• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Fisika Dasar Hukum Arc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Fisika Dasar Hukum Arc"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

“HUKUM ARCHIMEDES DAN HUKUM UTAMA HIDROSTATIS”

Disusun Oleh :

1. Susanto 065114333 2. Naufal Firansyah 065114327 3. Ilham Syahrul 065114337

Kelas : J

Tanggal Percobaan : 27 Desember 2014

Asisten Dosen:

1. Desi Astrianingsih 2. Fenita Wulan Sari 3. Septi Anggraeni

LABORATORIUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PERCOBAAN

Dengan dilakukannya percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat mempelajari berlakunya hukum Archimedes dan hukum utama hidrostatis beserta penggunaannya untuk mengukur kerapatan zat padat dan zat cair.

1.2 DASAR TEORI

Hukum Archimedes menyatakan bahwa benda yang dimasukkan ke dalam zat cair akan mengalami gaya tekan ke atas (Fa) seberat zat cair yang dipindahkan. Gaya tekan ke atas ini memenuhi persamaan :

Fc = Mc g = Vc. ρ c.g ... (1) Mc = massa zat cair yang dipindahkan

Vc = volume zat cair yang dipindahkan

ρ c = kerapatan zat cair g = gravitasi (9,8 m/det2)

Jika volume benda masuk seluruhnya ke dalam cairan, maka volume benda (Vb) sama dengan volume zat cair yang dipindahkan (Vc). Sehingga persamaan (1) menjadi :

Fa = Vb. ρ c.g ... (2)

Gaya tekan ke atas (Fa) ini merupakan selisih antara berat benda di udara (W) dan berat benda dalam air (berat semu = Ws), sehingga Fa = W – Ws, sehingga persamaannya menjadi :

Misalkan zat cair yang dipakai adalah (c=1) persamaan (4) menjadi :

W

WWs = ρb ... (5)

Menurut hukum utama hidrostatis tekanan hidrostatis pada sembarang titik yang terletak pada bidang mendatar di dalam sejenis zat cair yang dalam keadaan setimbang adalah sama besar.

Tekanan hidrostatis (Phid) dinyatakan sebagai :

Phid = ρ .g.h

P = tekanan hidrostatis

ρ = kerapatan zat cair g = gravitasi

(3)

BAB II

ALAT DAN BAHAN

2.1 ALAT

1. Bejana berhubungan (pipa U) 2. Pipet tetes

2.2 BAHAN

1. Air

(4)

BAB III

METODE PERCOBAAN

Percobaan Hukum Utama Hidrostatik

1. Siapkan pipa U, air, pipet, minyak goreng dan minyak tanah 2. Isi pipa U dengan air secukupnya

3. Tambahkan 25 tetes minyak goreng pada salah satu pipa dengan menggunakan pipet yang telah disediakan

4. Hitung kerapatan minyak goreng dengan menggunakan persamaan:

ρ

minyak

=

hh

5. Tambahakan lagi minyak goreng dan ukur kembali h1 dan h2 serta hitung

kerapatannya. Dengan ketentuan penambahan 10 tetes saja (25+10 = 35 tetes), lakukan sampai 5x percobaan.

(5)

BAB IV

DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1 DATA PENGAMATAN

Keadaan ruangan P (cm)Hg T (C) C(%) Sebelum percobaan 75,55 26 73 Sesudah percobaan 75,55 25,5 75

Minyak Goreng < 0,85 dan > 0,95 ρ literatur = 0,904 g/cm3

No  Tetesan h air (cm) h minyak (cm) ρ minyak

(gr/cm3)

1 35 2 2,1 0,95

2 45 2,7 2,9 0,93

3 55 3,2 3,4 0,94

4 65 3,6 3,9 0,92

5 75 4,1 4,4 0,93

´

x 0,934

Minyak Tanah < 0,75 dan > 0,86 ρ literatur = 0,805 g/cm3

No  Tetesan h air (cm) h minyak (cm) ρ(gr/cmminyak3)

1 35 1,5 1,9 0,79

2 45 2 2,5 0,80

3 55 2,4 3 0,80

4 65 2,8 3,5 0,80

5 75 3,3 4,2 0,78

´

(6)

