PENGARUH
siswa SSB Bhaladika Semarang U-15 Tahun
SKRIPSI
ii ABSTRAK
Abdilah Maskurniawan.2015. Pengaruh Latihan Dribble Slalom Dan Tepukan Dribble Terhadap Kecepatan Menggiring Bola Pada Siswa SSB Bhaladika Semarang U-15 Tahun 2015. Skripsi Jurusan PKLO Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Drs. Kriswantoro, M.Pd. Priyanto,S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci: Pengaruh, Dribble Slalom, Tepukan Dribble
Latar belakang dari penelitian ini adalah keterampilan menggring bola dengan kaki bagian dalam dan luar yang masih kurang dan mengesampingkan kecepatan menggiring bola , sehingga banyak yang kehilangan bola dan tidak bisa melewati lawan.. Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) Apakah ada pengaruh latihan menggiring dengan slalom drible terhadap kecepatan menggiring bola pada SSB BHALADIKA U-15 TAHUN 2015? 2) Apakah ada pengaruh latihan menggiring tepukan dribble terhadap kecepatan menggiring bola pada SSB BHALADIKA U-15 TAHUN 2015? 3) Manakah yang lebih baik menggiring bola dengan slalom dribble dan tepukan dribble terhadap kecepatan menggiring bola pada SSB BHALADIKA U – 15 TAHUN 2015?
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi menggunakan siswa SSB BHALADIKA Semarang berjumlah 38 siswa dan sampel sebanyak 16 siswa diambil dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan test kecepatan menggiring bola. Analisis data menggunakan uji t untuk membandingkan sampel yang diberikan perlakuan berbeda.
Hasil analisis data menggunakan uji t diperoleh (Thitung) untuk variable
latihan dribble slalom sebesar 7,242 dengan nilai sig 0,000 < 0,05, yang berarti bahwa variabel tersebut signifikan. Hasil uji keberartian variable latihan tepukan dribble, diperoleh (Thitung) sebesar 7,228 dengan nilai sig 0,000 < 0,05, yang
berarti bahwa variabel tersebut signifikan.
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
”Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhan mu lah hendaknya kamu
berharap.” (Q.S Al-Insyirah :6-8)
Persembahan :
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Bapak Moch. Alimin S.Pd dan ibu
Sumiyati S.Pd yang kuhormati,
kusayangi, kucintai dan kubanggakan
yang senantiasa menuntunku,
memberikan do’a, dan ajaran arti hidup
dan kehidupan, sehingga aku dapat
menghargai setiap waktu dan
kesempatan.
2. Kakakku Angga dan Sandi yang selalu
memberikan do’a, motivasi, dukungan
dan semangat setiap waktu.
3. Sahabat-sahabatku yang selalu setia
menemani dan insperisasi
vii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: ” Pengaruh Latihan Dribble Slalom
Dan Tepukan Dribble Terhadap Kecepatan Menggiring Bola Pada Siswa SSB
Bhaladika Semarang U-15 Tahun 2015.”
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis mendapatkan bantuan baik moral dan
material dari berbagai pihak, untuk itu tidak lupa penulis mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan ijin kuliah di
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, yang telah
memberi ijin penelitian ini.
3. Ketua dan Sekretaris Jurusan PKLO Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Semarang, yang telah memberi ijin dan pengesahan.
4. Drs. Kriswantoro, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Priyanto, S.Pd, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan PKLO FIK UNNES yang telah memberikan
bekal ilmu dan pengetahuan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
7. Bapak dan ibu staff karyawan FIK UNNES yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan dan bantuan pelayanan serta informasi kepada penulis,
viii
8. Bapak Erry Prasetya, S.E, selaku Ketua SSB Bhaladika U-15 tahun 2015
yang telah memberikan ijin penulis untuk mengadakan penelitian.
9. Bapak Satria Pratama selaku pelatih SSB Bhaladika U-15 tahun 2015 yang
telah memberikan ijin penulis untuk mengadakan penelitian.
10. Semua pemain SSB Bhaladika U-15 tahun 2015 yang telah bersedia menjadi
sampel penelitian dan membantu pelaksanaan penelitian.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian untuk penulisan skripsi
ini.
Semoga amal baik saudara sekalian, dalam pembantuan penelitian ini
akan mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT dan akhirnya penulis
berharap semoga penelitian ini bermanfaat dan menambah khasanah,
pengetahuan, khususnya pada olahraga Sepakbola
Semarang,...2015
ix
2.1.2 Teknik Dasar Menggiring Bola ... 12
2.1.3 Teknik Gerak Menggiring Bola ... 17
2.1.4 Unsur Kondisi Fisik... 19
3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 33
x
3.8 Metode Analisis Data ... 40
3.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian ... 42
3.9.1 Faktor Kesungguhan Hati ... 43
3.9.2 Faktor Penggunaan Alat ... 43
3.9.3 Faktor Kemampuan Sampel ... 43
3.9.4 Faktor Kegiatan Sampel Diluar Penelitian ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44
4.1 Hasil Penelitian ... 44
4.1.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 44
4.2 Pembahasan ... 55
4.2.1 Adanya Pengaruh Latihan DribbleSlalom Terhadap Kecepatan Dribble pada pemain SSB BHALADIKA ... 55
4.2.2 Adanya Pengaruh Latihan Tepukan Dribble Terhadap Kecepatan Dribble pada pemain SSB BHALADIKA ... 56
4.2.3 Latihan Dribble Slalom Lebih Berpengaruh Dari Pada Latihan Tepukan Dribble Terhadap Kecepatan Dribble Pemain ... 56
BAB V PENUTUP ... 58
5.1 Simpulan ... 58
5.2 Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 59
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Persiapan Perhitungan Statistik ... 41
4.1 Data penelitian kecepatan dribble kelompok eksperimen 1
dan kelompok eksperimen 2 ... 44
4.2 Deksripsi data pre-test kecepatan dribble pemain
SSB BHALADIKA kelompok esperimen 1
dan kelompok eksperimen 2 ... 45
4.3 Data Uji Normalitas pre-test kelompok eksperimen 1
dan eksperimen 2 ... 46
4.4 Data Uji Homogenitas pre-test kelompok eksperimen 1
dan eksperimen 2 ... 46
4.5 Data Uji perbedaan dua rata-rata pre-test kelompok eksperimen 1
dan eksperimen 2 ... 47
4.6 Deskripsi Data post-test ... 49
4.7 Data Uji Normalitas post-test ... 50
4.8 Data Uji Homogenitas post-test kelompok eksperimen 1
dan eksperimen 2 ... 50
4.9 Data Uji perbedaan dua rata-rata post-test kelompok eksperimen 1
dan eksperimen 2 ... 51
4.10 Uji paired sampel t-test kelompok eksperimen 1 ... 53
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Analisa Menggiring Bola Memakai Kura-kura Kaki Dalam
(Sukatamsi, 1984:159) ... 18
2.2 Analisa Menggiring Bola Memakai Kura-kura Kaki Luar (Sukatamsi, 1984:162) ... 19
2.3 Metode Dribble Slalome (Sumber: Danny Mielke, 2007: 7) ... 30
2.4 Metode Tepukan Dribble (Sumber: Danny Mielke, 2007: 7) ... 32
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Usulan Pembimbing ... 61
2. Surat Keterangan Penetapan Pembimbing ... 62
3. Surat Ijin Penelitian ... 63
4. Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 64
5. Daftar Petugas Pembantu Penelitian ... 65
6. Data Hasil PRE-TEST Kecepatan Menggiring Bola SSB BHALADIKA Semarang Tahun 2015 ... 66
7. Daftar Hasil Rangking Dari Sampel ... 67
8. Data Hasil PRE - TEST Kecepatan Menggiring bola Yang Dipasangkan ... 68
9. Data Hasil Post-Test Kecepatan Menggiring Bola SSB BHALADIKA Tahun 2015 ... 69
10. Tabulasi data Penelitian ... 70
11. Program Latihan ... 72
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Olahraga merupakan suatu sarana untuk membentuk manusia-manusia
Indonesia yang diharapkan dapat mengisi pembangunan dengan olahraga dapat
membentuk manusia yang cakap, terampil serta memiliki kesegaran jasmani, dan
mental yang baik. Hal ini merupakan salah satu program dalam meningkatkan
mutu sumber daya manusia. Manusia yang memiliki kesegaran jasmani dan
mental yang baik dapat menunjang produktifitas kerja sehingga dapat turut serta
dalam pembangunan, tugas masing-masing, dan akhirnya akan tercapai hasil
yang diharapkan..
