Tugas
Teknologi Pengolahan Pangan
“TEKNIK PENGASAPAN PADA BAHAN PANGAN”
NAMA : HARDIN MUHAMMAD
NIM : D1C1 14 028
KELAS : Teknologi Pangan A
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI
A. Pengertian Pengasapan
Pengasapan adalah salah satu cara memasak, memberi aroma, atau proses
pengawetan makanan, terutama daging, ikan. Makanan diasapi dengan panas dan
asap yang dihasilkan dari pembakaran kayu, dan tidak diletakkan dekat dengan
api agar tidak terpanggang atau terbakar.
Sebelum diasapi, daging biasanya direndam di dalam air garam. Beberapa
jenis ikan tidak perlu direndam lebih dulu di dalam air garam, Setelah dilap dan
dikeringkan, makanan digantung di tempat pengasapan yang biasanya memiliki
cerobong asap. Sebagai kayu asap biasanya dipakai serpihan kayu yang bila
dibakar memiliki aroma harum seperti kayu pohon ek dan bukan kayu yang
memiliki damar. Ke dalam kayu bakar bisa ditambahkan rempah-rempah seperti
cengkeh dan akar manis.
Sewaktu pengasapan berlangsung, makanan harus dijaga agar seluruh bagian
makanan terkena asap. Waktu pengasapan bergantung ukuran potongan daging
dan jenis ikan. Api perlu dijaga agar tidak boleh terlalu besar. Bila suhu tempat
pengasapan terlalu panas, asap tidak dapat masuk ke dalam makanan. Sewaktu
pengasapan dimulai, api yang dipakai tidak boleh terlalu besar.
Di peternakan negara-negara Barat sering terdapat bangunan kecil yang
disebut smokehouse (rumah asap) untuk mengasapi dan menyimpan daging.
Bangunan ini didirikan terpisah dari bangunan lain untuk mencegah bahaya
B. Prinsip Pengasapan
Proses di mana molekul larut air dan larut lemak,Uap dan partikel lain
dilepaskan dari kayu yang terbakar dan masuk dalam makanan. Makanan
menyerap aroma asap sementara asap mengeringkan makanan dan memperbaiki
cita rasa.
Partikel yang dilepaskan kayu (unsur-unsur dalam asap) :
Air
Aldehid
Asam asetat
Keton
Alkohol
Asam formiat
Fenol: Sebagai antioksidan dan efektif pada konsentrasi rendah.
CO2
C. Fungsi dan Tujuan Pengasapan
Fungsi:
Desinfektan, didukung panas
Pemberi flavor dan warna
Pengawet, mencegah tengik (antioksidasi)
Tujuan:
Untuk mengawetkan/memperpanjang masa simpan
Memperoleh cita rasa dan kenampakan yang khas
D. Metode Pengasapan
1. Metode pengasapan tradisional ada 2 yaitu:
Panas
Sumber asap berada langsung di bawah lemari asap dan langsung mengenai bahan yang diasap, suhu 50-60oC. Pengasapan panas memerlukan waktu beberapa jam. Bisa sekalian memasak. Jika sekalian sampai masak, Usahakan suhu dalam ruang asap sekitar 55-82oC.
Dingin
Pengasapan dingin bisa jauh lebih lama, kadang beberapa hari. Bahan agak
jauh dari sumber asap. Asap dialirkan melalui pipa aliran asap kemudian
mengenai bahan yang diasap, suhu berkisar 30-40oC. Bahkan ada yang suhunya
di bawah 30oC.
Pengasapan dingin tidak bisa memasakkan.
Sebagian besar mikroorganisme masih hidup
Biasa dilakukan pada daging babi
Kelemahan Pengasapan Tradisional:
Waktu persiapan lama
Tidak terkontrol kualitasnya
Cemaran bau asap
Resiko kebakaran
Waktu optimum dan suhu pengasapan tidak dapat dipertahankan
2. Metode Pengasapan Modern
Pengasapan dengan fase gas
Pengasapan dengan asap cair. Prinsip pengasapannya adalah bahan
direndam/dicelupkan dalam asap cair diikuti dengan pengeringan.
Pengasapan Cair
Asap cair merupakan senyawa-senyawa yang menguap secara simultan
dari reaktor panas melalui teknik pirolisis dan berk ondensasi pada sistem
pendingin. Asap cair dibuat melaluibeberapa tahapan yaitu pirolisis, kondensasi,
dan redestilasi. Kualitas, komposisi, dan komponen yang terdapat dalam asap cair
dipengaruhi oleh j enis bahan baku yang digunakan. Komponen utama dalam asap
cair terdiri atas asam, derivat fenol, dan karbonil. Unsur-unsur kimia tersebut
dapat berperan sebagai pemberi flavor (aroma), pembentuk warna, antibakteri,
dan antioksidan. Asap cair dapat digunakan sebagai bahan pengawet karena sifat
antibakteri dan antioksidannya. Senyawa fenol dan asam asetat dalam asap cair
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas fluorescence, Bacillus
subtilis, Escherichia coli, dan Staphylococcusaureus. Senyawa fenol juga dapat
berfungsi sebagai antioksidan dengan cara menstabilkan radikal bebas.
