• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH PERSA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH PERSA (1)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MAKALAH

PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA DALAM NKRI

MENGENAI MAKNA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA

SERTA KEHIDUPAN BERNEGARA DALAM KONSEP NKRI

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 5 :

1. DEWI SUTIANA

2. DEA

3. DIAN MIRAWATI

4. M.AFRIE

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR

ISI...1

KATAPENGANTAR...2

BAB 1

PENDAHULUAN...3

A.

LatarBelakang...3

B.

RumusanMasalah...4

C.

TujuanMasalah...5

D.

BatasanMasalah...5

BAB 2

PEMBAHASAN...6

A.

Makna Persatuan dan Kesatuan

Indonesia...6

B.

Nilai Pancasila dalam Kemajemukian

Indonesia...8

C.

Pentingnya Persatuan dan Kesatuan

Indonesia...9

D.

Cara Mewujudkan Persatuan dan Kesatuaan

Bangsa...10

E. Konsep NKRI menurut UUD 1945

F. Keunggulan NKRI

BAB 3

PENUTUP...12

A.

Kesimpulan...12

B.

Saran...12

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu

wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya

kami

bisa menyelesaikan

makalah yang berjudul persatuan dan kesatuan bangsa makalah

ini diajukan kepada mahasiswa agar memahami konsep identitas

nasional.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen kami

bernama Dra. Siti Mutmainnah,M.Pd yang membimbing saya

hingga dapat menyelesaikan makalah saya, sehingga makalah ini

dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh

dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat

dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan

ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Batam, 25 january 2018

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya, kita mengenal bahwa bangsa Indonesia yang terdiri lebih dari 500 suku bangsa masing-masing memiliki kearifan lokal yang mengatur eksistensi dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan dalam dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dan hubungan dengan alam lingkungannya, dalam berbagai ungkapan tradisional berupa petatah, pantun nasihat, cerita rakyat dan sebagainya. Kearifan lokal itu yang selama mencitrakan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang ramah, sopan santun dan bermartabat. Dari keberagaman ini muncul suatu pengertian bahwa ke-Indonesia-an memang di mulai dari adanya keberagaman. Keberagaman itu terjadi disebabkan karena kepulauan Nusantara terdiri atas: 17.200 pulau, lebih dari 300 etnis mayoritas dan minoritas dengan berbagai bahasa yang tersebar dalam pulau-pulau. Namun diakui bahwa

keberagaman itu akan berakulturasi secara dinamik, kreatif dari berbagai aspek yang berbeda menuju kepada satu kesatuan yang menjadi jati diri bangsa Indonesia.

Salah satu fenomena yang kita rasakan sejak terbukanya era globalisasi yang ditandai dengan masuknya pengaruh nilai-nilai baru dalam semua sendi kehidupan kita serta komitmen bangsa untuk melakukan reformasi di segala bidang telah membawa dampak perubahan masyarakat yang sangat besar. Dampak positif yang kita rasakan antara lain adalah perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni akibat teknologi informasi. Namun dampak negatif yang menyertai juga tidak kalah dahsyatnya berkaitan dengan masalah sosial budaya yang menyangkut hal mendasar dari tabiat dan mentalitas bangsa. Selanjutnya dari berbagai event budaya terlihat bahwa perkawinan budaya dalam era globalisasi saat ini, memperlihatkan kecenderungan akan pengaruh dominan budaya barat (Westernisasi) terhadap kebudayaan yang telah ada di Indonesia.

Masyarakat secara umum yang berinteraksi dengan budaya asing tersebut terus menerus menyerap budaya barat dalam kehidupan kesehariannya sehingga tidak disadari bahwa budaya Indonesia yang sangat tinggi beransur-angsur

kehilangan akar budaya dan nilai dasarnya. Kehilangan jati diri atas kebersamaan tersebut menyebabkan terjadinya degradasi kehidupan sosial di mana-mana, munculnya kerusuhan, dekadensi moral, ketidakpercayaan, kehilangan semangat gotong royong dan sebagainya adalah dampak yang harus ditanggung bersama. Seharusnya dengan sikap ke-bhinneka-tunggal-ika-an, rasa kebersamaan yang seharusnya dipupuk dan dibina dalam rangka menuju

