya warga negara, tetapi barat mengkritik dan mengatakan yang diberikan oleh Islam adalah semu karena tidak memberikan kesempatan kepada non muslim menjadi pemimpin.

Disamping itu, kita juga harus membicarakan fakta sejarah bahwa pada zaman rasul, tanggung jawab seorang non muslim di negara muslim sangat ringan. Dalam hal pajak misalnya, maka tidak lebih mahal dibandingkan orang muslim. Hanya saja beberapa fakta sejarah di era ini kemudian memberikan biaya pajak yang lebih mahal.

2. Islam mengklaim diri sebagai agama terbaik dan penyempurna agama-agama sebelumnya, sehingga seakan-akan ingin menghapuskan agama-agama lain. Islam artinya tidak menghargai kebebasan.

3. Islam membedakan manusia secara dikotomis, terlihat dari adanya konsep muslim/ non muslim, laki-laki wanita, dan merdeka/budak.

4. Islam mempunyai hukum yang tidak mendidik dan tidak manusiawi, seperti qishos, hukuman mati, dan potong tangan.

D. Mana yang lebih Manusiawi?

(18)

Dalam hal ini, selain ajaran dalam wahyu, yang dijadikan ukuran adalah bagaimana rasul menjadi pemimpin ketika di Madinah dulu.

1. Barat tidak bisa menjadikan kasus sebagai ukuran dan digeneralisir kepada Islam. Buktinya di negara non muslim, bahkan Amerika sekali pun diskriminasi tetap terjadi. Para penulis barat misalnya, tidak jarang mengangkat diskriminasi di Sudan sebagai contoh tidak simpatik dan tidak tolerannya islam terhadap penganut agama lain. Hal ini seharusnya tidak terjadi. Sudan tidaklah bisa menggambarkan Islam.

2. Persoalan klaim sebagai agama terbaik, setiap agama mesti melakukan hal itu. Jadi ketika islam mengaku sebagai agama terbaik, maka wajar jika itu disampaikan oleh seorang muslim. Artinya tidak berarti islam menganggap agama lain harus dihapuskan. Jika demikian, tentu islam tidak perlu mempunyai konsep tentang hubungan dengan agama lain. Apalagi jelas-jelas dalam islam terdapat beberapa ayat dan hadits yang yang menyatakan bahwa tidak ada paksaan dalam agama, untukmu agamamu dan untukku agamaku. Atau rasul mengatakan jangan sakiti orang non muslim yang tidak memerangi islam karena itu sama saja dengan menyakitiku. Dan dalam sejarah jelas terlihat bagaimana rasul mempunyai kesepakatan dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

3. Tentang muslim dan non muslim, lagi-lagi dalam agama lain konsep ini juga mesti dipakai. Jika tanpa menyebut identitas, bagaimana perintah agama akan dilakukan. Adapun tentang laki-laki wanita, orang merdeka dan budak, dalam hal pandangan dihadapan Allah islam sama sekali tidak membedakan satu sama lain, kecuali tingkat ketaqwaan mereka dihadapan Allah.

(19)

berfungsi untuk mengandung dan melahirkan anak, maka tidak mungkin seorang laki-laki yang melakukan peran tersebut. Pertanyaannya, jika antara laki-laki dan wanita tadi sudah berbeda secara fungsi, apakah harus dipaksakan mempunyai peran yang sama?. Jika ya, berarti hal itu terkesan sebagai penolakan terhadap takdir.

Dalam hal perbudakan misalnya, dalam sistem masyarakat sekarang termasuk di barat, apakah mungkin seorang karyawan mengerjakan tugas manajer. Tentu tidak mungkin. Demikian pula yang diajarkan islam. Seorang harus berperan sesuai dengan posisi dan kemampuan masing-masing. Tidak boleh memaksakan diri. Lagi pula, dalam islam pembedaan tugas sama sekali tidak berarti membedakan kemuliaan seseorang. Prinsip saling menghargai dan menghormati tetap menjadi prinsip dasar.

4. terakhir tentang islam yang dinilai kejam karena melakukan qishos, hukuman mati, atau potong tangan, sama sekali tidak berhubungan dengan sikap islam yang kejam dan bengis. Justru yang diinginkan adalah efek jerah sehingga kejahatan yang terjadi di tengah masyarakat tidak semakin meluas. Berbeda dengan sekarang ketika pelaku kejahatan tidak diberikan hukuman yang berat, malah menarik orang lain untuk ikut melakukan, atau yang bersangkutan terus berbuat. Pada kondisi seperti ini, apakah tidak justru lebih banyak manusia yang terbunuh.

Buktinya gampang saja, coba bandingkan mana yang lebih besar tingkat kriminalitas di Amerika atau di saudi Arabiah?

E. Implikasi Konsep Ham dalam Islam terhadap Dunia Internasional

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan dapat berjalan lancar berkat kerjasama yang baik antara Tim dari Dapartemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik

Hamalik (2001) mengemukakan motivasi merupakan perubahan energi di dalam pribadi seseorang dan ditandai dengan timbulnya efektif (perasaan dan reaksi untuk mencapai

baik untuk mengekstrak bunga putat adalah pelarut metanol, karena memberikan rendemen yang lebih tinggi dari pelarut lain, yaitu 10,84%, sedangkan pelarut

a. Pen$er*ian Senyawa Poisikis Aro)a*is.. Senyawa polisiklis adalah senyawa yang tersusun dari dua atau lebih sistem cincin. erdasarkan sifat kearomatisannya, senyawa

Apabila indikasi tersebut terjadi, Perusahaan harus menentukan taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) atas nilai aktiva dan mengakui penurunan nilai

Perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai Persyaratan ini pada perkawinan adat masyarakat Samin sudah dipenuhi karena perkawinan menurut adat

Laporan Kinerja Kecamatan Ranuyoso Kabupaten Lumajang Tahun 2017 disusun berdasarkan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor : 239/IX/6/8/2003 tanggal

kelompok kerja guru pendidikan agama islam yang pada awalnya belum maksimal karena proses yang dilakukan secara manual dapat teratasi dengan adanya sistem administrasi yang