BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu
Pabrik Gula Kwala Madu merupakan pabrik gula ke-2 (Dua) di Sumatera Utara sesudah pabrik gula Sei Semayang. Pabrik gula Kwala Madu terletak di desa Kwala Begumit, kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat kira-kira 36 Km dari kota Medan. Vicinity map pabrik gula Kwala Madu dapat dilihat pada gambar 2.1. Pembangunan pabrik gula Kwala Madu dilakukan dengan cara tender internasional oleh pemerintah Indonesia yang diselenggarakan oleh Proyek Pembangunan Industri Gula pada tahun 1981, dimana hasilnya dimenangkan oleh
Hitachi Ship Building & Engineering Co.I.td (Hitachi Zosen).
Sesuai kontrak Pemerintah RI dengan Hitachi Zosen untuk pengembangan dan pendirian pabrik gula Kwala Madu yang ditanda tangani pada tanggal 23 November 1981 dan mulai berlaku tanggal 6 Februari 1982, pabrik harus diselesaikan dalam waktu 24 bulan yaitu tanggal 6 Februari 1984 ditambah keterlambatan yang diterima selama 14 hari. Ternyata pabrik gula Kwala Madu dapat diselesaikan 1 bulan lebih maju dari ketentuan kontrak yaitu tanggal 20 januari 1984.
Proses pengolahan pabrik gula Kwala Madu beroperasi selama 24 jam sehari dalam masa gilingan selama ±7 bulan yang dibagi menjadi 3 shift kerja, dimana 1 shif tadalah 8 jam. Pabrik gula Kwala Madu beroperasi dengan kapasitas produksi 4000 ton tebu sehari (4000 TCD).
Pabrik gula Kwala Madu merupakan industry besar yang telah beroperasi selama 30 Tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pabrik gula Kwala Madu ini sudah lama beroperasi dalam hal memenuhi kebutuhan masyarakat.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Pabrik gula Kwala Madu merupakan industry manufaktur yang memproduksi gula. Bahan baku utama dari produk tersebut adalah tebu, yang tidak jauh dari penyediaan bahan baku. Bahan tambahan untuk pembuatan gula adalah air, susu kapur, gas belerang, fluclonat, dan asam phospat.
1. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 800 - 1200 ton/hari. 2. Golongan B untuk pabrik dengan kapasitas 1200 - 1800 ton/hari. 3. Golongan C untuk pabrik dengan kapasitas 1800 - 2700 ton/hari. 4. Golongan D untuk pabrik dengan kapasitas 2700 - 4000 ton/hari.
Berdasarkan pengelompokan perusahaan gula negara, pabrik gula Kwala Madu dikategorikan kelompok D, dikarenakan pabrik gula ini berkapasitas 4000 ton/ hari. Hal ini menunjukkan bahwa pabrik gula Kwala Madu ini merupakan pabrik gula yang berkapasitas tertinggi dalam perusahaan gula negara. Selain pabrik gula Kwala Madu, PTPN II juga mempunyai pabrik gula yang lain yaitu pabrik gula Sei Semayang dengan kapasitas 4000 ton/hari.
2.3. Lokasi Perusahaan
Lokasi pabrik gula Kwala Madu berada di Desa Kwala Begumit, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, kira-kira 36 km dari Kota Medan.
2.4. Daerah Pemasaran
mengambil langsung ke pabrik gula Kwala Madu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Pendistribusian pada pabrik gula PTPN II sampai ke tangan konsumen dapat dilihat seperti pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Diagram Pendistribusian gula di PT. Perkebunan Nusantara II Kwala Madu
Pemasaran gula ke konsumen melalui Bulog kurang memberikan keuntungan dan bahkan memberikan kerugian bagi perusahaan dikarenakan harga jual yang ditentukan Bulog tidak dapat memenuhi biaya produksi gula.
2.5. Organisasi dan Manajemen
2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Pabrik Gula PTPN II
Bagian Pemasaran
BULOG / Agen
Manager Pabrik
Ka. Dinas Pengolahan Ka. Dinas Teknik Ka. Laboratorium Papam Ka. Tata Usaha
Asisten
Mandor Mandor Mandor Mandor Mandor Mandor Mandor Mandor Mandor Mandor Mandor Mandor Mandor Mandor
Operator/ Karyawan Pelaksana Operator/ Karyawan Pelaksana Operator/ Karyawan Pelaksana Operator/ Karyawan Pelaksana Asisten
2.5.2. Pembagian Tugas & Tanggung Jawab
Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab terlampir.