(5)

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pondasi dasar kebudayaan Indonesia mempunyai sifat: akulturatif, integratif adaptif, kreatif dan harmonis yang dinamis dalam menerima unsur-unsur budaya asing menyaring dan menyerap akan hal hal yang dapat memperkaya munculnya ke-Indonesia-an. Dasar budaya “Bhinneka Tunggal Ika” merupakan suatu unsur yang sangat fundamental yang dapat dijadikan bingkai dasar untuk merajut kembali goyahnya jati diri kebudayaan bangsa. Kemudian memahami kembali nilai-nilai kearifan lokal yang tergeser pengaruh dari luar untuk mencari makna ke-Indonesia-an yang sebenar-benarnya dalam arti yang lebih luas sebagai pedoman hidup individu, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah dalam makalah ini yaitu:

1. Apa makna/konsep dari persatuan dan kesatuan ?

2. Bagaimana Penerapan/perwujudan Pancasila dalam kehidupan ? 3. Apa dampak jika makna pancasila tidak dihargai ?

4. Bagaimana cara menumbuhakan rasa persatuan dan kesatuan ? 5. Apa konsep NKRI menurut UUD 45?

6. Apa Keunggulan NKRI ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu: 1. Agar semua orang mengetahui arti dari kesatuan dan persatuan

2. Agar semua orang tahu cara menerapkan Pancasila dalam kehidupan

3. Untuk mengetahui mengetahui dampak jika Pancasila tidak di hargai dan menemukan cara untuk minimalisir dampak nya

4. Untuk mengetahui cara menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa

D. Batasan Masalah

Dalam Pembuatan Makalah ini, penulis hanya mengulas dan membatasi

masalah seputar:

1. Definisi dari ersatuan dan kesatuan bangsa

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Persatuan dan Kesatuan Indonesia

Makna yang terkandung dalam kata persatuan hakikatnya adalah satu, yang artinya bulat dan tidak terpecah-pecah. Mungkin persatuan di Indonesia bisa jika dihubungkan dengan pengertian yang lebih baru bisa menjadi Nasionalisme. Menurut Panggabean, Nasionalisme di bagi menjadi 2 macam yaitu, Kulturnation ( fokusnya pada formasi kesadaran dan solidaritas Nasional / sentiment Nasional ) dan Staatnatioon ( sebagai fenomena gerak idiologis yang bertujuan meraih

otonom dan identitas politik ).

Nasionalisme sebagai loyalitas ( etnis dan Nasional ), keinginan untuk

menegakkan Negara. Ibrahim Alfian menyatakan bahwa bentuk-bentuk organisasi sosial politik seperti kekerabatan marga dan kesukuan merupakan hasil

perkembangan alamiah2., sedangkan nasionalisme lebih merupakan hasil perkembangan historis. Nasionalisme merupakan transformasi pemahaman kolektivitas berdasar pengalaman kolektif dalam sejarah.pembentukan ideologi nasionaisme sebagai suatu faham yang mempengaruhi sejarah politik berkembang secara bertahap. Menurut Stephen van Evera, menyebutkan 2 ciri, yaitu: Loyalitas terhadap kelompok dan komunitasitu menginginkan Negara yang merdeka. Ada dua cirri kecendrungan dalam Nasionalisme, yaitu Polisentris dan Etnosentris. Menurut Benedict Anderson, menekankan Nasionalisme sebagai masyarakat yang imajiner bangsa, adalah komunitas politik yang dibayangkan walaupun warganya tidak saling mengenal, tetapi dalam dirinya ada perasaan sebagai suatu komunitas yang jelas terpisah batasan-batasannya sehingga terpisah dengan bangsa lain. Makna sila persatuan Indonesia pada intinya adalah:

Menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia Rela berkorban demi bangsa dan negara.

Cintaakan Tanah Air.

Berbangga sebagai bagian dari Indonesia.

Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

.Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan

(7)

menggalang persatuan bangsa dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda. Hal ini sangat jelas sekali tampak rasa nasionalisme yang sangat besar dari para pemuda pada masa itu, yang dengan segala cara bagaimana mempersatukan negara ini supaya menjadi negara yang merdeka berdaulat, adil dan makmur

Dengan rasa satu yang menjadi semakin kuatnya maka dalam diri seseorang tersebut dengan sendirinya akan timbul suatu rasa yang cinta bangsa dan cinta tanah air. Perlu diketahui bahwa cinta bangsa dan tanah air yang kita miliki di Indonesia bukan menjurus pada chauvinisne3. Sikap chauvinime ini akan menimbulkan disintgrasi baik di di dalam negara maupun sudah berada di luar negeri. Apabila sifat ini sudah melekat pada diri seseorang yang sudah salah mengartikan apaitu nasionalisme, maka hal ini akan berdampak dengan

disintegrasi tersebut. Hal-hal yang sifatnya tidak sejalan dengan persatuan dan kesatuan, misalya penonjolan kekuasaan, penonjolan keturunan4, harus

diusahankan agar tidak terwujud sebagai suatu prinsip dalam masyarakat

Indonesia. Perlu diketahui ikatan kekeluargaan, kebersamaan di Indonesia sejak dulu smpai sekarang lebih dihormati daripada kepentingan pribadi. Namun tentunya semangat ini bagi bangsa indoneisa mengalami dinamikanya sendiri, yang kadang kuat kadang melemah. Pada saat ini nasionalisme bangsa Indonesia bisa jadi semakin memudar dikarenakan banyak mementingkan kepentingan pribadi atau golongan daripada kepentingan negara.

B. Nilai Pancasila dalam Kemajemukian Budaya Indonesia

Keberagaman menjamin kehormatan antarmanusia di atas perbedaan, dari seluruh prinsip ilmu pengetahuan yang berkembang di dunia, baik ilmu ekonomi, politik, hukum, dan sosial. Hak asasi manusia memperoleh tempat terhormat di dunia, hak memperoleh kehidupan, kebebasan dan kebahagiaan yang dirumuskan oleh MPR, dan ketika amandemen UUD `45, pasal 28, ditambah menjadi 10 ayat dengan memasukkan substansi hak pencapaian tujuan di dalam pembukaan UUD `45. Pancasila yang digali dan dirumuskan para pendiri bangsa ini adalah sebuah rasionalitas yang telah teruji. Pancasila adalah rasionalitas kita sebagai sebuah bangsa yang majemuk, yang multi agama, multi bahasa, multi budaya, dan multi ras yang bernama Indonesia.

(8)

untuk diruncingkan menjadi konflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama.

Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, indvidu, maupun golongan agama. Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya harkat dan martabat seluruh warganya. Negara memberikan kebebasan atas individu, golongan, suku, ras, maupun golongan agama untuk merealisasikan seluruh potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat integral. Oleh karena itu tujuan negara dirumuskan untuk melindungi segenap warganya dan seluruh tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum (kesejahteraan seluruh warganya) mencerdaskan kehidupan warganya serta dalam kaitannya dengan pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk mewujudkan suatu ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Kebinekaan yang kita miliki harus dijaga sebaik mungkin. Kebhinekaan yang kita inginkan adalah kebhinekaan yang bermartabat, yang berdiri tegak di atas moral dan etika bangsa kita sesuai dengan keragaman budaya kita sendiri. Untuk menjaga kebhinekaan yang bermartabat itulah, maka berbagai hal yang

mengancam kebhinekaan mesti ditolak, pada saat yang sama segala sesuatu yang mengancam moral kebhinekaan mesti diberantas. Karena kebhinekaan yang bermatabat di atas moral bangsa yang kuat pastilah menjunjung eksistensi dan martabat manusia berbeda. Maka dari itu, masalah ataupun hal-hal yang

berhubungan dengan pelecehan SARA harus di tiadakian demi tercapainya negara Indonesia yang penuh dengan persatuan dan kesatuan.

C .Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Indonesia

Sudah dikatakan di atas bahwa negara Indonesia terdiri dari beragam suku,

budaya, bahasa, agama, dan ras. Semua perbedaan tersebut harus memiliki wadah untuk bergabung menjadi satu yaitu persatuan. Maka dari itu sangatlah penting sebuah persatuan di dalam Negara agar terwujud kesatuan dan persamaan.

