• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGALAMAN KERJA INDEPENDENSI O

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENGALAMAN KERJA INDEPENDENSI O"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas, Kompetensi, dan Motivasi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan

Oleh:

Muhammad Fahdi Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengalaman kerja, independensi, obyektifitas, integritas, kompetensi, motivasi terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Populasi penelitian ini adalah Kantor Inspektorat se Provinsi Riau. Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan sampel purposive/judgement sampling yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) bagian Pemeriksaan. Data diolah dengan menggunakan persamaan regresi berganda.

Hasil penelitian menemukan bahwa independensi dan motivasi berpengaruh signifikan pada p<0,05 dengan β sebesar 0,279 untuk independensi, dan β sebesar 0,239 untuk motivasi. Sedangkan pengalaman kerja, obyektifitas, integritas dan kompetensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada p<0,05. Berdasarkan hasil total adjust R square terbukti bahwa variabel pengalaman kerja, independensi, obyektifitas, integritas, kompetensi, motivasi berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan sebesar 0,229 atau 22,9 %. Sedangkan sisanya sebesar 77,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya yang tidak dilakukan di dalam penelitian ini.

Kata Kunci:   pengalaman kerja, independensi, obyektifitas, integritas, kompetensi, motivasi, kualitas hasil pemeriksaan.

1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam

penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah

suatu instansi pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan

(2)

telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas penyelenggaraan

pemerintahan diperlukan untuk mendorong terwujudnya good governance dan clean

government dan mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, akuntabel serta bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan

nepotisme. Kegiatan ini dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)

yang terdapat dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terdiri dari audit,

review, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya. Akuntabilitas sektor

publik berhubungan dengan praktik transparansi dan pemberian informasi kepada

publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Audit merupakan salah satu bagian dari

pengawasan. Pada praktisnya audit terdiri dari tindakan mencari keterangan tentang

apa yang dilaksanakan dalam suatu instansi yang diperiksa, membandingkan hasil

dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyetujui atau menolak hasil dengan

memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan perbaikan.

Pemeriksaan yang dilakukan APIP terkadang menemui kendala dalam

pelaksanaannya dimana adanya rasa kekeluargaan, kebersamaan dan pertimbangan

manusiawi yang terlalu menonjol. Masalah lain yang dihadapi dalam peningkatan

kualitas APIP adalah bagaimana meningkatkan sikap/perilaku, kemampuan aparat

pengawasan dalam melaksanakan pemeriksaan, sehingga pengawasan yang

dilaksanakan dapat berjalan secara wajar, efektif dan efisien.

Pengguna laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh APIP menginginkan

(3)

menjalankan tugas dan fungsinya sesuai ketentuan dan norma yang berlaku. Norma

dan ketentuan yang berlaku bagi auditor intern pemerintah terdiri dari Kode Etik

APIP dan Standar Audit APIP. Kode etik dimaksudkan untuk menjaga perilaku APIP

dalam melaksanakan tugasnya, sedangkan Standar Audit dimaksudkan untuk menjaga

mutu hasil audit yang dilaksanakan APIP. Dengan adanya aturan tersebut, masyarakat

atau pengguna laporan dapat menilai sejauh mana auditor pemerintah telah bekerja

sesuai dengan standar dan etika yang telah ditetapkan.

Tidak mudah menjaga independensi, obyektifitas serta integritas auditor.

Pengalaman kerja dan kompetensi yang melekat pada diri auditor bukan jaminan

bahwa auditor dapat meningkatkan kualitas hasil pemeriksaannya. Alim dkk. (2007)

menyatakan bahwa kerjasama dengan obyek pemeriksaan yang terlalu lama dan

berulang bisa menimbulkan kerawanan atas independensi yang dimiliki auditor.

Belum lagi berbagai fasilitas yang disediakan obyek pemeriksaan selama penugasan

dapat mempengaruhi obyektifitas auditor, serta bukan tidak mungkin auditor menjadi

tidak jujur dalam mengungkapkan fakta yang menunjukkan rendahnya integritas

auditor.

Kompetensi dan independensi merupakan standar yang harus dipenuhi oleh

seorang auditor untuk dapat melakukan audit dengan baik. Namun, belum tentu

auditor yang memiliki kedua hal di atas akan memiliki komitmen untuk melakukan

audit dengan baik. Sebagaimana dikatakan oleh Goleman (2001) dalam Effendi

(4)

juang yang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standar yang ada. Dengan kata

lain, motivasi akan mendorong seseorang, termasuk auditor, untuk berprestasi,

komitmen terhadap kelompok serta memiliki inisiatif dan optimisme yang tinggi.