2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja
2.5.3.1 Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga kerja di pabrik Gula Kwala Madu terdiri dari: 1. Staf Pimpinan = 15 orang
2. Karyawan Pelaksana = 230 orang 3. Karyawan tidak tetap = 171 orang
Jumlah = 416 orang
Tabel 2.1 Susunan Tenaga Kerja pada Pabrik Gula Kwala Madu
No. Uraian Karyawan
Pimpinan
Karyawan Pelaksana
Karyawan
Tidak Tetap Jumlah
1.
Kantor Manager a. Manager
b. TUK/Umum/G. Material c. Gudang Hasil
1
a. Kantor Dinas teknik b. Boiler
c. Mill
- 14 - 14
3.
Dinas Pengolahan a. Kantor Dinas b. Pelumasan b. Weater Treatment c. Instalasi Limbah d. Timbangan
Sumber: Data Perusahaan
2.5.3.2 Jam Kerja
Supaya Perusahaan berjalan lancar dalam melakukan tugas untuk mencapai tujuannya, maka jam kerja diatur (bagian operasional) menjadi tiga shift, yaitu:
1. Shift I : pukul 07.00 – 15.00 WIB
2. Shift II : pukul 15.00 – 23.00 WIB
3. Shift III : pukul 23.00 – 07.00 WIB
Pihak perusahaan membuat kebijakan agar semua tenaga kerja wanita bekerja pada shift 1, dikarenakan tenaga kerja wanita tersebut rata-rata ibu rumah tangga.
2.6. Proses Produksi
2.6.1. Bahan yang Digunakan
2.6.1.1.Bahan Baku
Bahan baku adalah semua bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam proses produksi. Adapun bahan baku yang digunakan dalam proses produksi yang terdapat di pabrik gula Kwala Madu adalah tebu.
tebu secara acak sebagai sampel. Tebu yang baik untuk diolah adalah yang matang dan kandungan gula dalam batang adalah sama.
Kadar gula dalam tebu dipengaruhi oleh faktor internal yaitu varietas tebu dan faktor eksternal adalah iklim, kondisi tanah, serta perawatan dan pemeliharaan. Faktor yang paling nyata dalam kandungan gula adalah iklim, karena itu panen dilakukan saat curah hujan sedikit yaitu antara bulan Januari sampai dengan bulan Agustus.
Salah satu alasan pabrik gula Kwala Madu beroperasi hanya 6 bulan adalah dikarenakan bahan baku tebu yang disengaja dapat dipanen saat iklim yang curah hujannya sedikit agar kadar gula dalam tebu tetap tinggi.
2.6.1.1.Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi, yang ditambahkan dalam proses pembuatan produk sehingga dapat meningkatkan mutu produksi. Bahan tambahan merupakan bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk atau suatu bahan yang ditambahkan pada produk dimana keberadaannya tidak mengurangi nilai produk tersebut.
Adapun bahan tambahan pada produksi gula adalah:
1. Air
sebanyak 20 % dari kapasitas tebu/hari. Air yang digunakan untuk proses produksi adalah air yang didapat dari hasil water treatment.
2. Susu kapur (Ca(OH)2)
Kapur tohor dibuat menjadi susu kapur yang berfungsi untuk menaikkan pH nira menjadi 8,0–8,5. Pemilihan susu kapur sebagai bahan yang digunakan untuk menaikan pH nira didasarkan pada harganya yang murah dan mudah membuatnya. Susu kapur dibuat dengan proses pembakaran batu kapur dan disiram dengan air.
3. Belerang
Gas belerang dibuat dari belerang yang digunakan dalam pemurnian nira. Tujuan pemberian gas belerang adalah:
a. Menetralkan kelebihan air kapur pada nira terkapur pH mencapai 7,0–7,2. b. Untuk memutihkan warna yang ada dalam larutan nira yang mengurangi
pengaruh pada warna kristal dan gula.
4. Flokulant
Flokulant diberikan untuk mempercepat pengendapan yang bertindak sebagai
pengikat partikel halus yang tidak larut dalam nira (larutan untuk membentuk gumpalan partikel yang lebih besar dan mudah diendapkan untuk disaring).
5. Talofloc dan Talofloate
Talofloc atau sering disebut gamping, diberikan untuk mengikat nira,
lebih pucat. Kedua zat ini bertujuan untuk meningkatkan kemurnian dari nira kental.
6. Asam pospat
Digunakan pada proses stasiun toladura yang mempunyai fungsi seperti gas SO2.Bahan tambahan ini sangat berpengaruh terhadap produksi gula. Sehingga
pihak perusahaan selalu membuat persediaan bahan tambahan untuk produksi. Apabila persediaan bahan tambahan untuk produksi kurang, maka hasil produk gula tidak dapat sesuai dengan standar yang ditetapkan.