Negara Indonesia sendiri sangatlah besar dan luas sehingga sangatlah sulit untuk mengaturnya apabila tidak ada persatuan. Bahkan sudah di sebutkan di dalam Sumpah Pemuda yang berbunyi,

1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

(9)

3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Sudah sangatlah jelas makna dari sumpah pemuda yang berisi cita-cita para pendiri negara di atas. Mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia maksudnya mau membela bangsa Indonesia yang masuk ke dalam kategori bela negara.

Mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia maksudnya kita hanya mengakui bahwa kita hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dan berani

menjunjung tinggi negara Indonesia ini.

Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia maksudnya kita memiliki bahasa persatuan untuk memudahkan berkomunikasi antar banyak ras suku di Indonesia yaitu bahasa nasional bahasa Indonesia. Maka dari itu kita harus menjunjung tinggi persatuan di Indonesia.

D. Cara Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Padahal salah satu misi utama kedatangan Islam di muka bumi ini adalah menyebarluaskan rasa kasih sayang, kerukunan, kedamaian , persatuan dan kesatuan. Tak hanya antar-sesama manusia, tetapi juga pada makhluk-makhluk Allah lainnya, seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, air, bumi, hutan, dan lain sebagainya. Karena itu sulit dipahami jika manusia yang satu dengan yang lainnya tidak berusaha mewujudkan perdamaian. Misi perdamaian Islam juga tercermin dalam kata ‘Islam’ itu sendiri yang berarti selamat, sejahtera, aman, dan damai. Tetapi menyatakan Islam berarti “salam” damai saja tak cukup. Setiap individu Muslim harus membuktikan tak hanya dengan perkataan, tetapi lebih penting lagi dengan amal perbuatan, bahwa Islam dan kaum Muslimin adalah cinta damai dan betul-betul mengorientasikan diri menuju ke “Dar al-Salam” dengan cara damai pula. Menegakkan amar ma’ruf nahyi munkar merupakan perintah Islam;

tetapi nahyi munkar harus dilakukan dengan cara-cara ma’ruf, yakni cara-cara yang baik, damai, persuasif, hikmah, kebijaksanaan dan pengajaran yang baik; bukan dengan cara yang justru mengandung kemungkaran, seperti pemaksaan, kekerasan, apalagi terorisme.

Membangun Persatuan dan kesatuan mencakup upaya memperbaiki kondisi kemanusiaan lebih baik dari hari kemarin. Semangat untuk senantiasa memperbaiki kualitas diri ini amat sejalan dengan perlunya menyiapkan diri menghadapi tantangan masa depan yang kian kompetitif. Untuk dapat memacu diri, agar terbina persatuan dan kesatuan paling kurang terdapat sembilan hal yang perlu dilakukan:

1. berorientasi ke depan dan memiliki perspektif kemajuan;

2. bersikap realistis, menghargai waktu, konsisten, dan sistematik dalam bekerja;

(10)

4. selalu membuat perencanaan;

5. memiliki keyakinan, segala tindakan mesti konsekuensi; 6. menyadari dan menghargai harkat dan pendapat orang lain; 7. rasional dan percaya kepada kemampuan iptek;

8. menjunjung tinggi keadilan; dan

9. berorientasi kepada produktivitas, efektivitas dan efisiensi.

E. Konsep NKRI menurut UUD 45

Sebagai warga negara yang baik, tentunya kalian harus memahami pengertian atau makna negara Indonesia. Makna tesebut penting diketahui untuk semakin mempertegas identitas negara Indonesia. Oleh karena itu, pada bagian ini kalian akan dibekali pengetahuan mengenai makna konsep NKRI menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengukuhkan keberadaan Indonesia sebagai negara kesatuan dan menghilangkan keraguan terhadap pecahnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal-pasal dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah

memperkukuh prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tidak sedikit pun mengubah Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi negara federal.