Perkembangan olahraga di Indonesia dewasa ini semakin maju, hal ini
tidak terlepas dari peran masyarakat yang sadar dan paham tentang fungsi
olahraga itu sendiri. Disamping itu perhatian serta dukungan pemerintah sangat
menunjang perkembangan olahraga di Indonesia.
Manusia dalam melaksanakan olahraga mempunyai tujuan yang
berbeda-beda. Pertama, mereka yang melakukan olahraga hanya untuk rekreasi. Kedua,
mereka yang melakukan kegiatan olahraga untuk tujuan pendidikan. Ketiga,
mereka yang melakukan kegiatan olahraga untuk penyembuhan penyakit atau
pemulihan kesehatan . Keempatan, mereka yang melakukan kegiatan olahraga
untuk sasaran prestasi tertentu, dalam hal ini ilmu-ilmu pengetahuan yang terkait
mengenai ‘manusia’ sebagai objek yang akan diolah prestasinya agar lebih baik,
ditinjau lebih mendalam dan terperinci (M.sajoto,1995:1-2).
Salah satu cabang olahraga yang belakangan ini semakin populer dan
2
dengan banyaknya orang yang menggemari olahraga ini, baik dari pelosok desa
sampai ke kota, semua orang bisa melakukan olahraga ini. Sepakbola adalah
olahraga yang tidak mengenal batas usia, ras, kaya ataupun miskin. Permainan
dalam sepakbola adalah sebuah permainan yang sederhana namun menyimpan
banyak kisah yang mengejutkan dan juga merupakan permainan yang cukup
cantik dan menarik bagi siapapun
Permainan sepakbola merupakan cabang olahraga permainan beregu
atau tim, maka suatu tim atau kesebelasan yang baik, kuat, tangguh adalah
kesebelasan yang mampu menyelenggarakan permainan yang kompak, artinya
mempunyai kerjasama tim yang baik dan tangguh dipelukan
permainan-permainan yang dapat menguasai bagian bagian dari bermacam-macam teknik
dasar dan terampil melaksanakan permainan sepakbola. Dengan demikian
seorang pemain sepakbola yang tidak menguasai ketrampilan teknik dasar
permainan sepakbola, tidaklah mungkin akan menjadi pemain yang baik
(Soekatamsi, 1997:27).
Unsur-unsur diatas menentukan hasil pencapaian olahraga seseorang
sehingga tidak dapat dilihat sebagai komponen yang terpisah-pisah, artinya
untuk setiap cabang olahraganya komponen-komponen tersebut sangat
diperlukan dan harus dilatih, ada komponen yang lebih dominan dari komponen
lainnya. Jika dianalisis lebih dalam kualitas fisik yang diperlukan pada pemain
sepakbola, disamping teknik yang baik maka unsur-unsur seperti kecepatan,
daya ledak, kelentukan, kelincahan, daya tahan dan lain-lain. Daya tahan dituntut
sebagai faktor penting permainan yang memerlukan waktu 90 menit dengan
3
Untuk mendapatkan kualitas yang diinginkan serta kecakapan dalam
bermain sepakbola teknik dasar permainan sepakbola harus benar-benar
dipelajari dahulu agar dapat mengembangkan mutu dari permainan sepakbola itu
sendiri. Adapun teknik dasar permainan sepakbola diantaranya :
1. Menendang, menendang merupakan teknik yang banyak dilakukan dalam
permainan sepakbola. Oleh karena itu menendang merupakan dasar dari
permainan sepakbola. Suatu kesebelasan yang baik adalah semua
pemainnya menguasai teknik menendang denga tepat, cepat dan cermat
pada sasaran, baik sasaran teman maupun kemulut gawang.
2. Menerima diartikan sebagai cara mennagkap, menghentikan atau
menguasai. Menerima bola dapat dilakukan dengan bagian badan dan kaki
sampai dahi (kepala) kecuali dengan lengan dan tangan untuk menahan bola
tetap dalam penguasaan, menyelamatkan bola apabila tidak terdapat
kemungkinan atau kesempatan untuk segera memberikan operan kepada
teman.
3. Menggiring adalah menggunakan bagian-bagian kaki menyentuh atau
menggulingkan bola terus menerus di tanah sambil berlari. Menggiring bola
dalam permainan hanya dilakukan pada saat yang menguntungkan saja,
yakni pada waktu bebas dari lawan.
4. Menyundul (heading) adalah salah satu teknik dalam permainan sepakbola
yang dapat digunakan untuk memberi umpan dan membuat gol.
5. Gerak Tipu dapat dilakukan seorang pemain sedang menguasai bola
berusaha melewati lawan dengan melakukan gerakan yang tidak
sebenarnya, sehingga lawan mengira bahwa gerakan terasebut adalah
gerakan sebenarnya .
6. Merampas (tackling) adalah teknik merampas bola dari lawan yang sedang
menguasai bola, misalnya dengan menjatuhkan diri kearah bola (sliding
4
7. Melempar bola kedalam lapangan harus dilakukan dengan kedua tangan
diatas kepala. Kedua kaki dari pemain yang melempar harus menginjak
tanah tidak boleh diangkat. Gerakan melempar bola dapat dilakukan dengan
atau tanpa ancang-ancang.
Upaya peningkatan prestasi dalam bidang olahraga sebagai sarana yang
ingin dicapai dalam pengembangan dan pembinaan olahraga di indonesia
membutuhkan waktu yang cukup lama. Proses latihan dilakukan dari usia muda
dan dilaksanakan secara terus menerus sampai mencapai usia puncak. Usaha
untuk mencapai prestasi yang diinginkan memerlukan perhitungan secara masak
dengan suatu usaha pembinaan dan pelatihan secara dini serta melalui
pendekatan ilmiah dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkait
SSB BHALADIKA ini merupakan satu wadah untuk menampung minat,
bakat anak dalam sepakbola yang menerima anak-anak di kota Semarang dan
sekitarnya untuk berlatih dan dibina guna mencapai prestasi yang optimal
sehingga diperhatikan rata-rata anak yang berlatih berusia antara 10 sampai 15
tahun. Usia ini dapat dikatakan sebagai usia yang tepat untuk dilakukan
pembinaan dan pelatihan dengan teknik-teknik dasar yang benar dan
penanaman sikap sportivitas tinggi dalam olahraga khususnya dalam olahraga
sepakbola. Pada umumnya banyak yang memiliki bakat yang cukup baik yang
berasal dari bakat alam yang dimiliki dan kegemaran mereka dari menyaksikan
pertandingan-pertandingan, kompetisi sepakbola baik itu secara langsung atau
televisi. Pembinaan pemain hendaknya dimulai sedini mungkin yaitu dimulai
semenjak anak-anak umur 7 tahun atau kelompok umur sekolah dasar telah
diberikan pendidikan olahraga sepakbola secara metodis yang berarti bermain
5
secara teratur dan terencana agar dari permulaan belajar bermain sepakbola
anak-anak sudah mengerti dasar-dasar bermain sepakbola, menguasai
teknik-teknik dan keterampilan bermain yang benar. Sekaligus mendidik sikap mental
serta kematangan juara anak (Sukatamsi, 1984:12).