4.2 PERHITUNGAN a. Minyak Goreng

Berdasarkan percobaan pertama yang dilakukan pada minyak goreng, di dapatkan data jumlah tetesan, h air, h minyak, dan massa jenis minyak goreng. Sehingga dapat diperhitungkan sebagai berikut :

Percobaan pertama

Jumlah tetesan = 35

h air = batas bawah air – batas atas air = 11,6 cm – 9,6 cm

= 2 cm

h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak = 11,6 cm – 9,5 cm

= 2,1 cm

Massa jenis = h air/h minyak = 2 cm/2,1 cm = 0,95

Percobaan kedua

Jumlah tetesan = 45

h air = batas bawah air – batas atas air = 12 cm – 9,3 cm

= 2,7 cm

h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak = 12 cm – 9,1 cm

= 2,9 cm

Massa Jenis = h air/h minyak = 2,7 cm/2,9 cm = 0,93

Percobaan ketiga

Jumlah tetesan = 55

h air = batas bawah air – batas atas air = 12,2 cm – 9 cm

= 3,2 cm

h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak = 12,2 cm – 8,8 cm

= 3,4 cm

Massa Jenis = h air/h minyak = 3,2 cm/3,4 cm = 0,94

Percobaan keepat

Jumlah tetesan = 65

h air = batas bawah air – batas atas air = 12,4 cm – 8,8 cm

= 3,6 cm

(7)

= 3,9 cm

Massa jenis = h air/ h minyak = 3,6 cm/3,9 cm = 0,92

Percobaan kelima

Jumlah tetesan = 75

h air = batas bawah air – batas atas air = 12,6 cm – 8,5 cm

= 4,1 cm

h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak = 12,6 cm – 8,2 cm

= 4,4 cm

Massa jenis = h air/h minyak = 4,1 cm/4,4 cm = 0,93

Rata-rata massa jenis minyak goreng

xx

¿ρ1+ρ2+ρ3+ρ4+ρ5

5

=

xx

0,95+0,93+0,94+5 0,92+0,93

= 0,934

xx

Untuk mengukur tingkat ketelitian minyak goreng, dapat dihitung dengan menggunakan cara :

Berdasarkan percobaan kedua yang dilakukan pada minyak tanah, di dapatkan data jumlah tetesan, h air, h minyak, dan massa jenis minyak tanah. Sehingga dapat diperhitungkan sebagai berikut :

Percobaan pertama

Jumlah tetesan = 35

h air = batas bawah air – batas atas air = 10,8 cm – 9,3 cm = 1,5 cm

h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak = 10,8 cm – 8,8 cm = 1,9 cm

Massa jenis = h air/h minyak = 1,5 cm/1,9 cm = 0,79

Percobaan kedua

Jumlah tetesan = 45

(8)

= 11 cm – 9 cm = 2 cm

h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak = 11 cm – 8,5 cm

= 2,5 cm

Massa Jenis = h air/h minyak = 2 cm/2,5 cm = 0,80

Percobaan ketiga

Jumlah tetesan = 55

h air = batas bawah air – batas atas air = 11,2 cm – 8,2 cm

= 2,4 cm

h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak = 11,2 cm – 8,8 cm

= 3 cm

Massa Jenis = h air/h minyak = 2,4 cm/3 cm = 0,80

Percobaan keepat

Jumlah tetesan = 65

h air = batas bawah air – batas atas air = 11,4 cm – 8,6 cm

= 2,8 cm

h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak = 11,4 cm – 7,9 cm

= 3,5 cm

Massa jenis = h air/ h minyak = 2,8 cm/3,5 cm = 0,80

Percobaan kelima

Jumlah tetesan = 75

h air = batas bawah air – batas atas air = 11,7 cm – 8,4 cm

= 3,3 cm

h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak = 11,7 cm – 7,5 cm

= 4,2 cm

Massa jenis = h air/h minyak = 3,3 cm/4,2 cm = 0,78

Rata – rata massa jenis minyak tanah

xx

¿ρ1+ρ2+ρ3+ρ4+ρ5

5

=

(9)

= 0,794

xx

Untuk mengukur tingkat ketelitian minyak tanah, dapat dihitung dengan menggunakan cara :

