7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan seperangkat informasi yang harus diserap peserta
didik melalui pembelajaran1. Materi pelajaran (bahan ajar) adalah sejumlah materi
yang akan disampaikan oleh pengajar untuk dipelajari dan dikuasai oleh peserta
didik2. Bahan ajar adalah suatu bentuk kematangan belajar pengajar terhadap
dirinya sendiri3. Pemilihan bahan ajar yang baik akan menjadikan kegiatan belajar
mengajar efektif. Kegagalan pembelajaran akibat kesalahan pemilihan bahan ajar yang kurang tepat, mengakibatkan kondisi belajar mengajar tidak kondusif. Peserta didik menjadi kurang kreatif dan tidak akan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Keefektifan penggunaan materi bahan ajar dan metode dpat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pembelajaran yang telah diprogramkan dalam pelajaran sebagai persiapan tertulis. Pemilihan bahan ajar yang tepat akan menghasilkan pembelajaran yang cepat, efektif dan memenuhi tujuan pembelajaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan maupun penyusunan bahan ajar adalah:
1. Faktor tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan pembelajaran. Tujuan menjadi pedoman arah kemana sebuah pembelajaran.
2. Materi
Materi berisi hal yang akan dimanfaatkan dan dibagikan dalam sebuah pembelajaran. Materi ini disusun berdasarkan sebuah topik dan tujuan.
1
Prof. Dr. Iskandarwassid, Dr. H. Dadang Sunendar. Strategi Pembelajaran Bahasa
(Bandung: Penerbit Rosda, 2008) Hlm. 171.
2
M. Sobry Sutikno.Metode dan Model-model Pembelajaran (Lombok: Penerbit Holistica, 2014) Hlm. 36.
3
8
3. Peserta Didik
Peserta didik sebagai subyek belajar memiliki karakteristik yang berbeda. Semua perbedaan karakteristik tersebut akan mempengaruhi penyusunan bahan ajar.
4. Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar adalah setting lingkungan pembelajaran
yang dinamis4. Pemilihan tempat di ruang terbuka atau di dalam sebuah
ruangan dapat mempengaruhi pembelajaran.
5. Pengajar
Pemilihan pengajar yang tepat akan membuat bahan ajar semakin efektif.
6. Fasilitas. Sebaiknya bahan ajar disesuaikan dengan fasilitas.
B. Ritme Musik
Ritme atau irama adalah istilah terjemahan dari Bahasa Yunani Rhytmos,
Bahasa Belanda Rhythme dan Rhtym dalam Bahasa Inggris5. Pengertian irama
adalah gerak yang teratur mengalir, karena aksen secara tetap, keindahannya akan
lebih terasa oleh adanya jalinan perbedaan nilai dari satuan-satuan bunyinya6.
Pengertian irama/ritme secara sederhana adalah perulangan bunyi-bunyian menurut pola tertentu dalam sebuah lagu.
Pengulangan bunyi-bunyian ini juga menimbulkan keindahan dan membuat sebuah lagu menjadi enak didengar. Irama juga dapat disebut sebagai gerakan berturut secara teratur.Irama keluar dari perasaan seseorang sehubungan dengan apa yang dia rasakan. Irama atau ritme merupakan pola ketukan yang menentukan karakter sebuah pergerakan musikal. Irama tersebut menentukan karakteristik setiap karya musik baik sebagian atau menyeluruh, irama juga menjelaskan jenis musik tertentu.
4
Sutikno, Hlm. 37.
5
M. Soeharto, Kamus Musik (Jakarta: Penerbit Grasindo PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1995), hlm. 56.
6
9
Ritme harus dibedakan dengan matra. Secara sederhana, matra adalah
pengelompokan ketukan-ketukan dasar yang tetap dari suatu lagu7. Dalam musik
populer, ia disebut beat, suatu kata bahasa Inggris yang berarti “ketukan” dalam
bahasa Indonesia. Jenis-jenis matra membentuk jenis-jenis birama seperti 2/4, 3/4, 4/4, 6/4, 3/8, 6/8, 9/8, dan 12/8. Ritme dalam sebuah lagu bisa sangat bervariasi
tergantung dari tanda sukat (Time Signature)8.
Pola Irama adalah pola ritme yang diulang-ulang secara teratur sepanjang
lagu hingga membentuk satuan irama tertentu9. Irama yang terpola terbentuk dari
berbagai bunyi ritmis dalam musik tersebut, tak hanya dari alat musik ritmis, tetapi juga alat musik melodis. Irama dapat dirasakan dengan jelas melalui bunyi alat musik ritmis. Sehingga irama musik tetap masih terasa meskipun melodi lagunya.
