• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS SOSPED RAHMAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS SOSPED RAHMAD"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS KULIAH SOSIOLOGI PEDESAAN

DESA TERTINGGAL SUKU ASMAT PAPUA O

L E H

RAHMAD ALAM HASRI HRP 7114070094

M ABDUL MUIS DAULAY 7114070042

ZAID HASAN SEBAYANG 7114070093

DIDI PURNAWAN 7114070179

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA MEDAN

2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Indonesia memiliki keberagaman budaya sebagai modal dasar kekuatan dalam membangun bangsa Indonesia menuju bangsa yang besar dan modern. Di samping itu, keberagaman budaya juga memberi manfaat yaitu dalam bidang bahasa, kebudayaan, dan pariwisata.

(2)

adalah sebuah suku di Papua. Letak Geografis Suku Asmat terdiri dari pantai selatan dan merupakan wilayah yang terisolasi di Propinsi Irian Jaya. Papua terletak tepat di sebelah selatan garis khatulistiwa, namun kerana daerahnya yang bergunung-gunung maka iklim di Papua sangat bervariasi melebihi daerah Indonesia lainnya.

Suku Asmat dikenal dengan hasil ukiran kayunya yang unik. Populasi suku Asmat terbagi dua yaitu mereka yang tinggal di pesisir pantai dan mereka yang tinggal di bagian pedalaman.Suku Asmat sendiri memiliki beberapa keragaman, baik dalam bidang kesenian, mata pencaharian, adat istiadat serta sistem kekerabatan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi dan letak geografis suku Asmat ? 2. Bagaimana sistem religi dan kepercayaan suku Asmat ? 3. Seperti apakah sistem kekerabatan pada suku Asmat ?

4. Apa mata pencaharian masyarakat dan bahasa yang digunakan suku Asmat ? 5. Bagaimana sistem pengetahuan yang dimiliki oleh suku Asmat ?

1.3. Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas dalam mata pelajaran Sosiologi

2. Agar membantu pembaca untuk mengetahui kebudayaan yang terdapat pada suku Asmat

3. Sebagai sumber referensi untuk mengetahui kebudayaan suku Asmat 4. Untuk ikut menjaga dan melestarikan kebudayaan bangsa

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Suku bangsa Asmat

Daerah kebudayaan suku bangsa Asmat adalah daerah pegunungan di bagian selatan Papua (Irian). Suku bangsa Asmat terdiri dari Asmat Hilir dah Asmat Hulu

Asmat Hilir bertempat tinggal di dataran rendah yang luas sepanjang pantai yang tertutup hutan rimbun, rawa dan sagu. Sedangkan suku Asmat Hulu bertempat tinggal di daerah berbukit-bukit dengan padang rumput yang luas. Suku bangsa Asmat menggunakan bahasa lokal yaitu bahasa Asmat.

A. Sistem Religi / Kepercayaan

(3)

bumi dan mendarat di suatu tempat di pegunungan. Dari sana mereka berpetualang dengan berbagai tantangan menelusuri sungai hingga tiba di daerah mana suku Asmat berdiam saat ini. Salah satu dewa yang dikenal adalah Fuumeripitsy yang dianggap sebagai nenek moyang suku Asmat di teluk Flaminggo

Masyarakat Asmat mempercayai macam-macam roh yang digolongkan ke dalam 3 (tiga) jenis, yaitu :

1. Arwah nenek moyang yang baik, yang disebut Yi – ow 2. Arwah nenek moyang yang jahat, yang disebut Osbopan

3. Arwah nenek moyang yang jahat akibat orang itu mati konyol disebut Dambin – ow

Orang Asmat juga mengenal macam-macam upacara keagamaan untuk berkomunikasi dengan arwah nenek moyangnya, antara lain dengan menghiasi perisai, mengukir topeng, atau pembuatan patung.

Pembuatan benda-benda ini biasanya dimeriahkan dengan pesta makan, nyanyian dan tarian serta peragaan kisah petualangan dewa Fuumeripitsy dengan gerakan dan dialog

B. Sistem Bahasa

Bahasa baik lisan, tulisan, maupun isyarat merupakan komponen kebudayaan. Dengan bahasa, dengan bahasa, manusia dapat memberikan arti secara aktif pada suatu obyek materiil sehingga bahasa dapat merupakan dasar kebudayaan. Manusia dapat berkomunikasi karena ada bahasa-bahasa yang digunakan sebagai alat penghubung.