=

(

1−

[

ρ literaturρ percobaan

ρ literatur

])

x100

=

(

1−

[

0,805−0,794

0,805

])

x100

(10)

BAB V

PEMBAHASAN

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan besaran untuk mendapatkan satuan yang dibutuhkan dengan menggunakan alat ukur. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil yang buruk dalam suatu pengukuran, salah satunya ialah kesalahan pada pembacaan suatu pengukuran dan kurangnya ketelitian dalam meneteskan minyak goreng/minyak tanah. Dalam percobaan ini kami melakukannya dengan 5 orang dan dilakukan 5 kali percobaan dengan setiap percobaan menggunakan jumlah tetesan yang berbeda.

Sebelum melakukan percobaan kami mengukur terlebih dahulu kelembaban, temperatur, dan tekanan udara sebelum percobaan dan dilakukan kembali setelah percobaan dengan hasil sebagai berikut :

Keadaan ruangan P (cm)Hg T (C) C(%) Sebelum percobaan 75,55 26 73 Sesudah percobaan 75,55 25,5 75

Percobaan utama hidrostatik ini dilakukan dengan cara mengisi pipa U dengan air secukupnya, lalu menambahkan tetes minyak goreng sebanyak 35 tetes menggunakan pipet, kenapa 35 tetes? Karena pada percobaan 25 tetes yang kami lakukan tidak mencapai batas minimal dan maksimal dari ketentuan yang telah ditentukan. Kemudian ukur batas atas air, batas atas minyak, dan batas bawah minyak sehingga kerapatan minyak tersebut dapat dicari. Ulangi hal ini sampai lima kali, dengan menambahkan 10 tetes minyak goreng setiap kalinya. Lakukan hal yang sama menggunakan minyak tanah. Perlu diingat bahwa ketika mengganti pengukuran ke minyak tanah atau sebaliknya pipa U haruslah di bersihkan, juga dengan pipetnya. Karena, minyak goreng dan minyak tanah tidak sejenis yang akan menyebabkan tidak tepatnya dalam perhitungan.

Berikut adalah hasil dari percobaan yang kami lakukan :

(11)

4 65 2,8 3,5 0,80

5 75 3,3 4,2 0,78

´

x 0,794

Pada percobaan yang telah kami lakukan dianggap sukses karena tingkat ketelitian yang dihasilkan hampir mendekati 100%, yang dimana pada minyak goreng ketelitian bernilai 96,7% dan minyak tanah bernilai 98,6%.

(12)

BAB VI

KESIMPULAN

(13)

DAFTAR PUSTAKA

 Winifa. (2013). Laporan hukum archimides dan hukum utama hidrostatik,

Referensi

Dokumen terkait

Pada praktikum modul 6 tentang Rangkaian Resonansi, akan dilakukan 5 percobaan utama yaitu percobaan untuk melihat gejala resonansi saat rangkaian RLC disususn secara

1. Dapat mengetahui hubungan antara tegangan dan arus (Hukum Ohm). 2. Dapat memahami rangkaian pada praktikum Hukum

Pada praktikum osilasi ini, data yang diperoleh dari percobaan adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan 10 kali osilasi (t) setiap perubahan panjang tali (L)

Didalam praktikum ini, praktikan melakukan percobaan yang bertujuan untuk menentukan besar nilai koefisien viskositas suatu zat dan pada praktikum ini fluida yang digunakan ada

Jika sebuah muatan bergerak dengan kecepatan dalam medan magnetik, muatan tersebut akan mengalami suatu gaya yang di namakan gaya Lorentz.. Dari percobaan ini menunjukkan bahwa

Sedangkan pada percobaan penentuan bilangan penyabunan, sesuai dengan SNI 01-3741-1995 kualitas minyak goreng yang baik dapat dilihat dari angka penyabunan yaitu

Percobaan ini adalah tentang gerak peluru, yang ditembakkan dari suatu alat sehingga membentuk lintasan yang melengkung, yang disebut gerak parabola.. 1.2

Laporan ini menyajikan hasil pengamatan sifat fisika dan kimia dari minyak goreng, lemak, dan cokelat, yang dilakukan dalam rangka praktikum mata kuliah Teknologi Pengolahan Lemak dan