• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tulisan Ilmiah Populer Separasi dan Segr (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tulisan Ilmiah Populer Separasi dan Segr (1)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Final Semiotika

Lecturer: Alwy Rachman

Khaerul Ikhsan

F21109380

Jurusan Sastra Inggris

Fakultas Sastra

Universitas Hasanuddin

(2)

Dalam Dinamika Gerakan

Mahasiswa

Saat mendengar seseorang menyebutkan kata “semiotika”, di alam pikiran kita mungkin akan segera hadir konsep Saussure yang melihat tanda merupakan satu bagian utuh yang tidak terpisahkan dengan penanda (citra, tampakan, atau wujud tanda) dan petanda (konsep makna yang direpresentasikan). Atau bagi sebagian yang lain, semiotika merujuk pada konsep trikotomi—icon, index, symbol—a laCharles sander Pierce. Namun kedua konsep tersebut adalah teori semiotika yang berada di dalam kerangka paradigma strukturalisme, dan tidak akan dijelaskan lebih jauh dalam tulisan ini.

Dalam tradisi pemikiran pasca-strukturalisme, Halliday hadir dengan konsep semiotika sosialnya. Sebuah kajian multidisipliner yang merupakan sintesa antara kajian ilmu semiotik dan teori-teori sosial kemasyarakatan. Salah satu ciri pembeda yang paling signifikan pada konsep semiotika sosial Halliday adalah, bahwa semiotika sosial menolak adanya pre-given meaningatau fixed meaning

pada suatu tanda. Halliday berpendapat bahwa sebuah tanda, kata, atau bahkan kalimat, memiliki kemungkinan pemaknaan jauh lebih luas melampau makna baku yang telah ditetapkan atau disepakati sebelumnya, dan kemungkinan makna tersebut harus dikaitkan dengan konteks sosial (Leeuwen, 2005). Konsep ini lebih sering dikenal dengan istilah potential meaning. Dengan demikian, gagasan Halliday membongkar batasan baku atas teori pemaknaan terhadap suatu tanda dalam kerangka paradigma pemikir strukturalis.

Pada prisipnya, semiotika sosial bukanlah sebuah teori murni, atau sebuah disiplin ilmu mandiri yang dapat berdiri terpisah dari konsep teoritis lain. Konsep semiotika sosial hanya dapat diterapkan pada contoh dan konteks yang spesifik. Di samping itu, konsep semiotika sosial merupakan suatu bentuk tindakan

inquiryatau mempertanyakan. Ia tidak memberi sebuah jawaban akhir,

melainkan hanya memberi gagasan untuk merumuskan sebuah pertanyaan lalu menuntun kita untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan tersebut.

Dalam kaitannya dengan prinsip semiotika sosial, Halliday memperkenalkan istilah resources. Resources adalah kunci utama dalam kajian semiotika sosial, karena selalu berbeda setiap kali konsep semiotika sosial digunakan pada

konteks yang berbeda. Berdasarkan penjelasan Halliday, resources adalah segala hal yang perlu kita masukkan kedalm ‘keranjang’, sebelum melakukan

pengamatan terhadap media, atau fakta dan fenomena sosial.

(3)

Dalam konsep framing, dikenala istilah separasi dan segregasi. Separasi

menunjukan adanya pemisahan secara spasial antara entitas yang satu dengan entitas yang lainnya. Semisal dalam melihat media cetak. Dihalaman depan koran, biasanya kita melihat separasi yang jelas antara berita utama dan

featured news.

Segregasi juga merupakan suatu unsur pemisahan secara spasial, namun dalam konsep segregasi, dimuat pula tambahan variable yang menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam separasi ruang tersebut. Untuk contoh media cetak, variabel tambahan yang dimaksud bisa saja variable identitas, skala prioritas, atau kadar aproksimitas. Dalam contoh sebelumnya separasi hanya melihat pemisahan ruangnya saja. Sementara segregasi juga melihat mengapa konten tertentu ditempatkan di ruang tertentu. Misalnya, berita utama selalu diberi ruang yang lebih luas, sementra featured news hanya diberi ruang kecil di bagian atas halaman koran, lalu kedua ruang ini diseparasi menggunakan garis tipis, atau spasi kosong diantaranya. Dalam separasi tersebut, terdapat pula unsur segregasi. Dalam contoh ini, segregasi melihat mengapa misalnya konten berita tentang kudeta jokowi ditempatkan pada ruang yang lebih luas pada halaman depan koran, sementara konten berita tentang penemuan spesies burung baru ditempatkan pada ruang yang lebih kecil di bagian atas halaman depan koran. Pola dan penjelasan yang sama juga berlaku pada saat konsep separasi dan segregasi sosial ini dugunakan untuk menjelaskan fakta atau fenomena sosial.