C. Sistem kesenian

Suku bangsa Asmat memiliki bidang seni ukiran terutama ukir patung, topeng, perisai gaya seni patung Asmat, meliputi :

1. Gaya A, Seni Asmat Hilir dan Hulu Sungai.

Patung-patung dengan gaya ini tersusun dari atas ke bawah menurut tata urut silsilah nenek moyangnya. Contohnya, mbis yang dibuat jika masyarakat akan mengadakan balas dendam atas kematian nenek moyang yang gugur dalam perang melawan musuh.

2. Gaya B, Seni Asmat Barat Laut.

(4)

Kadang ada gambar nenek moyang di bagian kepala, sedangkan hiasan bagian badan berbentuk musang terbang, kotak, kepala burung tadung, ular, cacing, dan sebagainya.

3. Gaya C, Seni Asmat Timur.

Gaya ini merupakan ciri khusus gaya ukir orang Asmat Timur. Perisai yang dibuat umumnya berukuran sangat besar bahkan melebihi tinggi orang Asmat. Bagian atasnya tidak terpisah jelas dari bagian lain dan sering dihiasi garis-garis hitam dan merah serta titik-titik putih.

4. Gaya D, Seni Asmat Daerah Sungai Brazza.

Perisai gaya D ini hampir sama besar dan tingginya dengan perisai gaya C, hanya bagian kepala terpisah dari badannya. Morif yang sering digunakan aladalh hiasannya geometris seperti lingkaran, spiral, siku-siku dan sebagainya.

Kesenian yang berhubungan dengan upacara keagamaan atau penghormatan kepada roh nenek moyang, yaitu :

a. Mbisu adalah pembuatan tiang mbis atau patung nenek moyang b. Yentpojmbu, adlah pembuatan dan pengukuhan rumah Yew c. Tsyembu, adalah pembuatan dan pengukuhan perahu lesung d. Yamasy, adalah upacara perisai

2. Alam flora dalam daerah tempat tinggalnya 3. Alam fauna dalam daerah tempat tinggalnya

4. Zat-zat bahan-bahan mentah dan benda-benda dalam lingkungan 5. Tubuh manusia

6. Sifat-sifat dan kelakuan sesama manusia 7. Ruang dan waktu

(5)

Pengetahuan tentang ciri-ciri dan zat-zat bahan-bahan mentah, benda-benda sekelilingnya juga penting bagi manusia karena tanpa itu manusia tidak mungkin dapatmempergunakan alat-alat hidup. Pengetahuan tentang tubuh manusia dalam kebudayaan belum banyak dipengaruhi oleh ilmu kedokteran modern.

Pengetahuan dan ilmu untuk menyembuhkan penyakit-penyakit dalam masyarakat pedesaan dilakukan oleh para dukun dan tukang pijat. Manusia yang hidup dalam masyarakat perlu mengetahui sesama manusia termasuk pengetahuan tentang sopan-santun bergaul, norma dan sebagainya. Pengetahuan tentang ruang dan waktu meliputi sistem untuk menghitung, mengukur, menimbang, untuk mengukur waktu misalnya dengan tanggalan.

E. Sistem kemasyarakatan

Suku bangsa Asmat, dalam sistem kelerabatan mengenal 3 (tiga) bentuk keluarga, yaitu :

1. Keluarga Inti Monogamy dan Kandung Poligami

2. Keluarga Luas Uxorilokal : keluarga yang telah menikah berdiam di rumah keluarga dari pihak istri

3. Keluarga Ovunkulokal : keluarga yang sudah menikah bediam di rumah keluarga istri pihak ibu.

Di samping itu, orang-orang Asmat tinggal bersama dalam rumah panggung seluas 3 x 4 x 4 meter yang disebut Tsyem. Ini juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan senjata dan peralatan berburu, bercocok tanam, dan menangkap ikan. Suku bangsa Asmat mengenal rumah panggung Yew seluas 10 x 15 meter. Fungsinya sebagai rumah keramat dan untuk upacara keagamaan. Yew ini pada umumnya di kelilingi oleh 10 – 15 tsyem dan rumah keluarga Luas.

Masyarakat Asmat mengenal sistem kemasyarakatan disebut Aipem. Pemimpin Aipem biasanya mengambil prakarsa untuk menyelenggarakan musyawarah guna membicarakan suatu persoalan atau pekerjaan. Syarat untuk dapat dipilih menjadi pemimpin Aipem yaitu harus orang-orang yang pandai berkelahi, kuat dan bijaksana.