Gambar 1.1 Lapangan SSB Bhaladika Semarang (Sumber : dokumentasi peneliti)
Sekolah Sepakbola BHALADIKA Semarang didirikan pada awal tahun 1996
diketuai oleh Bapak Erry Prasetya, Yang beralamat di Kompleks Yon Arhanudse
15 Jl. Kesatrian No.15 Jatingaleh Candisari Semarang. Siswa SSB BHALADIKA
berjumlah 38 siswa dibagi menjadi beberapa tingkatan kelompok usia. Tingkatan
kelompok usia tersebut meliputi, kelompok usia 9-11 tahun dilatih oleh Bapak
Satria Pratama, kelompok usia 12-14 tahun di latih oleh Bapak Ibnu. SSB
BHALADIKA melakukan latihan 3 kali seminggu setiap hari Selasa, Kamis pada
pukul 15.00 WIB untuk KU 2004-2006 sedangkan KU 2001-2003 pada pukul
15.30 WIB dan pada hari minggu KU 2004-2006 dan KU 2001-2003 pada pukul
6
Gambar 1.2 Juara I piala invitasi Dinpora Jawa Tengah (sumber : Dokmentasi SSB Bhaladika)
SSB BHALADIKA menurut informasi yang diperoleh sudah memiliki
beberapa prestasi diantaranya: juara III bersama Liga Bocah Solo, juara II Piala
Rektor Undip 7 Semarang, juara II Turnamen Piala Terang Bangsa II Semarang,
juara III IM Turnamen, juara III Piala Wali Kota Semarang, juara III Viva Ventura,
juara III Piala Wali Kota, juara II Ayc Cup dan juara II Piala Dekan UNNES. Dari
hasil pengamatan, penulis mengamati di SSB BHALADIKA pada saat
pertandingan persahabatan segitiga pada tanggal 12 April 2015 dilapangan Yon
Arhanudse 15 ternyata banyak anak-anak yang sering melakukan
kesalahan-kesalahan dalam menggiring bola. Banyak anak yang menggiring bola tidak
lengket sehingga banyak pemain yang kehilangan bola saat menggiring dan
mudah direbut oleh lawan serta mengesampingkan kecepatan menggiring oleh
karna itu pelatih hanya memberikan teknik dasar sesuai bakat alami dari pemain.
Salah satu teknik yang perlu dikembangkan dalam permainan sepakbola
adalah teknik dasar menggiring bola karena memiliki kegunaan antara lain:
1. Untuk melewati lawan. Kegunaan menggiring bola untuk melewati lawan
biasanya terjadi sebagai usaha seseorang pemain untuk membebaskan bola
7
sehingga pemain berusaha melindungi bola jauh dan lawan dan tidak ada
teman yang bebas serta penjagaan lawan sehingga pemain terpaksa
menggiring bola dan berusaha melewati lawan.
2. Untuk mencari kesempatan memberikan bola umpan kepada teman dengan
tepat.
3. Untuk menahan bola tetap dalam penguasaan, menyelamatkan bola apabila
tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk dengan segera
memberikan operan kepada teman.
4. Memancing lawan untuk mendekati bola sehingga daerah lawan terbuka,
kegunaan ini ialah suatu usaha yang dilakukan pemain untuk membuka
daerah pertahanan lawan dengan cara menggiring agar lawan yang menjaga
daerahnya terpancing untuk merebut bola sehingga tercipta daerah kosong
atau terbuka yang memudahkan teman kita membantu melakukan serangan.
Dari komponen di atas adalah kegunaan menggiring bola secara singkat
dan dapat dikatakan bahwa menggiring bola merupakan salah satu unsur teknik
dalam bermain sepakbola yang harus dikuasai oleh seorang pemain sepakbola
agar dapat bermain sepakbola dengan baik perlu menggiring bola dengan baik
sehingga diperlukan latihan-latihan khusus yang bervariasi sehingga kecepatan
dalam menggiring bola dapat meningkat. Beberapa teknik latihan untuk dapat
meningkatkan kecepatan menggiring bola diantaranya adalah latihan menggiring
slalom dribble dan tepukan dribble
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh
Latihan Slalom Dribble Dan Tepukan Dribble Terhadap Kecepatan Menggiring
Bola Pada SSB BHALADIKA U-15 Tahun 2015”. Dengan alasan sebagai berikut:
1. Menggiring bola merupakan salah satu teknik dasar dalam usaha
8
2. Penguasaan teknik dasar menggiring bola dalam bermain sepakbola sangat
penting.
3. Cara menggiring bola dapat dilakukan dengan latihan slalom dribble dan
tepukan dribble.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka akan timbul
beberapa masalah dalam penelitian ini, agar masalah yang timbul tidak keluar
dari permasalahan, peneliti membatasi permasalahan pada lingkup:
1. Penguasaan teknik dasar permainan sepakbola merupakan modal utama
untuk dapat bermain sepakbola.
2. Teknik menggiring bola merupakan teknik dasar yang digunakan dalam
permainan sepakbola.
3. Komponen kondisi fisik yang sangat mendukung dan menentukan dalam
pencapaian kecepatan menggiring bola adalah daya tahan, kekuatan,
kecepatan, fleksibilitas dan koordinasi.
1.3 PEMBATASAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan, penulis membatasi
variabel yang akan diteliti dalam penulisan ini. Variabel tersebut adalah slalom
dribble dan tepukan dribble sebagai variabel bebas, dan hasil kecepatan
menggiring bola sebagai variabel terikat.
1.4 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah serta
untuk lebih fokusnya masalah yang diteliti, maka dapat diajukan perumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh latihan menggiring dengan slalom drible terhadap
9
2. Apakah ada pengaruh latihan menggiring tepukan dribble terhadap kecepatan
menggiring bola pada SSB BHALADIKA U-15 TAHUN 2015?
3. Manakah yang lebih baik menggiring bola dengan slalom dribble dan tepukan
dribble terhadap kecepatan menggiring bola pada SSB BHALADIKA U-15
TAHUN 2015?
1.5 TUJUAN PENELITIAN
Setiap penelitian yang dikajikan selalu mempunyai tujuan agar
memperoleh pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat yang
menggunakannya. Adapun tujuan dai penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
tentang :
1. Untuk mengetahui pengaruh latihan menggiring dengan slalom drible
terhadap kecepatan menggiring bola pada SSB BHALADIKA U-15 TAHUN
2015.
2. Untuk mengetahui pengaruh latihan menggiring tepukan dribble terhadap
kecepatan menggiring bola pada SSB BHALADIKA U-15 TAHUN 2015.
3. Untuk Manakah yang lebih baik menggiring bola dengan slalom dribble dan
tepukan dribble terhadap kecepatan menggiring bola pada SSB BHALADIKA
U-15 TAHUN 2015.
1.6 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi dan kajian teknik-teknik dalam permainan
sepakbolakhususnya teknik dribble.
2. Sebagai bahan pembanding dengan penelitian sebelumnya dan juga sebagai
salah satu bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.
3. Sebagai masukan bagi para pelatih dalam menyusun program latihan,
10 BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 LANDASAN TEORI
2.1.1 Menggiring Bola
Menggiring bola merupakan salah satu teknik dasar bermain sepakbola.
Menurut (Sukatamsi, 1984:24) teknik dasar bermain sepak bola merupakan
semua gerakan-gerakan tanpa bola dan gerakan-gerakan dengan bola yang
diperlukan dalam bermain sepakbola. Salah satu contoh gerakan tanpa bola
adalah lari secepat-cepatnya mencari posisi yang kosong untuk menerima
operan atau umpan dan teman yang menguasai bola, melompat
setinggi-tingginya untuk berebut bola dengan pemain lawan, lari zig-zag atau gerakan tipu
untuk menghindari dari hadangan lawan. Sedangkan contoh gerakan dengan
bola yaitu ketrampilan menggiring bola, keterampilan menendang bola dengan
menggunakan punggung kaki untuk menembak kegawang dengan keras atau
shooting.
