PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X
SMK BHAKTI NUSANTARA SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017
JURNAL
Disusun Untuk Memenuhi Syarat Guna Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Puput Diaz Kartika
202010075
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X
SMK BHAKTI NUSANTARASALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017
Puput Diaz Kartika1 , Kriswandani2
Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 1
Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UKSW, email: [email protected] 2
Dosen Pendidikan Matematika FKIP UKSW, email: [email protected]
ABSTRAK
Jenis penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui 1) ada atau tidaknya pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe ICM terhadap minat belajar bagiSiswa Kelas X SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga dan 2) ada atau tidaknya pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe ICM terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas X SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga semester 2 tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri dari 4 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Cluster Random Sampling kemudian diperoleh Kelas X Farmasi sebagai kelas kontrol (15 siswa) dan Kelas X Keperawatan (32 siswa) sebagai kelas eksperimen. Pengumpulan data menggunakan metode angket minat belajar dan metode tes. Desain dalam penelitian ini menggunakanthe randomized control grouppretest-posttest. Pengujian dari data yang sudah diperoleh menggunakan uji beda rerata dan Uji Mann-Whitney. Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,017< 0,050yang berarti penerapan strategi pembelajaran aktif tipe ICM bepengaruh terhadap minat belajar matematika siswa kelasX SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga. Berdasarikan hasil uji beda rerata diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,005 < 0,050 yang artinya penerapan strategi pembelajaran aktif tipe ICM berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga.
Kata Kunci:Minat BelajarHasil Belajar Matematika, Strategi pembelajaran aktif tipe ICM (Index Card Match).
PENDAHULUAN
Pembelajaran matematika merupakan suatu proses yang diselengarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa guna memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan matematika, yang bertujuan membentuk kemampuan bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis dan memiliki sifat obyektif, jujur, disiplin dalam memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang matematika, bidang lain, maupun dalam kehidupan sehari-hari (Wawan, 2010).
Pentingnya pelajaran matematika bagi siswa, diharapkan dapat memacu guruuntuk membimbing siswa secara optimal guna mencapai tujuan pembelajaran. Siswa juga diharapkan berperan aktif dalam proses pembelajaran matematika demi tercapainya suatu keseimbangan dalam proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas dan kewajiban, tidak hanya mengajar, mendidik dan membimbing siswa tetapi juga patut sebagai model dalam pembelajaran sehingga mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan (Kompas tanggal 8 Februari 2014).Namun pada kenyataannya proses pembelajaran matematika yang digunakan masih didominasi oleh guruyang mengakibatkan siswa merasa bosan dan tidak antusias setiap mengikuti pelajaran matematika. Siswa cenderung berkata bahwa dirinya memahami materi yang dijelaskan guru, namun ketika diadakan ulangan nilai mereka tidak sesuai dengan yang diharapkan guru. Tidak adanya kesinambungan antara guru dan perilaku siswa yang tidak ingin berubah, dapat berakibat pada minat siswa yaitu tidak bersemangat untuk belajar matematika dan hasil belajar siswa yang tidak maksimal.
ICM diharapkan mampu menumbuhkan minat belajar matematika pada siswa.Baharudin dan Wahyuni (2007: 24) mengemukakan, minat berarti kecenderungan dan gairah yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia tidak akan bersemangat bahkan tidak mau belajar. Slameto (2010: 54) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa yaitu: 1) Faktor Intern: faktor jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh; faktor psikologi, seperti intelegensi, perhatian, bakat, kematangan dan kesiapan. 2) Faktor Ekstern: faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan; faktor sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar penilaian diatas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar dan tugas rumah.
dapat berupa ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung, tes akhir semester, dan sebagainya. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar oleh Rusman (2012:124) diklasifikasikan menjadi 2, yaitu faktor internal (faktor yang berasal dari diri siswa) dan faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa). Salah satu faktor eksternal adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Berdasarkan hasil observai yang dilaksanakan di SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga, terlihat bahwa minat dan hasil belajar siswa SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga masih belum maksimal. kecenderungan siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran di kelas masih kurang, banyak siswa yang kurang fokus ketika guru sedang menjelaskan dan asyik dengan kegitannya sendiri.Pembelajaran yang berpusat pada guru mengakibatkan siswa belum memahami materi yang disampaikan oleh guru dan siswa tidak berusaha bertanya atau mempelajari sendiri materi yang belum dimengerti. Pembelajaran seperti ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.Hasil belajar matematika siswa rendah dikarenakan siswa mengalami kesulitan saat belajar matematika diantaranya kesulitan untuk mengaplikasikan rumus-rumus matematika dalam kehidupan sehari-hari dan tekanan yang berlebihan pada hafalan rumus serta kecepatan berhitung. Hal ini didukung oleh nilai rerata matematika yang dicapai oleh siswa masih dibawah nilai KKM.