2.6.1.3.Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk atau bahan yang ditambahkan ke dalam produk dimana keberadaannya tidak mengurangi nilai produk tersebut. Bahan-bahan penolong yang digunakan dalam produksi gula adalah:
a. Karung plastik yang digunakan untuk mengarungi gula. Karung plastik ini merupakan karung plastik yang sudah di berikan label pabrik gula Kwala Madu.
2.7. Mesin dan Peralatan
2.7.1. Mesin Produksi
Adapun mesin yang digunakan dalam proses produksi adalah sebagai berikut:
1. Nama Mesin : First Cane Cutter. Kegunaan : Memotong Tebu.
Ukuran : 1500 × 1980 mm.
Pisau : 30 Buah.
Putaran : 600 rpm.
Merek : KHI Japan.
Tahun : 1981.
Jumlah : 2 Unit.
2. Nama Mesin : Cane Mill.
Kegunaan : Menggiling/ Memeras tebu. Putaran Mill : 3,8-5,3 rpm.
Merek : KHI Japan.
Tahun : 1981
2.7.2. Peralatan
Tabel 2.2. Peralatan Pabrik Gula Kwala Madu
No. Nama Peralatan Kegunaan Kapasitas Merk Tahun Jumlah
1 Weight Bridge Menimbang tebu yang masuk dari truck/contaner 40 Ton Kawatetsu Japan 1981 2 unit
2 Cane Crane Mengangkat tebu dari truk yang selanjutnya dipindahkan ke
meja tebu 40 Ton Kawasaki 1982 2 unit
3 Truck Tippler Memasukkan atau membongkar muatan tebu dari truck menuju
cane carrier 15 Ton - 1981 1 unit
4 Cane Stacker Memindahkan tebu dari Cane Yard ke Cane Feeding Table 3 Ton Caterpillar 1981 5 unit
5 Cane Feeding Table Menampung dan memasukan tebu yang akan dipotong pada Cane
Carier
4000
ton/hari KHI Japan 1980 2 unit
6 Juice Weigthing Scale Timbangan nira mentah 60 Ton Trivem 1981 1 unit
7 Raw Juice Tank Tangki penampungan nira mentah 20 m3 - - 2 unit
8 Juice Heater Pemanas nira mentah KHI Japan 1981 5 unit
9 Defekator Mengatur PH nira menjadi 8,5-10,5 3 m3 - - 1 unit
10 Clarifier Tank Mengendapkan kotoran yang melayang dan membuang gas-gas
yang mengganggu jalannya pengendapan 470 M
3 Rapi door 444
11 Vacum Filter Penyaring nira kotor 20 ton/jam - - 1 unit
12 Quadruple Evaporator Tangki untuk penguapan nira - K.H.I/ Calandria 1981 2 unit
13 Toladura Reaction
Tank
Tangki untuk pencampuran nira kental dengan susu kapur dan
asam phose 1,5 m
3 Vertical
Cylidrical 1981 1 unit
14 Toladura Aeration
Tank Tangki untuk pencampuran nira kental dan fucolant 90 liter Trivem 1981 1 unit
15 Boiler Sumber penghasil uap bertekanan 60 ton/ jam Yoshimine Boiler 1981 2 unit 16 Turbin Generator Pembangkit tenaga listrik dengan penggerak turbin uap dan diesel
generator Shinko 1982 2 unit
17 Transformator Sebagai alat menurunkan dan menaikkan tegangan arus listrik Hitachi Zosen
2.8. Utilitas
Utilitas adalah fasilitas pendukung kelancaran proses produksi di suatu pabrik. Kebutuhan akan utilitas di Pabrik Gula Kwala Madu meliputi:
1. Penyediaan Air
Air yang digunakan untuk Pabrik Gula Kwala Madu adalah berasal dari sungai. Air tersebut tidak berlangsung digunakan untuk proses produksi maupun air umpan ketel, sebab air sungai itu belum memenuhi persyaratan untuk digunakan. Oleh karena itu diperlukan perlakuan terhadap air agar memenuhi syarat untuk digunakan. Air yang telah diproses diantaranya adalah air bersih yang masuk ke dalam storage tank. Air ini dibagikan ke boiler, stasiun gilingan, stasiun pemurnian, stasiun masakan, untuk air pendingin pada peralatan dan pompa-pompa stasiun masakan dimana air yang digunakan ini diproses lagi. Disamping itu air dari storage tank digunakan untuk pencuci peralatan, lantai dan pemakaian lainnya.
2. Penyediaan Tenaga Listrik
Uap kering yang dihasilkan boiler masuk ke power house untuk menggerakan turbin. Turbin menggerakkan gear untuk memutar generator yang dihasilkan arus listrik. Dalam masa giling, listrik yang dihasilkan digunakan untuk keperluan:
Sedangkan di luar masa giling, pembangkit listrik yang digunakan adalah mesin diesel dan listrik yang dihasilkan untuk keperluan penerangan,
workshop, penggerak motor listrik dan lain-lain.