Dalam proses hidup dan kehidupan pembentukan perilkaku seseorang

dipengaruhi oleh faktor diri sendiri (internal) dan faktor lingkungan (eksternal). Ada

yang berperilaku baik dan ada yang berperilaku buruk, ada yang rendah hati dan ada

yang tinggi hati, ada yang introvert dan ada yang ekstrovert. Begitu juga dalam

melakukan pekerjaan, ada yang malas dan ada yan rajin, ada yang produktif dan ada

yang tidak produktif, bahkan ada yang senang dengan tantangan pekerjaan dan ada

yang berusaha menjauhi tantangan pekerjaan serta ada yang berambisi untuk

kepentingan pribadi yang kuat dan ada yang lemah.

Motivasi dapat berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi yang

bersifat intrinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang

termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut

bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan

seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala

elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor

utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.

Dalam penelitian Effendi (2010) tentang pengaruh kompetensi, independensi,

(5)

signifikan terhadap kualitas audit. Kemudian penelitian Dalmy (2009) dan Albar

(2010) menyatakan bahwa motivasi berpengaruh signifikan tehadap kinerja auditor.

Wijayanti (2008) menyatakan bahwa motivasi tidak berpengaruh terhadap kepuasan

kerja auditor.

Penelitian Sukriah dkk, (2009) tentang pengaruh pengalaman kerja,

independensi, obyektifitas, integritas, dan kompetensi auditor terhadap kualitas hasil

pemeriksaan memberikan hasil bahwa pengalaman kerja, obyektifitas dan kompetensi

berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Sedangkan untuk

indepedensi dan integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil

pemeriksaan.

Sementara itu, penelitian Budi dkk. (2004) dan Oktavia (2006) tentang

pengalaman kerja memberikan hasil bahwa tidak terdapat pengaruh pengalaman kerja

terhadap pengambilan keputusan auditor, sementara dari penelitian Suraida (2005)

menyatakan bahwa pengalaman audit dan kompetensi berpengaruh terhadap

skeptisisme profesional dan ketepatan pemberian opini auditor akuntan publik. Begitu

juga penelitian yang dilakukan Asih (2006), menemukan bahwa pengalaman auditor

baik dari sisi lama bekerja, banyaknya tugas maupun banyaknya jenis perusahaan

yang diaudit berpengaruh positif terhadap keahlian auditor dalam bidang auditing.

Herliansyah dkk. (2006), dari penelitiannya menemukan bahwa pengalaman

(6)

Independensi dan kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit

bersumber dari penelitian Christiawan (2002) dan Alim dkk. (2007). Hal yang sama

dilakukan oleh Mardisar dkk. (2007), yang memberikan hasil penelitian bahwa

pekerjaan dengan kompleksitas rendah berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil

kerja auditor. Kemudian Trisnaningsih (2007) menyatakan bahwa pemahaman good

governance dapat meningkatkan kinerja auditor jika auditor tersebut selama dalam pelaksanaan pemeriksaan selalu menegakkan sikap independensi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut: Seberapa besar pengalaman kerja, independensi,

obyektifitas, integritas, kompetensi, dan motivasi auditor berpengaruh terhadap

peningkatankualitas hasil pemeriksaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja, independensi, obyektifitas,

integritas, kompetensi, dan motivasi auditor terhadap peningkatan kualitas hasil

pemeriksaan.

2 Tinjauan Pustaka

(7)

Purnamasari (2005) dalam Asih (2006) memberikan kesimpulan bahwa

seorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki

keunggulan dalam beberapa hal diantaranya: 1) mendeteksi kesalahan, 2) memahami

kesalahan dan 3) mencari penyebab munculnya kesalahan.

2.2 Independensi

Auditor yang independen adalah auditor yang tidak memihak atau tidak dapat

diduga memihak, sehingga tidak merugikan pihak manapun (Pusdiklatwas BPKP,

2005). Sikap independen meliputi independen dalam fakta (in fact) dan independen

dalam penampilan (in appearance).