Teknik tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan tanpa bola yang meliputi:
lari cepat mengubah arah, melompat atau meloncat, gerak tipu dengan badan
dan gerakan khusus penjaga gawang. Teknik tanpa bola dibagi menjadi
beberapa bagian, yaitu : 1) lari merupakan hal yang sangat penting bagi seorang
pemain sepakbola, yang merupakan ciri khas bagi pemain sepakbola lari dengan
langkah-langkah pendek, hal ini agar jangan terlalu jauh dari poros tubuh, 2)
melompat adalah suatu usaha mengambil bola yang lebih tinggi yang tidak
mungkin diambil dengan mempergunakan kaki, 3) merampas bola (tackling)
adalah suatu usaha mengambil bola yang baru dikuasai oleh lawan, 4) body
11
dan 5) teknik penjaga gawang yaitu teknik penempatan posisi di bawah mistar
gawang (Sucipto, dkk 2000:17).
Teknik dengan bola yaitu semua gerakan-gerakan dengan bola. Terdiri
dari: menendang bola, menerima bola, menggiring bola, menyundul bola, gerak
tipu dengan bola dan merampas bola.
Pada dasarnya menggiring bola merupakan menendang bola dengan
terputus-putus atau pelan-pelan, oleh karena itu kaki yang pergunakan dalam
menggiring bola sama dengan kaki yang digunakan untuk menendang bola.
Menggiring bola bertujuan antara lain untuk mendekati jarak sasaran, melewati
lawan, dan menghambat permainan. (Sucipto dkk, 2000:28).
Ketika mulai mempersiapkan diri untuk bertanding sepak bola
keterampilan utama yang pertama kali akan membuat pemain terpacu dan
merasa puas adalah kemampuan untuk melakukan dribbling menggunakan kaki.
Dribbling dalam permainan sepak bola merupakan penguasaan bola dengan kaki
saat bergerak di lapangan permainan.
Dribbling merupakan ketarampilan dasar dalam sepak bola karena semua
pemain harus mampu menguasai bola saat sedang bergerak, berdiri atau bersiap
melakukan operan atau tembakan. Ketika pemain telah menguasai kemampuan
dribbling secara efektif, sumbangan mereka di dalam pertandingan akan sangat
besar (Danny Mielke, 2007:1).
Pada kebanyakan kasus pemain pemula akan memilih melakukan
dribbling dengan menggunakan sisi kaki bagian dalam saja. Ketika semakin
matang sebagai pemain dan merasa percaya diri terhadap kemampuan dribbling,
maka perlu dibiasakan mengontrol bola menggunakan sisi kura-kura kaki dan sisi
12
Dribbling menggunakan sisi kaki bagian dalam memungkinkan seorang
pemain untuk menggunakan sebagian besar permukaan kaki sehingga kontrol
terhadap bola akan semakin besar. Walaupun sedikit mengurangi kecepatan
ketika melakukan dribbling menggunakan sisi kaki bagain dalam, menjaga bola
tetap di daerah terlindung di antara kedua kaki, akan memberikan perlindungan
yang lebih baik dari lawan (Sukatamsi, 1984:159).
2.1.2 Teknik Dasar Menggiring Bola
Menurut (Sukatamsi, 1984:158) menggiring bola diartikan dengan
gerakan lari menggunakan kaki mendorong bola agar bergulir terus menerus di
atas tanah. Sedangkan (Engkos Kosasih, 1994:95) berpendapat bahwa
menggiring bola yaitu berlari membawa bola atau membawa bola dengan kaki.
Dari pendapat tersebut, kecepatan menggiring bola dapat diartikan kemampuan
seseorang untuk menggunakan kakinya, mendorong bola agar bergulir terus
menerus di atas tanah dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.
Luxbacher (2004:47) mengatakan bahwa menggiring bola dalam
sepakbola memiliki fungsi yang sama dengan bola basket yaitu memungkinkan
pemain untuk mempertahan bola saat berlari melintasi lawan atau maju ke ruang
terbuka. Pemain dapat menggunakan berbagai bagian kaki (inside, outside,
instep, telapak kaki) untuk mengontrol bola sambil terus menggiring bola.
Beberapa orang beranggapan bahwa menggiring bola lebih sebagai seni dari
pada keterampilan. Pemain dapat mengembangkan gayanya sendiri atau
berimprovisasi dalam keadaan lari melewati lawan atau membuka daerah
pertahanan lawan.
Menggiring bola dalam sepakbola memiliki fungsi memungkinkan pemain
13
yang terbuka. Pemain dapat menggunakan berbagai bagian kaki (inside, outside,
instep, telapak kaki) untuk mengontrol bola sambil terus menggiring bola
(Luxbacer, 2004:47). Beberapa orang menanggap penggiringan bola lebih
sebagai seni daripada keterampilan. Pemain dapat mengembangkan gayanya
sendiri atau berimprovisasi dalam menggiring bola selama tetap mencapai
sasaran utama yaitu mengalahkan lawan sambil tetap menguasai bola. Sehingga
dapat diambil suatu pengertian bahwa menggiring bola adalah suatu kemampuan
menguasai bola dengan kaki oleh pemain sambil lari untuk melewati lawan atau
membuka daerah pertahanan lawan.
Adapun tujuan menggiring bola menurut (Sukatamsi, 1984:158) adalah:
(1) melewati lawan, (2) mencari kesempatan memberikan bola umpan kepada
teman dengan tepat dan (3) menahan bola tetap dalam penguasaan,
menyelamatkan bola apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk
dengan segera dengan operan kepada teman.
Untuk dapat menggiring bola dengan baik perlu dilakukan latihan-latihan
yang terus menerus sehingga akhirnya akan menjadi gerakan yang otomatis.
Selain itu juga harus memperhatikan prinsip-prinsip menggiring bola.
Prinsip - prinsip teknik menggiring bola adalah sebagai berikut:
1. Bola di dalam penguasaan pemain, bola selalu dekat dengan kaki, badan
pemain terletak antara bola supaya lawan tidak mudah merebut bola, bola
selalu terkontrol.
2. Di depan pemain terdapat daerah yang kosong, bebas dan lawan.
3. Bola digiring dengan kaki kanan atau kaki kiri, tiap langkah kaki kanan atau
kaki kiri mendorong bola kedepan, jadi bola didorong bukan ditendang. Irama
14
4. Pada waktu menggiring bola pandangan mata tidak boleh selalu melihat pada
bola saja, akan tetapi harus memperhatikan atau mengamati sekitar
lapangan atau melihat posisi lawan atau kawan.
5. Badan agak condong ke depan gerakan tangan bebas seperti pada waktu lari
biasa.
Menurut (Sukatamsi, 1984:158) beberapa prinsip-prinsip menggiring bola
yaitu: (1) bola di dalam penguasaan pemain, tidak mudah direbut lawan dan bola
selalu terkontrol, (2) di depan pemain terdapat daerah kosong artinya bebas dari
lawan, (3) bola digiring dengan kaki kanan atau kaki kiri, tiap langkah kaki kanan
atau kaki kiri mendorong bola ke depan, jadi bola didorong bukan ditendang.
Irama sentuhan pada bola tidak mengubah irama langkah kaki, (4) pada waktu
menggiring bola pandangan mata tidak boleh selalu pada bola saja, akan tetapi
harus pula memperhatikan atau mengamati situasi sekitar dan lapangan atau
posisi lawan maupun posisi kawan, dan (5) badan agak condong kedepan,
gerakan tangan bebas seperti pada waktu lari biasa.
Beberapa prinsip yang perlu diketahui untuk dapat menggiring bola
dengan baik menurut (A. Sarumpaet, 1992:24) antara lain: (1) Bola harus
dikuasai sepenuhnya, berarti tidak mungkin dirampas lawan, (2) Dapat
menggunakan seluruh bagian kaki sesuai dengan tujuan apa yang ingin dicapai,
(3) Dapat menguasai situasi pemain pada waktu menggiring bola.
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan pemain saat menggiring bola
adalah sebagai berikut:
1. Bukan mendorong tetapi memukul bola sehingga jalannya bola terlalu
cepat dan tidak terkontrol.
15
3. Irama langkah lari rusak akibat dan irama kaki menyentuh bola tidak
teratur
4. Mata hanya selalu tertuju pada bola saja sehingga dalam permainan
sesungguhnya pemain tidak dapat melihat situasi lapangan seluruhnya.
