• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA Viskosi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA Viskosi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASI FISIKA

PERCOBAAN 7 :VISKOSITAS

Disusun oleh,

Kelompok 5

Ashry Nurrachmah

31113007

Ina Lisnawati

31113021

Irfan Maulana

31113023

Novia Hergiani

31113035

Tia Sulistiani

31113049

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKes BAKTI TUNAS HUSADA

TASIKMALAYA

2015

(2)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas.

Viskositas adalah gesekan interval, gaya viskos melawan gerakan sebagai fluida relatif terhadap yang lain. Viscositas adalah alasan diperlukannya usaha untuk mendayung perahu melalui air yang tenang, tetapi juga merupakan suatu alasan mengapa dayung bisa bekerja. Efek viskos merupakan hasil yang penting dalam pipa aliran darah. Pelumasan bagian dalam mesin fluida viskos cenderung melekat pada permukaan zat yang bersentuhan dengannya.

Diantara salah satu sifat zat cair adalah kental (viskos) dimana zat cair memiliki kekentalan yang berbeda-beda materinya, misalnya kekentalan minyak goreng dengan kekentalan oli. Dengan sifat ini zat cair banyak digunakan dalam dunia otomotif yaitu sebagai pelumas mesin. Telah diketahui bahwa pelumas yang dibutuhkan tiap-tiap mesin membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda.

(3)

dinyatakan sebagai tidak kental (invicid) atau seringkali ideal dan diambil sebesar nol. Tetapi jika istilah aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa viskositas tidak diabaikan. Untuk benda homoogen yang dicelupkan kedalam zat cair ada tiga kemungkinan yaitu, tenggelam, melayang, dan terapung. Oleh kaarena itu percobaan ini dilakukan agar praktikan dapat mengukur viskositas berbagai jenis zat cair. Karena semakin besar nilai viskositas dari larutan maka tingkat kekentalan larutan tersebut semakin besar pula.

B. Tujuan Percobaan

1. Menerangkan arti viskositas

2. Menggunakan alat-alat penentuan viskositas 3. Menentukan viskositas beberapa cairan

C. Prinsip Percobaan

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori

Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita lihat lebih kental daripada minyak kelapa. Apa sebenarnya yang membedakan cairan itu kental atau tidak. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain dalam fluida. Dalam fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida terhadap yang lain. Di dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan tersebut seperti tegangan dan regangan pada benda padat. Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair mempunyai sifat kekentalan karena partikel di dalamnya saling menumbuk. Bagaimana kita menyatakan sifat kekentalan tersebut secara kuantitatif atau dengan angka, sebelum membahas hal itu kita perlu mengetahui bagaimana cara membedakan zat yang kental dan kurang kental dengan cara kuantitatif. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair adalah viskosimeter ( Lutfy, 2007).

Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol sedangkan pada zat cair kental bagian yang menempel dinding mempunyai kecepatan yang sama dengan dinding. Bagian yang menempel pada dinding luar dalam keadaan diam dan yang menempel pada dinding dalam akan bergerak bersama dinding tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding bergerak dengan kecepatan yang berubah secara linier sampai V. Aliran ini disebut aliran laminer. Aliran zat cair akan bersifat laminer apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak terlalu cepat (Sudarjo, 2008).

Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair (Martoharsono, 2006).

(5)

gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi (Sarojo, 2009).

Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viscous) daripada gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar mengenai aliran yang kental akan jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan masalah tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat. Salah satu macam alat untuk mengukur viscositas zat-cair adalah viscometer (Sudarjo, 2008).

Cairan yang mudah mengalir, misalnya air atau minyak tanah, tegangan luncur itu relatif kecil untuk cepat perubahan regangan luncur tertentu, dan viskositasnya juga relatif kecil, dan begitu pula sebaliknya(Lutfy, 2007).