Analogi sederhana untuk memahami semiotika sosial ialah; sebuah halaman koran atau majalah yang hidup. Artinya, bayangkan segala realitas sosial—tata kota, penempatan gedung, kampus, pembagian perkampungan, lapangan karebosi, jalan raya, kendaraan lalu-lalang, tawuran, demonstrasi mahasiswa, dll —yang ada disekitar kita diletakkan di atas selembar kertas.

***

Dalam dinamika gerakan mahasiswa, seringkali kita mendengar istilah proses pengkaderan, diskusi, konsolidasi, demonstrasi, negosiasi, sampai, aksi damai sampai aksi chaos.Semua istilah-istilah tersebut merupakan proses-proses sosial yang melengkapi dinamika gerakan mahasiswa.

(4)

lembaga mahasiswa di tempatkan lebih jauh dari mahasiswa baru dan biasanya dikelilingi oleh beberapa anggotanya.

Hal lain yang jarang pula disadari dalam dinamika gerakan mahasiswa terdapat pada proses-proses diskusi yang diinisiasi oleh mahasiswa. Dalam diskusi

nonformal, atau sering disebut diskusi pelataran misalnya, dimana peserta diskusi biasanya duduk melingkar, separasi terlihat jelas antara peserta diskusi dan narasumber dalam diskusi. Terdapat spasi yang memisahkan keduanya. Diantara para peserta bahkan terdapat unsur segregasi, misalnya pada bagian lingkaran terdalam, atau yang terdekat dengan narasumber, biasanya ditempati oleh mahasiswa tingkatan yang lebih tua, atau yang lebih tinggi kemampuannya dalam berargumentasi, atau terkadang pula yang menjadi pentolan dalam

komunitas tertentu. Sementara para junior atau mahasiswa baru, atau orang – orang yang bukan merupakan fungsionaris lembaga, sering kali tertempatkan pada lingkran paling luar, atau yang jaraknya jauh dari narasumber. Pola separasi dan segregasi yang sama juga terjadi dalam forum forum konsolidasi antar organisasi mahasiswa.

Hal yang sama pula terjadi pada saat mahasiswa melakukan aksi demonstrasi, baik itu dalam bentuk damai maupun yang sering kali disebut rusuh. Separas dan segregasi sosial jelas terlihat dalam proses tersebut. dalam aksi demonstrasi mahasiswa, sering kali pimpinan-pimpinan lembaga mengambil tempat di bagian depan kerumunan massa, semntara anggota-anggota yang tidak bgitu menonjol dalam organisasi sering kali ditempatkan di bagian belakang. Dalam mekanisme orasi pun kita lihat ada unsur segregasi yang jelas, misalnya, mengapa para orator selalu di tempatkan di depan, dan ditempat yang lebih tinggi, misalnya diatas mimbar atau di atas mobil komando. Padahal, kalau alasannya untuk kemerataan penyebaran informasi atau pesan yang disampaikan para orator, hal itu pun belum tercapai sepenuhnya karena tentu saja massa yang berada

dibagian belakang tidak akan mendengarkan informasi dengan utuh. ***

Masih adanya unsur separasi dan segregasi dalam dinamika gerakan mahasiswa, yang sering kali terjadi tanpa disadari, menunjukan adanya kontradiksi atau penegasian atas nilai yang dianut dan diperjuangkan oleh mahasiswa

itu sendiri.

Lazim sekali kita mendengar teriakan sang orator dalam aksi demonstrasi menyerukan demokratisasi, terciptanya masyarakat yang adil dan setara, penghargaan terhadap kemanusiaan, dan lain sebagainya. Namun pada

kenyataanya, nilai yang sedang diperjuangkan tersebut, tanpa disadari, ternyata masih belum terpenuhi di dalam lingkup kehidupan mahasiswa itu sendiri.

(5)
(6)

Bacaan Pemerkaya

Referensi

Dokumen terkait

Kepentingan nonpengendali mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak

1 PRASOJO ADI SURYA 08/267455/BI/08153 Biologi BIOLOGI R 1 2 ELIZABETH CINDY LEXINTA 10/301515/BI/08475 Biologi BIOLOGI R 1 3 DIMAS MUSA SULISTIO

Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi untuk periode enam bulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2015 adalah sebesar Rp141.999 juta, yang terutama terdiri dari

Penentuan dengan metode laju reaksi awal (initial rate) dapat memberikan nilai tetapan laju degradasi yang lebih tepat, karena dengan metode ini nilai tetapan laju

Dari semua kultivar tanaman pisang yang paling banyak di temukan di semua ketinggian adalah pisang kepok, menurut masyarakat di lokasi penelitian, masyarakat

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Saya/kami dengan ini memberi wewenang kepada serta memohon hendaknya Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual menerbitkan Surat Paten atau dokumen yang sejenis,

Pada tampilan menu grafik menampilkan grafik garis dari data penduduk, kelahiran, kematian, pindah datang dan pindah keluar yang telah terdaftar dalam