Penguasaan bola merupakan bagian yang penting dalam setiap
permainan. Setiap pemain atau tim berusaha untuk dapat menguasai bola,
karena dengan menguasai bola menciptakan gol akan lebih mudah. Setelah bola
dapat dikuasai, pemain atau tim akan berusaha supaya bola tidak mudah hilang
atau direbut lawan. Oleh karena itu pemain harus dituntut untuk memiliki
penguasaan bola. Penguasaan bola dapat ditunjukkan salah satunya dengan
kemampuan seorang pemain dalam menggiring bola.
2.1.2.1 Pelaksanaan Menggiring Bola
Cara menggiring bola menurut pendapat Sukatamsi (1984:161-162) yaitu
untuk melakukan teknik menggiring bola berputar kearah kiri digunakan
kura-kura sebelah dalam kaki kanan, Sedangkan untuk melakukan teknik menggiring
bola kearah kanan digunakan kura-kura kaki sebelah luar kaki kanan. Untuk
dapat memnggiring bola dengan baik perlu dilakukan latihan–latihan yang terus–
menerus sehingga akan menjadi gerakan yang otomatis. Selain itu juga harus
memperhatikan prinsip–prinsip menggiring bola. Menurut A. Sarumpaet (1992:
24) untuk dapat menggiring bola dengan baik perlu diketahui prinsip-prinsip
menggiring bola diantaranya adalah: 1) bola harus dikuasai sepenuhnya berarti
tidak mungkin dirampas lawan, 2) dapat menggunakan bagian kaki sesuai
dengan tujuan apa yang ingin dicapai, 3) dapat mengawasi situasi permainan
16
Menurut Soekatamsi (1992:273) agar dapat melakukan gerakan yang
terampil saat menggiring bola, maka harus benar-benar mengerti dan memahami
prinsip-prinsip teknik menggerakkan bola antara lain:
1. Bola di dalam penguasan permainan, bola selalu dekat dengan kaki, badan
pemain terletak antara bola dan lawan supaya tidak mudah direbut lawan,
kaki selaluter kontrol.
2. Didepan pemain terdapat daerah kosong ,bebas dari lawan.
3. Bola digiring dengan kaki kanan atau kaki kiri, tiap langkah kaki kanan atau
kaki kiri mendorong bola ke depan, jadi bola didorong bukan ditendang.
Irama sentuhan kaki pada bola tidak mengubah irama langkah kaki.
4. Pada waktu menggiring bola pandangan mata tidak boleh selalu pada bola
saja akan tetapi harus pula memperhatikan atau mengamati situasi sekitar
lapangan atau posisi lawan maupun posisi kawan.
5. Badan agak condong ke depan, gerakan tangan bebas seperti pada waktu
lari biasa.
Prinsip-prinsip menggiring bola di atas harus benar-benar dimengerti dan
dipahami, agar pemain betul-betul mampu menampilkan teknik gerakan dengan
keterampilan yang prima sehingga dapat melakukan suatu teknik individu yang
bagus serta enak ditonton. Adapun kesalahan di dalam menggiring bola adalah
sebagai berikut:
1. Bukan mendorong tetapi memukul bola sehingga jalannya bola terlalu cepat
dan tidak terkontrol.
2. Jarak antara pemain dengan bola terlalu jauh, sehingga direbut lawan.
17
4. Mata hanya selalu tertuju pada boal saja sehingga dalam permainan pemain
tidak dapat melihat situasi lapangan seluruhnya.
Penguasaan Bola merupakan bagian yang penting dalam setiap
pertandingan. Setiap pemain atau tim berusaha untuk menguasai bola, karena
dengan menguasai bola dapat menciptakan gol dengan mudah. Setelah bola
dapat dikuasi pemain atau tim akan berusaha supaya bola tidak mudah hilang
atau direbut lawan. Oleh karena itu pemain harus dituntut untuk memiliki
penguasaan bola. Penguasaan bola dapat ditunjukan salah satunya dengan
kemampuan seseorang pemain dengan menggiring bola.
2.1.3 Teknik Gerak Menggiring Bola
Beberapa prinsip-prinsip menggiring bola yaitu: (1) bola di dalam
penguasaan pemain, tidak mudah direbut lawan dan bola selalu terkontrol. (2) di
depan pemain terdapat daerah kosong artinya bebas dari lawan. (3) bola digiring
dengan kaki kanan atau kaki kiri, tiap langkah kaki kanan atau kaki kiri
mendorong bola ke depan, jadi bola didorong bukan ditendang. Irama sentuhan
pada bola tidak mengubah irama langkah kaki. (4) pada waktu menggiring bola
pandangan mata tidak boleh selalu pada bola saja, akan tetapi harus pula
memperhatikan atau mengamati situasi sekitar dan lapangan atau posisi lawan
maupun posisi kawan. (5) badan agak condong kedepan, gerakan tangan bebas
seperti pada waktu lari biasa (Sukatamsi, 1984:158).
Beberapa teknik gerak menggiring bola antara lain: 1) menggiring bola
memakai kura-kura kaki dalam dan 2) memakai kura-kura kaki luar. Menggiring
bola memakai kura-kura kaki dalam dapat dianalisa bentuk dan gerakanya
sebagai berikut: posisi kaki tumpu diletakan disamping bola dengan jarak kurang
18
menggiring bola. Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak diayunkan
akan tetapi tiap Iangkah secara teratur menyentuh dan mendorong bola bergulir
ke depan dan bola harus dekat dengan kaki, lutut kedua kaki harus selalu ditekuk
sedikit. Waktu kaki menyentuh bola pandangan mata melihat pada bola
selanjutnya melihat situasi lapangan. Untuk Iebih jelasnya bentuk dan gerakan
menggiring bola memakai kura-kura kaki dalam dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 2.1
Analisa Menggiring Bola Memakai Kura-kura Kaki Dalam
(Sukatamsi, 1984:159)
Menggiring bola memakai kura-kura kaki luar dapat dianalisa bentuk dan
geraknya sebagai berikut: posisi kaki menggiring bola dengan kura-kura kaki luar
diletakan di samping bola. Jarak kaki tumpu kurang lebih 25 cm sejajar dengan
arah kaki yang digunakan untuk menggiring bola. Bola didorong dan kaki yang
digunakan untuk mendorong bola diputar ke dalam sedikit sehingga tepat pada
bagian kura-kura kaki sebelah luar atau dekat dengan jari kelingking. Setiap
langkah secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar kaki kanan atau kaki
19
harus selalu ditekuk sedikit, waktu kaki menyentuh bola pandangan mata melihat
pada bola selanjutnya melihat situasi lapangan.
Untuk lebih jelasnya analisa bentuk dan gerakan menggiring bola
memakai kura-kura kaki luar dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 2.2
Analisa Menggiring Bola Memakai Kura-kura Kaki Luar
(Sukatamsi, 1984:162)
2.1.4 Unsur Kondisi Fisik
Ada lima unsur kondisi fisik yang cukup besar peranannya dalam
menggiring bola, yaitu kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelentukan dan
koordinasi yang menurut Bompa, Tudor O (1994:3). Kecepatan hubungannya
dengan cepat tidaknya seorang pemain membawa bola ke segala arah,
sedangkan kelentukan hubungannya dengan bagaimana keluwesan seorang
pemain mengolah bola dengan kakinya dan bagaimana keluwesan dalam melalui
rintangan, serta kelincahan hubungannya dengan kecepatan mengubah arah
untuk menghindari rintangan.Dalam sepakbola sangat membutuhkan stamina
fisik yang prima, untuk itu fisik seorang pemain sepakbola harus benar-benar
20
Unsur fisik dalam sepakbola adalah daya tahan, kekuatan, kecepatan,
fleksibilitas , dan koordinasi.