2.3 Obyektifitas

Pusdiklatwas BPKP (2005), menyatakan obyektifitas sebagai bebasnya

seseorang dari pengaruh pandangan subyektif pihak-pihak lain yang berkepentingan,

sehingga dapat mengemukaan pendapat menurut apa adanya.

2.4 Integritas

Integritas mengharuskan seorang auditor untuk bersikap jujur dan transparan,

berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit. Keempat unsur

itu diperlukan untuk membangun kepercayaan dan memberikan dasar bagi

pengambilan keputusan yang andal (Pusdiklatwas BPKP, 2005)

2.5 Kompetensi

Kompetensi auditor adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk

melaksanakan audit dengan benar (Rai, 2008). Kompetensi berkaitan dengan keahlian

(8)

profesional maupun keikutsertaan dalam pelatihan, seminar, simposium (Suraida,

2005).

2.6 Motivasi

Motivasi merupakan salah satu faktor yang mendorong sumber daya

manusia dalam sebuah organisasi dalam membentuk goal congruence. Motivasi yang

membuat sumber daya manusia melakukan pekerjaannya sebaik mungkin.

Kebanggaan atas apa yang telah dicapai sehingga menimbulkan rasa puas (satisfy),

dapat pula disebut sebagai motivasi (Puspitasari, 2005 dalam Albar, 2010).

2.7 Kualitas Hasil Pemeriksaan

Kualitas hasil pemeriksaan adalah probabilitas dimana seorang auditor

menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam system

akuntansi kliennya. Kantor Akuntan Publik (KAP) yang besar akan berusaha untuk

menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang kecil (De

Angelo, 1981, dalam Alim dkk., 2007).

2.8 Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Hasil pemeriksaan

Hasil penelitian Herliansyah dkk. (2006) menunjukkan bahwa pengalaman

mengurangi dampak informasi tidak relevan terhadap judgment auditor. Berbeda

dengan penelitian yang dilakukan oleh Budi dkk. (2004) bahwa pengalaman kerja

tidak mempunyai pengaruh terhadap komitmen profesional maupun pengambilan

keputusan etis. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah:

(9)

Hasil penelitian Trisnaningsih (2007) mengindikasikan bahwa auditor yang

hanya memahami good governance tetapi dalam pelaksanaan pemeriksaan tidak

menegakkan independensinya maka tidak akan berpengaruh terhadap kinerjanya.

Alim dkk (2007) dan Cristiawan (2002) menemukan bahwa independensi

berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan penjelasan tersebut maka

hipotesa yang dibangun adalah:

H2: Independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan

2.10 Pengaruh Obyektifitas Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan

Sukriah dkk (2009) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat obyektifitas

auditor maka semakin baik kualitas hasil pemeriksaannya. Dengan kata lain, semakin

tinggi tingkat obyektifitas auditor maka semakin baik kualitas hasil pemeriksaannya.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah:

H3: obyektifitas berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan 2.11 Pengaruh Integritas Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan

Alim dkk (2007) menyatakan bahwa kualitas audit dapat dicapai jika auditor

memiliki kompetensi yang baik dan hasil penelitiannya menemukan bahwa

kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan penjelasan diatas maka

hipotesis yang dibangun adalah:

(10)

X1 : Pengalaman kerja (+)

Auditor harus memiliki pengetahuan untuk memahami entitas yang diaudit,

kemudian auditor harus memiliki kemampuan untuk bekerja sama dalam tim serta

kemampuan dalam menganalisa permasalahan. Christiawan (2002) dan Alim dkk.

(2007) menyatakan bahwa semakin tinggi kompetensi auditor akan semakin baik

kualitas hasil pemeriksaannya. Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis yang

dibangun adalah:

H5: Kompetensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan

2.13 Pengaruh Motivasi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan

Dorongan mental terhadap perorangan atau orang-orang sebagai anggota

kelompok dalam menanggapi suatu peristiwa dan dorongan yang berasal dari

lingkungan, kemudian diimplementasikan dalam bentuk perilaku adalah merupakan

motivasi. Effendi (2010) menyatakan bahwa motivasi berpengaruh secara signifikan

terhadap kualitas audit. Berdasarkan penjelasan di atas maka hipotesis yang dibangun

adalah:

H6: Motivasi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan

(11)

X2 :

Independensi (+)

X3 : Obyektifitas (+)

Y: Kualitas Hasil Pemeriksaan

X6 :Motivasi (+)

3 Metode Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang

bekerja pada Inspektorat se Provinsi Riau. Penentuan sampel dengan

purposive/judgment sampling yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Inspektorat se Provinsi Riau yang bekerja pada bagian pemeriksaan.