Viskositas (kekentalan) dapat dianggap suatu gesekan dibagian dalam suatu fluida. Karena adanya viskositas ini maka untuk menggerakkan salah satu lapisan fluida diatasnya lapisan lain haruslah dikerjakan gaya. Karena pengaruh gaya k, lapisan zat cair dapat bergerak dengan kecepatan v, yang harganya semakin mengecil untuk lapisan dasar sehingga timbul gradien kecepatan. Baik zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viscous) dari pada gas tidak kental (Mobile ) (Martoharsono, 2006).

(6)

permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan konstan v, maka fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan – lapisan yang saling bergeseran. Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A yang seragam dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan nol, maka kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap dengan tidak adanya tekanan fluida (Kanginan, 2006).

Lapisan-lapisan gas atau zat cair yang mengalir saling berdesakan karena itu terdapat gaya gesek yang bersifat menahan aliran yang besarnya tergantung dari kekentalan zat cair. Gaya gesek tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus: G = ŋ A (Ginting, 2011).

Adapun jenis cairan dibedakan menjadi dua tipe, yaitu cairan newtonian dan non newtonian.

1. Cairan Newtonian

Cairan newtonian adalah cairan yg viskositasnya tidak berubah dengan berubahnya gaya irisan, ini adalah aliran kental (viscous) sejati. Contohnya : Air, minyak, sirup, gelatin, dan lain-lain. Shear rate atau gaya pemisah viskositas berbanding lurus dengan shear stresss secara proporsional dan viskositasnya merupakan slope atau kemiringan kurva hubungan antara shear rate dan shear stress. Viskositas tidak tergantung shear rate dalam kisaran aliran laminar (aliran streamline dalam suatu fluida). Cairan Newtonian ada 2 jenis, yang viskositasnya tinggi disebut “Viscous” dan yang viskositasnya rendah disebut “Mobile” (Dogra, 2006).

2. Cairan Non-Newtonian

yaitu cairan yang viskositasnya berubah dengan adanya perubahan gaya irisan dan dipengaruhi kecepatan tidak linear.

Metode Penentuan Kekentalan

Untuk menentukan kekentalan suatu zat cair dapat digunakan dengan cara:

1. Cara Ostwalt / Kapiler

(7)

gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Lutfy, 2007).

Berdasarkan hukum Heagen Poiseuille. ŋ = Π P r t4

8 VL

Hukum poiseuille juga digunakan untuk menentukan distribusi kecepatan dalam arus laminer melalui pipa slindris dan menentukan jumlah cairan yamg keluar perdetik (Sarojo, 2006)

2. Cara Hopper

Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum,terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel. Berdasarkan hukum stokeyaitu pada saat kecepatan bola maksimum,terjadi kesetimbangan sehingga gaya gesek sama dengan gaya berat archimedes. Dalam fluida regangan geser selalu bertambah dan tanpa batas sepanjang tegangan yang diberikan.Tegangan tidak bergantung pada regangan geser tetapi tergantung pada laju perubahannya. Laju perubahan regangan juga disebut laju regangan( D. Young , 2009).

Laju perubahan regangan geser = laju regangan

Rumus yang di atas dapat defenisikan viskositas fluida, dinotasikan dengan η (eta), sebagai rasio tegangan geser dengan laju regangan :

η = Tegangan geser Laju regangan

(8)

terhadap titik lawan. Titik tersebut pada permukaan bola menghadap kearah aliran, dan gaya resultan terhadap bola itu nol (Sudarjo, 2008).

3. Viscometer cup dan Bob

Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar Bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengan-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan gesekan yang tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penemuan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebebkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Bird, 1993).

4. Viskometer Cone dan Plate

Cara pemakaiannya adalah sampek yang ditempatkan di tengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser didalam ruang sempit antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar (Bird, 1993).

