• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi dan Pola Komunikasi antara “Ayam Kampus” dalam Melayani Para Pengguna Jasa atau Klien T1 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi dan Pola Komunikasi antara “Ayam Kampus” dalam Melayani Para Pengguna Jasa atau Klien T1 BAB IV"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

17 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Profil Informan

Informan yang menjadi bagian dalam penelitian ini terdiri dari tiga orang informan yang masih berstatus mahasiswi aktif di beberapa fakultas berbeda. Keterbatasan jumlah informan dalam penelitian menjadi salah satu masalah yang dialami peneliti, selain dari pada sulitnya informan, terdapat syarat-syarat tertentu yang tidak dapat dipenuhi oleh peneliti sehingga subjek menolak untuk diwawancarai. Nama dan fakultas dari informan yang digunakan dalam penelitian adalah nama samaran, hal ini untuk melindungi dan menghormati privasi dari informan sebagaimana telah disepakati sebelumya. Profil dari ketiga informan dalam penelitian ini akan dijelaskan.

Tabel 1 Profil Informan

Nama Samaran Usia Fakultas Lama Kerja

Bunga 23 Non Eksa 1 Tahun 5 Bulan

Intan 22 Non Eksa 2 Tahun

Matahari 25 Non Eksa 2 Tahun

Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa Bunga merupakan mahasiswi aktif dari fakultas non eksa yang masih aktif mengkuti kuliah. Pertama kali menjadi pekerja atau “ayam kampus” terjadi karena ajakan teman dekatnya yang juga merupakan “ayam kampus”. Bunga diperkenalkan oleh seseorang teman dengan salah satu karyawan yang berasal dari Jawa Barat. Karyawan yang diperkenalkan ke Bunga adalah laki-laki yang sudah memiliki keluarga, Bunga menerima tawaran dari temannya untuk menemui klien pertamanya itu di hotel untuk melakukan transaksi.

(2)

18

Bunga mengaku bahwa sering merasa ketakutan, ketakutan terbesar Bunga adalah resiko kehamilan diluar nikah yang bisa saja terjadi apabila melayani tamu yang tidak mau menggunakan alat kontrasepsi . Selain dari pada resiko kehamilan, Bunga sangat menjaga keahasiaan pekerjaannya sebagai “ayam kampus” yang bertentangan dengan norma-norma sosial yang dianut masyarakat sekitarnya.

Intan adalah mahasiswi dari fakultas non eksa yang berusia 22 tahun dan masih aktif mengikuti perkuliahan. Pertama kali Intan menjadi “ayam kampus” didukung oleh faktor lingkungan seperti yang diungkapkan Intan dalam wawancara. Dalam lingkungan pergaulan, Intan dan teman-temannya sering menikmati hiburan malam seperti karaoke, kumpul dan minum-minum (alkohol). Dari pergaulannya itu Intan diperkenalkan dengan tante Lina yang menawari Intan untuk berprofesi sebagai “ayam kampus”. Tawaran tersebut langsung diterima Intan dan hingga saat ini Intan masih menjali kehidupannya sebagai “ayam kampus” selain dari pada menjadi mahasiswi aktif di salah satu universitas.

Matahari adalah salah satu mahasiswi berusia 25 tahun yang juga bekerja sebagai “ayam kampus”, profesi “ayam kampus” sudah dijalani Matahari sejak masuk semester kedua tahun pertama menjadi mahasiswi atau kurang lebih selama dua tahun menjadi “ayam kampus”. Matahari adalah “ayam kampus” yang di asuh oleh salah satu Germo yang lebih dikenal dengan sebutan mami. Dalam proses transaksi, Matahari menerima tawaran tamu dari mami melalui Whatsapp (WA) atau Bla ckberry Messanger (BBM), kalau merasa cocok dengan tamu Matahari bisa langsung ketemu langsung dengan tamu di hotel atau di tempat yang sudah disepakati untuk melakukan transaksi. Berikut hasil wawancara dengan Matahari.