Pasal 1 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang merupakan naskah asli mengandung prinsip bahwa ”Negara Indonesia ialah negara kesatuan, yang berbentuk Republik.” Pasal yang dirumuskan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia tersebut merupakan tekad bangsa Indonesia yang menjadi sumpah anak bangsa pada 1928 yang dikenal dengan Sumpah Pemuda, yaitu satu nusa, satu bangsa, satu bahasa persatuan, satu tanah air yaitu Indonesia.

Wujud Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin kukuh setelah

dilakukan perubahan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dimulai dari adanya ketetapan Majelis Permusyarawatan Rakyat yang salah satunya adalah tidak mengubah Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bentuk final

negara bagi bangsa Indonesia.

(11)

persatuan sebuah bangsa yang majemuk ditinjau dari berbagai latar belakang (dasar pemikiran). UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945secara nyata mengandung semangat agar Indonesia ini bersatu, baik yang tercantum dalam Pembukaan maupun dalam pasal-pasal yang langsung menyebutkan tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam lima Pasal, yaitu: Pasal 1 ayat (1), Pasal 18 ayat (1), Pasal 18B ayat (2), Pasal 25A dan pasal 37 ayat (5) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta rumusan pasal-pasal yang mengukuhkan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keberadaan lembaga-lembaga dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Prinsip kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dipertegas dalam alinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu “…. dalam upaya membentuk suatu Pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”. Pembentukan pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia itu bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Tujuan tersebut bisa dicapai hanyalah dengan adanya kemerdekaan bagi bangsa Indonesia, sehingga dalam alinea keempat ini secara tegas

diproklamasikan, disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia

itu dalam satu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berbentuk dalam satu susunan Negara Republik Indonesia yang

berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Pancasila.

Makna negara Indonesia juga dapat dipandang dari segi kewilayahan. Pasal 25 A UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan bahwa “Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri nucsantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan oleh undang-undang”.

Istilah Nusantara dalam ketentua tersebut dipergunakan untuk menggambakan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak

diantara Samudera Pasifik da Samudera Indonesia serta di anatara Benua Asia dan Benua Australia.

Kesatuan wilayah tersebut juga mencakup 1. kesatuan politik

2. kesatuan hukum

3. kesatuan sosial-budaya serta

4. kesatuan pertahanan dan keamanan.

(12)

Indonesia. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa negara Indonesia adalah Negara kesatuan berbentuk republik yang wilayahnya merupakan kesatuan dari ribuan pulau yang terletak diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia serta di antara Benua Asia dan Australia.

F. Keunggulan NKRI

Indonesia adalah negara kepulauan. Hal ini bisa dibuktikan dari nama lain atau julukan terhadap Indonesia, yaitu nusantara, yang berarti di antara nusa atau di antara pulau. Jadi, Indonesia terdiri di antara pulau-pulau. Sebagai negara kepulauan karena jumlah pulau besar dan kecil yang tersebar di wilayah Indonesia sangat banyak yaitu mencapai ribuan pulau. Pulau-pulau tersebut terletak di

persimpangan dunia, yaitu di antara dua samudera dan dua benua. Kedua

samudera tersebut adalah Samudera Hindia dan Pasifik, serta di antara Benua Asia dan Australia. Begitu indahnya pulau-pulau yang terletak di wilayah indonesia yang membujur di garis khatulistiwa, sehingga diibaratkan bagaikan “Untaian Ratna Mutu Manikam atau Zamrud Khatulistiwa”.

Sekalipun wilayah Indonesia tersebar di antara pulau-pulau, namun hal tersebut tidak menjadikan bagsa Indonesia bercerai berai, namun justru menjadi perekat untuk semakin meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini dikarenakan secara yuridis formal bangsa Indonesia telah mempunyai landasan yang kuat, misalnya dinyatakan dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea II. Selain itu juga dalam Pasal 1 Ayat (1) yang menyatakan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.