2.1.4.1 Daya tahan
Menurut Rusli Lutan,(1999: 71) daya tahan dapat diartikan sebagai
sesuatu keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja dalam waktu
yang cukup lama. Menurut Sukadiyanto (2005:57) daya tahan dalam olahraga
adalah kemampuan peralatan organ tubuh olahragawan untuk melawan
kelelahan selama berlangsungnya aktivitas atau kerja. Tujuan latihan ketahanan
adalah untuk meningkatakan kemampuan olahragawan agar dapat mengatasi
kelelahan selama aktivitas kerja berlangsung. Faktor yang berpengaruhi
terhadap ketahanan adalah kemampuan maksimal dalam memenuhi konsumsi
oksigen yang ditandai dengan VO2 max. Oleh karena itu, kemampuan ketahanan
olahragawan dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya: faktor kecepatan,
kekuatan otot, kemampuan teknik untuk menampilkan gerak secara efisien,
kemampuan memanfaatkan potensi secara psikologis, dan keadaan psikologis
saat bertanding atau berlatih.
2.1.4.2 Kekuatan
Menurut Rusli L (1999:66) kekuatan adalah komponen yang sangat
penting guna meningkatkan kondisi fisik seseorang secara keseluruhan
.Pengertian secara fisiologis, kekuatan adalah daya penggerak setiap aktifitas
fisik, dan juga memegang peranan penting dalam melindungi atlet / kita dari
kemungkinan cidera. Kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot
untuk mengatasi tahanan. Tingkat kekuatan olahragawan di antaranya
dipengaruhi oleh keadaan: panjang otot, besar kecilnya otot, jauh dekatnya titik
beban dengan titik tumpu, tingkat kelelahan, jenis otot merah atau putih, potensi
21
2.1.4.3 Kecepatan
Rusli Lutan (1999: 74) kecepatan adalah kemampuan untuk berjalan,
berlari atau bergerak dengan sangat cepat seperti kemampuan lain. Elemen
kecepatan meliputi: waktu reaksi, frekuensi gerak per satuan waktu dan
kecepatan gerak melewati jarak.
Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerak atau
serangkaian gerak secepat mungkin sebagai jawaban terhadap rangsang Jadi
kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerak secara cepat
dalam waktu yang sesingkat mungkin.
2.1.4.4 Fleksibilitas
Menurut Rusli Lutan (1999:75) fleksibility adalah kemampuan untuk
melakukan gerakan persendian melalui jangkauan gerak yang luas. Istilah lain
yang sering dipergunakan bersama kelentukan adalah elasticity (kelenturan)
yakni kemampuan otot untuk berubah ukuran memanjang atau memendek.
2.1.4.5 Koordinasi
Menurut Rusli Lutan (1999:77) koordinasi adalah kemampuan untuk
melakukan gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan
efesien dan penuh ketepatan. Menurut Grana dan Kalenak dalam Sukadiyanto
(2005:138) koordinasi adalah kemampuan otot dalam mengontrol gerak dengan
tepat agar dapat mencapai satu tugas fisik khusus. Menurut Schmidt dalam
Sukadiyanto (2005:139) koordinasi adalah perpaduan dari gerak dua atau lebih
persendian, yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dalam menghasilkan
satu ketrampilan gerak. Berdasarkan kedua pendapat tersebut maka indikator
utama koordinasi adalah ketepatan dan gerak yang ekonomis sedangkan
22
dari kualitas otot, tulang, dan persendian dalam menghasilkan satu gerak yang
efektif dan efisien.
Hampir semua cabang olahraga membutuhkan koordinasi. Semua unsur
fisik tesebut sangat dibutuhkan dalam semua cabang olahraga termasuk cabang
olahraga sepakbola. Sepakbola olahraga yang membutuhkan unsur fisik yang
kuat karena sangat diperlukan ketika dalam bermain atau berlatih. Ketika
menggiring bola pada saat bermain disini memerlukan beberapa unsur fisik yang
ada, karena ketika sedang menggiring daya tahan, kekuatan, kecepatan,
fleksibilitas dan koordinasi berperan penting.
2.1.5 Konsep Dasar latihan
Latihan adalah kegiatan atau aktifitas latihan yang dilakukan secara
berulang-ulang, sistematis, berencana dengan beban yang kian hari kian
bertambah (Suharno HP. 1986:27).
Tujuan utama dalam latihan adalah memperbaiki prestasi tingkat terampil
maupun unjuk kerja dari atlet. Menurut Bompa (1990:6-8) tujuan latihan adalah:
1) Untuk mencapai dan memperluas perkembangan fisik secara menyeluruh, 2)
Untuk menjamin dan memperbaiki perkembangan fisik khusus sebagai suatu
kebutuhan yang telah ditentukan dalam praktek olahraga. 3) Untuk memoles dan
menyempurnakan teknik olahraga yang dipilih. 4) Memperbaiki dan
menyempurnakan strategi yang penting dan dapat diperoleh dari belajar teknik
lawan. 5) Menanamkan kualitas kemauan, 6) Menjamin dan mengamankan
persiapan tim secara otomatis, 7) Untuk mempertahankan keadaan sehat setiap
atlet, 8) Untuk mencegah cidera dan 9) Untuk menambah pengetahuan setiap
23
2.1.5.1 Prinsip – Prinsip Latihan
2.1.5.1.1 Prinsip overload
Prinsip latihan yang paling dasar adalah prinsip overload, oleh karena itu
penerapan prinsip ini dalam latihan tidak mungkin prestasi atlet akan meningkat
dalam penerapan system overload ini. M. Sajoto (1988:30) mengatakan bahwa
kelompok otot akan akan berkembang kekuatannya secar efektif dan akan
merangsang penyesuaian fisiologis dalam tubuh yang mendorong meningkatkan
kekuatan otot. Dengan prinsip overload ini akan menjamin agar system didalam
tubuh yang menjalankan latihan, mendapat tekanan-tekanan beban yang
besarnya makin meningkat serta diberikan secara bertahap agar prestasi atlet
dapat meningkat. Atlet harus selalu berusaha dengan beban kerja yang lebih
berat dari pada yang mampu yang di lakukan pada saat itu atau dengan
perkataan lain, dia harus berusaha senantiasa berlatih dengan beban kerja yang
ada di atas ambang rangsang kepekaannya (threshold of sensitivity). Hal ini
harus diperhatikan sehingga betul-betul dalam berlatih, atlet mendapat prestasi
yang optimal. Perkembangan menyeluruh adalah salah satu prinsip latihan yang
harus di terapkan terutama untuk atlet pemula yang baru bergabung dengan
aktivitas cabang olahraga apapun.
2.1.5.1.2 Prinsip Peningkatan Beban Terus – Menerus atau Progresif
Beban latihan adalah sejumlah intensitas, volume, durasi dan frekuensi
dari suatu aktivitas yang harus dijalani oleh atlet dalam jangka waktu tertentu
untuk meningkatkan kemampuan fungsional dari sistem organ tubuhnya agar
mampu beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi sesuai dengan tujuan
latihan.
Peningkatan pemberian beban hendaknya dilakukan secara progresif dan
24
akhir latihan. Peningkatan berat beban dilakukan tidak sekaligus, tetapi bertahap.
Diawali dengan beban rendah dan dilanjutkan ke beban yang semakin tinggi,
bukan sebaliknya pada awal latihan diberikan beban berat, kemudian makin lama
beban latihanya semakin ringan. Menurut Nala (1998:34) bahwa yang
dimaksudkan dengan beban latihan tidaklah selalu pengertiannya kuantitatif,
tetapi mencakup kuantitatif dan kualitatif. Beban latihan yang bersifat kuantitatif
ini, beban latihannya dapat berupa berat beban yang harus diangkat, banyaknya
repetisi, set, lama istirahat per set, kecepatan, frekuensi perminggu dan
sebagainya. Bagi atlet cabang olahraga yang lain tentu beban latihannya akan
berbeda, sebab tujuan latihannya berbeda. Beban latihan yang bersifat kualitatif
dapat berupa presentase intensitas latihan, berapa persen beban latihan diambil
pada awal latihan dan berapa persen peningkatannya.