(3)

19 4.2. Proses Komunikasi

Proses komunikasi yang terjadi antara ayam kampus dan para pelanggan dapat dikatakan terdiri dari beberapa elemen utama antara lain komunikator, komunikan, media dan pesan itu sendiri. Proses komunikasi tersebut dapat dibagi kedalam tiga babak, yaitu :

(4)

20

klien, supaya ketika sudah ada kesepakatan antara perantara dengan ayam kampus, klien dapat menghubungi ayam kampus untuk melakukan pertemuan.

Ada yang cariin mas, mami yang tau kalau soal cari klien itu mas.

(Wawancara dengan matahari, 11 desember 2016)

Cara dapatka klie itu ya dari teman, senior gitu lah mas. Dia ya g biasa ko tak klo ada ya g au ake.

(Wawancara dengan Intan, 9 Desember 2016)

2) Selanjutnya pada babak kedua, proses komunikasi yang terjadi adalah proses komunikasi yang melibatkan perantara (berperan sebagai komunikator) dan ayam kampus sebagai komunikan. Pada babak ini, komunikasi yang dikirimkan adalah informasi tentang klien yang dimiliki sebelumnya oleh perantara untuk diteruskan kepada ayam kampus. Hasil dari babak kedua menentukan keberlanjutan proses komunikasi pada babak ketiga.

(5)

21

wawancara dengan narasumber, kisaran harga dari transaksi yang dilakukan antara Rp 500.000 sampai Rp 1.000.000.

“Soal harga ada standarnya, paling bawah itu ya 500an, tapi biasanya tergantung tamu juga kalo yang dompet tebal ya kita ada

minta 1000 (1 juta) itu diluar tip juga, tapi kalo standar paling

bawa ya itu 500 sudah gak bisa kurang lagi, kalo mau yang murah kan banyak di bandungan atau bawen.”

(Wawancara dengan Bunga, 9 Desember 2016)

Ada standar harganya mas, 500 mas klo yang langsung

ketemuan di hotel trus main. Kalo ajak jalan-jalan atau dugem

dulu biasanya 1 juta sampe satu setengah mas. Itu di luar tip

atau bonus-bonus, kalo tip kita mah terserah aja.

(Wawancara dengan intan, 9 Desember 2016)

Pada babak pertama dan babak kedua dalam proses komunikasi antara klien, perantara dan ayam kampus lebih banyak menggunakan media sebagai perantara yaitu handphone. Sedangkan pada babak ketiga ketika klien bertransaksi dengan ayam kampus, proses komunikasi yang terjadi adalah secara langsung tanpa menggunakan media atau face to face.

4.3. Pola Komunikasi

(6)

22 4.3.1. Berkenalan

Pola perkenalan ini terjadi pada babak pertama dan babak ketiga, yaitu perkenalan antara klien dengan perantara serta klien dan ayam kampus. Berkenalan merupakan salah satu pola komunikasi yang terjadi antara perantara dank klien sebagai tahapan awal komunikasi pada babak pertama saat klien menghubungi perantara. Perkenalan pada babak ini membantu perantara untuk mengetahui latar belakang dari klien. Kemudian berkenalan juga merupakan salah satu pola komunikasi yang terjadi antara ayam kampus dan klien sebagai tahapan awal komunikasi pada babak ketiga saat klien bertemu secara langsung dengan ayam kampus. Proses berkenalan yang terjadi memiliki beberapa perbedaan antara masing – masing narasumber.

Kalo pertama kali dapat klien itu dari teman mas, dulu aku dikenalin dengan karyawan dari luar kota yang kerja disini

(Wawancara dengan Bunga, 9 Desember 2016)

Kenalan Lewat handphone, WA, BBM mas (Wawancara dengan Matahari, 11 Desember)

Berdasarkan kutipan wawancara yang dilakukan dengan kedua narasumber (Bunga dan Matahari) terlihat bahwa pola komunikasi dilakukan melalui perantara baik teman maupun media sosial. Proses perkenalan juga merupakan proses yang penting antara ayam kampus dan klien untuk saling mengenal.

4.3.2. Bertransaksi

(7)

23

memperhatikan cara berpakain dan cara berperilaku sehingga tidak mengecewakan para pelanggan.