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka dibutuhkan suatu strategi pembelajaran untuk menciptakan suasana belajar yang dapat melibatkan siswa secara aktif baik fisik maupun mental agar tercipta suasana belajar yang kondusif. Strategi pembelajaran aktif merupakan suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk berperan aktif dalam suatu proses pembelajaran. Siswa diharapkan dapat membangun pemahamannya sendiri tentang materi pelajaran (Zaini, dkk, 2007).
Salah satu strategi pembelajaran aktif yang dapat digunakan oleh seorang guru adalah
strategi pembelajaran aktif tipe index card match. Suprijono (2013: 120) menjelaskan index
card match (mencari pasangan kartu) adalah suatu strategi yang cukup menyenangkan
digunakan untuk memantapkan pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajari. Index
card match merupakan salah satu strategi yang menyenangkan yang akan mengajak siswa
untuk aktif dalam proses pembelajaran. Index card match adalah salah satu teknik
instruksional dari belajar aktif yang termasuk dalam berbagai reviewing strategis (strategi
pengulangan). Tipe index card match ini berhubungan dengan cara-cara belajar agar siswa
lebih lama mengingat materi pelajaran yang dipelajari dengan teknik mencari pasangan kartu
yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam
peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis kepada teman sekelas. Hamruni (2011:
162) menyatakan bahwa index card match adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk
meninjau ulang materi pelajaran.
Menurut Suprijono (2013: 120), metode “mencari pasangan kartu” atau index card
match cukup menyenangkan digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah
diberikan sebelumnya. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:1)buatlah
potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas dan bagilah kertas-kertas
tersebut menjadi dua bagian yang sama; 2)pada separuh bagian kertas, tulis pertanyaan
tentang materi yang akan di belajarkan;3)pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat kemudian kocoklah semua kertas sehingga akan
tercampur antara soal dan jawaban;4)setiap siswa diberi satu kertas dan siswa bekerja secara
berpasangan dimanaseparuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan
mendapatkan jawaban; 5)mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika
ada yang sudah menemukan pasangan, mintalah kepada mereka untuk duduk berdekatan.
Jelaskan juga agar mereka tidak memberi tahu materi yang mereka dapatkan kepada teman
yang lain; 6)setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah
kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan
keras kepada teman-temannya yang lain. Selanjutnya soal-soal tersebut dijawab oleh
pasangannya. 7) Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirancang suatu penelitian yang mempunyai 2 tujuan yakni untuk mengetahui 1) ada atau tidaknya pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe ICM terhadap minat belajar bagiSiswa Kelas X SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga dan 2) ada atau tidaknya pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe ICM terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas X SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga
METODE PENELITIAN
populasi itu. Sampel yang digunakan yaitu kelas X-keperawatan SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga sebagai kelas eksperimen yang terdiri dari 32 siswa dan kelas X-farmasi SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 15 siswa. Desain eksperimen dalam penelitian ini menggunakan bentuk design Pretest- Posttest Control Group Design (Sugiyono, 2011).
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan: 1) Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang pencapaian guru dalam memberikan perlakuan didalam kelas, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi proses yang diharapkan; 2) Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang digunakan untuk mengukur pencapaian siswa sebelum diberi perlakuan dengan pretest dan juga setelah diberi perlakuan dengan posttest; dan 3) Dokumentasi digunakan untuk pengumpulan data yang resmi dan terjamin keakuratannya (Budiyono, 2013:54). Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket minat belajar siswa dan tes (Posttest). Uji instrumen dalam penelitian ini adalah uji validitas, uji reliabilitas,taraf kesukaraan butir soal, dan daya pembeda. Instumen tes hasil belajar berupa tes pilihan ganda yang terdiri dari 20 butir soal. Instrumen angket minat belajar siswa terdiri dari 27 butir item.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskritif dan analisis inferensial. Pengujian deskriptif dalam penelitian ini untuk mengetahui nilai rata-rata, nilai maksimum, nilai minimum, standart deviasi, serta untuk mendeskripsikan selama proses pembelajaran. Sedangkan pengujian inferensial dalam penelitian ini dengan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji Independent Sample T-Testdan uji Mann-Whitney dengan bantuan SPSS 22.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Awal (sebelum diberikan perlakuan)
Keseimbangan kedua kelas dapat dilihat dari hasil uji normalitas data dan uji homogenitas data hasil belajar pada kondisi awal. Adapun hasil analisis statistik deskriptif data nilai pretest dapat dilihat dalam Tabel 1, hasil uji normalitas data nilai pretest dapat dilihat dalam Tabel 2, serta hasil uji homogenitas dan uji beda rerata nilai pretest dapat dilihat Tabel 3.
Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif Data Nilai Pretest
Kelompok N
Maksi mum
Mini
mum Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean nilai Kelas eksperimen 32 100 30 56,16 21,776 3,850
Kelas Kontrol 15 96 30 64,47 23,491 6,065 Hasil Tabel 1 menunjukkan data nilaipretest siswa SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga menunjukan bahwa rata-rata nilai pretest dari kelas eksperimen adalah 56,16 dengan nilai minimal 30 dan nilai maksimal 100. Rata-rata kelas kontrol adalah 64,47 dengan nilai minimal 30 dan nilai maksimal 96.Rata-rata kelas kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen tetapi perbedaanya tidak terlalu besar.
Tabel 2. Uji Normalitas Data Pretest
Berdasarkan Tabel 2 diatas diperoleh perhitungan uji normalitas data nilai pretest menunjukkan nilai signifikansi data nilai pretest untuk kelas eksperimen sama dengan nilai signifikansi kelas control yakni 0,200> 0,05yang berarti data nilai pretestkedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Lebih lanjut, hasil perhitungan uji homogenitas dan uji beda rerata nilai pretest dapat dilihat dalam Tabel 3.
Berdasarkan hasil analisis uji beda rerata data pretest diperoleh nilai signifikansi uji homogenitas sebesar 0,637 > 0,05 yang berarti data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai variansi yang sama atau bersifat homogen. Oleh karena telah memenuhi
eksperimen kontrol
N 32 15
Normal Parametersa,b Mean 56,16 64,47 Std.
Deviation 21,776 23,491 Most Extreme
Differences
Absolute ,123 ,118 Positive ,123 ,110 Negative -,115 -,118
Test Statistic ,123 ,118
persyaratan uji normalitas data dan uji homogenitas data maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut dalam kondisi seimbang. Hal ini juga dapat didukung oleh hasil uji beda rerata data pretest dimana nilai signifikansinya sebesar 0,240 > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan nilai rerata data pretest antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Tabel 3. Uji Homogenitas dan Uji Beda Rerata Data Pretest
Analisis statistika deskriptif minat belajar pada kondisi awal dapat dilihat dalam Tabel 4. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif diperoleh kelas kontrol sebanyak 2 siswa memiliki minat belajar yang tinggi, 8 siswa memiliki minat belajar sedang dan 5 siswa memiliki minat belajar rendah. Kategori kelas eksperimen sebanyak 4 siswa memiliki minat belajar yang tinggi, 18 siswa memiliki minat belajar sedang dan 10 anak memiliki minat belajar rendah.
Tabel 4. Statistik Deskriptif Minat Belajar pada Kondisi Awal
Interval Kategori Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
96 – 107 Tinggi 4 12,5% 2 13,33%
84 - 95 Sedang 18 56,25% 8 53,33% 72 – 83 Rendah 10 31,25% 5 33,33%
Hasil pengujian perbedaan minat belajar antara kedua kelompok dapat dilihat dari hasil uji Mann-Whitney seperti pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5 tersebut tampaklah nilai signifikansi yang dihasilkan sebesar 0,784 > 0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan minat belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t Df
Sig. (2-tailed) Mean Differe nce Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper nilai Equal
variances assumed
,226 ,637 -1,190 45 ,240 -8,310 6,986 -22,380 5,759 Equal
variances not assumed
Tabel 5. Uji Mann-Whitney Minat Belajar Pada Kondisi Awal
Berdasarkan hasil uji normalitas data pretest, uji homogenitas data pretest, uji beda rerata data pretest, dan uji Mann-Whitney data awal minat belajar maka dapat disimpulkan bahwa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam kondisi seimbang sehingga dapat diberi perlakuan yang berbeda.
B. Kondisi Akhir (setelah diberi perlakuan)
Setelah diberikan perlakuan yang berbeda, diakhir pertemuan diberikan tes akhir dan pemberian angket minat belajar. Adapun hasil analisis statistik deskriptif untuk data minat belajar akhir dapat dilihat dalam Tabel 6 berikut ini
Tabel 6. Statistik Deskriptif Minat Belajar pada Kondisi Akhir
Interval Kategori Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
96 - 107 Tinggi 19 59,38% 4 26,67%
84 - 95 Sedang 10 31,25% 6 40%
72 – 83 Rendah 3 9,38% 5 33,33%
Berdasarkan Tabel 6 diatas dapat diihat bahwa pada kelas kontrol sebanyak 4 siswa memiliki minat belajar yang tinggi, 6 siswa memiliki minat belajar sedang dan 5 siswa memiliki minat belajar rendah. Untuk kelas eksperimen sebanyak 19 siswa memiliki minat belajar yang tinggi, 10 siswa memiliki minat belajar sedang dan 3 anak memiliki minat belajar rendah. Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar matematika dikelas X Keperawatan sebagai kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan Kelas X Farmasi sebagai kelas kontrol. Berdasarkan Tabel 7 diperoleh nilai signifikansi sebesar0,017< 0,05 yang berarti terdapat pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe ICM terhadap minat belajar bagiSiswa Kelas X SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga.