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel Independen:

1. Pengalaman kerja adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit yang

dilihat dari segi lamanya bekerja sebagai auditor dan banyaknya tugas

pemeriksaan yang telah dilakukan (X1).

X4 : Integritas (+)

(12)

2. Independensi adalah kebebasan posisi auditor baik dalam sikap maupun

penampilan dalam hubungannya dengan pihak lain yang terkait dengan tugas

audit yang dilaksanakannya (X2).

3. Obyektifitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang

diberikan anggota. Prinsip obyektifitas mengharuskan anggota bersikap adil,

tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta

bebas dari benturangan kepentingan atau berada dibawah pengaruh pihak lain.

(Prinsip etika, Kode etik IAI) (X3).

4. Integritas merupakan sikap jujur, berani, bijaksana dan tanggung jawab

auditor dalam melaksanakan audit (X4).

5. Kompetensi adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk

melaksanakan audit dengan benar, yang diukur dengan indikator mutu

personal, pengetahuan umum dan keahlian khusus (X5).

6. Motivasi merupakan tuntutan atau dorongan terhadap pemenuhan kebutuhan

individu dan tuntutan atau dorongan yang berasal dari lingkungan , kemudian

diimplementasikan dalam bentuk perilaku (X6).

Variabel Dependen:

Kualitas Hasil Pemeriksaan adalah kualitas kerja auditor yang

ditunjukkan dengan laporan hasil pemeriksaan yang dapat diandalkan

berdasarkan standaryang telah ditetapkan (Y).

(13)

Tahap-tahap pengujian dilakukan dengan perhitungan profil responden,

statistik deskripsi, uji kualitas data, uji asumsi klasik. Pengujian hipotesis dalam

penelitian ini diuji dengan menggunakan metode statistik regresi linier berganda,

dengan alasan penggunaan variabel yang lebih dari satu dalam penelitian ini. Secara

umum formulasi dari regresi linier berganda dapat ditulis sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +b6X6+ e

Dimana:

Y : Kualitas hasil pemeriksaan

a : Nilai intersep (konstan)

b : Koefisien arah regresi

X1 : Pengalaman Kerja Auditor

X2 : Independensi Auditor

X3 : Obyektifitas Auditor

X4 : Integritas Auditor

X5 : Kompetensi Auditor

X6 : Motivasi

e : Error

4 Hasil dan Pembahasan

(14)

Gambaran umum mengenai responden mengenai tingkat

pemgembalian kuesioner, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan lama masa

kerja (lampiran)

Pengalaman Kerja (X1) 0,627 -0,914 Valid 0,521 Reliabel Independensi (X2) 0,761 -0,952 Valid 0,775 Reliabel Obyektifitas (X3) 0,831 -0,990 Valid 0,805 Reliabel

Integritas (X4) 0,880 -0,977 Valid 0,679 Reliabel

Kompetensi (X5) 0,490 -0,992 Valid 0,736 Reliabel

Motivasi (X6) 0,570 -0,938 Valid 0,666 Reliabel

(15)

Uji normalitas ini dapat dilakukan dengan grafik histogram dan grafik normal

P-Plot dimana prinsip dari normalitas ditujukan dengan tingkat penyebaran data pada

sumbu diagonal grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Jika data

menyebar disekitar garis diagonal dan mengikat arah garis diagonal maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas, namun jika data menyebar jauh dari garis

diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas. Hasil pengujian normalitas untuk variabel dependen

kualitas hasil pemeriksaan dapat dilihat pada grafik P-Plott berikut:

4.3.2 Uji Autokorelasi

Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada

tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel

pengganggu pada periode sebelumnya.hasil uji Durbin Watson berada diantara -2 dan

2+ yang artinya tidak terjadi autokorelasi. Dalam penelitian ini nilai Durbin-Watson

sebesar 0,307 sehingga tidak terjadi autokorelasi.