Asap cair memberikan aroma yang spesifik dan kualitas warna yang lebih
baik pada produk asap. Aplikasi asap cair dapat dimanfaatkan pada pengasapan
belut, ikan, ataupun olahan steak ikan. Asap cair juga dapat dimanfaatkan dalam
Komponen Penyusun Asap Cair:
Menurut Maga (1988), asap cair secara umum memiliki komposisi sebagai
berikut : air 81–92%; fenol 0,22–2,9%; asam 2,8–4,5%; karbonil 2,6–4,6%; dan
tar 1-17%. Sedangkan menurut Bratzler et al. (1969) komponen utama kondensat
asap kayu adal ah karbonil 24,6%; asam karboksilat 39,9%; dan fenol 15,7%.
Komponen asap tersebut berf ungsi sebagai anti mikroba, antioksidan, pembentuk
aroma, flavor, dan warna. Hasil penelitian Tranggono (1996), asap cair dari
tempurung kelapa mempunyai 7 macam komponen yang dominan yaitu fenol,
3-metil-1.2sik l opent adi on, 2- met ok si f enol , 2- met oksi - 4metilfenol,
4-etil-2-metoksifenol,2.6-dimetoksifenol dan 2.5-dimetoksi benzil alkohol, yang
kesemuanya larut dalam eter. Hasil penelitian Sari et al. (2007) menyatakan
bahwa komponen utama asap cair adalah 1,2-asam benzendikarboksil at dan dietil
ester. Asap cair dari kayu jati, l amtorogung, mahoni, kamper, bangkirai, keruing
dan batang kelapa menghasi lkan asam (sebagai asam asetat) antara 4,27–11,30%,
senyawa fenol at (sebagai fenol) 2,10–5,13% dan senyawa karbonil (sebagai
aseton) 8,56–15,23%.
Peranan Asap Cair dalam Industri Perikanan:
Asap cair sebagai Anti bakteri.
Asap cair memiliki sifat antioksidatif dan dapat digolongkan sebagai
antioksidan alami. Senyawa yang berperan sebagai antioksidan adalah
Peran antioksidatif ditunjukkan oleh senyawa fenol bertitik didih tinggi
terutama 2,6-dimetoksifenol; 2,6 dimetoksi-4-metilfenol dan
2,6-dimetoksi-4-etilfenol yang bertindak sebagai donor hidrogen terhadap
radikal bebas dan menghambat reaksi rantai (Pazzola, 1995).
Senyawa-senyawa ini dapat menghambat oksidasi lemak, mencegah oksidasi
lipida dengan menstabilkan radikal bebas, dan efektif mencegah
kehilangan cita rasa akibat oksidasi lemak (Khayat & Schwall, 1983;
Ladikos & Lougovois 1990).
Asap cair sebagai Anti Oksidan.
Asap cair memiliki sif at antioksidatif dan dapat digolongkan sebagai
antioksidan alami. Senyawa yang berperan sebagai antioksidan adalah fenol, yang
merupakan antioksidan utama dalam asap cair (Girard, 1992). Peran antioksidatif
ditunjukkan oleh senyawa fenol bertitik didih tinggi terutama 2,6-dimetoksifenol;
2,6 dimetoksi-4-metilfenol dan 2,6-dimetoksi-4-etilfenol yang bertindak sebagai
donor hidrogen terhadap radikal bebas dan menghambat reaksi rantai (Pazzola,
1995). Senyawa-senyawa ini dapat menghambat oksidasi lemak, mencegah
oksidasi l ipida dengan menstabilkan radi kal bebas, dan efektif mencegah
kehilangan ci ta rasa akibat oksi dasi lemak (Khayat & Schwall, 1983; Ladikos &
Lougovois 1990).
Asap Cair sebagai pemberi Aroma dan Warna
Asap cair dapat memberikan flavor asap yang khas (Hadiwiyoto et al., 2000).
fenol dengan ti tik medi um (Varlet et al., 2007). Pengasapan ikan menggunakan
asap cair memberikan warna lebih baik dibandingkan pengasapan dengan
menggunakan cara tradisional. Pengasapan ikan menggunakan asap cair akan