Cara berpakaian itu yang penting kelihatan seksi mas, tapi kalo ada yang ajak makan malam atau mau main-main ke mall yang kita juga

menyesuaikan pakaiannya, kalo ke mall pakenya jeans sama

kaos-kaos ketat aja, kalo ajak karaoke pakenya rok mini atau baju ketat.

Pokoknya intinya harus kelihatan seksi mas, kadang ada tamu yang

suka dengan cara danda n sampe balik lagi mas.

(Wawancara dengan Bunga, 9 Desember 2016)

“..ya pakenya dress ketat mas

(Wawancara dengan Intan, 9 Desember 2016)

Biasanya pake baju yang ketat, entah dress atau kaos ketat.

(Wawancara dengan Matahari, 11 Desember 2016)

Bersdasarkan kutipan wawancara diatas terlihat bahwa dalam proses transaksi ayam kampus berusah tampil dengan dengan cara berpakaian yang “seksi” untuk membuat para klien merasa senang. Selain dari cara berpakaian, proses transaksi juga dilakukan dengan memperhatikan cara berperilaku ketika bersama klien.

Iya, kadang kita harus nunjukin rasa gairah seks yang tinggi biar

mereka senang. Kebanyakan si pada senang kalo pas main rambutnya

gak usah diikat, jadinya diurai aja, semua kan demi tamu mas.

(Wawancara dengan Intan, 9 Desember 2016)

Wajib ada kalo itu mas, biasanyanya kalo kita terlihat terangsang

kliennya lebih puas. Bahasa tubuh, ya kadang kita menyesuaikan aja

apa yang jadi maunya mereka.

(8)

24

Kutipan wawancara di atas menunjukan bahwa bagaimana proses transaksi yang terjadi anatara ayam kampus dengan klien. Pada prosesnya ayam kampus sangat membuat pelanggan tidak merasa kecewa.

4.3.3. Komunikasi Lanjutan

Pola komunikasi yang terakhir adalah komunikasi lanjutan yang merupakan feedback dari kedua pola komunikasi sebelumnya.

“Kalo orangnya baik ya pasti harus di jaga. Kontak-kontak bbm atau WA, cerita-cerita, kadang ada yang minta-minta foto ya ku kirim.”

(Wawancara dengan Intan, 9 Desember 2016)

Ada beberapa sampe sa at ini masih sering kontak. (Wawancara dengan Matahari, 11 Desember 2016)

Berdasarkan kutipan wawancara di atas terlihat bahwa ayam kampus masih melakukan kontak dengan klien setelah melakukan transaksi. Pola komunikasi berkelanjutan ini merupakan kelanjutan dari babak ketiga. Pada babak ketiga ketika klien sudah bertemu dengan ayam kampus dan pelayanan yang diberikan oleh ayam kampus selesai maka hubungan antara ayam kampus dan klien tidak berhenti begitu saja. Artinya setelah babak ketiga usai maka ada komunikasi lanjutan sebagai sebuah bentuk dari feedback yang diberikan oleh ayam kampus kepada klien.

(9)

25

dilakukan antara ayam kampus dengan klien untuk membangun hubungan baik sekaligus menjadi strategi mempertahankan klien.

4.3.4. Strategi Komunikasi

Komunikasi yang baik dapat membangun hubungan yang baik antara ayam kampus dan klien. Hal ini perlu dilakukan supaya ayam kampus dapat mempertahankan kliennya. Oleh sebab itu setiap ayam kampus memiliki strategi komunikasi yang berbeda-beda dalam membangun hubungan yang intens antara ayam kampus dengan kliennya.

4.3.4.1. Narasumber 1 (Bunga)

Bunga adalah mahasiswi dari salah satu fakultas yang sudah selama satu tahun dan lima bulan menjadi “ayam kampus”. Bunga mendapatkan klien atau tamu dari seorang teman, bahkan beberapa diantara tamunya didapatkan sendiri. Dalam pengakuannya, Bunga pertama kali menjadi “ayam kampus” saat diperkenalkan dengan seorang karyawan dari Jawa Barat yang sudah berstatus sebagai kepala rumah tangga. Bunga tidak menetapkan syarat-syarat khususbagi seorang pelanggan untuk dapat menikmati layanannya, satu-satu syarat bagi Bunga adalah seorang tamu atau klien bisa membayar jasa yang disediakan. Tarif minimal yang ditetapkan Bunga adalah sebesar lima ratus ribu rupiah (Rp.500.000,-) dan tarif tertinggi adalah satu juta rupiah (Rp.1.000.000,-), besar tarif sangat ditentukan dari penghasilan seorang tamu atau klien.

