• Tidak ada hasil yang ditemukan

I AM NOT THE OWNER PENGARUH KOMPETENSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "I AM NOT THE OWNER PENGARUH KOMPETENSI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

49 -

Volume 4, No. 3, Agustus 2015

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, PENGALAMAN DAN

INTEGRITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT APARAT PENGAWASAN

INTERN PEMERINTAH (APIP)

(Studi pada Inspektorat Kabupaten Bireuen)

Aidil Syahputra1, Muhammad Arfan2, Hasan Basri3

1)Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2, 3) Prodi Magister Akuntansi Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia.

Abstract:This study aimed to examine the effect of competence, independence, experience and integrity (either simultaneously or partially) on audit quality of official government internal control (APIP) (study on Inspectorate Bireuen). This is a hypothesis testing research which was based on the data that collected by questionnaires and analyzed using multiple linear regressions. The population comprised of 38 employees, consisting of JFA Auditor, JF2UPD, and Staff Inspector at the Inspectorate Bireuen. Data analysis was performed using SPSS (Statistical Package for Social Science) version 20. The results showed that the competence, independence, experience, and integrity, either simultaneously or partially influence on audit quality of official government internal control.

Keywords: Competence, Independence, Experience, Integrity And Audit Quality.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengaruh kompetensi, independensi, pengalaman dan integritas (baik secara bersama-sama maupun parsial) terhadap kualitas audit aparat pengawasan interrn pemerintah (APIP) (studi pada Inspektorat Kabupaten Bireuen). Penelitian ini merupakan hypothesis testing research dengan pengujian menggunakan regresi linier berganda dari data yang dikumpulkan melalui kuesioner. Populasi penelitian yaitu 38 pemeriksa, yang terdiri dari Auditor JFA, JF2UPD, dan Staff Pemeriksa pada Inspektorat Kabupaten Bireuen. Analisis data dilakukan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi, independensi, pengalaman, dan integritas, baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit aparat pengawasan interrn pemerintah.

Kata Kunci: Kompetensi, Independensi, Pengalaman, Integritas, Kualitas Audit.

PENDAHULUAN

Peran aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) diakui semakin strategis dan bergerak mengikuti kebutuhan zaman. Saat yang sama, APIP sebagai agen perubahan merupakan salah satu unsur manajemen pemerintah yang penting untuk mewujudkan birokrasi yang bersih dan akuntabel. Peran tersebut dapat terwujud jika didukung dengan standar mutu yang sesuai dengan mandat penugasan, sehingga siapapun auditor bertugas dapat menghasilkan mutu hasil audit yang sama (Warta Pengawasan, 2011).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 dalam pasal 24 dinyatakan bahwa pengawasan terhadap urusan pemerintahan di daerah dilaksanakan oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) sesuai dengan fungsi dan kewenangannya. Terkait dengan pengawasan dan pemeriksaan yang menjadi tupoksi APIP, audit yang dilaksanakan oleh APIP Inspektorat Kabupaten Bireuen saat ini masih menjadi sorotan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

(2)

Volume 4, No. 3, Agustus 2015

- 50

internal, akan tetapi ditemukan oleh auditor

eksternal yaitu BPK. Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Bireuen Tahun Anggaran 2011 s.d 2013 oleh BPK, terdapat kelemalahan atas sistem pengendalian intern (SPI) sejumlah 32 temuan dan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan sejumlah 40 temuan. Jumlah temuan audit yang terkait dengan pengelolaan keuangan daerah dari tahun 2009 s.d 2013.

Sementara itu kondisi lima tahun terakhir, Pemerintah Daerah Kabupaten Bireuen memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari BPK dalam hal pengelolaan keuangan daerah. Fenomena-fenomena tersebut, menunjukkan belum efektifnya fungsi audit dan masih lemahnya kualitas audit oleh APIP Kabupaten Bireuen.

Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu memberikan perhatian yang lebih serius terhadap pengawasan dan pengedalian pengelolaan keuangan daerah. Pada dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi kualitas audit, beberapa faktor yang diduga dapat mempengaruhi kualitas audit APIP diantaranya faktor kompetensi, independesi, pengalaman audit, dan integritas.