Dengan demikian, sekalipun secara nyata Indonesia terdiri dari berbagai keanekaragaman penduduknya yang tersebar di berbagai pulau besar dan kecil tidak menjadikan bangsa Indonesia bercerai berai. Hal ini sudah barang tentu merupakan poin tersendiri yang menjadikan kita merasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Melihat dan mencermati kondisi dan letak geografis wilayah Indonesia, sudah sewajarnyalah setiap insan yang merasa dirinya sebagai Warga Negara Indonesia mempunyai kebanggaan tersendiri. Bangga di sini dalam arti merasa berbesar hati atau merasa gagah karena mempunyai berbagai kelebihan atau keunggulan. Jadi, yang dimaksud bangga sebagai bangsa dan bertanah air

Indonesia adalah merasa besar hati atau merasa berbesar jiwa atau merasa gagah sebagai bangsa Indonesia.

Konsekuensinya, kalau kita merasa bangga sebagai bangsa Indonesia akan selalu berupaya menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara, dimanapun kita berada. Kita juga akan selalu berupaya meningkatkan citra dan nama baik

(13)

menggunakan produk dalam negeri, dan sebagainya. Negara Indonesia memiliki berbagai keunggulan. Keunggulan-keunggulan tersebut menurut Dadang Sundawa dalam tulisannya yang berjudul Kerangka Sosial Budaya Masyarakat Indonesia

(2007:20 - 22) diantaranya adalah:

• Jumlah dan potensi penduduknya yang cukup besar, yaitu menempati urutan keempat di dunia setelah RRC, India, dan Amerika Serikat. Jumlah

penduduk yang besar merupakan potensi yang tidak ternilai harganya dalam upaya mengisi dan mempertahankan kemerdekaan, termasuk sebagai modal dasar dalam melaksanakan pembanagunan dalam upaya menyejahterakan bangsa.

• Memiliki keanekaragaman dalam berbagai aspek kehidupan social budaya, seperti adat istiadat, bahasa, agama, kesenian, dan sebagainya. Peerbedaan atau keanekaragaman tersebut tidak menjadikan bangsa Indonesia

berceraiberai, namun justru merupakan potensi untuk mnengembangkan dirinya menjadi bangsa yang besar. Hal ini juga didorong oleh adanya semangat persatuan dan kesatuan sehingga sekalipun terdapat perbedaan, namun bukan perbedaan yang ditonjolkan tetapi justru persamaannya.

• Dalam pengembangan wilayah, kita mempunyai konsep Wawasan Nusantara sehingga sekalipun terdapat berbagai keanekaragaman namun prinsipnya kita teteap satu pandangan, yaitu yang memandang bangsa Indonesia merupakan satu kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam. d. Semangat sumpah pemuda yang selalu merasuki jiwa dan kalbu bangsa Indonesia. Dengan menunjukkan bahwa kita sama-sama memahami satu wilayah negara dan tanah air yang sama, yaitu Indonesia; sama-sama merasa berbangsa yang satu bangsa Indonesia, dan sama-sama

menggunakan bahasa yang sama, yaitu bahasa Indonesia serta memiliki sejarah yang sama, yaitu sejarah Indonesia. Dalam pergaulan yang

ditonjolkan adalah bangsa Indonesianya, bukan dari mana asal daerahnya.

• Memiliki tata krama atau keramahtamahan, sejak dahulu bangsa Indonesia sangat terkenal akan keramahan dan kesopanannya sehingga sangat menarik bangsa-bangsa lain di dunia untuk datang ke Indonesia. Namun demikian, akhir-akhir inii ini kesopanan dan keramahan bangsa Indonesia agak tercemar oleh ulah segelintir manusia yang tidak bertanggungjawab, terutama yang gemar membuat kerusuhan, kerusakan dan

perangai-perangai lain yang justru membuat bangsa lain takut datang ke Indonesia.

• Letak wilayahnya yang amat strategis, yaitu diposisi silang dunia sehingga membuat Negara Indonesia menjadi wilayah yang amat ramai dan mudah untuk dikunjungi dan disinggahi oleh bangsa-bangsa lain.

• Keindahan alam Indonesia tidak disangsikan lagi, seperti pantai-pantai di Bali (Pantai Kuta, Pantai Sanur dan sebagainya), Sumatra (Danau Toba), Jawa Barat (Pantai Pangandaran, Pantai Carita, Gunung Tangkuban Perahu).

(14)

candi Borobudur, Indonesia pun mempunyai keajaiban dunia lainnya yaitu Pulau Komodo.