4.3.3 Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana variabel lain (Independen)

saling berkorelasi satu dengan yang lainnya. Persamaan regresi berganda yang baik

adalah persamaan yang bebas dari adanya multikolinieritas antara variabel

(16)

nilai variance inflaction factor (VIF). Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai

tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model tersebut dapat dikatakan bebas dari

multikolinieritas. VIF=1/Tolerance, jika VIF=10 maka tolerance 1/10=0,1 (Ghozali,

2006)

Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat

dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut (Ghozali, 2006). Jika membentuk

pola tertentu yang teratur, maka regresi mengalami gangguan heterokedastisitas. Jika

diagram pencar tidak membentuk pola atau acak, maka regresi tidak mengalami

gangguan heterokedastisitas (Prastito, 2004:155 dalam Ramdhany, 2010) Dari hasil

Scatterplot dibawah terlihat bahwa diagram tidak membentuk pola atau terlihat

berpencar yang berarti tidak terdapat gejala heterokedastisitas. Model regresi yang

(17)

4.4 Uji Hipotesis dan Pembahasan 4.4.1 Pengujian Hipotesis 1

Dari hasil perhitungan SPSS 17.0 for windows (lampiran tabel 4.10),

diperoleh nilai thitung (0,142) < ttabel (1,666), ttabel (α = 0,05 dan df = 113) dan

signifikansi sebesar 0,887 lebih besar dari α = 0,05. Maka pengalaman kerja secara

parsial tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan, sehingga H1 ditolak. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang

dilakukan oleh Christiawan (2002), Suraida (2005), Asih (2006), Asih (2006),

Herliansyah dkk. (2006), Marinus dkk. (1997) dalam Herliansyah dkk. (2006), Alim

dkk., (2007), Sukriah dkk (2009). Sementara hasil penelitian Budi dkk. (2004), Oktavia (2006), Albar (2009) yang menyatakan pengalaman kerja tidak berpengaruh

terhadap komitmen professional, pengambilan keputusan etis, dan kinerja auditor,

konsisten dengan hasil penelitian ini.

4.4.2 Pengujian Hipotesis 2

Dari hasil perhitungan SPSS 17.0 for windows (lampiran tabel 4.10),

diperoleh nilai thitung (2,902) > ttabel (1,666), ttabel (α = 0,05 dan df = 113) dan

signifikansi sebesar 0,004 lebih kecil dari α = 0,05. Maka independensi secara parsial

berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan, sehingga H2

diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Christiawan

(2002), Trisnaningsih (2007) dan Alim dkk, (2007). Namun penelitian ini tidak

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sukriah dkk, (2009) yang menyatakan

bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

(18)

Dari hasil perhitungan SPSS 17.0 for windows (lampiran tabel 4.10), diperoleh nilai thitung (0,532) < ttabel (1,666), ttabel (α = 0,05 dan df = 113) dan

signifikansi sebesar 0,595 lebih besar dari α = 0,05. Maka obyektifitas secara parsial

tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan, sehingga

H3 ditolak. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Sukriah,dkk (2009) dan

Pusdiklatwas BPKP (2005) bahwa prinsip obyektifitas mengharuskan auditor

bersikap adil, tidak memihak, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan

kepentingan atau berada di bawah pengaruh orang lain, sehingga dapat

mengemukakan pendapat seperti apa adanya.

4.4.4 Pengujian Hipotesis 4

Dari hasil perhitungan SPSS 17.0 for windows (lampiran tabel 4.10),

diperoleh nilai thitung (-1,315) < ttabel (1,666), ttabel (α = 0,05 dan df = 113) dan

signifikansi sebesar 0,191 lebih besar dari α = 0,05. Maka integritas secara parsial

tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan, sehingga

H4 ditolak. Hasil ini mendukung penelitian Sukriah dkk, (2009) yang menyatakan

auditor mempertimbangkan keadaan pribadi seseorang/sekelompok orang atau suatu

organisasi untuk membenarkan perbuatan melanggar ketentuan atau

perundang-undangan yang berlaku, serta bila obyek pemeriksaan melakukan kesalahan maka

auditor bersikap menyalahkan yang dapat menyebabkan kerugian orang lain.

4.4.5 Pengujian Hipotesis 5

Dari hasil perhitungan SPSS 17.0 for windows (lampiran tabel 4.10),

diperoleh nilai thitung (-1,703) < ttabel (1,666), ttabel (α = 0,05 dan df = 113) dan

signifikansi sebesar 0,091 lebih besar dari α = 0,05. Maka kompetensi secara parsial

(19)

H5 ditolak. Hasil ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sukriah, dkk

(2009), Christiawan (2002), Suraida (2005) dan Alim dkk. (2007).