3. Penyediaan Tenaga Uap
Penyediaan tenaga uap yang terdapat di Pabrik Gula Kwala Madu berasal dari 2 unit boiler jenis pipa air dengan tipe H-1600S dengan kapasitas masing-masing 60 ton uap/jam dimana uap yang dihasilkan kedua boiler ini berguna untuk:
a. Penggerak turbin uap generator listrik. b. Penggerak lima unit turbin penggiling.
c. Perggerak turbin uap Feed Water Pump (pengisian air ketel)
d. Men-suply uap untuk keperluan proses seperti untuk pemurnian,
evaporator, masakan, putaran, sugar dryer and cooler.
4. Workshop
Kegunaan workshop adalah pelayanan teknis, produksi dan pelayanan jasa. Pabrik Gula Kwala Madu memiliki workshop yang bertugas melayani perbaikan dan perawatan. Dalam pengoperasian, operator biasanya mendatangi tempat-tempat dimana terjadinya kerusakan peralatan ataupun diperbaikan di workshop yang ada, antara lain BPT (Bagian Pelayanan Teknis). Bagian ini berfungsi untuk melayani pekerja-pekerja pabrik yang tidak biasa dilayani oleh workshop.
5. Laboratorium
Laboratorium juga memiliki peranan dalam pengawasan dan penentuan mutu hasil produksi yang merupakan tujuan utama dari seluruh produksi. Pengawasan yang dilakukan di laboratorium adalah sebagai berikut:
a. Analisis pada proses:
1) Tebu, meliputi persentase dari pada sabut, brix, pol, kadar air dan kotoran.
2) Nira gilingan I sampai IV, meliputi persentase brix, pol, hasil kemurnian (HK).
3) Ampas, meliputi persentase pol, zat kering, kadar air.
4) Nira mentah, meliputi persentase pol, brix, HK, kadar kapur, kadar phospat.
5) Nira encer meliputi persentase pol, brix, HK, kadar kapur, kadar phospat.
6) Blotong, meliputi persentase pol, zat kering, air, ampas. 7) Kapur, meliputi persentase CaO aktif, suhu, bau, kotoran.
8) Nira kental, meliputi persentase brix, pol, HK, gula reduksi, sakarosa, pH.
9) Masakan gula D1, D2, A, B, SHS, meliputi persentase brix, pol, HK, warna.
10) Tetes, meliputi persentase brix, pol, HK, sakarosa, abu, gulareduksi. b. Analisa pada utilitas yang meliputi:
2) Air Boiler. 3) Air pengisi ketel.
Semua utilitas diatas cukup mendukung kelancaran proses produksi gula tersebut. Akan tetapi, penyediaan air untuk bahan tambahan produksi gula kurang baik dikarenakan sumber airnya berasal dari sungai. Sebaiknya, air yang digunakan berasal dari air yang berasal dari dalam tanah.
2.9. Safety and Fire Protection
Kebakaran pada bangunan gedung menimbulkan kerugian berupa korban jiwa, harta benda dan lingkungan, sementara itu penggunaan bahan atau kompoenen-komponen bangunan dan peralatan serta instalasi dalam bangunan belum memenuhi ketentuan yang berlaku. Menyadari hal tersebut perlu dibuat ketentuan yang bersifat teknis yaitu:
a. Pencegahan kebakaran
Usaha preventive yang dilakukan perusahaan adalah dengan memberikan prosedur kerja yang jelas kepada seluruh karyawan sehingga terhindar dari kecelakaan kerja atau kebakaran yang disebabkan oleh kesalahan operator. Perusahaan juga memberikan display (rambu-rambu) untuk bahan-bahan yang berbahaya atau mudah terbakar.
b. Penanggulangan Kebakaran
mungkin terjadi. Sedangkan untuk pemadaman api, perusahaan menempatkan
fire extinguiser di lantai produksi dan beberapa ruangan kantor.
Penanggulangan kebakaran adalah meliputi tugas dan kewajiban bagi seluruh karyawan agar tercapai kesiapsiagaan dalam menghadapi kebakaran dan memiliki kemampuan untuk dapat mencegah, menghindari dan menyelamatkan diri.
2.10. Limbah
Penanganan limbah dari Pabrik Gula Kwala Madu yang berupa ampas tebu dan minyak gula telah menjadi perhatian khusus oleh pihak perusahaan. Pihak perusahaan menyediakan tempat limbah tersebut agar mudah untuk diolah kembali.