SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
BIRO ADMINISTRASI PEREKONOMIANNOTA DINAS
Kepada : Yth. Bp. Kepala Bagian Perindustrian dan Perdagangan
Dari : Sub Bagian Perdagangan
Tanggal : Februari 2014
Nomor : 530/ /021/2014
Sifat : Segera
Lampiran : 5
Perihal : Telaahan Staf Tentang Substitusi Impor Bahan
Baku/Penolong Yang Dapat Diimplementasikan di Jawa Timur
Menindaklanjuti perintah Bp. Kepala Bagian Perindustrian dan Perdagangan tanggal 07 Februari 2014 untuk membuat telaahan staf perihal pada pokok nota, bersama ini dengan hormat kami laporkan hal – hal sebagai berikut :
I. Latar Belakang Masalah
1. Peningkatan investasi yang ada di provinsi Jawa Timur membuat para pengusaha yang telah berinvestasi ingin terus meningkatkan efisiensi manajemen produksi perusahaannya guna memperoleh keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu peningkatan investasi di Jawa Timur sejajar dengan peningkatan impor bahan baku/penolong guna menapai efisiensi perusahaan – perusahaan ;
2. Peningkatan jumlah impor membuat cadangan devisa negara Indonesia menjadi lebih menipis oleh karena itu harus segera diformulasikan kebijakan substitusi impor yang efektif dan efisien ;
3. Ketersediaan barang baik dalam segi kualitas maupun kuantitas barang yang dibutuhkan masih belum dapat dipastikan kontinuitasnya ;
4.
II. Hipotesa
1. Kebijakan substitusi impor dapat dimaksimalkan dengan meningkatkan perdagangan antar pulau dalam negeri ;
2. Peningkatan tekhnologi industri pengolahan bahan mentah untuk dijadikan bahan baku/penolong bagi industri harus segera dilakukan guna memenuhi kebutuhan industri yang ada di Jawa Timur tanpa harus impor bahan baku/penolong.
III. Pembahasan
Substitusi impor merupakan suatu industri yang mengganti atau menghasilkan barang-barang yang sebelumnya diimpor dari luar negeri yang kemudian diproduksi sendiri di dalam negeri. Substitusi impor yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat ketergantungan impor Jawa Timur yang mencapai 83,26% adalah dengan meningkatkan perdagangan antar pulau dan antar provinsi.
Pelaksanaan kebijakan substitusi impor tidak akan berjalan maksimal jika tidak ada kepastian atau jaminan akan ketersediaan bahan baku/penolong (kuantitas) yang berkesinambungan (kontinuitas) dan sesuai dengan standar mutu yang dibutuhkan (kualitas) untuk industri. Jika ketiga faktor tersebut dapat dipenuhi maka keuntungan dari penerapan kebijakan substitusi impor yang diterapkan di Jawa Timur, antara lain adalah sebagai berikut : 1. Menghemat penggunaan devisa import
Dengan mengurangi jumlah import maka secara otomatis kita tidak perlu membeli barang dari luar negeri.
2. Menciptakan lapangan kerja/pekerjaan yang luas bagi masyarakat
Pelaksanaan substitusi impor akan semakin berkembangnya industri pengolah bahan – bahan mentah (smelter) di Indonsesia, sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang banyak. Selain itu dengan adanya kebutuhan dalam negeri yang tinggi maka masyarakat yang telah berbadan hukum dapat membuat kontrak – kontrak kerja dengan para pengusaha untuk menyediakan bahan baku/penolong industri. Secara otomatis maka Koperasi dan UMKM yang ada di Jawa Timur akan semakin berdayaguna dan berhasilguna.
3. Terjadi transfer of technologi (alih teknologi).
Penerapan kebijakan substitusi impor dengan memproduksi kebutuhan barang – barang industri secara mandiri akn memacu para pengusaha dan masyarakat untuk terus mengembangkan industri pengolahan bahan baku/penolong (smelter) sehingga akan terjadi transfer tekhnologi
4. Menjamin stabilitas harga/menstabilkan harga jual.
Jika kebijakan substitusi impor ini dapat berjalan secara efektif dan dilaksanakan secara berkelanjutan maka pemenuhan kebutuhan akan bahan baku/penolong bagi industri tidak akan terpengaruh oleh fluktuatifnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.