Bunga memulai pertemuan dengan klien atau tamu yang akan dilayani dengan saling bertekenalan atau saling tanya jawab dengan klien tentang latar belakang pekerjaan dan lain sebagainya.

(10)

26

Hasil wawancara di atas menunjukan bahwa beberapa klien yang pernah dikenal Bunga sering bertanya tentang latar belakang dan aktifitas Bunga sebagai seorang mahasiswi, dan kehidupan rumah tangga Bunga. Tak sampai di situ, beberapa klien atau tamu yang setelah dilayani oleh Bunga masih sering melakukan curhat (curahan hati) tentang kehidupan keluarga mereka atau tentang pekerjaan.Bahkan beberapa dari klien Bunga terus melakukan kontak via WA jika ingin bercerita tentang kehidupan pribadi mereka, tak jarang dari mereka sering memberikan uang tambahan kepada Bunga tanpa melakukan hubungan badan.

“..semua tergantung pelayanan mungkin ya mas, kalo misalnya pelayanannya bagus kita pasti dicari lagi. Kalo aq sich semua yang pernah jadi tamu sering kirim-kirimanWA atau bbm, ada yang balik lagi ada yang gak..” (Wawancara dengan Bunga, 9 Desember 2016)

Bagi bunga pelayanan merupakan hal yang penting untuk mempertahankan klien atau tamu yang baik. Salah satunya adalah membangun komunikasi dengan klien setelah melakukan hubungan badan seperti yang diungkapkan dengan menggunakan media WA. Selain dari pada komunikasi, penampilan merupakan hal yang tak kalah penting ketika bertemu dengan klien.

“Cara berpakaian itu yang penting kelihatan seksi mas, tapi kalo ada yang ajak makan malam atau mau main-main ke mall yang kita juga menyesuaikan pakaiannya, kalo ke mall pakenya jeans sama kaos-kaos ketat aja, kalo ajak karaoke pakenya rok mini atau baju ketat. Pokoknya intinya harus kelihatan seksi mas, kadang ada tamu yang suka dengan cara dandan sampe balik lagi mas.”

(Wawancara dengan Bunga, 9 Desember 2016)

(11)

27

tentunya memiliki resiko, dalam pengakuannya Bunga memiliki ketakutan tersendiri menjalani profesinya tersebut.

“…kalo pas lagi sendirian sering merasa takut apalgi kalo ada tamu yang gak mau pake kondom itu kadang aku takut kebablasan mas. Ya resiko lainya kalo ketahuan sama tetangga atau keluarga kan malu jadinya mas, makanya aku gak pengen di wawancara secara langsung

karena itu juga mas.” (Wawancara dengan Bunga, 9 Desember 2016)

Ketakukan terbesar Bunga menjadi seorang “ayam kampus” adalah resiko kehamilan yang bisa saja dialami. Resiko tersebut bisa saja terjadi karena beberapa dari klien atau tamu menolak untuk berhubungan badan menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi1. Resiko kedua yang dihindari Bunga adalah dia tidak ingin profesinya sebagai “ayam kampus” diketahui oleh keluarga atau orang-orang terdekat. Bunga menyadari bahwa apa yang dilakukan tentunya bertentangan dengan norma sosial maupun norma agama yang dianut masyarakat secara luas.

Stretegi komunikasi yang di lakukan oleh bunga dalam mempertahankan kliennya dengan cara menjadi teman curhat. Strategi tersebut dapat memberikan kesan bahwa Bunga adalah seorang teman yang dapat menjadi pendengar yang baik bagi kliennya. Sehingga dari situasi tersebut, klien menjadi merasa nyaman dan respect2 terhadap Bunga.