Tujuan dari artikel ini adalah untuk menguji pengaruh kompetensi, independesi, pengalaman audit, dan integritas baik secara bersama-sama maupun parsial terhadap kualitas audit APIP pada Inspektorat Kabupaten Bireuen.

KAJIAN KEPUSTAKAAN DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Kualitas Audit

Menurut Deis dan Groux (1992), kualitas audit adalah probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada kemampuan teknis auditor dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Mengacu

pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), audit yang dilaksanakan auditor tersebut dapat berkualitas jika memenuhi ketentuan atau standar auditing. Standar auditing mencakup mutu profesional (profesional qualities) auditor independen, pertimbangan (judgment) yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan auditor (SA Seksi 150, 2001).

Berkaitan dengan hal tersebut untuk

sektor

publik,

menurut

Permenpan

No.PER/05/M.PAN/03/2008,

pengukuran

kualitas

audit

atas

laporan

keuangan,

khususnya yang dilakukan oleh APIP, wajib

menggunakan Standar Pemeriksaan Keuangan

Negara (SPKN).

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah mewajibkan kepada Pimpinan Instansi Pemerintah untuk mengendalikan penyelenggaran kegiatan pemerintah dalam rangka efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan Negara.

Hubungan kompetensi terhadap kualitas audit APIP

Menurut Rai (2008:63) kompetensi auditor adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan audit dengan benar.

Seorang auditor yang harus mempunyai kemampuan, ahli dan berpengalaman dalam memahami kriteria dalam menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk dapat mendukung kesimpulan yang akan diambilnya (Suhayati & Rahayu, 2010:2)

(3)

51 -

Volume 4, No. 3, Agustus 2015

kompetensi yang memadai.

H1: kompetensi berpengaruh terhadap kualitas

audit APIP.

Hubungan independensi terhadap kualitas audit APIP

Berdasarkan pernyataan standar umum kedua

(SPKN, 2007) dinyatakan: “dalam semua hal yang

berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi

independensinya”. Menurut Mulyadi (2002:26), independensi adalah sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain.

H2: Independensi berpengaruh terhadap kualitas

audit APIP.

Hubungan pengalaman terhadap kualitas audit APIP

Menurut Suraida (2005) pengalaman audit adalah pengalaman yang diperoleh auditor selama melakukan proses audit laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani. Penggunaan pengalaman didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang dilakukan secara berulang-ulang memberikan peluang untuk belajar melakukannya dengan yang terbaik.

Pengalaman kerja seseorang menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang pernah dilakukan seseorang dan memberikan peluang yang besar bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Pengalaman bekerja memberikan keahlian dan keterampilan kerja yang cukup namun sebaliknya, keterbatasan pengalaman mengakibatkan tingkat keteranpilan dan keahlian yang dimiliki semakin rendah (Masrizal, 2010).

H3: pengalaman berpengaruh terhadap kualitas

audit APIP

Hubungan integritas terhadap kualitas audit APIP

Menurut Mulyadi (2007:145), integritas adalah kemampuan orang untuk mewujudkan apa yang telah diucapkan atau dijanjikan oleh orang tersebut menjadi suatu kenyataan. Sementara itu,

berdasarkan Permenpan No.

PER/04/M.PAN/03/2008 Tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah menyebutkan bahwa

“prinsip-prinsip perilaku yang wajib dipatuhi auditor

adalah integritas”. Auditor harus memiliki

kepribadian yang dilandasi oleh unsur jujur, berani, bijaksana, dan bertanggung jawab untuk membangun kepercayaan guna memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang andal.

H4: integritas berpengaruh terhadap kualitas audit

APIP

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis yang bertujuan untuk menguji pengaruh variabel kompetensi, independensi, pengalaman, dan integitas terhadap kualitas audit APIP. Jenis penelitian yang digunakan adalah hyphotesis testing research, unit analisis yang digunakan adalah individual, dan horizon waktu yang digunakan adalah cross-sectional.

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh APIP (38 responden), oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode sensus.

(4)

Volume 4, No. 3, Agustus 2015

- 52

nilai korelasi yang dihasilkan lebih besar dari nilai

kritis pada keyakinan 95%. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui hasil pengukuran relatif konsisten apabila dilakukan pengujian ulang. Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung besarnya nilai cronbach’s alpha. Instrumen dalam penelitian dikatakan reliabel apabila nilai alpha lebih besar dari 0,5. Semakin dekat cronbach’s alpha dengan 1, semakin tinggi keandalan konsistensi internal (Sugiyono, 2011:121).