5. Perluasan pasar.
Perdagangan antar pulau antar provinsi yang dilaksanakan untuk mendukung substitusi impor akan memperluas pasar dalam negeri, sehingga hubungan antar pengusaha akan menjadi semakin luas.
6. Transportasi/pengangkutan berkembang.
Dengan perkembangan perdagangan antar pulau antar provinsi yang dilaksanakan untuk menunjang pelaksanaan kebijakan substitusi impor dapat mengembangkan tekhnologi transportasi menjadi lebih modern guna mencapai efektifitas dan efisiensi transport bahan baku/penolong. Hal tersebut dapat terwujud hanya jika didukung oleh kebijakan subsidi maupun bantuan biaya ongkos angkut bagi yang melaksanakan perdagangan antar pulau antar provinsi dalam jangka waktu tertentu hingga harga pasar transpotasi perdagangan telah terbentuk menjadi efektif dan efisien.
Berikut adalah data yang dihimpun dari data distribusi produk impor di Jawa Timur Sub Bagian Perdagangan Biro Adm. Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur :
Tabel 1
Komoditi Konsumsi Dalam Jawa TimurIndustri Total Luar JatimTotal Jumlah dilakukan substitusi impor dengan cara perdagangan antar pulau. Hal tersebut karena melimpahnya produk – produk yang diproduksi juga di provinsi lain, antara lain :
1. Impor produk hortikultura yang didistribusikan didalam maupun diluar Jawa Timur baik untuk konsumsi maupun industri sampai dengan bulan Januari tahun 2014 adalah sebanyak 270613,106164 ton dapat dilakukan substitusi impor dengan melakukan kerjasama perdagangan dengan seluruh provinsi di Indonesia yang jumlah produksinya seperti terlampir pada lmpiran 1 Nota dinas ini. Namun kerjasama tersebut juga harus didukung dengan adanya industri pengolah hortikultura mentah yang dapat memproduksi produk-produk hortikultura sesuai dengan kebutuhan konsumsi maupun industri di Jawa Timur baik dari sisi kualitas maupun kuantitas produk ;
2. Impor produk jagung yang didistribusikan didalam maupun diluar Jawa Timur baik untuk konsumsi maupun industri sampai dengan tahun bulan Januari tahun 2014 adalah sebanyak 202660,269883 ton dapat dilakukan substitusi impor dengan melakukan kerjasama perdagangan dengan seluruh provinsi di Indonesia kecuali DKI Jakarta. Hal tersebut karena produksi jagung di 31 provinsi di Indonesia mencapai 12596406 ton. Namun kerjasama tersebut juga harus didukung dengan adanya industri pengolah jagung mentah yang dapat memproduksi produk-produk jagung yang sesuai dengan kebutuhan konsumsi maupun industri di Jawa Timur baik dari sisi kualitas maupun kuantitas produk ;
3. Impor produk kacang kedelai yang didistribusikan didalam maupun diluar Jawa Timur baik untuk konsumsi maupun industri sampai dengan tahun bulan Januari tahun 2014 adalah sebanyak 110919,930437 ton dapat dilakukan substitusi impor dengan melakukan kerjasama perdagangan dengan 30 provinsi di Indonesia kecuali DKI Jakarta dan Bangka Belitung yang pada tahun 2013 tidak menghasilkan kecang kedelai. Jumlah keseluruhan produksi kacang kedelai di 30 provinsi di Indonesia adalah 463200 ton. Jumlah tersebut dapat memenuhi kebutuhan impor kacang kedelai. Namun kerjasama tersebut juga harus didukung dengan adanya industri pengolah kacang kedelai mentah yang dapat memproduksi produk-produk kacang kedelai yang sesuai dengan kebutuhan konsumsi maupun industri di Jawa Timur baik dari sisi kualitas maupun kuantitas produk ;