4.3.4.2. Narasumber 2 (Intan)

Intan adalah mahasiswi yang telah menjalani pekerjaan sebagai

“ayam kampus” selama dua tahun. Intan mengakui bahwa dirinya pertama

kali menjadi seorang “ayam kampus” karena lingkungan dimana dia bergaul. “Mungkin karena pergaulan kali ya mas, hehehehe. Dulu ketemu dengan teman-teman ya kita sering kumpul, karaokean, minum-minumtrus aku di kenalin dengan tante Lita, lama -lama ditawarin ya aku mau-mau aja mas.” (Wawancara dengan Intan, 9 Desember 2016)

4.1.

4.1.1menurut KBBI kontrasepsi/n cara untuk mencegah kehamilan (dengan menggunakan alat atau obat pencegah kehamilan, seperti spiral, kondom, pil anti hamil)

(12)

28

Berdasarkan hasil wawancara di atas, Intan mengatakan bahwa pertama kali menjadi “ayam kampus” karena ajakan tante Lita yang dikenal dari teman-temannya. Sebelum menjadi “ayam kampus”, Intan memang dekat dengan kehidupan dunia malam yang sering kumpul bersama teman-temannya untuk minum minuman beralkohol. Intan mendapatkan klien atau tamu dari tante Lita. Intan sangat selektif memilih tamu hal ini dilakukan untuk mencegahnya menjadi korban kekerasan.

“Syarat-syarat si gak ada cuman kalo misalnya di tawari ada tamu, ya aku nanya-nanya dulu orangnya seperti apa, kadang minta foto juga mas biar bisa liat mukanya dulu. Takutnya kalo pas sialnya kita dapat yang brengesek itu sering mukul mas, apalagi kalo yang mau pesan ternyata orang yang kita kenal kan repot mas.”

(Wawancara dengan Intan, 9 Desember 2016)

Intan tidak menetapkan syarat-syarat khusus kepada tamu atau klien. Hanya saja sebelum bertemu secara langsung dengan klien, Intan ingin mengetahui latar belakang dari klien yang akan dilayaninnya, tak jarang Intan meminta foto dari klien terlebih dahulu. Hal ini juga dilakukan Intan untuk mencegah dirinya mendapat klien dari orang yang dia kenal. Intan tidak mempermasalahkan penampilan ketika bertemu dengan klien atau tamu. Komunikasi antara Intan dengan klien terjadi secara langsung ketika Intan menerima tawaran dari tante Lita.

“Ngobol biasa aja, kenalan dan saling nanya seperti dapat teman baru. Kalo saling kenal kan bikin nyaman mas.”

(Wawancara dengan Intan, 9 Desember 2016)

(13)

29

“Ada mas, saling rayu-rayu, manja-manja, ya begitu-begitulah mas. Biasanya kan kalo di puji-puji tamunya nambah senang mas.” (Wawancara dengan Intan, 9 Desember 2016)

Selain dari pada merayu dan menunjukan sikap tertentu, Intan juga megakui sering menunjukan rasa gairah seks yang tinggi untuk membuat klien atau tamunya senang.

“Iya, kadang kita harus nunjukin rasa gairah seks yang tinggi biar mereka senang. Kebanyakan si pada senang kalo pas main rambutnya gak usah diikat, jadinya diurai aja, semua kan demi tamu

mas.”

(Wawancara dengan Intan, 9 Desember 2016)

Kutipan wawancara di atas menunjukan bahwa Intan berusaha menunjukan rasa kepuasan yang dialaminya ketika sedang melayani klien sehingga ada rasa kesenangan dari klien.

Sikap Intan yang sangat selektif terhadap klien juga terjadi setelah melayani klien. Dari beberapa klien yang pernah dilayaninya, Intan hanya melanjutkan komunikasi dengan klien yang bisa membuat Intan merasa nyaman.

“Kalo orangnya baik ya pasti harus di jaga. Kontak-kontak bbm atau WA, cerita-cerita, kadang ada yang minta -minta foto ya ku kirim. Kalo orangnya gak nyaman aku lepas aja, bbm juga gak aku balas.” (Wawancara dengan Intan, 9 Desember 2016)

Kutipan wawancara di atas menunjukan bahwa ada komunikasi antara Intan dan klien setelah melayani tamu. Bahkan dalam beberapa komunikasi yang terjadi Intan sering mengirimkan foto-foto pribadinya kepada klien yang menurutnya bisa dipercaya.

