STRATEGI DAN ARAH
PENGELOLAAN DAS
Disampaikan dalam acara
RAPAT KOORDINASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
DENGAN KAB/KOTA SE-SUMATERA BARA
KAWASAN HUTAN DI SUMATERA BARAT
No. Pembagian Luas (Ha)
1Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan
Pelestarian Alam (KPA) 806.939 2Hutan Lindung (HL) 791.671 3Hutan Produksi Terbatas (HPT) 233.211 4Hutan Produksi (HP) 360.608 5Hutan Produksi yang dapat Dikonversi (HPK) 187.629 Jumlah 2.380.057
LUAS KAWASAN HUTAN
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.35/Menhut-II/2013 Tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 422/Kpts-II/1999 Tanggal 15 Juni 1999 tentang Penunjukkan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Barat seluas 2.600.286 Ha
Luas Provinsi Sumatera Barat : 4.304.336 Ha
KONDISI EKSISTING DAS
SEBARAN DAS
389 DAS
DAS dipulihkan
SUB URUSAN : Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Pelaksanaan
pengelolaan DAS lintas kabupaten/kota dan dalam Daerah
kabupaten/kota dalam 1 provinsi
PENGELOL AAN DAS
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAS
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH
PERDA PROV. SUMATERA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN
DAERAH ALIRAN SUNGAI
TAHAPAN PENGELOLAAN DAS :
1. PERENCANAAN
2. PELAKSANAAN
3. MONITORNG DAN EVALUASI
4. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
1. Inventarisasi DAS
2. Penyusunan RPDAS
3. Penetapan RPDAS
DAS yang dipulihkan daya dukungnya (16 DAS)
DAS yang dipertahankan daya dukungnya
Sesuai rencana tata ruang dan pola pengelolaan sumber daya air
Pengelolaan :
Terkoordinasi, melibatkan instansi terkait pada lintas wilayah
DOKUMEN PENGELOLAAN DAS
RPDAS
•
Manfaat :
–
Acua, masukan dan pertimbangan bagi rencanana sektor untuk
menyusun program dan keg. Lebih detail di wilayah DAS
–
Masukan pertimbangan bagi pemerintah dalam penyusunan RPJP, RPJM
dan RKPD
–
Sebagai instrumen pencapaian tujuan secara sistematik dan instrumen
pertanggungjawaban pengelola sumber daya alam
•
Dalam penyusunan melibatkan pemangku kepentingan (pemerintah,
pemerintah daerah,swasta dan masyarakat)
•
Koordinasi : dilakukan oleh Bappenas (pusat), Bappeda Provinsi dan
Bappeda Kab/Kota.
•
Disusun berdasarkan penetapan klasifikasi
–
DAS yang dipulihkan daya dukungnya
–
DAS yang dipertahankan daya dukungnya
•
DOKUMEN RPDAS YANG SUDAH ADA :
1. BPDAS AGAM KUANTAN (5 Dokumen)
2. BPDAS INDRAGIRI ROKAN (3 Dokumen)
3. BPDAS Batanghari (1 Dokumen)
•
MASA BERLAKU 15 TAHUN
•
Naskah terdiri atas 3 Buku :
–
Buku I : Rencana dan informasi
–
Buku II : Data dan informasi pendukung
–
Buku III : peta, arahan dan, program dan kegiatan
DAS YANG DIPULIHKAN DAYA DUKUNGNYA :
adalah DAS yang kondisi lahan serta kualitas, kuantitas dan kontinuitas air,
sosial ekonomi, investasi bangunan air dan pemanfaatan ruang wilayah
tidak berfungsi sebagaimana mestinya
DAS YANG DIPULIHKAN DAYA DUKUNGNYA
:
adalah DAS yang kondisi lahan serta kualitas, kuantitas dan kontinuitas air,
sosial ekonomi, investasi bangunan air dan pemanfaatan ruang wilayah
tidak berfungsi sebagaimana mestinya
DAS YANG DIPERTAHANKAN :
adalah DAS yang kondisi lahan, kualitas, kuantitas dan kontinuitas air, sosial
ekonomi,
investasi bangunan air, dan pemanfaatan ruang wilayah berfungsi
sebagaimana mestinya.
DAS YANG DIPERTAHANKAN :
adalah DAS yang kondisi lahan, kualitas, kuantitas dan kontinuitas air, sosial
ekonomi,
investasi bangunan air, dan pemanfaatan ruang wilayah berfungsi
sebagaimana mestinya.