kacang hijau yang dapat memproduksi produk-produk kacang hijau yang sesuai dengan kebutuhan konsumsi maupun industri di Jawa Timur baik dari sisi kualitas maupun kuantitas produk ;
5. Impor produk Kacang Tanah yang didistribusikan didalam maupun diluar Jawa Timur baik untuk konsumsi maupun industri sampai dengan bulan Januari tahun 2014 adalah sebanyak 428.238 ton dapat dilakukan substitusi impor dengan melakukan kerjasama perdagangan dengan 29 provinsi di Indonesia kecuali DKI Jakarta, Bangka Belitung, dan Kep. Riau tersebut adalah sebesar 152500 ton. Namun kerjasama tersebut juga harus didukung dengan adanya industri pengolah kacang tanah mentah yang dapat memproduksi produk-produk kacang tanah yang sesuai dengan kebutuhan konsumsi maupun industri di Jawa Timur baik dari sisi kualitas maupun kuantitas produk ;
6. Impor produk Susu yang didistribusikan didalam maupun diluar Jawa Timur baik untuk konsumsi maupun industri sampai dengan bulan Januari tahun 2014 adalah sebanyak 11424,230611 ton dapat dilakukan substitusi impor dengan melakukan kerjasama dengan seluruh perusahaan penghasil susu perah di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Nasional, pada tahun 2012 produksi susu perusahaan sapi perah di Indonesia adalah sebanyak 38.421,82 liter. Berikut adalah tabel produksi susu perusahaan sapi perah 2007 – 2012 :
Tabel 2
produksi susu perusahaan sapi perah 2007 – 2012
Produksi Susu 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah (000 Ltr) 45 036,63 439,2119 210,4919 240,9516 36 460,64 38 421,82
Nilai (Juta Rp) 831,68125 151,9960 535,4359 798,9348 499,89125 242 517,01
7. Impor produk Tepung ikan yang didistribusikan didalam maupun diluar Jawa Timur baik untuk konsumsi maupun industri sampai dengan bulan Januari tahun 2014 adalah sebanyak 3466,31433 ton dapat dilakukan substitusi impor dengan melakukan kerjasama perdagangan dengan 29 provinsi di Indonesia kecuali DKI Jakarta, Bangka Belitung, dan Kep. Riau adalah sebesar 152500 ton. Namun kerjasama tersebut juga harus didukung dengan adanya industri pengolah tepung mentah yang dapat memproduksi produk-produk tepung ikan yang sesuai dengan kebutuhan konsumsi maupun industri di Jawa Timur baik dari sisi kualitas maupun kuantitas produk ;
8. Impor produk Ikan yang didistribusikan didalam maupun diluar Jawa Timur baik untuk konsumsi maupun industri sampai dengan bulan Januari tahun 2014 adalah sebanyak 24936,518973 ton dapat dilakukan substitusi impor dengan melakukan kerjasama perdagangan dengan 29 provinsi di Indonesia kecuali DKI Jakarta, Bangka Belitung, dan Kep. Riau adalah sebesar 152500 ton. Namun kerjasama tersebut juga harus didukung dengan adanya industri pengolah ikan fresh yang dapat memproduksi produk-produk ikan yang sesuai dengan kebutuhan konsumsi maupun industri di Jawa Timur baik dari sisi kualitas maupun kuantitas produk ;
9. Impor produk cumi - cumi yang didistribusikan didalam maupun diluar Jawa Timur baik untuk konsumsi maupun industri sampai dengan bulan Januari tahun 2014 adalah sebanyak 24936,518973 ton dapat dilakukan substitusi impor dengan melakukan kerjasama perdagangan dengan 29 provinsi di Indonesia kecuali DKI Jakarta, Bangka Belitung, dan Kep. Riau adalah sebesar 152500 ton. Namun kerjasama tersebut juga harus didukung dengan adanya industri pengolah cumi-cumi fresh yang dapat memproduksi produk-produk cumi-cumi yang sesuai dengan kebutuhan konsumsi maupun industri di Jawa Timur baik dari sisi kualitas maupun kuantitas produk.
1. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, upaya substitusi impor bahan baku/penolong dengan memaksimalkan perdagangan antar pulau antar provinsi dapat diterapkan di Jawa Timur ; 2. Pelaksanaan substitusi impor bahan baku/penolong dapat dilaksanakan
secara efektif jika dilaksanakan bersamaan dengan peningkatan tekhnologi industri pengolahan bahan mentah untuk dijadikan bahan baku/penolong yang sesuai dengan kebutuhan konsumsi dan industri di Jawa Timur dengan memperhatikan kualitas produknya ;
V. Rekomendasi
1. Perlu adanya percepatan pengambilan kebijakan yang konkrit mengenai substitusi impor bahan baku/penolong.
2. Pelaksanaan substitusi impor bahan baku/penolong di Jawa Timur akan lebih efisien jika pelaksanaanya diawali dengan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur berupa meningkatkan fasilitas transportasi baik darat maupun laut. Peningkatan fasilitas transportasi tersebut dapat dilakukan dengan memperbaiki jalan dan memberikan bantuan subsidi berupa bantuan biaya ongkos angkut sementara bagi para importir yang mau beralih ke perdagangan antar pulau antar provinsi ;
3. Pelaksanaan substitusi impor bahan baku/penolong di Jawa Timur dapat dilakukan dengan lebih efisien jika Pemerintah Provinsi Jawa Timur memfasilitasi hubungan perdagangan business to business ;
4. Pelaksanaan substitusi impor bahan baku/penolong di Jawa Timur
5. Kajian Kebijakan Substitusi Impor A. Keuntungan substitusi Impor
1.
6. Kesimpulan Dan Rekomendasi
Demikian untuk menjadikan maklum dan mohon arahan lebih lanjut
Kepala Kepala Bagian Perindustrian dan Perdagangan
Ir. ARIS MUKIYONO, MT, MM
Pembina
Lampiran 1
PRODUKSI BUAH – BUAHAN (HORTIKULTURA) MENURUT PROVINSI TAHUN 2012
Provinsi Alpuka
t Blimbing Duku Durian Jambu Jeruk Mangga Manggis Nanas Pepaya Pisang Rambutan Salak Sawo Aceh 4 231 801 5 267 37 203 3 371 18 502 39 465 2 306 545 12 535 62 661 30 160 337 5 484 Sumatera Utara 7 954 7 247 32 714 102 766 19 861 362 250 35 471 13 182 262 090 31 658 363 060 26 908 350 010 9 398 Sumatera Barat 42 600 520 4 492 45 116 2 132 42 067 8 665 11 872 278 11 623 137 348 11 321 2 758 9 300 R i a u 594 1 015 3 383 13 250 2 471 5 059 7 337 2 618 92 445 12 966 20 644 9 223 920 3 903 J a m b i 2 826 824 22 694 32 768 1 642 45 056 3 898 3 919 144 896 29 791 37 797 52 249 841 3 005 Sumatera Selatan 4 198 1 109 26 710 28 344 1 797 17 934 14 294 1 096 47 341 7 064 182 959 15 504 920 4 621 Bengkulu 6 489 1 187 1 387 17 487 1 755 10 960 6 309 3 950 482 9 290 33 540 9 610 3 683 2 552 Lampung 10 886 1 828 15 201 45 396 2 850 3 791 21 725 6 698 585 608 103 312 817 606 34 934 6 264 13 569 Bangka Belitung 376 167 2 423 9 956 488 5 113 3 634 1 332 24 107 1 355 6 769 5 942 1 173 408 Kepulauan Riau 72 178 506 4 744 167 655 3 887 217 1 851 1 671 6 655 7 296 1 072 773 DKI Jakarta 304 8 796 635 937 2 385 419 15 413 7 0 1 133 2 194 4 193 248 695 Jawa Barat 89 797 13 630 17 628 76 599 65 897 29 860 344 205 79 444 174 451 75 980 1 192 861 131 942 40 816 25 059 Jawa Tengah 23 119 13 221 27 024 79 236 33 977 23 102 422 992 19 719 69 058 78 292 617 455 82 557 443 840 11 647 DI Yogyakarta 7 566 896 