• Wilayahnya sangat luas, yaitu 5.193.250 Km2 yang meliputi daratan seluas 2.027.087 Km2 dan lautan seluas 3.166.163 Km2.

• Tanahnya amat subur dan kaya akan sumber alam. Selain hal-hal di atas yang merupakan kondisi objektif bangsa Indonesia, maka secara internasional atau mendunia, bangsa Indonesia juga sudah beberapa kali dipercaya oleh bangsa-bangsa lain untuk menyelenggarakan pertemuan-pertemuan yang bersifat internasional yang juga tidak sedikit melahirkan sejarah bagi bangsa-bangsa lain. Kita masih ingat apa yang terjadi pada tahun 1955, di mana bangsa Indonesia dipercaya untuk menjadi tuan rumah dalam menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika yang dampaknya sangat luas bagi bangsa-bangsa di wilayah Asia-Afrika dalam upaya memerdekakan diri dari belenggu penjajah, terutama yang masih belum merdeka saat itu.

(15)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Telah kita ketahui bersama bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa

yang memiliki banyak ragam budaya yang berbeda-beda dari

setiap suku daerah yang berbeda pula. Perbedaan itu sendiri justru

memberikan kontribusi yang cukup besar pada citra bangsa

Indonesia. Kebudayaan dari tiap-tiap suku daerah inilah yang

menjadi penyokong dari terciptanya budaya nasional Indonesia.

Identitas budaya nasional kita saat ini memang belum jelas selain

hanya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan Pancasila

sebagai filosofi atau pandangan hidup bangsa. Selain itu,

perbedaan juga akan menyulut terjadinya sebuah konflik jika para

pelakunya tidak dapat mengendalikan emosi mereka

masing-masing. Lingkungan dan masyarakat sangatlah menentukan

bagaimana sebuah kebudayaan itu tumbuh dan berkembang di

dalam masyarakat itu sendiri.

B. Saran

Sebagai masyarakat Indonesia yang menginginkan

perubahan kearah yang lebih baik bagi bangsa Indonesia, kita

harus memulai perubahan itu dari hal kecil dalam diri kita sendiri.

Perilaku/kepribadin yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

harus kita kikis. Sementara itu, kita harus memupuk dan

mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri kita. Selanjutnya

kita juga harus menularkannya pada orang-orang disekitar kita,

agar kepribadian bangsa Indonesia bisa sesuai dengan rasa

persatuan dan kesatuan yang terdapat pada sila ke-3. Sehingga

harapan bangsa sebagai bangsa yang aman, adil, makmur, sentosa,

sejahtera, dan makmur dapat terwujut, demi kebahagiaan seluruh

masyarakat Indonesia.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

_Jamal, D. 1984. Pokok- Pokok Bahasa Pancasila.Bandung : Remaja Karya CV Bandung.

_Kaelan, 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma Yogyakarta _Koentjaraningrat, 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta _Margono, dkk. 2002. Pendidikan Pancasila Topik Aktual Kenegaraan dan Kebangsaan. Malang : UM

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan-simpulan tersebut adalah sebagai berikut : (1) Siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran master mempunyai hasil belajar IPA yang lebih

soal pilihan ganda pada setiap soal sehingga siswa dapat memahami tidak menghafal jawaban saja. 5) Guru dapat mengatur batas waktu pengumpulan tugas atau pengerjaan kuis,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa program yang dikembangkan OSIS terdiri dari program jangka panjang dan jangka pendek; keaktifan peserta didik dalam OSIS terlihat dari

Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik dijelaskan dalam UUD 1945 [Pasal 1 (1), berbunyi : Negara Indonesia adalah negara hukum Pasal 1

Pada penelitian asupan lemak dan IMT untuk jenis kelamin laki-laki dan perempuan didapatkan 3 responden (10%) termasuk dalam kategori kurus, 18 responden (60%) termasuk

KAJIAN SOSIOLOGI PEMERINTAHAN Masalah pemerintahan Masalah Masyarakat Structure Pemerintah Struktur Sosial Masyarakat Fungsi Masyarakat Fungsi pemerintahan

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan pada hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jadi, hipotesis pertama menyatakan bahwa variabel Actual atau