E. Media Non Musikal
Disebut sebagai media non musikal karena bukan berupa alat instrumen musik seperti pada umumnya. Media non musikal adalah sebutan untuk benda-benda yang sebenarnya bukan sebuah alat musik tetapi diperlakukan sedemikian rupa sehingga dapat dimainkan dan dibudidayakan menyerupai alat musik dan mempunyai fungsi layaknya alat musik sesuai dengan berkembangnya kesenian musik modern.
Media non musikal dapat dengan mudah ditemui di sekitar kita dan mudah untuk dijangkau. Benda yang dipergunakan sebagai pengganti instrumen musik adalah benda yang mempunyai potensi untuk menghasilkan bunyi menyerupai instrumen musik.
Salah satu penggunaan instrumen media non musikal ini dapat ditemui pada kelompok Drumblek. Drumblek merupakan kesenian musik yang baru berkembang di Salatiga. Perkembangan ini bisa dilihat dengan semakin
7
Endri Febrie, Dalam Irama, 21 Februari 2015. https//: endrifebrie97.wordpress.com.
8
Time Signature adalah angka atau symbol yang berguna untuk menentukan jumlah ketukan dalam satu birama.
9
10
bermunculannya kelompok para penabuh tong maupun blek ini10. Alat non
musikal yang memiliki potensi menjadi alat musik adalah tong almunium sebagai pengganti snar drum, tong plastik besar sebagai bass drum, dan bell lyra sebagai pengganti melodi.
F. Psikologi Perkembangan Anak Umur Enam Sampai Delapan Tahun
Usia anak enam sampai delapan tahun, adalah ketika anak duduk di kelas 1,2 dan 3 Sekolah Dasar (SD). Perkembangan tersebut menunjukan beberapa ciri penting. Pada kelas-kelas awal SD aspek perkembangan yang menonjol berkenaan dengan harapan-harapan sosial anak memasuki sekolah. Perkembangan pada anak
mempunyai beberapa aspek sebagai berikut: Perkembangan Motorik,
Perkembangan Berfikir/Kognitif, Perkembangan Bahasa/Linguistik,
Perkembangan Sosial dan Perkembangan Emosi11. Perkembangan perilaku anak
usia enam sampai delapan tahun adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi.
2. Suka memuji diri sendiri.
3. Jikalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu maka menganggap hal itu tidak
penting dan tidak akan tertarik.
4. Suka membandingkan antara dirinya dengan orang lain terutama jika hal itu
menguntungkan dirinya.
Anak usia enam sampai delapan tahun mulai mampu untuk mengamati benda-benda di sekitarnya. Mempunyai kemampuan untuk belajar sesuatu dan mampu berkomunikasi dengan kelompok. Anak pada masa ini senang bermain, dan belajar keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan. Keterampilan yang diperlukan adalah keterampilan fisik seperti menangkap, melempar, menendang bola, berenang, atau mengendarai sepeda.
10
Suara Merdeka, Dalam Drumblek, Kesenian yang Jadi Ikon Salatiga, 22 Februari 2015. http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/drumblek-kesenian-yang-jadi-ikon-salatiga/.
11
11
Pengembangan sikap yang menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai individu yang sedang berkembang. Pada masa ini anak dituntut untuk mengenal dan dapat memelihara kepentingan dan kesejahteraan dirinya. Anak-anak dapat memelihara kesehatan dan keselamatan diri, menyayangi diri, senang berolah raga serta berekreasi untuk menjaga kesehatan dirinya.
Belajar berkawan dengan teman sebaya. Pada masa ini anak dituntut untuk mampu bergaul, bekerjasama dan membina hubungan baik dengan teman sebaya, saling menolong dan membentuk kepribadian sosial.
Belajar menguasai keterampilan-keterampilan intelektual dasar yaitu membaca, menulis dan berhitung. Beberapa keterampilan dikuasai untuk melaksanakan tugasnya di sekolah dan perkembangan belajarnya lebih lanjut, anak pada awal masa ini belajar menguasai kemampuan membaca, menulis dan, berhitung. Tidak ada kesukaran untuk memahami kalimat yang biasa dipakai
untuk orang dewasa sehari-hari12.
Pengembangan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Agar dapat menyesuaikan diri dan berperilaku sesuai dengan tuntutan dari lingkungannya, anak dituntut telah memiliki konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
Pengembangan moral, nilai dan hati nurani. Pada masa ini anak dituntut telah mampu menghargai perbuatan yang sesuai dengan moral dan dapat melakukan kontrol terhadap perilakunya sesuai dengan moral.
Memiliki kemerdekaan pribadi. Secara berangsur-angsur pada masa ini anak dituntut memiliki kemerdekaan pribadi. Anak mampu memilih, merencanakan, dan melakukan pekerjaan atau kegiatan tanpa tergantung pada orang tua atau orang dewasa lain.
Pengembangan sikap terhadap lembaga dan kelompok sosial. Anak diharapkan telah memiliki sikap yang tepat terhadap lembaga dan unit atau kelompok sosial yang ada dalam masyarakat.
12