1 419 8 528 4 741 2 610 41 688 2 738 600 11 410 61 153 19 474 40 262 5 350 Jawa Timur 50 101 28 295 7 014 158 341 19 642 390 388 840 315 8 392 196 581 323 371 1 362 881 104 998 76 356 10 694 Banten 1 023 2 003 3 869 47 466 4 721 1 708 52 188 19 875 394 11 573 248 243 31 907 1 595 2 907 B a l i 1 997 410 898 14 134 1 380 129 670 40 372 4 128 546 7 864 164 700 13 219 34 060 5 063 NTB 768 392 325 3 587 10 633 6 914 137 689 726 11 003 6 953 91 830 4 078 13 9 297 NTT 10 306 809 9 1 172 5 004 19 914 71 430 33 7 282 53 400 148 278 4 131 804 1 072 Kalimantan Barat 233 860 4 063 25 100 1 752 172 945 5 674 819 108 704 9 521 53 454 21 437 1 383 2 543 Kalimantan Tengah 128 853 2 624 10 636 1 629 7 019 5 379 1 031 14 252 3 457 19 816 15 882 1 208 1 501 Kalimantan Selatan 30 1 636 5 959 13 291 2 178 101 016 6 205 564 7 790 5 662 69 669 19 588 898 3 445 Kalimantan Timur 744 1 260 5 422 17 359 1 319 10 556 10 774 226 21 074 21 005 124 743 16 232 9 340 1 932 Sulawesi Utara 2 866 303 5 330 5 793 651 963 6 025 708 2 448 5 656 32 004 3 701 65 0 Sulawesi Tengah 4 096 400 7 786 16 543 1 513 29 861 18 353 1 124 1 085 6 905 47 748 17 718 785 217 Sulawesi Selatan 18 210 1 986 28 495 38 210 11 771 46 054 158 006 2 239 2 265 42 517 149 061 44 400 13 572 797 Sulawesi Tenggara 515 430 7 677 5 171 1 078 39 484 19 833 95 2 637 7 959 30 678 11 031 392 69
Gorontalo 19 29 388 939 55 1 211 3 942 0 235 422 4 405 456 1 0
Lampiran 2
PRODUKSI TANAMAN PANGAN MENURUT PROVINSI, 2012-2013
Provinsi Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013
Lampiran 3
PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA MENURUT PROVINSI DAN JENIS BUDIDAYA (TON), 2010 DAN 2011
103
Sulawesi Tengah 716 496 23 214 4 294 266 - 10 744 280 734 635 42 057 4 394 273 - 19 781378
Sulawesi Selatan 815 777 534 456 4 886 123 - 2 126 1 357 368 1 024 310 600 241 6 273 194 - 2 255 1 633274
Sulawesi Barat 13 211 16 018 426 - 4 142 29 801 21 553 17 928 608 - 4 221 40 315
Sulawesi Tenggara 353 431 46 962 3 730 - - - 404 123 588 745 54 921 4 169 - - - 647836
Maluku 275 193 527 34 - - - 275 754 610 712 1 741 52 - - - 612505
Maluku Utara 49 878 127 1 351 - 334 - 51 690 65 093 85 1 930 213 478 - 67 799
Papua 224 628 1 263 223 - - 2 338 176 950 2 798 234 - - 4 157
Papua Barat 20 613 189 796 12 11 128 21 749 26 280 1 164 2 335 - - 5 29 784
PRODUKSI SUSU PERUSAHAAN SAPI PERAH, 2007 – 2012
Provinsi Sapi Kerba 2012 2013 (sementara)
Produksi Susu 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah (000 Ltr) 45 036,63 19 439,21 19 210,49 16 240,95 36 460,64 38 421,82
Nilai (Juta Rp) 125 831,68 60 151,99 59 535,43 48 798,93 125 499,89 242 517,01
Jumlah Perusahaan Sapi Perah Menurut Badan Hukum/Usaha, Tahun 2007 – 2012
Badan Hukum 2007 2008 2009 2010 2011 2012
PT/CV/Firma 10 27 26 29 34 41
BUMN 2 2 2 4 5 6
Koperasi 28 31 29 26 22 21
Perorangan 387 0 0 - -
-Yayasan - - - 30 30 16
Lainnya 90 39 37 - -
-Jumlah 517 99 94 89 91 84
Jumlah Perusahaan Sapi Perah Menurut Kegiatan Utama, 2000 – 2012
Kegiatan Utama 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Pembibitan 6 4 4 4 3 6
Budidaya 511 95 90 84 87 70
Pengumpul Susu Sapi - - - 1 1 8