4.4.6 Pengujian Hipotesis 6

Dari hasil perhitungan SPSS 17.0 for windows (lampiran tabel 4.10) ,

diperoleh nilai thitung (2,889) > ttabel (1,666), ttabel (α = 0,05 dan df = 113) dan

signifikansi sebesar 0,005 lebih kecil dari α = 0,05. Maka motivasi secara parsial

berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan, sehingga H6

diterima. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Albar (2009), Effendy

(2010), dan Dalmy (2010). Namun penelitian ini tidak mendukung penelitian

Wijayanti (2008) yang menyatakan bahwa motivasi tidak berpengaruh terhadap

kepuasan kerja auditor.

5 Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran 5.5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh kesimpulan bahwa independensi dan

motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

Dengan demikian, semakin semakin independen seorang auditor dan semakin tinggi

motivasi seorang auditor maka semakin meningkat atau semakin baik kualitas hasil

pemeriksaan yang dilakukannya. Sedangkan untuk pengalaman kerja, obyektifitas,

integritas, dan kompetensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil

pemeriksaan. Sedangkan secara simultan, keenam variabel tersebut berpengaruh

terhadap kualitas hasil pemeriksaan dengan kemampuan menjelaskan terhadap

variabel dependen sebesar 22,9%. Hal ini berarti masih banyak variabel-variabel

(20)

5.5.2 Keterbatasan

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada Inspektorat se Provinsi Riau, sehingga

kurang mampu menggeneralisasi praktik-praktik pengukuran kualitas hasil

pemeriksaan di Indonesia.

2. Penelitian ini kurang mengeksplorasi variabel independen lain yang mungkin

berpengaruh misalnya akuntabilitas, etika, resiko audit, budaya orgasnisasi.

Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti.

5.5.2 Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya agar dapat meneliti variabel-variabel lain yang

mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan.

2. Penelitian ini hanya mencakup Inspektorat se Provinsi Riau, untuk penelitian

selanjutnya dapat meneliti untuk cakupan yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Albar, Zulkifli. 2009. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan, Komitmen Organisasi, Sistem Reward, Pengalaman dan Motivasi Auditor terhadap Kinerja Auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. . Tesis (tidak dipublikasikan). Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Medan

Alim, M. Nizarul. Trisni Hapsari dan Lilik Purwanti. 2007. Jurnal. Pengaruh

Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. SNA X. Makassar.

Arens, Alvin A., Randal J.E dan Mark S.B. 2004. Auditing dan Pelayanan Verifikasi,

Pendekatan Terpadu. Jilid 1, Edisi Kesembilan. Penerbit PT.Indeks. Jakarta.

Asih, Dwi Ananing Tyas. 2006. Jurnal. Pengaruh Pengalaman Terhadap Peningkatan

Keahlian Auditor Dalam Bidang Auditing. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

Budi, Sasongko. Basuki dan Hendaryatno. 2004. Jurnal. Internal Auditor dan Dilema

(21)

Christiawan, Yulius Jogi. 2002. Jurnal. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol.4, No. 2, November, 79 - 92.

Dalmy, Darisman. 2009. Pengaruh SDM, Komitmen, Motivasi terhadap Kinerja Auditor dan Reward sebagai Moderating pada Inspektorat Provinsi Jambi. Tesis (tidak dipublikasikan). Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Medan

Effendi, Muh. Taufiq. 2010. Pengaruh Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kota Gorontalo). Tesis (tidak dipublikasikan). Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Cetakan

IV. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Gujarati, D. 2003. Basic Econometrics. Edisi Keempat. McGraw Hill. Newyork

Herliansyah, Yudhi. Meifida Ilyas. 2006. Jurnal. Pengaruh Pengalaman Auditor

terhadap Penggunaan Bukti Tidak Relevan Dalam Auditor Judgment. SNA IX. Padang.

IAI, (2001) Standar Profesional Akuntan Publik, Penerbit Salemba Empat, Cetakan Pertama. Jakarta

Mardisar, Diani. Ria Nelly Sari. 2007. Jurnal. Pengaruh Akuntabilitas Dan

Pengetahuan Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor. SNA X. Makassar.

Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Edisi Pertama.

Yogyakarta

Mulyadi dan Kanaka Purwadireja. 1998. Auditing. Edisi Kelima. Penerbit Salemba

Empat. Jakarta.

Mustafa, Edwin Nasution. Hardius Usman. 2007. Proses Penelitian Kuantitatif.