DAS YANG DIPULIHKAN :
1. OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN SESUAI DENGAN FUNGSI DAN DAYA DUKUNGNYA.
2. PENERAPAN TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR
3. PENGELOLAAN VEGETASI
4. PENINGKATAN KEPEDULIAN DAN PERAN SERTA INSTANSI TERKAIT.
5. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN DAS
DAS YANG DIPULIHKAN :
1. OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN SESUAI DENGAN FUNGSI DAN DAYA DUKUNGNYA.
2. PENERAPAN TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR
3. PENGELOLAAN VEGETASI
4. PENINGKATAN KEPEDULIAN DAN PERAN SERTA INSTANSI TERKAIT.
5. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN DAS
DAS YANG DIPERTAHANKAN :
1. MENJAGA DAN MEMELIHARA PRODUKTIVITAS DAN KEUTUHAN EKOSISTEM DALAM DAS SCR BERKELANJUTAN
2. BIMBINGAN TEKNIS DAN FASILITASI DALAM RANGKA TEKNIS KONSERVASI TANAH DAN AIR
3. PENINGKATAN KOORDINASI, INTEGRASI, SINKRONISASI DAN SINERGI ANTAR SEKTOR DAN WIL. ADMINISTRASI
4. PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN DAS.
DAS YANG DIPERTAHANKAN :
1. MENJAGA DAN MEMELIHARA PRODUKTIVITAS DAN KEUTUHAN EKOSISTEM DALAM DAS SCR BERKELANJUTAN
2. BIMBINGAN TEKNIS DAN FASILITASI DALAM RANGKA TEKNIS KONSERVASI TANAH DAN AIR
3. PENINGKATAN KOORDINASI, INTEGRASI, SINKRONISASI DAN SINERGI ANTAR SEKTOR DAN WIL. ADMINISTRASI
4. PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN DAS.
PENGELOL AAN DAS YANG DILAKUKAN
DINAS KEHUTANAN
KEBIJAKAN ;
•Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah:
•RTRW Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012 – 2032:
Pemanfaatan ruang;
Pengendalian pemanfaatan ruang
•RPJM Provinsi dan Renstra Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021:
Percepatan rehabilitasi hutan dan lahan
Mempercepat kepastian kawasan hutan, menyampaikan data dan informasi potensi
kawasan hutan dan memantau penggunaan kawasan hutan sesuai fungsi dan peruntukkannya
Peningkatan perencanaan dan pengelolaan hutan kemitraan
Pengamanan dan Perlindungan Hutan serta Mitigasi Perubahan Iklim
Tujuan Sasaran Indikator
Sasaran 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Memulihkan daya dukung hutan dan lahan serta memastikan terjaganya sumber daya hutan sersuai fungsi dan peruntukannya sehingga dapat berfungsi secara optimal
Meningkatnya daya dukung hutan dan lahan dalam peningkatan fungsi ekologis serta pemulihan cadangan sumber daya alam
Persentase Penurunan Luas Lahan Kritis
% 0.18 0.42 0.68 1.07 1.52 1.71
Ha 629.560 628.046 626.406 623.947 621.108 619.91 0
PROGRAM REHABILITASI DAN PEMULIHAN CADANGAN SUMBER DAYA
ALAM
KEGIATAN:
REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DI LUAR KAWASAN HUTAN,
PENGEMBANGAN SARANA KONSERVASI TANAH,
MONITORING DAN PEMBINAAN KEGIATAN RHL
PEMBINAAN DAN MONITORING PENGELOLAAN DAS (RPDAS)
LAHAN KRITIS
LUAS LAHAN KRITIS PER PROVINSI TAHUN 2013
LUAS PROVINSI
(HA)
LUAS LAHAN KRITIS PER PROVINSI TH 2013 (K+SK)
(HA) POTENSIA L KRITIS PROSE N TASE (%) AGAK KRITIS PROSE N TASE (%) KRITIS PROSE N TASE (%) SANGAT KRITIS PROSE N TASE (%)
PENGELOLAAN LAHAN AKSES TERBUKA
PENGELOLAAN LAHAN OLEH IPPKH REHABILITASI DI LUAR KAWASAN HUTAN
REHABILITASI DI DALAM KAWASAN
HUTAN Reboisasi
Hutan Rakyat
Reklamasi hutan
Yaitu : usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan
INDEKS TUTUPAN HUTAN (ITH)
Tahun TUTUPAN HUTAN ITH
2011 47,15 65,79