Faktor- fator yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut:

a. Tekanan

Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gastidak dipengaruhi oleh tekanan.

b. Temperatur

Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gasnaik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergeraksehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikianviskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur.

c. Kehadiran zat lain

Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahantambahan seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyakataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan viskositasakan turun karena gliserin maupun minyak akan semakin encer, waktualirnya semakin cepat.

d.Ukuran dan berat molekul

(9)

e. Berat molekul

Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.

f.Kekuatan antar molekul

Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPOdengan gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama

Viskositas dihitung sesuai persamaan Poisulle berikut ( Sutiah, dkk., 2008): dimana t adalah waktu yang diperlukan cairan bervolume yang mengalir melalui pipa kapiler, L adalah panjang dan r adalah jari- jari. Tekanan P merupakan perbedaan aliran kedua yang pipa viskometer dan besarnya diasumsikan sebanding dengan berat cairan. Pengukuran viskositas yang tepat dengan cara itu sulit dicapai. Hal ini disebabkan haga r dan L sukar ditentukan secara tepat. Kesalahan pengukuran terutama r sangat besa pengaruhnya karena harga ini dipangkatkan empat. Untuk menghindari kesalahan tersebut dalam prakteknya digunakan suatu cairan pembanding. Cairan yang paling sering digunakan adalah air ( Sutiah, dkk., 2008).

Untuk dua cairan yang berbeda dengan pengukuran alat yang sama berlaku Jadi bila η dan cairan pembanding diketahui, maka dengan mengukur waktu yang diperlukan untuk mengalir kedua cairan melalui alat yang sama dapat ditentukan η cairan yang sudah diketahui rapatannya ( Sutiah, dkk., 2008).

Tabel viskositas cairan pada berbagai suhu (satuan poise) (Bird, 1987) Cairan 0∘C 10C 20 C 30 C 40C 50C

Air 0,0179 0,013 0,0101 0,0080 0,0065 0,0055 Gliserin 105,9 34,4 13,4 6,29 2,89 1,41

Anilin 0,102 0,065 0,0044 0,0316 0,0227 0,0185 Bensin 0,0091 0,0076 0,0065 0,0056 0,0050 0,0044 Etanol 0,0177 0,0147 0,012 0,0100 0,0083 0,007 Minyak lobak 25,3 3,85 1,63 0,96 -

-Perbedaan nilai viskositas menengah dan region periperal ini menunjukkan parameter nilai K. Ketika k > 1 maka nilai viskositas lebih dari menengah, k=1 viskositasnya sama dalam keadaan apapun, k < 1 viskositasnya ditengah region( Rao, dkk., 2003). Tujuan dari hubungan momentum memberikan informasi kinetik dalam viskositas ( Gavin, S. Dkk., 2007). Dimana adalah viskositasi, t adalah temperatur dalam satuan international kelvin.

(10)

1. Aqudes ( Farmakope Indonesia edisi III, 96) Nama resmi : Aqua Destilata

Nama lain : Aquadest, air suling RM : H2O

Bobot jenis : 0,997 g/ml (250C)

Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidakmempunyai rasa

Penyimpanan : Dalam wadah terutup baik

Kegunaan : Sebagai larutan uji, sebagai pelarut

2. Alkohol (FI III, 1979)

Nama resmi : AethanolumSinonim : Alkohol, etanol, ethyl alkohol Rumus molekul : C2H6O

Berat molekul : 46,07 Bobot Jenis : 0,8119

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas rasa panas, mudah terbakar dan memberikan nyala biruyang tidak berasap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terhindar daricahaya, ditempat sejuk jauh dari nyala api.

Kegunaan : Sebagai zat tambahan, juga dapat membunuh kuman.

3. Aseton (DITJEN POM. 1979. Hal : 655) Nama resmi : ACETUM

RM/BM : (CH3)2CO/58,00

Pemerian : Cairan Jernih tidak berwarna, mudah menguap, bau khas, mudah terbakar

Kelarutan : Dapat bercampur demean air, etanol 95%, ester, kloroform membentuk larutan jenuh

Titik didih : Antar 55.5 % Dan 57 % Kegunaan : Sebagai sampel

(11)

METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat

Praktikum kelarutan ini berlangsung pada hari Senin tanggal 27 April 2015 di Laboratorium Farmakologi Farmasi STIKes BTH Tasikmlaya.