Nilai Mann-Whitney U 228,000 Wilcoxon W 756,000
Z -,274
Asymp. Sig.
(2-tailed) ,784
Tabel 7. Uji Mann-Whitney Minat Belajar pada Kondisi Akhir
Strategi pembelajaran aktif tipe ICM berpengaruh terhadap minat belajar matematika siswa, juga berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Hasil analisis descriptive statistic menggunakan bantuan SPSS 22 dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini
Tabel 8. Analisis Statistik Deskriptif Data Posttest
Kelompok N Maksimum Minimum Mean Std.
Deviation
Std. Error Mean Nilai Kelas eksperimen 32 100 35 79,06 20,018 3,539 Kelas Kontrol 15 90 25 60,67 19,074 4,925
BerdasarkanTabel 8 dapat dilihat bahwa untuk kelas kontrol, siswa SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga kelas X Farmasi diperolehnilai terendah 25, nilai tertinggi 90 dannilai rata-rata sebesar 60,67. Sedangkan Hasil belajar posttest siswa SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga kelas X Keperawatan yang digunakan sebagai kelas eksperimen diperoleh bahwa dari 32 subjek penelitian, nilai terendah 35, nilai tertinggi 100 dan nilai rata-rata siswa 79,06.
Hasil uji normalitas data posttestdapat dilihat dalam Tabel9 berikut ini Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Data Posttest
Test Statisticsa Nilai Mann-Whitney U 135,500 Wilcoxon W 255,500
Z -2,391
Asymp. Sig.
(2-tailed) ,017
a. Grouping Variable: kelompok
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
eksperimen kontrol
N 32 15
Normal Parametersa,b Mean 79,06 60,67 Std.
Deviation 20,018 19,074 Most Extreme
Differences
Absolute ,148 ,174 Positive ,148 ,127 Negative -,148 -,174
Test Statistic ,148 ,174
Berdasarkan Tabel 9 diperoleh nilai signifikansi pada uji kolmogorov-smirnov untuk kelas eksperimen 0,073 dan kelas kontrol 0,20, keduanya signifikan lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Pengujian beda rata-rata hasil belajar dilakukan dengan analisis uji independent ttest yang bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata hasil belajar antara siswa yang mendapat perlakuan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match dengan siswa yang melakukan pembelajaran secara konvensional. Pengujian ini dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.
Tabel 10. Hasil Uji Beda Rerata Nilai Posttest
Pada Tabel 10diperoleh nilai signifikan yang diperoleh di kolom levene’s test for equality of variances adalah sebesar 0,779 > 0,05 yang berarti kedua kelompok data mempunyai variansi yang sama atau bersifat homogen. Pada t-tes equality of means yang digunakan adalah equal variances assumed karena data homogen. Uji independent sample t-test dilihat dari nilai signifikan equal variances assumed pada Tabel 10 adalah 0,005 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada proses pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match (ICM) dapat disimpulkan bahwa 1) untuk nilai signifikansi sebesar 0,017< 0,050 yang berarti penerapan strategi pembelajaran aktif tipe ICM bepengaruh terhadap minat belajar
Independent Samples Test Levene's Test
for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-tailed) Mean Differ ence Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper nilai Equal
variances assumed
,080 ,779 2,980 45 ,005 18,396 6,173 5,962 30,830 Equal
variances not assumed
matematika siswa kelas X SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga serta 2) berdasarkan hasil uji beda rerata diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,005 < 0,050 yang artinya penerapan strategi pembelajaran aktif tipe ICM berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiyono. 2003. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press Budiyono. 2011. Penilaian Hasil Belajar. Surakarta: UNS Press
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Nur, dkk. 2013. Pengaruh penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match Terhadap Pemahan Konsep Matematis Siswa Kelas XI.IS SMAN N Sijunjung. Jurnal Pelangi, STKIP PGRI SUMBAR Vol.3 No.3. September 2013.
Silberman, M. 2009. Active Learning. Bandung: Nusamedia.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sudjana, N. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Sugiyono. 2013. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Supranto, J. 2008. Statistik: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.
Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Suyatmi, Aan. 2008. Pengaruh Penggunaan Strategi Active Learning Dengan Metode Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa.
Widoyoko, Eko. 2013. Tenik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.