DAMPAK NILAI TUKAR DOLAR TERHADAP
PEMBENTUKAN HARGA KOMODITAS BAWANG MERAH
DI KOTA MALANG
Oleh:
Tria Septi Wulandari Jurusan Pendidikan IPS [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini dilatari oleh fenomena meningkatnya nilai tukar dolar terhadap pembentukan harga bawang merah di Kota Malang. Bawang merah merupakan komoditas yang diperdagangkan secara Internasional. Perdagangan bebas menuntut komoditas ini memeiliki keunggulan komparatif agar mampu bersaing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembentukan harga bawang merah di Kota Malang ketika dolar naik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif analisis deskriptif. Penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dampak nilai tukar terhadap pembentukan harga bawang merah di Kota Malang membuat harga bawang mengalami kenaikkan.
Kata kunci : nilai tukar dolar, pembentukan harga, bawang merah
A. Pendahuluan
Bergabungnya Indonesia menjadi anggota WTO (World Trade Organization) berarti Indonesia telah menyetujui untuk ikut dalam perdagangan bebas. Dengan adanya perdagangan bebas, maka sektor petanian dituntut harus berbasis pada keunggulan komparatif yang dimiliki oleh masing-masing daerah untuk menghasilkan komoditi yang berdaya saing (Andriani, 2005). Komoditi bawang merah Indonesia diharapkan mampu bersaing dengan komoditi bawang merah dari negara lain. Bersaing disini tidak hanya dalam hal kulitas namun juga pada harga. Saat ini nilai tukar kurs dolar mencapai Rp 15.000 (tempo.com). hal ini juga berpengaruh pada pembentukan harga bawnag merah di Kota Malang, akibatnya harga bawang merah di Kota Malang khususnya Pasar Induk Karangploso mengalami kenaikan dan penurunan.
B. Metode Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Maka penulis melakukan penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif Phenomenologik, atau biasa dikenal sebagai pendekatan penelitian kualitatif murni, dengan menggunakan model paradigma naturalistik.1 Dalam penelitian ini, pengambilan sampel dapat diambil beberapa saja dan tidak diperlukan patokan khusus. Data diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu :
a) Observasi
Penelitian terhadap suatu objek yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara langsung tanpa menggunakan alat yang khusus. Jadi peneliti dalam kasus ini hanya mengamati dan mencatat sesuatu yang diperlukan pada saat peristiwa itu terjadi.2
b) Wawancara (interview)
Wawancara merupakan salah satu teknik pokok dalam penelitian kualitatif. Wawancara dalam penelitian kualitatif menurut denzim dan Lincoln adalah
percakapan, seni bertanya dan mendengar (the art of asking and listening). Wawancara tidaklah bersifat netral, melainkan dipengaruhi oleh kreatifitas individu dalam merespon realitas dan situasi ketika berlangsungnya wawancara. Jadi wawancara merupakan produk dari pemahaman situasi lapangan dalam sebuah interaksi yang khas.3
c) Dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang, dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, bigrafi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.4 Studi Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan subjek penelitian yang bersumber dari berbagai dokumentasi baik berupa buku-buku, majalah, koran, monograf media online dan referensi lain yang dapat melengkapi data tentang objek penelitian. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.5
2. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution (1988) menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang grounded” Namun dalam penelitian
3 Moh Soehadh,”Pengantar Penelitian Sosial Kualitatif”, Buku Daras, Program Studi
kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.6
C. Pembahasan
Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang banyak dibutuhkan masyarakat terutama untuk keperluan memasak karena kegunaannya sebagai bumbu dan penyedap masakan. Walaupun digunakan dalam jumlah yang kecil namun apabila dibutuhkan oleh hampir seluruh masyarakat, maka dapat dipastikan bahwa keseluruhan jumlah penggunaan bawang merah sangat besar. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, maka mengakibatkan permintaan bawang merah juga semakin meningkat.
Penawaran bawang merah pada umumnya dipengaruhi oleh besarnya produksi yang dihasilkan, areal panen serta harga bawang merah itu sendiri dan ketiganya mempunyai hubungan yang erat sekali. Apabila harga bawang merah naik maka petani akan beramai-ramai menanam bawang merah dan memperluas areal tanam dengan harapan harga akan terus mengalami peningkatan, sehingga pada musim tanam tersebut produksi mengalami peningkatan. Peningkatan harga, luas areal panen dan jumlah produksi bawang merah ini menyebabkan penawaran akan bawang merah juga meningkat. Selain ketiga faktor tersebut, terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi kenaikan harga bawang merah yakni nilai tukar dolar terhadap rupiah. Dampak melemahnya nilai tukar dolar terhadap rupiah mengakibatkan kenaikan harga-harga bahan pokok maupun komoditas mengalami kenaikan. Termasuk di dalamnya harga bawang merah yang mengalami kenaikan signifikan.