B. Alat Dan Bahan

Alat: Bahan:

 Piknometer 10 ml Aquades

 Viskometer Otswald Alkohol

 Neraca analitik Aseton

 Pump Pipet

 Gelas Ukur 10 ml

(12)

b. Penentuan Viskositas Cairan dengan Viskometer Ostwald

(13)

HASIL DAN PEMBAHASAN Aquadest 12, 79 gram 23,25 gram 10,46 gram 10,5 0,996 Alkohol 12, 79 gram 21,23 gram 8,44 gram 10,395 0,8119

Aseton 12, 79 gram 19,61 gram 6,82 gram 8,633 0,789

Ket : ρ air = 0.996 ; ρ alkohol = 0,8119 ; ρ aseton = 0,79 2. Viskometer Ostwald

Sampel dengan perbedaan massa jenis fluida

No Zat/ bahan Suhu 1 Waktu2 3 Rata-rata 1. Aquadest 28 7,4 detik 7,5 detik 7,2 detik 7,37 detik 2. Alkohol 28 12,8 detik 13,2 detik 13,1 detik 13,03 detik 3. Aseton 28 5,2 detik 5,5 detik 5,3 detik 5,33 detik

(14)

Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan didalam fluida. Semakin besar viskositas suatu fluida maka makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda begerak didalam fluida tersebut.

Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair. Oleh karena itu, semakin besar viskositas zat cair maka semakin susah benda padat bergerak di dalam zat cair tersebut. Akibat adanya kekentalan zat cair di dalam pipa maka besarnya kecapatan gerakpartikel pada penampang melintang tersebut tidak sama, hal ini disebabkan adanya gesekan antar molekul pada cairan kental. Besaran viskositas berbanding terbalik dengan perubahan temperatur karena kenaikan temperatur akan melemahkan ikatan antar molekul suatu jenis cairan sehingga akan menurunkan nilai viskositasnya. Penentuan viskositas larutan dilakukan dengan menggunakan viskometer Ostwald dan juga menggunakan piknometer.

Percobaan ini menggunakan viskometer Ostwald, yang mana pada metode ini dilakukan dengan mengukur waktu alir yang dibutuhkan oleh suatu cairan (fluida) pada konsentrasi tertentu untuk mengalir antara dua tanda pada pipa viskometer. Keunggulan dari metode ini adalah lebih cepat, lebih mudah, alatnya murah serta perhitungannya lebih sederhana. Prinsip dari penentuan viskositas dengan metode viskometer Ostwald ini dilakukan dengan memasukkan cairan (gliserin) ke dalam alat viskometer melalui pipa A kemudian dengan cara menghisap cairan dibawa ke B sampai garis atas. Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir bebas dan waktu yang diperlukan untuk mengalir dari garis atas ke bawah diukur. Masing-masing perlakuan di ulangi tiga kali, hal ini dilakukan karena untuk mendapatkan nilai yang mendekati benar sebab alat yang digunakan tidak dapat menentukan hasilnya secara pasti. Dari ketiga hasil tersebut kemudian dirata-ratakan.

(15)

Setelah didapat waktunya, dapat ditentukan massa cairan pada suhu yang bersangkutan dengan piknometer. Dilakukan semua pengerjaan untuk cairan pembanding (akuades). Larutan sampel yang digunakan adalah alkohol dan aseton, , penggunaan kedua larutan tersebut karena memiliki viskositas (kekentalan) yag tidak jauh berbeda. Dalam percobaan digunakan viskometer yang sama. Harus menggunakan piknometer dan viskometer yang sama karena setiap alat itu berbeda-beda massanya.

Penentuan viskositas larutan dilakukan dengan menggunakan viskosimeter Ostwald dan juga menggunakan piknometer. Pertama-tama aquades dimasukkan kedalam viscometer sebanyak 10 ml yang kemudian dihisap sampai batas atas, kemudian dibiarkan mengalir pada perlakuan ini diulang sebanyak tiga kali atau triplo hingga batas bawah dan didapat waktu yang telah dirata-ratakan sebesar 7,37 detik. Dengan perlakuan yang sama juga dapat ditentukan viskosimeter terhadap alkohol didapatkan pula waktu yang telah dirata-ratakan sebesar 12,8 ; 13,2 ; dan 13,1 berturut-turut. Sampel zat yang terakhir yang ditentukan adalah Aseton, didapatkan waktu 5,2 ; 5,5 ; dan 5,3 Sedang dengan menggunakan piknometer yaitu dengan memasukkan masing-masing sampel kedalam piknometer dimana telah diketahui massanya yaitu 12,79 gram dan berat sampel akan dapat pula diketahui dengan mengurangkan berat dari piknometer yang telah berisi sampel dengan berat kosong dari piknometer.