F. Sistem Mata Pencaharian

(6)

meliputi : berbur dan meramu, bercocok tanam di ladang, bercocok tanam dengan irigasi, beternak dan mencari ikan.

Beruburu dan meramu merupakan bentuk mata pencaharian yang tertua dan terjadi di berbagai tempat di dunia. Untuk meningkatkan hasil berburu biasanya dengan teknik tertentu missalnya dengan cara ilmu ghaib.

Di samping itu ada kebiasaan membagi hasil buruan kepada kerabat maupun tetangga. Sisanya diproses dan dijual kepada msyarakat luar dan ke pasar-pasar. Bercocok tanam di ladang merupakan bentuk bercocok tanam tanpa irigasi, tetapi lambat laun diganti dengan bercocok tanam menetap : bercocok tanam di ladang terdapat di daerah rimba tropik terutama di Asia Tenggara.

Bercocok tanam dengan irigasi timbul di berbagai dunia yang terletak di perairan sungai besar, karena tanahnya subur. Beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu masalah tanah, modal, tenaga kerja dan masalah teknologi tentang irigasi, konsumsi, distribusi dan pemasaran. Berternak biasanya dilakukan di daerah sabana, stepa dan gurun. Di Asia tengah memelihara kuda, unta kambing dan domba. Mencari ikan juga merupakan mata pencaharian yang tua ini dilakukan manusia zaman purba yang hidup di dekat sungai, danau atau laut.

G. Sistem Teknologi

Sistem teknologi dari suatu suku bangsa atau masyarakat masih sederhana, karena dilihat dari dasar-dasar, bahan-bahan, cara pembuatan dan tujuan pemberian. Peralatan hidup terdiri dari :

1. Alat produksi

Berdasarkan macam bahan mentahnya maka berupa alat-alat batu, tukang, kayu, bambu dan logam. Menurut K.T Oakley dalam budaya berjudul ”Man The Tool Maker”, teknik pembuatan alat-alat batu adalah dengan : pemukulan (Percussion Hacking), penekanan (Presure Feaking), pemecahan (Chipping) dan penggilingan (Glinding). Alat-alat produksi dalam masyarakat tradisional dibedakan menurut fungsi dan lapangan pekerjaannya. Berdasarkan fungsinya, alat-alat produksi berupa alat potong, alat tusuk, alat menyalakan api, alat pukul dan sebagainya. Berdasarkan lapangan pekerjaannya, alat-alat produksi berupa alat ikat, alat tenun, alat pertanian, alat menangkap ikan, dan sebagainya.

(7)

Senjata dalam kebudayaan tradisional dibedakan nmenurut fungsi dan pemakaiannya. Menurut fungsinya dapat berupa alat potong, alat tusuk, senjata lepas. Sedang menurut pemakaiannya senjata digunakan untuk berburu, berperang dan sebaginya.

3. Wadah

Dalam budaya masyarakat tradisional, wadah digunakan untuk menyimpan, emnimbun dan membawa barang. Berdasarkan bahan mentahnya wadah tersebut terbuat dari kayu, bambu, kulit kayu, tempurung dan tanah liat. Ada pula yang terbuat dari serat-serat seperti keranjang.

Selain tempat penyimpanan, wadah digunakan untuk memasak atau membawa barang (transportasi)

4. Makanan

Makanan dilihat dari bahan mentahnya berupa sayur-sayuran dan daun-daunan, buah-buahan, biji-bijian, daging, susu, ikan dan sebaginya.

5. Pakaian

Pekaian merupakan benda budaya yang sangat penting bagaimana tingkat kebudayaan masyarakat tercermin dari cara pemilihan dan mengenakan pakaian. Pada masyarakat tradisional cara berpakaian msih sangat sederhana. Dari bahan mentahnya, pekaian terbuat dari daun-daunan, seperti diikat dan dicelup. Ditinjau dari fungsinya, pakaian tradisional dibagi menjadi 4 (empat) macam, yaitu :

 Alat untuk melindungi tubuh dari pengaruh alam (panas dan dingin)  Lambang keunggulan

 Simbo yang dianggap suci  Sebagai perhiasan

Pada masysarakat modern, fungsi pakaian sudah lebih komplek dan bervariasi. Selain keempat fungsi tersebut, pakaian merupakan simbol dan status sosial budaya.