(14)

30

kepuasan yang dialaminya ketika sedang melayani klien membuat klien merasa senang. Selain itu intan juga seing mengrimkan foto - foto pribadinya kepada kliennya.

4.3.4.3. Narasumber 3 (Matahari)

Matahari adalah mahasiswi aktif tahun ke tiga dari salah satu fakultas yang saat ini berprofesi sebagai “ayam kampus”. Dalam hirarki kerja, Matahari memiliki seorang Mami (sebutan untuk germo) yang bertugas mencarikan klien untuk Matahari. Keputusan untuk menerima atau menolak klien ada di tangan Matahari, tamu yang diterima untuk dilayani akan bertemu secara langsung dengan Matahari. Mami memiliki lebih dari satu “ayam kampus” sehingga tamu yang ditolak dapat ditawarkan kepada yang lain. Standar harga yang ditawarkan Matahari sama seperti yang lainnya yaitu paling rendah lima ratus ribu (Rp.500.000,-) dan paling tinggi satu juta rupiah (Rp.1.000.000). Selain dari harga standar yang sudah ditetapkan, Matahari mendapatkan tip atau bonus dari pelanggan, tip yang diberikan merupakan hak Matahari sepenuhnya.

Komunikasi awal antara klien dengan Matahari dilakukan dengan tatap muka secara langsung setelah Matahari menerima untuk melayani klien.

Ngobrol-ngobrol biasa aja. Tanya soal ini itu aja sich. (Wawancara dengan Matahari, 11 Desember 2016)

Tidak berbeda dengan lainnya, komunikasi awal yang dilakukan Matahari saat bertemu denga klien adalah berkenalan dan saling kenal. Pada saat melayani Matahari mengaku bahwa perlu mengatur bahasa tubuhnya untuk memuaskan klien atau tamu.

“biasanyanya kalo kita terlihat terangsang kliennya lebih puas. Bahasa tubuh, ya kadang kita menyesuaikan aja apa yang jadi

maunya mereka.” (Wawancara dengan Matahari, 11 Desember 2016)

(15)

31

terangsang dengan aktivitas yang dilakukan bersama klien bisa membuat klien merasa puas. Komunikasi selanjutnya dengan tamu sangat ditentukan oleh bagaimana sikap tamu terhadap Matahari.

“Ya kalo kliennya gak kasar dan baik biasanya kita masih smsan atau WA, dan BBM”

(Wawancara dengan Matahari, 11 Desember 2016)

Matahari hanya melakukan komunikasi lanjutan dengan klien atau tamu yang bersikap baik padanya. Komunikasi lanjutan ini bertujuan untuk menjaga relasi yang sudah terjalin antara klien dengan Matahari.

Strategi yang dilakukan matahari untuk mempertahankan kliennya adalah dengan cara bahasa tubuh yang digunakan disaat melayani tamu. Matahari berangkapan bahwa dengan menunjukan dirinya merasa terangsang dengan aktivitas yang dilakukan bersama klien bisa membuat klien merasa puas.

4.4. Pembahasan

4.4.1. Pola dan Strategi Komunikasi

Tabel 4.2 Pola Komunikasi

Pola Komunikasi Strategi Komunikasi Narasumber 1 (Bunga) Narasumber 2 (Intan) Narasumber 3 (Matahari)

1. Berkenalan Melaui perantara Melalui

perantara (social media)

Melalui perantara 2. Bertransaksi Langsung Langsung Langsung 3. Komunikasi

lanjutan

(16)