2.1.5.1.3 Prinsip Spesialisasi
Prinsip yang merupakan kelanjutan dari prinsip multilateral. Ketika atlet
sudah cukup banyak mendapatkan pengalaman gerak dalam proses latihan
maka selanjutnya atlet di arahkan untuk memasuki dunia olahraga dengan
keterlibatan dalam cabang olahraga yang lebih khusus, yaitu cabang olahraga
yang diinginkannya. Spesialisasi membuat atlet konsentrasi atlet akan lebih fokus
hanya pada cabang olahraga yang digelutinya saja. Respons terhadap latihan
akan berbeda-beda bagi setiap orang manakala diberikan latihan yang sama.
Maka dengan demikian haruslah setiap atlet di berikan beban latihan yang
berbeda-beda. Intensitas latihan yang di berikan dengan lebih berat akan
meningkatkan kemampuan psikologis menjadi lebih baik .intensitas yang cukup
berat bagi seorang atlet dapat meningkatkan kualitas penampilan bagi yang
25
dimaksud adalah latihan yang memberikan latihan-latihan yang bermanfaat bagi
atlet tersebut.
Variasi latihan akan membuat atlet bergairah untuk mengikuti latihan dan
dapat meningkatkan motivasinya untuk meraih prestasi yang tinggi. Latihan yang
bervariasi akan menuntut atlet untuk melakukan latihan dengan sebaik mungkin.
Atlet juga belajar untuk meningkatkan kualitas latihannya karena mereka
diberikan pengalaman-pengalaman baru pada proses latihan yang dilaksanakan.
Lamanya latihan merupakan suatu hal yang harus di perhatikan jangan
sekali-kali diberikan dengan waktu yang singkat karena waktu yang singkat belum tentu
memberikan hasil yang maksimal. Lamanya latihan harus diperhatikan supaya
atlet bisa menguasai suatu teknik maupun kondisi fisik yang baik.
2.1.5.1.4 Prinsip Kekhususan (spesifik) Program Latihan
Latihan bertujuan untuk mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan
harus bersifat khusus, yaitu khusus mengembangkan kemampuan tubuh sesuai
dengan tuntutan dalam cabang olahraga yang akan dikembangkan. Kekhususan
dalam hal ini adalah spesifik terhadap sistem energi utama, spesifik terhadap
kelompok otot yang dilatih, pola gerakan, sudut sendi dan jenis kontraksi otot.
Prinsip kekhususan dalam sepakbola adalah latihan kondisi fisik sesuai dengan
kebutuhan gerak dalam sepakbola. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam
prinsip kekhususan yaitu: (1) melakukan latihan-latihan khusus sesuai dengan
karakteristik cabang olahraga, (2) melakukan latihan untuk mengembangkan
kemampuan biomotorik khusus dalam olahraga. Latihan itu harus khusus untuk
meningkatkan kekuatan atau sistem energi yang digunakan dalam cabang
olahraga yang bersangkutan. Latihan harus ditujukan khusus terhadap sistem
26
ketrampilan motorik khusus. Program latihan yang dilakukan harus bersifat
khusus, disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam cabang olahraga.
2.1.5.1.5 Prinsip Individual (Perorangan)
Pada prinsipnya masing-masing individu berbeda satu dengan yang lain.
Dalam latihan setiap individu juga berbeda kemampuannya, manfaat latihan akan
lebih berarti jika program latihan tersebut direncanakan dan dilaksanakan
berdasarkan karakteristik dan kondisi individu atlet. Faktor-faktor karakteristik
individu atlet harus dipertimbangkan untuk menyusun program latihan,
faktor-faktor seperti umur, jenis kelamin, bentuk tubuh, kedewasaan, latar belakang
pendidikan, lamanya berlatih, tingkat kesegaran jasmaninya, ciri-ciri
psikologisnya, semua itu harus ikut dipertimbangkan dalam menyusun program
latihan. Latihan yang dilakukan harus direncanakan dan dilaksanakan
berdasarkan karakteristik dan kondisi individu atlet. Program latihan yang
disusun dan pembebanan yang diberikan dalam latihan harus sesuai dengan
kondisi tiap-tiap individu. Prinsip individual merupakan prinsip yang
membedakan secara mencolok antara melatih dan mengajar demi tercapai mutu
prestasinya olahraga secara optimal.
2.1.5.2 Faktor – Faktor Fisik
Agar dalam melakukan latihan dapat berhasil dengan baik dan tercapai
prestasi yang maksimal, maka dalam latihan selain harus memperhatikan
beberapa prinsip dasar juga harus memperhatikan faktor-faktor dari latihan.
Menurut Bompa (1990:56) bahwa faktor-faktor latihan itu meliputi persiapan fisik,
persiapan teknik, kejiwaan secara teori harus tergabung dalam semua
program-program olahraga” Mengenai faktor-faktor latihan tersebut akan dijelaskan
27
2.1.5.2.1 Persiapan Teknik
Persiapan teknik adalah kelincahan untuk mempermahir teknik gerakan
yang diperlukan agar atlet mampu melakukan gerakan pada cabang olahraga
yang ditekuni. Misalnya teknik menggiring bola, menendang bola, menyundul
bola, menerima bola, dan lain sebagainya. Latihan teknik dimaksudkan untuk
membentuk dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan motorik atau
perkembangan (neuron muskuler), kesempurnaan teknik gerakan tersebut
sangatlah penting karena akan menentukan gerakan keseluruhan.
2.1.5.2.2 Persiapan Taktik
Taktik dalam olahraga dapt diartikan siasat yang digunakan untuk
memperoleh kemenangan dengan menggunakan kemampuan teknik individu,
fisik, dan mental. Sedangkan persiapan taktik ini dapat dilakukan denagn
berbagai cara:
1. Mengadakan pertandingan sebanyak mungkin sebagai praktek pelaksanaan
teknik.
2. Latihan dengan penekanan khusus pada taktik menggiring bola yang
direncanakan.
3. Memberi teori secara acak tentang pengetahaun teori taktik yang diberikan
pola system pertandingan, pengetahuan peraturan permainan maupun
pertandingan, serta pengaruh latihan dalam pertandingan.
2.1.5.2.3 Persiapan Psikologis
Persiapan mental psikologis seorang pemain tidak kurang pentingnya
dengan ketiga faktor diatas. Menurut Harsono (1998:1001) latihan mental adalah
28
perkembangan emosional dan implusif guna mempertinggi mental pemain
terutama apabila pemain berada dalam situasi stress yang komplek jadi
pembinaan mental psikologis mempunyai tujuan yang sesuai dengan
peningkatan latihan untuk menghadapi pertandingan. Terbentuknya mental yang
tinggi adalah kemampuan pemain untuk menghadapi situasi yang sulit dan tidak
menguntungkan secara sabar dan penuh pengertian.
Keempat faktor tersebut diatas harus diberikan secara seimbang.
Umumnya kesalahan yang dilakukan pelatih adalah mengabaikan faktor
psikologis yang sebenarnya sangat penting karena pelatih hanya terfokus pada
persiapan fisik, teknik, dan taktik saja.
2.1.5.3 Komponen – Komponen Latihan
Selain beberapa prinsip dan dasar latihan dan faktor-faktor latihan, dalam
mencapai prestasi maksimal juga harus memperhatikan beberapa
komponen-komponen dari latihan. Komponen-komponen-komponen dari latihan tersebut meliputi:
2.1.5.3.1 Intensitas Latihan
Intensitas latihan merupakan ukuran kesungguhan dalam melakukan
latihan yang betul dalam pelaksanaannya. Jadi apabila seoarang atlet melakukan
latihan secara bersungguh-sungguh dengan segala kemampuannya, berarti
dapat menjalani intensitas 100% ( maksimal).
2.1.5.3.2 Volume Latihan
Volume latihan adalah beban yang dinyatakan dengan jarak, waktu, berat
dan jumalah latihan. Untuk volume latihan yang mempergunakan dalam program
latihan ini adalah banyaknya set dalam melakukan latihan menggiring bola yang
29
2.1.5.3.3 Durasi
Durasi adalah Lamanya latihan yang diperlukan. Waktu latihan sebaiknya
adalah berisi dan padat dengan kegaiatan – kegiatan yang bermanfaat. Selain itu
setiap latihan juga harus dilakukan dengan usaha yang sebaik-baiknya dan
dengan kualitas mutu tinggi.