6. Perumahan

Rumah merupakan tempat berlindung bagi manusia. Rumah tradisional menurut bahan mentahnya dibuat dari serat, jerami, kayu, bambu, kulit pohon . Ada 3 (tiga) bentuk rumah, yaitu :

 Rumah setengah dibawah tanah (semi sub-terranian dwelling)  Rumah di atas tanah (surface dwellings)

(8)

Dilihat dari pemakaiannya rumah sebagai tempat berlindung dibagi ke dalam rumah tadah angin, tenda-tenda, rumah menetap.

Rumah menetap dapat dibedakan menjadi : rumah tempat tingggal keluarga kecil, rumah tempat tinggal keluarga besar, rumah suci, rumah-rumah pemujaan dan sebagainya

7. Alat – alat transportasi

Alat-alat transportasi dengan segala jenis dan bentuknya merupakan unsur kebudayan. Sejak zaman purba, manusia telah mengembangkan alat transportasi, walaupun sifatnya masih sederhana. Pada masyarakat tradisional, alat-alat transportasi terpenting adalah rakit/sampan, perahu, kereta beroda, alat seret dan binatang. Sejak dulu manusia telah menggunakan binatang sebagai alat transportasi. Di siberia sejak dahulu orang telah menggunakan sapi, kerbau, keledai, dan gajah sebagai alat angkut. Asia Utara dan Kanada Utara, rusa Reider dan anjing menjadi binatang transpotasi yang penting. Untuk mengangkut barang menggunakan alat yang disebut Travois dan alat seret (sledge)

(9)

Suku asmat merupaka suku terbesar di tanah papua. Mereka memiliki berbagaimacam budaya yang unik dan menarik. Kehidupan adat yang sangat kompleks menjadi sebuah hal yang menarik untuk selalu di pelajari. Kehidupan sehari - hari suku asmat memang tidak bisa lepas dari akar budaya mereka. Dimulai dari rumah, pakaian senjata bahkan proses pernikahan pun terlihat sangat khas. Adat istiadat suku Asmat mengakui dirinya sebagai anak dewa yang berasal dari dunia mistik atau gaib yang lokasinya berada di mana mentari tenggelam setiap sore hari. Mereka yakin bila nenek moyangnya pada jaman dulu melakukan pendaratan di bumi di daerah pegunungan.

Selain itu orang suku Asmat juga percaya biladi wilayahnya terdapat tiga macam roh yang masing - masing mempunyai sifat baik, jahat dan yang jahat namun mati. Berdasarkan mitologi masyarakat Asmat berdiam di Teluk Flamingo, dewa itu bernama Fumuripitis. Kedekatan mereka dengan alam sangat tercermin dari tatacara kehiidupan mereka. Pakaian mereka yang terbuat dari bahan - bahan yang ada di alam. Ukiran - ukiran bahkan konsep tata cara hidup mereka juga terinspirasi dari alam.

DAFTAR PUSTAKA

Alam S, Henry Hidayat, 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMK dan MAK kelas XI. Jakarta, Erlangga

Bambang Suwondo. Cerita Rakyat Daerah Irian Jaya. Jakarta: Depdikbud. 1982 BUKU: Depdikbud. Sistem Kepemimpinan di Dalam Masyarakat Pedesaan Irian

Jaya. Jakarta: Depdikbud.1990.

(10)

Nugroho Trirus Brata, Antropologi untuk SMA dan MA kelas XI, ESIS UUD 1945.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

3) Memuat unsur-unsur POA (Planning of Action ) terdiri dari : Prioritas Masalah, Nama Kegiatan , Tempat, Waktu Pelaksanaan, Tujuan, Sasaran, Metode yang

Hasil pengamatan uji pada media OF diperoleh 4 isolat positif terhadap pertumbuhan aerob, yang dapat disimpulkan sebagai aerob obligant (table 2) yaitu ; GMV

LSPP menetapkan kebijakan dan prosedur program pemeliharaan atau sertifikasi ulang sesuai dengan persyaratan skema sertifikasi, yaitu dapat dilakukan oleh LSPP

Karena pada kenyataannya, ketersediaan sarana dan prasarana hanya dapat berdampak positif jika masyarakat dapat memanfaatkan secara baik, yang berarti pengetahuan,

Has il penelitian menunjukkan bahwa nilai Kuat Tekan maksimum campuran agregat dari berbagai quarry dengan menggunakan standar SK SNI diperoleh pada quarry Danau

[r]

Kepala Dinas Propinsi/Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dibidang perdagangan atau Pejabat yang ditunjuknya;

metode LSB, namun pesan tidak langsung dibaca. Ketika ditambahkan noise salt and pepper dengan nilai 0.01, pesan yang terdapat dalam citra, masih dapat diambil kembali dari citra