2012 46,56 65,25
2013 46,14 64,86
2014 46,25 64,96
2015 46,98 65,64
2016 45,45 64,23
NO. KELAS PENUTUPAN LAHAN
1 Hutan lahan kering primer
2 Hutan lahan kering sekunder/bekas tebangan 3 Hutan mangrove primer
4 Hutan rawa primer 5 Hutan tanaman
6 Hutan mangrove sekunder / bekas tebangan 7 Hutan rawa sekunder / bekas tebangan
HASIL PERHITUNGAN PETA PENUTUPAN LAHAN SERTA CITRA LANDSAT 8
2011 2012 2013 2014 2015 2016
63.00 63.50 64.00 64.50 65.00 65.50 66.00
ITH
ITHINDEKS TUTUPAN HUTAN
POLA KECENDRUNGAN PERUBAHAN TUTUPAN HUTAN
Jika dilihat dari grafik, dalam kisaran tahun 2011 s/d 2016 perubahan penutupan hutan
agak berfluktuatif (namun secara rata-rata, cenderung menurun)
Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya :
•
Perambahan untuk areal pertanian masyarakat
•
Pelepasan kawasan hutan seperti untuk transmigrasi, pengembangan wilayah
(nagari)
•
Kebakaran hutan dan lahan
•
Penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan non kehutanan
•
Hutan Hak
adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas
Tanah
•
Hutan Negara
adalah hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani
hak atas tanah
•
Hutan Adat
adalah hutan yang berada di dalam wilayah masyarakat
hukum adat
•
Masyarakat Hukum Adat
adalah kelompok masyarakat yang secara turun
temurun bermukim di wilayah geografis tertentu karena adanya ikatan
pada asal usul leluhur, adanya hubungan yang kuat dengan lingkungan
hidup, serta adanya sistem nilai yang menentukan pranata ekonomi,
politik, sosial, dan hukum.
•
Pemangku Hutan Hak
adalah masyarakat hukum adat, perseorangan
secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dalam kelompok atau
badan hukum yang memiliki hak untuk mengurus hutan hak
MASYARAKAT HUKUM ADAT
MASYARAKAT HUKUM ADAT
MASYARAKAT HUKUM ADAT
PENETAPAN HUTAN HAK
1. Masyarakat hukum adat, kelompok atau badan hukum mengajukan permohonan penetapan kawasan hutan hak kepada Menteri (Badan hukum berbentuk koperasi yang dibentuk oleh masyarakat setempat)
2. Menteri melakukan verifikasi dan validasi.
3. Direktur Jenderal atas nama Menteri dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja menetapkan hutan hak sesuai dengan fungsinya.
HAK DAN KEWAJIBAN PEMANGKU HUTAN HAK
HAK PEMANGKU HUTAN HAK : 1. mendapat insentif;
2. mendapat perlindungan dari gangguan perusakan dan pencemaran lingkungan 3. mengelola dan memanfaatkan hutan hak sesuai dengan kearifan lokal
4. memanfaatkan dan menggunakan pengetahuan tradisional dalam pemanfaatan sumber daya genetik yang ada di dalam hutan hak
5. mendapat perlindungan dan pemberdayaan terhadap kearifan lokal dalam perlindungan dan pengelolaan hutan hak
6. memanfaatkan hasil hutan kayu, bukan kayu dan jasa lingkungan sesuai dengan fungsi kawasan hutan; dan/atau
MASYARAKAT HUKUM ADAT
KEWAJIBAN PEMANGKU HUTAN HAK
:
1. mempertahankan fungsi hutan hak;
2. menjalankan prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari;
3. memulihkan dan meningkatkan fungsi hutan; dan
4. melakukan pengamanan dan perlindungan terhadap hutannya antara lain
perlindungan dari kebakaran hutan dan lahan
PERKEMBANGAN
HUTAN
HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT DI PROVINSISUMATERA BARAT:
1. Sudah ada dukungan terhadap 2 Hutan Hak Masyarakat Hukum Adat, yaitu : 1) MHA Malalo Kabupaten Tanah Datar
2) MHA Simpang Alahan Mati Kabupaten Pasaman