Teknik analisis data pada pengujian hipotesis menggunakan pengujian analisis regresi linier berganda yang merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh antara dua atau lebih variabel dan untuk melihat pengaruh secara parsial dan simultan. Persamaan model empiris yang digunakan dalam meneliti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu:

Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4ε

Gambar 1. Model Penelitian

HASIL PEMBAHASAN

Data penelitian yang digunakan yaitu data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang disampaikan kepada responden. Adapun jumlah kuesioner yang diedarkan sebanyak 38 kuesioner, dengan tingkat pengembalian 100 % (N = 38).

Deskripsi Data Penelitian

Tabel 1.1 menunjukkan nilai stasistik deskriptif dari masing-masing variabel dalam penelitian.

Tabel 1.1

Valid N (listwise) 3

8

Sumber: Data Primer diolah tahun 2015

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi dari variabel yang diteliti dengan jumlah responden 38 orang. Nilai standar deviasi dari semua variabel lebih kecil dari nilai rata-rata. Hal ini berarti bahwa semua variabel tersebut memiliki sebaran data yang cukup baik, sehingga tidak terjadi outlier data yang mengakibatkan tidak normalnya distribusi data.

Hasil pengujian hipotesis

(5)

53 -

Volume 4, No. 3, Agustus 2015

Konstanta 1,408 0,9

21

a. Predictor (Constant): Kompetensi, Independensi, Pengalaman dan Integritas.

b. Dependent Variabel: Kualitas Audit

Sumber: Data Primer diolah tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.4 tersebut, persamaan regresi linear berganda pada penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut:

Y = 1,408 + 0,130X1 + 0,188X2 + 0,063X3 +

0,290X4 + ε

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa

semua koefisien regresi (β) untuk masing-masing variabel independen tidak sama dengan nol, yaitu koefisien regresi kompetensi (β1) sebesar 0,130,

koefisien regresi independensi (β2) sebesar 0,188,

dan koefisien regresi pengalaman (β3) sebesar 0,063

dan koefisien regresi integritas (β4) sebesar 0,290.

Dengan mempergunakan

k

riteria penerimaan dan

penolakan hipotesis yaitu jika 1 = 2= β3= β4 = 0 :

H0 diterima dan jika paling sedikit ada satu i (i =

1,2,3,4) ≠ 0 : H0 ditolak, maka dapat

diinterpretasikan bahwa kompetensi (X1),

independensi (X2), pengalaman (X3), dan integritas

(X4) secara bersama-sama berpengaruh terhadap

kualitas audit APIP (Y). Oleh karena itu, hasil penelitian ini menolak hipotesis nol (H0) dan

menerima hipotesis alternatif (HA).

Kompetensi, Independensi, Pengalaman dan Integritas secara Bersama-sama berpengaruh terhadap Kualitas Audit

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai

koefisien regresi i (i=1,2,3,4) ≠ 0, sehingga dapat dinyatakan bahwa kompetensi, independensi, pengalaman dan integritas secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini bermakna bahwa peningkatan kualitas audit membutuhkan peningkatan kompetensi, independensi, pengalaman dan integritas secara bersamaan. Semakin tinggi kompetensi, independensi, pengalaman dan integritas secara bersama-sama, maka akan semakin meningkat pula kualitas audit.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,505 yang menunjukkan hubungan (korelasi) antara variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 50,5%. Variabel bebas, yaitu kompetensi, independensi, pengalaman dan integritas mempunyai hubungan yang kuat dengan variabel terikat yaitu kualitas audit. Nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,255 atau 25,5% menujukkan bahwa kualitas audit (Y) dipengaruhi oleh kompetensi, independensi, pengalaman dan integritas sebesar secara bersama-sama 25,5%, sedangkan selebihnya sebesar 74,5% dipengaruhi oleh faktor lain selain dari variabel yang diteliti.

Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit

(6)

Volume 4, No. 3, Agustus 2015

- 54

Pernyataan standar umum pertama (SPKN,

2007) adalah: pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaan. Berdasarkan pernyataan standar pemeriksaan ini semua organisasi pemeriksa bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap pemeriksaan dilaksanakan oleh para pemeriksa yang secara kolektif memiliki pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas tersebut. Oleh karena itu, organisasi pemeriksa harus memiliki prosedur rekrutmen, pengangkatan, pengembangan berkelanjutan, dan evaluasi atas pemeriksa untuk membantu organisasi pemeriksa dalam mempertahankan pemeriksa yang memiliki kompetensi yang memadai.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Erina, Darwanis, dan Zein (2012) membuktikan bahwa variabel kompetensi berpengaruh terhadap kinerja Aparat Pengawasan Internal Pemerintah pada Inspektorat Aceh.

Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hal ini berarti bahwa bila bahwa semakin meningkat independensi maka akan semakin meningkat pula kualitas audit. Hasil penelitian ini juga didukung oleh data distribusi frekuensi variable independensi auditor yang mana salah satu indikatornya yaitu gangguan pribadi, dimana dalam melakukan pekerjaanya auditor bekerja dengan penuh kejujuran dan mampu mempertahankan sikap yang tidak memihak pada siapapun selama audit, ini diperlihatkan oleh tingkat capaian respondennya dinilai baik.

Independensi merupakan sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain (Mulyadi,

2002). Auditor harus memiliki kemampuan dan keahlian dalam mengumpulkan setiap informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan audit, dimana hal tersebut harus didukung dengan sikap independensi. Sikap independensi merupakan hal yang melekat pada diri auditor, sehingga independensi telah menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki oleh auditor. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Kadhafi, Nadirsyah dan Abdullah (2014) yang menunjukkan bahwa independensi berpengaruh terhadap kualitas audit.

Pengaruh Pengalaman terhadap Kualitas Audit

Hasil pengujian hipotesis berikutnya menunjukkan bahwa pengalaman audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit APIP. Pengalaman audit merupakan pengalaman yang diperoleh auditor selama melakukan proses audit laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani (Suraida, 2005).

APIP yang lebih berpengalaman akan lebih cepat tanggap dalam mendeteksi kekeliruan yang terjadi, bertambahnya pengalaman audit juga akan meningkatkan ketelitian dalam melaksanakan tugas pemeriksaan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Bolang, Sondakh dan Morasa (2013) yang menunjukkan bahwa pengalaman berpengaruh terhadap kualitas audit aparat Inspektorat. Hal ini bisa terjadi, diakibatkan pengalaman yang dimiliki oleh setiap pribadi menentukan hasil yang dijalankan dalam proses audit. Dimana pengalaman yang tinggi sangat mempengaruhi hasil audit yang merupakan kualitas audit dan kinerja auditor tersebut.

Pengaruh integritas terhadap Kualitas Audit

(7)

55 -

Volume 4, No. 3, Agustus 2015

perilaku yang wajib dipatuhi auditor adalah integritas. Auditor harus memiliki kepribadian yang dilandasi oleh unsur jujur, berani, bijaksana, dan bertanggung jawab untuk membangun kepercayaan guna memberikan dasar bagi pengambilan keputusan

yang andal (Permenpan No.

PER/04/M.PAN/03/2008).

Sementara itu, dalam melaksanakan tugasnya APIP senantiasa harus menjaga integritas yang dimilikinya karena sikap integritas diperlukan berkaitan dengan kualitas audit yang dilakukan Inspektorat Kabupaten Bireuen dan kinerja yang dihasilkan. Dengan adanya integritas tinggi yang diiringi dengan meningkatnya kualitas audit, akan dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap pemerintahan dan mendukung kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan Pemerintahan.Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Tikasari (2013)

yang menunjukkan bahwa integritas

berpengaruh

terhadap kinerja auditor pemerintah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi, independensi, pengalaman, dan integritas baik secara bersama-sama maupun parsial berpengaruh positif terhadap kualitas audit APIP pada Inspektorat Kabupaten Bireuen. Keterbatasan penelitian ini, Instansi yang digunakan hanya Inspektorat Kabupaten Bireuen saja, sehingga tingkat generalisasi dari penelitian masih kurang dan kesimpulan yang diambil mungkin hanya berlaku pada Inspektorat Kabupaten Bireuen dan tidak dapat digeneralisasikan ke Inspektorat Kabupaten/ Kota dalam Provinsi Aceh.

Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya agar

memperluas unit analisis yaitu Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/Kota dalam Provinsi Aceh dan pengembangan metode penelitian kualitatif atau metode campuran (kuantitatif dan kualitatif) bagi penelitian selanjutnya sehingga akan memberikan hasil yang lebih baik dan belum diuraikan dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Bolang, M.S, Jullie J.S & Jenny M (2013). Pengaruh Kompetensi, Independensi Dan Pengalaman Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Kota Tomohon Dalam Pengawasan Pengelolaan Keuangan Daerah. Jurnal Riset Akuntansi dan Auditing Goodwill, 4(2), 1-15.

BPK RI. (2007). Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Jakarta: Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.

Deis, D. R. & G. A. Giroux. (1992). Determinants of Audit Quality in the Public Sector. The Accounting Review, 67(3), 462-479.

Erina, C, Darwanis, & Basri Z. (2012). Pengaruh Integritas, Objektivitas, Kerahasiaan dan Kompetensi Terhadap Kinerja Aparat Pengawasan Internal Pemerintah Pada Inspektorat Aceh. Jurnal Akuntansi Pascasarjana Unsyiah, 2(1), 15-27.

Ghozali. I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: UNDIP

Ikatan Akuntan Indonesia. (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Kadhafi, M., Nadirsyah & S. Abdullah. (2014). Pengaruh Independensi, Etika dan Standar audit Terhadap Kualitas Audit Inspektorat Aceh. Jurnal Akuntansi Pascasarjana Unsyiah, 3(1), 93-103.

(8)

Volume 4, No. 3, Agustus 2015

- 56

Akuntansi XIII Purwokerto

Masrizal. (2010). Pengaruh pengalaman dan pengetahuan audit terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah (Studi Pada Auditor Inspektorat Aceh). Jurnal Telaah & Riset Akuntansi Pascasarjana Unsyiah, 3(2), 173-194.

Mulyadi. (2002). Auditing, Buku 1 dan 2, Edisi 6, Jakarta: Salemba Empat

Mulyadi. (2007). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Rai, I.A. (2008). Audit Kinerja Pada Sektor Publik. Jakarta: Grafindo.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan Pemeriksa Keuangan.

---, Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 Tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

---, Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

---, Permenpan Nomor PER/04/M.PAN/03/2008 Tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.

---, Permenpan Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 Tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.

Suhayati, E & Rahayu S.K. (2010). Auditing, Konsep Dasar dan Pedoman Pemriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suraida, I. (2005). Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko Audit Terhadap Skeptisme Profesional Auditor Dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik. Jurnal. Sosiohumaniora, 7(3), 186 - 202.

Supriyanto, E.B. (2006). Budaya Kerja Perbankan, Jalan Lurus Menuju Integritas. Jakarta: LP3ES.

Gambar

Gambar 1.  Sumber: Data Primer diolah tahun 2015 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa

Referensi

Dokumen terkait

Pada Penulisan Ilmiah yang berjudul Pembuatan Website Master Computer dengan menggunakan Macromedia Dreamweaver MX 2004, yang melatarbelakangi pembuatan website ini adalah

[r]

TATA CARA PERMOHONAN IZIN USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK (IUJPTL) (PERMEN ESDM NO. 35 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PERIZINAN USAHA KETENAGALISTRIKAN). Badan usaha mengajukan

Dalam perkuliahan ini dibahas tentang konsep-konsep dasar, landasan, tujuan, kajian, dan proses pembelajaran pendidikan IPS di persekolahan. Perkuliahan juga

Telah dibahas juga oleh Rudhito (2011) tentang matriks atas aljabar Max-Plus interval, graf dalam aljabar Max-Plus interval serta nilai eigen dan vektor eigen matriks atas

September 2011 perihal Penetapan Pemenang Pelelangan Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa seperti tersebut. diatas adalah sebagai berikut

Pada percobaan dilakukan pengukuran h untuk empat nilai debit air yang berbeda, dengan maksud untuk mengetahui apakah model yang dibuat cukup akurat. jika debit

Tetapi jika reklamasi dilaksanakan mengikuti prinsip – prinsip reklamasi dan dengan komunikasi dan koordinasi yang sinergi dari segenap lembaga