2.1.5.3.4 Frekuensi Latihan
Frekuensi latihan adalah berapa kali latihan setiap minggunya, cepat atau
lambatnya suatu latihan dilakukan setiap setnya. Untuk program latihan dribble
slalom dan tepukan dribble menggunakan frekuensi 4 kali dalam setiap
minggunya.
2.1.5.3.5 Ritme
Ritme adalah irama suatu latihan. Ritme juga merupakan sifat irama
latihan yang berhubungan dengan tinggi rendahnya tempo dan berat tingginya
atau latihan dalam suatu set latihan.
2.1.6 Latihan Menggiring Bola
Cepat merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan pemain
sepakbola ketidakmampuan pemain membawa atau menggiring bola ke daerah
permainan lawan dapat mengakibatkan kurang bervariasinya permainan dari
suatu tim karena tidk berhasil mengembangkan penyerangan kedaerah lawan
Upaya untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola dengan cepat
dan efektif dapat dilakukan melakukan melalui pemberian program latihan yang
terprogram dan terencana secara baik menggunakan metode-metode latihan
yang tepat. Latihan menggiring bola merupakan suatu bentuk latihan teknik dasar
sepakbola yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan menguasai bola
30
2.2 Kerangka Berfikir
2.2.1 Latihan Dribble Slalom
Latihan dribble slalom menurut Meilke (2007:8) merupakan salah satu
bentuk latihan untuk membantu meningkatkan kemampuan dribbling. Latihan ini
dengan memasangkan delapan pancang kerucut secara berderet seperti sebuah
jalur slalom. Jarak antara kerucut tergantung pada usia dan ketrampilan pemain ,
tetapi secara umum aturlah kerucut-kerucut tersebut dengan jarak kira-kira satu
meter.
Pelaksanaan latihan dribble slalom pada aba-aba “mulai“ pemain
menggiring bola secepatnya melewati lintasan slalom dengan gerakan
berliku-liku melintasi sepanjang deretan bendera atau pancang atau bergerak secara
zig-zag melewati kedelapan pancang kerucut tersebut kedua arah kembali ke titik
awal.
Keuntungan dari metode latihan dribble slalom ini diantaranya adalah
unsur gerakan kaki dari pemain lebih baik sehingga lebih mudah menguasai
bolam, konsentrasi pemain menjadi lebih tinggi untuk mengontrol bola, motivasi
pemain menjadi lebih kuat untuk melakukan dribbling sedangkan kelemahan
latihan dribble slalom adalah bola belum dapat dikuasai dengan baik, tenaga
tidak efisien dan teknik tidak selalu bagus dan sempurna, faktor kesulitan dalam
melakukan latihan ini banyak mengalami kejenuhan.
31
2.2.2 Latihan Tepukan Dribble
Tepukan dribble merupakan salah satu model latihan yang digunakan
untuk meningkatkan kualitas dribble. Mielke (2007:7) menyatakan bahwa
tepukan dribble adalah permainan bagus untuk mengembangkan tekniknya yang
agresif. Pelaksanaannya adalah bagilah suatu bidang menjadi bujur sangkar
dengan ukuran 7m x 7m. Empat pemain yang masing-masing membawa bola,
akan menggiring bola di sekitar bidang bujur sangkar ini. Para pemain harus
menggunakan semua bagian kaki (sisi bagian dalam, sisi bagian luar dan bagian
punggung kaki) untuk menggiring bola. Ketika melakukan dribble para pemain
mencoba untuk menepuk pemain yang berada di depannya dan berusaha untuk
tidak tertepuk pemain yang berada di belakangnya. Bola harus tetap dikuasai
oleh setiap pemain. Seorang pemain akan mendapatkan poin ketika menepuk
pemain lain namun akan kehilangan poin ketika tertepuk. Para pemain harus
bergerak dengan cepat ketika mengontrol bola. Dalam kegiatan ini,
mengharuskan semua pemain memfokuskan pandangannya secara terus
menerus ke bidang permainan dan bukan di kakinya sendiri. . Dari metode ini
ada hal yang mendapatkan perhatian adalah fokus dalam menggiring bola
dengan melihat ke depan tanpa harus memperhatikan bola. Dari metode ini,
diharapkan pemain terbiasa menguasai bola melalui kedua kakinya sehingga
ketika ada lawan yang menghadang, dapat menghindar dan tetap menguasai
bola.
Latihan tepukan dribble digunakan untuk meningkatkan kemampuan
pemain dalam menggiring bola dengan kecepatan dan reaksi terhadap lawan,
maka dari itu latihan ini berpengaruh terhadap kecepatan menggiring bola.
32
Gambar 2.4 Metode Tepukan Dribble (Sumber: Danny Mielke, 2007: 7)
2.3 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang masih lemah kebenarannya.
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian
sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (Suharsimi Arikunto, 2006:62).
Berdasarkan kajian pada landasan teori di atas, dalam penelitian ini
penulis mengambil hipotesis sebagai berikut:
1. Ada pengaruh latihan dribble slalom terhadap kecepatan menggiring bola
pada siswa SSB BHALADIKA Tahun 2015.
2. Ada pengaruh latihan tepukan dribble terhadap kecepatan menggiring bola
pada siswa SSB BHALADIKA Tahun 2015.
3. Latihan dribble slalom lebih baik dibandingkan dengan tepukan dribble
terhadap kecepatan menggiring bola pada siswa SSB BHALADIKA Tahun
58
BAB V
PENUTUP
5.3 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil
simpulan sebagai berikut :
1. Ada pengaruh latihan dribble slalom terhadap kecepatan menggiring pada
pemain SSB BHALADIKA tahun 2015.
2. Ada pengaruh latihan tepukan dribble terhadap kecepatan menggiring pada
pemain SSB BHALADIKA tahun 2015.
3. Latihan dribble slalom dan latihan tepukan dribble sama-sama berpengaruh
terhadap kecepatan menggiring pada pemain SSB BHALADIKA tahun 2015.
5.4 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan dapat diberikan saran sebagai
berikut:
1. Kepada pelatih di SSB BHALADIKA hendaknya dalam melatih kecepatan
menggiring bagi pemainnya menggunakan bentuk latihan dribble slalom
karena terbukti lebih efektif dalam meningkatkan kecepatan menggiring
pemain dibandingkan bentuk latihan tepukan dribble walaupun kedua
bentuk latihan tersebut sama-sama berpengaruh..
2. Bagi mahasiswa lain yang tertarik melakukan penelitian sejenis dapat
membandingkan latihan dribble slalom dengan bentuk latian yang lain
agar diperoleh informasi yang semakin akurat terkait suatu metode atau
59
DAFTAR PUSTAKA
Danny Mielke, 2007. Dasar-dasarSepakbola. Bandung:PakarKarya.
Luxbacher, J,A. 2004. Sepak Bola. Jakata : PT RajasaGrafindoPersada.
Sucipto dkk, 2000. Sepak Bola.Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan : Direktorat Jenderal Pendidikan Dan Kebudayaan
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. PT. Rineka Cipta
Sukatamsi, 1984. Teknik Dasar Bermain Sepak Bola. Solo : Tiga Serangkai.
A.Sarumpet, dkk, 1992. Permainan Besar.Padang : Depdikbud
Bompa, Tudor O. 1990. Theory and Methology of training : The Key of Athletik Perfomance, Dibique, Lowa : Kendall / Hunt Publising Company.
Engkos Koasih, 1994. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Erlangga
Harsono, 1988. Coaching dan Aspek-aspek dalam Coaching. Jakarta : Tambak Kusuma
Sutrisno Hadi, 2000. Statistik Jilid II. Yogyakarta : Andi Offset.
Suharsimi Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Putra.