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Oktavia, Reni. 2006. Jurnal. Pengaruh Pengalaman Audit Dan Self-Efficacy

Terhadap Keputusan Auditor: Survey Pada Auditor Pemerintah. Fakultas Ekonomi. Universitas Lampung.

(22)

Permenpan Nomor PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

Permenpan Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

Pusdiklatwas BPKP. 2008. Kode Etik dan Standar Audit. Edisi Kelima.

Rai, Agung. 2008. Audit Kinerja Pada Sektor Publik. Penerbit Salemba Empat.

Ramdhany, Muhammad. 2010. Pengaruh Faktor-Faktor Politik dan Kultur Organisasi Terhadap Informasi Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu. Skripsi. Universitas Riau.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta. Bandung.

Sukriah, Ina. Akram. Biana Adha Inapty. 2009 . Jurnal. Pengaruh Pengalaman Kerja,

Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. SNA XII Palembang

Sunarto. 2003. Auditing. Edisi Revisi Cetakan Pertama. Penerbit Panduan.

Yogyakarta.

Suraida, Ida. 2005. Jurnal. Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit Dan

Risiko Audit Terhadap Skeptisme Profesional Auditor Dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik. Sosiohumaniora, Vol. 7, No. 3, November, 186 - 202.

Trisnaningsih, Sri. 2007. Jurnal. Independensi Auditor Dan Komitmen Organisasi

Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. SNA X Makassar.

Wijayanti, Diah. 2008. Jurnal. Pengaruh Komitmen terhadap Kepuasan Kerja Auditor Internal : Motivasi Sebagai Variabel Moderating (Penelitian pada Kantor Yayasan Pendidikan Internal Audit Jakarta). SNA XI Pontianak.

Lampiran 1 Tabel 4.1

(23)

No Inspektorat

1. Provinsi Riau 44 27 61,36%

2. Kotamadya Pekanbaru 30 15 50%

3. Kotamadya Dumai 25 10 40%

4. Kabupaten Kampar 15 8 53,33%

5. Kabupaten Pelalawan 16 16 100%

6. Kabupaten Siak 12 6 50%

10. Kabupaten Rokan Hulu 8 4 50%

11. Kabupaten Rokan Hilir 9 4 44,44%

12. Kabupaten Bengkalis 9 5 55,55%

13. Kabupaten Meranti 5 5 100%

Tingkat pengembalian

kuesioner keseluruhan 211 120 56,87%

(24)

Tabel 4.3

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Berganda dengan Metode Enter

Coefficientsa

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 25.590 3.708 6.902 .000

Pengalaman kerja .026 .184 .029 .142 .887 .159 6.289

Independensi .279 .096 .465 2.902 .004 .252 3.965

Obyektifitas .048 .090 .091 .532 .595 .223 4.484

Integritas -.094 .072 -.179 -1.315 .191 .348 2.871

Kompetensi -.190 .111 -.345 -1.703 .091 .158 6.330

Gambar

Tabel VIF dan Tolerance
Tabel 4.2
Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Berganda dengan Metode Enter

Referensi

Dokumen terkait

Dapat dikatakan subsektor ini merupakan subsektor prioritas yang dapat dijadikan acuan untuk pengembangan sektor pariwisata di Provinsi DKI Jakarta karena merupakan subsektor

PELAKSANAAN PENYIDIKAN DAN HAMBATANNYA DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA KESUSILAAN.. (PORNOGRAFI) DI SURAKARTA (Studi Kasus di

September 2011 perihal Penetapan Pemenang Pelelangan Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa seperti tersebut. diatas adalah sebagai berikut

the scope of lhc legislative fra111cwork of thcfr rcspcclivc countries. \V.IIEREAS, The comrnun i ョャ」ョセウエ@ or both coun I rics m the cvolulio11 of the

Berdasarkan data nilai indeks browning &lt; 0.068; kecerahan (L) &gt; 96.45; dan residu sulfit &lt; 500 ppm serta hasil uji sensori ranking hedonik bernilai 2.03

The objective of the study are to describe the implementation of teaching speaking by using games to the eleventh year students of SMA N 1 Teras,and to know the student’s

Untuk menjamin terbangunnya system informasi kependudukan yang baik harus didukung oleh basis data penduduk yang akurat, tersedianya sarana prasarana pembaharuan

Surakarta, 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Pengaruh lingkungan pergaulan remaja dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kradenan;