32

Tabel 4.1 merupakan kategori pola komunikasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan ketiga narasumber. Berdasarkan hasil wawancara dapat dilihat bahwa terdapat beberapa strategi komunikasi yang digunakan oleh “ayam kampus” antara lain pola komunikasi narasumber 1, narasumber 2, dan narasumber 3 pada tahapan perkenalan dilakukan melalui perantara baik melalui teman maupun dengan menggunakan sosial media. Strategi komunikasi pada tahapan bertransaksi pada narasumber 1, narasumber 2, dan narasumber 3 dilakukan melalui perantara baik melalui seorang teman maupun melalui media sosial. Selain sebagai penghubung, peran atau fungsi perantara disini adalah untuk menjamin kerahasiaan identitas setiap ayam kampus. Sebelum bertemu dengan aya m kampus, perantara melakukan seleksi

latar belakang dari calon klien baik alamat, pekerjaan, status pernikahan, dan lain sebagainya. Informasi yang didapat tersebut kemudian diteruskan kepada ayam kampus yang biasanya disertai dengan foto calon klien, apabila ayam kampus bersedia untuk menerima calon klien untuk dilayani maka perantara akan memberikan nomor kontak klien kepada ayam kampus dan sebaliknya untuk melakukan transaksi melalui media komunikasi seperti WA atau BBM.

Keberhasilan pada tahapan berkenalan dilanjutkan dengan proses transaksi yang terjadi secara langsung antara klien dengan ayam kampus. Keberhasilan pada tahapan ini menentukan berlangsungnya tahapan komunikasi selanjutnya.

Tahapan komunikasi lanjutan, pada narasumber 1 terjadi komunikasi lanjutan yang intens dan mendalam, sementara komunikasi lanjutan pada narasumber 2 hanya dapat terjadi jika pada tahapan transaksi dikatakan berhasil atau berjalan dengan baik sedangkan pada narasumber 3 komunikasi lanjutan terjadi secara intens.

(17)

33

suatu kelompok. Struktur komunikasi yang digunakan pada narasumber 1, narasumber 2 dan narasumber 3 adalah struktur komunikasi roda. Struktur komunikasi roda merupakan struktur komunikasi yang terpusat dimana informasi yang mengalir dalam struktur komunikasi roda terpusat pada pemimpin. Struktur komunikasi ini dapat dilihat dari semua informasi tentang ayam kampus berada pada perantara yang bertindak sebagai pemimpin. Selain

dari pada struktur roda, komunikasi yang terjadi pada ayam kampus juga dapat dikatakan menggunakan struktur rantai, dimana perantara yang menjadi penengah antara ayam kampus dengan klien sebelum. Struktur komunikasi rantai dipakai oleh ayam kampus guna menjamin kerahasiaan identitas dengan menggunakan perantara yang melakukan komunikasi awal dengan calon klien.

Gambar

Tabel 1 Profil Informan
Tabel 4.2 Pola Komunikasi

Referensi

Dokumen terkait

(4) Menteri atau pejabat yang berwenang dapat menolak usul untuk mengangkat kembali dosen/peneliti/tenaga kependidikan dalam jabatan guru besar/profesor/ahli

Berdasarkan hasil verifikasi model strategi pengembangan klaster dengan melibatkan 3 (tiga) orang pakar, yaitu Kepala Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor, Ketua Program

proses pelunasan utang oleh kreditur baru. Adapun hal yang umumnya menjadi pertimbangan bagi kreditur lama untuk menolak melepas KPR lama adalah terkait dengan nominal

Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas dari segi proses apabila seluruh siswa atau setidak-tidaknya sebagian besar 75% peserta didik terlibat secara aktif,

sebagaimana telah dikuatkan oleh Putusan PT Banten Nomor: 53/Pdt/2016/PT.BTN dan pada tingkat kasasi, MA dalam Putusan Nomor: 580 K/Pdt/2017 berpendapat bahwa

Sejumlah pengaduan tindak pidana kekerasan terhadap perempuan yang diterima oleh Komnas Perempuan menunjukkan bahwa tak jarang perempuan menjadi korban KDRT, seperti halnya yang

Berdasarkan hasil wawancara dengan Erna Dewi selaku Akademi Hukum Pidana Universitas Lampung, bahwa yang menjadi faktor yang mempengaruhi penegakan hukum pidana

(kompaksi) dan waktu penahanan suhu sinter ( holding time ) pada spesimen uji dari paduan aluminium/5% fly ash yang diproduksi dengan metode metallurgi serbuk terhadap densitas.