Adam Smith adalah peletak dasar pemikiran yang menjelaskan bekerjanya mekanisme pasar. Mekanisme pasar adalah sebuah sistem yang menentukan terbentuknya harga, yang di dalam prosesnya dapat dipengaruhi oleh berbagai hal di antaranya adalah permintaan & penawaran, distribusi, kebijakan pemerintah, pekerja, uang, pajak dan keamanan7. Mekanisme pasar menurut Smith dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni teori harga, teori nilai, spesialisasi kerja, dan negara (pemerintah). Dalam hal ini peneliti mengambil salah satu dari
keempat faktor tersebut yakni teori harga yang kemudian akan dikaitkan dengan harga bawang merah khususnya di Pasar Karang Ploso setelah terjadi kenaikan nilai tukar dolar terhadap rupiah.
Teori harga atau harga alamiah merupakan harga yang timbul apabila segala sesuatu berlangsung dengan sendirinya, dalam arti pada suatu masyarakat dimana terdapat kebebasan bertindak, di mana semua orang bebas untuk menghasilkan apa yang diinginkannya, dan menukar apa yang disukainya8. Menurut Smith harga alamiah harus dibiarkan berlaku sesuai dengan mekanisme pasar tanpa perlu adanya campur tangan dari pemerintah, karena menurutnya jika harga alamiah tersebut mendapat campur tangan dari pemerintah yang ada bukanlah harga alamiah yang adil melainkan harga alamiah yang cenderung menguntungkan segelintir orang kaya ataupun penguasa dan bukannya menguntungkan semua pihak.
Seperti halnya ketika terjadi kenaikan nilai tukar dolar terhadap rupiah dimana berimbas pada kenaikan harga kebutuhan pokok serta komoditas seperti bawang merah menyebabkan para pedagang di Pasar Karang Ploso menaikkan harga jual bawang merah dari Rp 6.250/kg menjadi Rp 8.000/kg. Menurut hasil penelitian, para pedagang tersebut menaikkan harga jual bawang merah setelah mendapat info dari pengepul. Para pedagang di pasar tersebut mengambil stok bawang merah dari daerah luar Malang seperti Kediri dan Nganjuk kemudian dijual di Pasar Karang Ploso. Sebagian besar para pedagang di pasar tersebut memang mengambil stok bawang merah dari Kediri dan Nganjuk, namun sebenarnya dulu salah satu pedagang yakni Bapak Alim pernah membudidayakan bawang merah di Dusun Brau. Budidaya bawang merah tersebut tidak berjalan cukup lama karena mengingat kondisi geografis Dusun Brau tidak cocok untuk tanaman bawang merah dan kemudian bapak Alim beralih ke para pengepul yang ada di Kediri dan Nganjuk.
Untuk penentuan harga penjualan bawang merah di Pasar Karang Ploso, pedagang disana menyatakan bahwa untuk harga mereka akan mendapatkan info dari para pengepul yang ada di Kediri dan Nganjuk. Jadi ketika terjadi kenaikan maupun penurunan harga bawang merah, mereka yakni pedagang tidak serta
merta menaikkannya dengan seenaknya namun juga menunggu adanya info dari pengepul. Harga yang ditentukan oleh pengepul tersebut tidak ada campur tangan dari pemerintah, justru pemerintah hanya sebatas mengetahui harga pasaran bawang merah. Dari sini harga dari bawang merah tersebut tidak menguntungkan salah satu pihak namun juga semua pihak diantaranya pengepul, pedagang dan konsumen.
Sesuai dengan apa yang pernah dijelaskan oleh Smith bahwa :
“The natural price, therefore, is, as it were, the central price, to which the prices of all commodities are continually gravitating. Different accidents may sometimes keep them suspended a good deal above it, and sometimes force them down even somewhat below it. But whatever may be the obstacles which hinder them from settling in this centre of repose and continuance, they are constantly tending towards it9.”
Dalam kenyataannya, kita tidak membayar harga alamiah melainkan harga aktual, yaitu harga pasar. Akan tetapi, harga pasar ini akan bergerak seperti pendulum ke arah harga alamiah. Karena itu, harga alamiah, sebagaimana adanya, merupakan harga sentral ke arah mana harga semua komoditas terus-menerus bergerak. Jadi menurut penjelasan sebelumnya bahwa, harga alamiah akan bergerak secara terus menerus sesuai dengan harga sentral dari suatu komoditas tersebut. Seperti halnya harga bawang merah di pasar Karang Ploso yang mengalami kenaikan dan penurunan. Mengalami kenaikan ketika nilai tukar dolar melonjak dan mengalami penurunan ketika nilai tukar dolar turun.
DAFTAR PUSTAKA
A. Artikel dan Buku
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.217
Moh Soehadh,”Pengantar Penelitian Sosial Kualitatif”, Buku Daras, Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2004, hlm. 48
P3EI, Ekonomi Islam , (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), 301-345
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: CV. Alfabeta, 2013), hlm.336
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: CV. Alfabeta, 2013, hlm.329