Dalam penentuan viskositas larutan alkohol, dimana berat dari alkohol ini sebesar 8,44 g dari sini dapat pula dihitung nilai kerapatannya yaitu dengan membagi berat dengan volume dari alkohol sehingga didapati kerapatannya sebesar 0,8119 g/mL. kemudian dapat pula ditentukan nilai viskositasnya yaitu dengan menggunakan persamaan penentuan viskositas dan didapatkan viskositas untuk alkohol sebesar 1,284 poise. Dengan cara yang sama dapat pula ditentukan viskositas dari aseton dimana berat dari aseton adalah 6,82 g dan dikemudian dihitung kerapatannya sebesar 0,789 g/mL

(16)

diketahui bahwa semakin tinggi suhu larutan, maka koefisien viskositas semakin menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi, gerakan partikel dalam larutan lebih cepat sehingga viskositasnya menurun. Molekul semakin merapat sehingga molekul-molekul pada tiap bahan berkumpul dan menyebabkan m a s s a m e m a d a t k a r e n a s u h u y a n g d i g u n a k a n k e c i l .Selain itu juga terjadi interaksi di antara molekul-molekul zat yang melibatkan ikatan hidrogen yang menyebabkan jarak antar molekul juga semakin kecil.

Viskositas dipengaruhi oleh gaya Van Der Waals. Gaya Van Der Waals adalah gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol. Selain itu juga dipengaruhi oleh energi ambang, yaitu sejumlah energi minimum yang diperlukan oleh suatu zat untuk dapat bereaksi hingga terbentuk zat baru.. Waktu yang dihasilkan cairan untuk mengalir bebas pun berbeda-beda. Ini disebabkan karena proses antara pemanasan dan waktu mengukur viskositas terlalu jauh. Bisa juga karena tingkat ketelitian yang rendah karena pada percobaan ini kita menggunakan termometer untuk mengatur suhu. Padahal agar suhu terjaga dengan baik, seharusnya di gunakan thermostat.

Dari perhitungan yang dilakukan dapat dibuktikan bahwa semakin banyak waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir, maka viskositas cairan tersebut semakin besar pula. Hsl ini berarti waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir sebanding atau berbanding lurus dengan viskositasnya.

Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa alkohol mempunyai viskositas lebih besar dari air dan aseton. Sedangkan aseton mempunyai viskositas lebih kecil dari air dan alkohol.

Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair dengan zat cair yang lain. Salah satunya adalah viskositas. Viskositas merupakan tahanan yang dilakukan oleh suatu lapisan fluida terhadap suatu lapisan lainnya. Sifat viskositas ini dimiliki oleh setiap fluida, gas, atau cairan. Viskositas suatu cairan murni adalah indeks hambatan aliran cairan. Aliran cairan dapat dikelompokan menjadi dua yaitu aliran laminar dan aliran turbulen. Aliran laminar menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis tengah kecil. Sedangkan aliran turbulen menggambarkan laju aliran yang besar dengan diameter pipa yang besar.

(17)

yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.

Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu dll. Tingkat kekentalan fluida dinyatakan dengan koefisien viskositas (h). Kebalikan dari Koefisien viskositas disebut fluiditas, , yang merupakan ukuran kemudahan mengalir suatu fluida.

(18)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang di lakukan maka dapat di tarik kesimpulan

1. Cara menentukan viskositas larutan newton dengan menggunakan viskometer Ostwald yaitu dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi sampel untuk lewat antara dua tanda ketika ia mengalir karena gravitasi, melalui suatu tabung kapiler vertical.

2. Pengaruh kadar larutan terhadap viskositas berbanding lurus dimana jika larutan memiliki konsentrasi tinggi maka akan memiliki viskositas yang tinggi pula.

3. Hal tersebut dikarenakan konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume.

4. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.

5. Alkohol mempunyai viskositas lebih besar dari air dan aseton. Sedangkan aseton mempunyai viskositas lebih kecil dari air dan alkohol.

6. Nilai viskositas aquades, aseton dan alkohol berturut-turut adalah 0,8904 ; 0,506 P dan 1,284 P

B. Saran

Sebaiknya selama praktikum, praktikan harus menjaga kebersihan laboratorium. Diharapkan untuk praktikum selanjutnya, lebih mengefektifkan waktu dengan membagi beberapa praktikum kepada masing-masing kelompok. Alat-alat laboratorium agar segera dilengkapi untuk menunjang jalannya praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Lachman, Leon. 1994.Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jilid III.Edisi III. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

(19)

Roth, Hermann, J . 1988 . Analisis Farmasi . Yogyakarta : UGM-Press

Martin, Alfred . 1990 . Farmasi Fisika Edisi I . Jakarta : Universitas Indonesia Press. Jones, D. 2008. FASTtrack: Pharmaceutics – Dosage Form and Design. London:

Pharmaceutical Press.

Langley, C. 2008. FASTtrack: Pharmaceutical Compounding and Dispensing. London: Pharmaceutical Press.

Perrie, Y. 2010. FASTtrack: Pharmaceutics - Drug Delivery and Targeting. London: Pharmaceutical Press.

Ahmad, S. 2007. “Mempelajari Hubungan antara Viskositas Larutan Dope dan Karakteristik Membran Serat Berongga”. LIPI. Bandung

Basri, S.2003. “Kamus Lengkap Kimia”. Rineka Cipta. Jakarta.

Bird, T. 1994. Kimia Fisik untuk Universitas”. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Daintith, J.1994.” Kamus Lengkap Kimia”. Edisi Baru. Alih Bahasa : Suminar

Achmadi, Ph.D. Erlangga. Jakarta.

Gavin, S dan Aziz, M.A. 2007. “Measuring Shear Viscosity Using Correlation”. Vol 37. No 3A. Wayne State University. USA.

Kusuma, S.1983. “Pengetahuan bahan-Bahan”. Erlangga. Jakarta.

Rao, RR dan Fasad, KR. 2003. “Effects of Velocity- Slip and Viscosity variation on Journal Bearings”. Vol 46. Hal 143-152. India

Gambar

Tabel viskositas cairan pada berbagai suhu (satuan poise) (Bird, 1987)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengamatan mengenai proses pengambilan keputusan dalam perusahaan ini baik dalam mengambil keputusan untuk menetapkan tarif kamar maupun keputusan menerima atau menolak

seperti yang diungkapkan oleh Subagyo (2004) bahwa masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini sebaiknya dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan yang

Di pihak lain, walaupun golongan nasionalis Melayu telah mencapai tujuan perjuangannya untuk menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa rasmi yang tunggal di negara ini, namun mereka

Perancangan Galeri Seni Dwi Matra di Batu adlah sebuah galeri yang mencoba menhidupkan kembali budaya dan menyesuaikandengan kebutuhan masa sekarang dan masa depan

Body comparison dengan artis K-pop perempuan dan body dissatisfaction yang lebih tinggi secara signifikan dapat membuat remaja perempuan Indonesia fans K-pop melakukan diet

Saya dapat mengikuti Latihan Industri dengan keadaan baik dan juga mempunyai kakitangan yang mahir dalam bidang kejuruteraan.Oleh itu, memang sesuai dengan latihan saya ikuti

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Efektivitas Kantor Pertanahan Kabupaten Sragen Dalam Pelaksanaan Program Nasional Agraria (PRONA) dapat

Antara yang berikut, manakah bukan isu yang menjadi perkara penting dalam mewujudkan hubungan etnik yang utuh dalam perlembagaan Malaysia.. Kedudukan Bumiputera 6.2: