• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tindakan Pencegahan Computer Vision Syndrome pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara Tahun Ajaran 2013 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tindakan Pencegahan Computer Vision Syndrome pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara Tahun Ajaran 2013 2014"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Organ Refraksi

Menurut Khurana (2007), struktur organ yang berperan sebagai media refraksi dari anterior hingga posterior mata ialah :

1. Air Mata 2. Kornea

3. Aqueus Humor 4. Lensa

5. Vitreus Humor

2.1.1. Air Mata

Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola mata. Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu :

1. Sistem produksi atau glandula lakrimal yang terletak di tempero antero superior rongga orbita.

2. Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal dan duktus nasolakrimal (Ilyas, 2010).

Air mata mengalir dari lakus lakrimalis melalui pungtum lakrimalis dan kanalikuli ke sakus lakrimalis, yang terletak di dalam fossa glandula lakrimalis. Duktus nasolakrimalis berlanjut ke bawah dari sakus dan bermuara ke meatus inferior rongga hidung. Air mata diarahkan ke dalam pungtum oleh isapan kapiler, gravitasi, dan kedipan palpebrae. Kombinasi kekuatan isapan kapiler dalam kanalikuli, gravitasi, dan aktivitas memompa otot Horner-perluasan muskulus

(2)

2.1.2. Kornea

Kornea adalah jaringan transparan yang avaskular, dengan bentuk yang cembung seperti kubah. Kornea terletak di depan mata kira-kira berdiameter 11

mm (0,43 inci) dan memiliki ketebalan 500 mikrometer di sentral dan 700 mikrometer di pinggir. Kornea memiliki 5 lapisan yaitu, 90% terdiri dari kolagen yang disusun membentuk suatu lapisan terletak di tengah disebut stroma dan 10% terdiri lapisan epitelium dan lapisan Bowman di bagian depan kornea dan membran Descemet dan lapisan endotelium di bagian belakang kornea. Lapisan epitel dan lapisan Bowmen berfungsi menjaga stroma dari gangguan hidrasi. Membran Descement dibelakang juga memiliki fungsi yang sama untuk protektif, sedangkan endotelium berfungsi sebagai penyalur nutrisi (Van de Pol, 2013).

2.1.3. Aqueus Humor

Aqueus humor adalah cairan yang mengisi ruang dimata di antara kornea dan lensa. Aqueus dihasilkan oleh badan siliari, dimana akan mengalir ke ruangnya diantara lensa dan iris melalui pupil. Fungsi aqueus ada 2, yaitu menyediakan nutrisi untuk kornea dan juga sebagai media refraksi (Van de Pol, 2013).

Volumenya adalah sekitar 250 mikroliter, dan kecepatan pembentukannya memiliki variasi diurnal yaitu 2,5 mikroliter/menit. Tekanan osmotiknya sedikit lebih tinggi dibandingkan plasma. Komposisi aqueus humor serupa dengan plasma, kecuali bahwa cairan ini memiliki konsentrasi askorbat, piruvat, dan laktat yang lebih tinggi tetapi protein, urea, dan glukosa yang lebih rendah (Riordan dan Whitcher, 2009).

2.1.4. Lensa

(3)

Lensa memiliki ketebalan 4 mm dan diameternya 9 mm. Lensa tergantung pada zonula di belakang iris, zonula menghubungkannya dengan korpus siliari. Bagian anterior lensa ialah aqueus humor dan di sebelah posteriornya terdapat

vitreus. Bagian terdapat selapis epitel subskapsular. Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya. Seiring dengan bertambah usia, serat-serat lamelar subepitel terus diproduksinya sehingga lensa perlahan-lahan menjadi lebih besar dan kurang elastik (Riordan dan Whitcher, 2009).

2.1.5. Vitreus Humor

Vitreus adalah suatu badan gelatin yang jernih dan avaskular yang membentuk dua per tiga volume dan berat mata. Vitreus mengisi ruangan yang dibatasi oleh lensa, retina, dan diskus optikus. Vitreus mengandung air sekitar 99%. Sisa 1%-nya meliputi dua komponen, kolagen dan asam hialuronat, yang memberi bentuk dan konsistensi mirip gel pada vitreous karena kemampuannya mengikat banyak air (Riordan dan Whitcher, 2009).

Tabel 2.1. Indeksi Bias Kornea dan Bagian Optis Mata Lainnya

Sumber: Fisika Tubuh Manusia. Edisi kedua. 2006.

Bagian Mata Indeks Bias

Kornea 1,34

Aqueous Humour 1,33

Penutup Lensa 1,38

Bagian Tengah Lensa 1,41

(4)

Gambar 2.1. Anatomi Mata Sumber : National Eye Institute. 2013

2.2. Fisiologi Refraksi

2.2.1. Prinsip Refraksi

Hasil pembiasaan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, vitreus humor , aqueus humor, lensa, dan panjangnya bola mata. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola mata sedemikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah makula lutea. Mata yang normal disebut sebagai mata emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat.

(5)

melakukan akomodasi atau bila melihat benda yang dekat. Bila terdapat kelainan pembiasaan sinar oleh kornea (mendatar atau mencekung) atau adanya perubahan panjang (lebih panjang atau lebih pendek) bola mata maka sinar normal tidak

dapat terfokus pada makula. Keadaan ini disebut sebagai ametropia yang dapat berupa miopia, hipermetropia, atau astigmat (Ilyas, 2010).

2.2.2. Akomodasi

Akomodasi adalah kemampuan lensa untuk mencembung yang terjadi akibat kontraksi otot siliar. Akibat akomodasi, daya pembiasaan lensa bertambah kuat. Kekuatan akomodasi akan meningkat sesuai dengan kebutuhan, makin dekat benda makin kuat mata harus berakomodasi (mencembung). Kekuatan akomodasi diatur oleh refleks akomodasi.

Dikenal beberapa teori akomodasi seperti :

1. Teori Akomodasi Hemholtz : Dimana Zonula Zinn kendor akibat kontraksi otor siliar sirkuler, mengakibatkan lensa yang elastis menjadi cembung dan diater menjadi kecil.

2. Teori akomodasi Thsemig : Dasarnya adalah bahwa nukleus lensa tidak dapat berubah bentuk, tetapi yang dapat berubah bentuk adalah bagian lensa superfisial atau korteks lensa. Pada waktu akomodasi terjadi tegangan pada zonula zinn sehingga nukleus lensa terjepit dan bagian superfisial di depan nukleus akan mencembung (Ilyas, 2010)

Pada keadaan istirahat, lensa dipertahankan berada dalam keadaan tegang oleh ligamentum lensa. Karena bahan lensa bersifat lentur dan kapsul lensa memiliki elastisitas yang tinggi, lensa tertarik menjadi gepeng. Apabila pandangan diarahkan ke benda yang dekat, otot siliaris akan berkontraksi. Hal ini

(6)

2.3. Computer Vision Syndrome

2.3.1. Definisi

Computer Vision Syndrome digambarkan adalah sekelompok masalah pada mata dan gangguan penglihatan yang disebabkan oleh penggunaan komputer. Banyak Individu yang mengalami ketidaknyamanan dan gangguan penglihatan ketika melihat layar komputer dalam periode yang lama. Tingkat kenyamanan meningkat sesuai dengan lama penggunaan komputer (American Optometric Assosiation, 2014).

Pengertian lainnya, Computer Vision Syndrome adalah masalah mata majemuk yang berkaitan dengan pekerjaan jarak dekat yang dialami seseorang selagi atau berhubungan dengan penggunaan komputer (Affandi, 2005).

2.3.2. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis yang didapati dari Computer Vision Syndrome diantaranya adalah :

a. Mata Tegang

Mata tegang adalah salah satu istilah ketidaknyamanan penglihatan. Istilah dikalangan medis disebut astenopia yang didefinisikan sebagai keluhan subjektif penglihatan berupa penglihatan yang tidak nyaman (Affandi, 2005).

Dorland (Edisi 31, 2010) mendefinisikan astenopia adalah kelemahan atau mudah lelahnya organ-organ penglihatan, yang disertai nyeri mata, nyeri kepala, penglihatan kabur dan gejala lainnya.

Menurut penelitian Kusumawaty et al. (2012) didapati bahwa mata tegang atau astenopia ialah gejala tersering yang dikeluhkan oleh

penderita Computer Vision Syndrome (90,6%). Penelitian ini juga didukung oleh Singh dan Wadhawa (2006); (90%) dan Anggraini (2013); (73,6%) dimana didapati mata tegang adalah gejala paling sering dialami.

(7)

(Smitha, 2012). Astenopia juga dapat disebabkan oleh gangguan refraksi (hipermetropi atau miopi), cahaya layar berlebihan, kesulitan koordinasi mata, dan kondisi lingkungan pemakaian komputer yang tidak baik

(Affandi, 2005). b. Sakit Kepala

Sakit kepala adalah keluhan tidak nyaman lainnya dan keluhan ini sering menjadi sebab utama mengapa masyarakat menjalani pemeriksaan mata. Sakit kepala oleh faktor penglihatan sering muncul di arah kepala bagian frontal. Keluhan terjadi paling sering menjelang tengah dan atau akhir hari dan jarang muncul ketika bangun pagi hari dan lebih terasa pada satu sisi kepala.

Para pengguna komputer lebih besar kemungkinannya mengalami sakit kepala jenis otot tegang. Hal ini dapat dipicu oleh berbagai bentuk stress, termasuk kecemasan dan depresi, dan dapat juga dipicu oleh berbagai kondisi gangguan mata, serta kondisi tempat yang tidak layak seperti cahaya terlalu silau ataupun kurang cahaya dan penempatan posisi komputer atau duduk yang tidak benar (Affandi, 2005)

c. Mata Kabur

Pada keadaan normal cahaya tidak berhingga akan berfokus pada retina, demikian pula bila benda jauh didekatkan, maka dengan adanya daya akomodasi benda dapat difokuskan pada retina atau makula lutea. Dengan berakomodasi, maka benda pada jarak yang berbeda-beda akan terfokus pada retina. Akomodasi adalah kemampuan lensa untuk mencembung atau mencekung. Mata kabur adalah keadaan dimana cahaya yang datang tidak terfokus di retina (Ilyas, 2010).

(8)

d. Mata Kering

Mata kering menggambarkan produksi air mata yang tidak cukup atau ketidaknormalan dari komposisi air mata. Gejala mata kering

bervariasi pada tiap-tiap orang seperti perasaan tidak enak dimata, rasa benda asing, mata merah, rasa terbakar (Sadri, 2003).’

Air mata di produksi oleh kelenjar lakrimal, yang dibutuhkan untuk kesehatan mata dan penglihatan yang jelas. Air mata membasahi seluruh permukaan mata untuk menjaga kelembapan dan menyingkirkan mata dari debu dan debris. Air mata juga membantu melindungi mata dari bakteri dan jenis infeksi (National Eye Institute, 2013).

Penelitian telah menunjukkan bahwa kecepatan berkedip pengguna komputer turun secara bermakna pada saat bekerja di depan komputer. Hal ini disebabkan karena konsentrasi pada tugas atau kisaran gerak mata yang relatif terbatas. Banyaknya penguapan (evaporarasi) air mata terkait dengan lamanya terbuka mata. Bila memandang monitor yang lebih tinggi, akan menyebabkan bukaan mata lebih lebar dan semakin meningkatkan penguapan. Penguapan ini lah yang menyebabkan mata kering (Affandi, 2005).

e. Sakit pada Leher dan Bahu

Pada situasi penggunaan komputer, penglihatan pekerja sering terhalang oleh karena itu mereka harus menyesuaikan posisi tubuh untuk mengurangi beban pada penglihatan. Untuk mengurangi beban tersebut maka mereka harus mendongak ke atas dan sedikit condong ke depan agar posisi mata nyaman dan tepat melihat komputer. Condong ke depan ini lah yang dapat membuat beban pada otot leher dan bahu sehingga

menyebabkan sakit pada leher dan bahu (Affandi, 2005). f. Penglihatan Ganda

(9)

yang tidak sekoresponden ini terjadi oleh gangguan kedudukan kedua sumbu bola mata yang tidak sejajar (Ilyas, 2010).

Ketika melihat sebuah objek yang jaraknya dekat, otot mata

mengkonvergensikan kedua mata ke arah hidung. Konvergensi ini memungkinkan kedua mata untuk mempertahankan peletakan kedua bayangan pada tempat setara di kedua retina. Bila kemampuan untuk tetap mengunci posisi kedua mata hilang, mata akan tak searah dan tertuju pada titik yang berbeda. Ketika kedua mata mentransmisikan bayangan tersebut maka akan terjadi penglihatan ganda (Affandi, 2005).

2.3.3. Diagnosa

Computer Vision Syndrome dapat didiagnosis melalui pemeriksaan mata yang komprehensif. Pemeriksaan yang dilakukan dengan penekanan khusus, yang terdiri dari (American Optometric Association, 2014) :

a. Riwayat pasien untuk menentukan gejala-gejala yang dialami oleh pasien, termasuk dengan riwayat gangguan penyakit sebelumnya, riwayat penggunaan obat ataupun keadaan lingkungan saat bekerja yang dapat berkontribusi terhadap gejala-gejala yang berkaitan dengan penggunaan komputer.

b. Pengukuran ketajaman visual untuk menilai sejauh mana penglihatan yang telah terpengaruhi.

c. Pemeriksaan refraksi untuk menentukan kekuatan lensa yang diperlukan untuk mengkompensasi kesalahan refraksi (rabun jauh, rabun dekat atau astigmatisma).

d. Melakukan pengujian bagaimana mata fokus, bergerak, dan bekerja sama.

(10)

2.3.4. Penanganan

Solusi untuk masalah penglihatan yang berkaitan dengan komputer bervariasi. Namun, penanganan Computer vision Syndrome biasanya dapat diatasi

dengan memperoleh perawatan mata secara teratur dan membuat perubahan dalam cara Anda menggunakan komputer (American Optometric Association, 2014)

a. Perawatan Mata

Dalam beberapa kasus, individu tidak memerlukan penggunaan kacamata untuk kegiatan sehari-hari. Mereka dapat menggunakan kacamata yang diresepkan secara khusus untuk penggunaan komputer. Selain itu, orang-orang yang sudah memakai kacamata mendapati bahwa resep mereka saat inipun tidak dapat memberikan visual yang optimal pada saat menggunakan komputer.

Kacamata atau lensa kontak yang diresepkan untuk penggunaan umum mungkin tidak memadai untuk penggunaan komputer. Peresepan lensa untuk memenuhi kemampuan visual yang khusus dari penggunaan komputer mungkin diperlukan. Desain lensa khusus dengan kekuatan lensa atau tints lensa atau pelapis yang dapat membantu untuk memaksimalkan kemampuan visual dan kenyamanan.

Beberapa pengguna komputer yang mengalami masalah dengan memfokuskan mata atau koordinasi mata yang tidak memadai dapat dikoreksi dengan kacamata atau lensa kontak. Sebuah program terapi penglihatan mungkin diperlukan untuk mengobati masalah-masalah tertentu. Terapi penglihatan, juga disebut pelatihan visual, adalah program terstruktur kegiatan visual yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan penglihatan. Terapi ini melatih mata dan otak untuk bekerja

(11)

b. Melihat Komputer

Beberapa faktor penting dalam mencegah atau mengurangi gejala Computer Vision Syndrome harus dilakukan dengan komputer dan bagaimana cara penggunaannya. Ini termasuk kondisi pencahayaan, kenyamanan kursi, lokasi bahan referensi, posisi monitor, dan penggunaan sisa istirahat. Adapun cara untuk mencegah atau mengurangi gejala Computer Vision Syndrome adalah :

1. Lokasi layar komputer. Kebanyakan orang merasa lebih nyaman untuk melihat komputer ketika mata mencari ke bawah. Secara optimal, layar komputer harus 15 sampai 20 derajat di bawah tingkat mata (sekitar 4 atau 5 inci) yang diukur dari pusat layar dan 20 sampai 28 inci dari mata.

2. Bahan referensi. Bahan-bahan ini harus terletak di atas keyboard dan di bawah monitor. Jika hal ini tidak mungkin, pemegang dokumen dapat digunakan di samping monitor. Tujuannya adalah untuk memberi kenyamanan saat melihat dokumen sehingga Anda tidak perlu memindahkan kepala Anda untuk melihat dari dokumen ke layar.

3. Pencahayaan. Posisikan layar komputer untuk menghindari silau, terutama dari overhead pencahayaan atau jendela. Gunakan tirai atau gorden pada jendela dan mengganti lampu di meja lampu dengan lampu watt rendah.

4. Layar Anti-silau. Jika tidak ada cara untuk meminimalkan silau dari sumber cahaya, pertimbangkan untuk menggunakan penyaring silau layar. Filter ini mengurangi jumlah cahaya

yang dipantulkan dari layar.

(12)

lengan saat Anda mengetik. Pergelangan tangan Anda tidak harus beristirahat pada keyboard saat mengetik.

6. Istirahat. Untuk mencegah kelelahan mata, cobalah untuk

mengistirahatkan mata Anda ketika menggunakan komputer untuk waktu yang lama. Istirahatkan mata Anda selama 15 menit setelah dua jam penggunaan komputer terus menerus. Juga, untuk setiap 20 menit melihat komputer, lihatlah pandangan yang jauh selama 20 detik untuk memberi kesempatan mata Anda untuk kembali fokus.

7. Berkedip. Untuk meminimalkan mata kering ketika menggunakan komputer, upayakan untuk berkedip sering. Berkedip secara rutin pada saat penggunaan komputer dapat membuat mata Anda lembab.

8. Pemeriksaan mata secara teratur dan kebiasaan menonton yang tepat dapat membantu untuk mencegah atau mengurangi perkembangan gejala yang berhubungan dengan Computer Vision Syndrome.

(13)

2.4. Pengetahuan

2.4.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour) (Notoadmodjo, 2012).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014), pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui atau segala sesuatu yang diketahui berkenaan dgn hal.

Pengetahuan merupakan hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini mencakup berbagai metode dan konsep-konsep, baik melalui proses pendidikan maupun melalui pengalaman. Pengetahuan diawali dari rasa ingin tahu yang ada dalam diri manusia. Pengetahuan selama ini diperoleh dari proses bertanya dan selalu di tujukan untuk menemukan kebenaran (Sholikhati, 2012).

2.4.2. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2012), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

(14)

Contoh dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan-makanan yang bergizi.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya. e. Sintesis (synthesis)

(15)

dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-peniliaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya, dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya diare di suatu tempat, dapat menafsirkan sebab-sebab mengapa ibu-ibu tidak mau ikut KB dan sebagainya.

2.4.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

Menurut Mubarak et al. (2007) ada tujuh faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi, dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

b. Pekerjaan

(16)

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan

proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.

d. Minat

Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. e. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akn timbul kesan yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.

f. Kebudayaan lingkungan sekitar

Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan

g. Informasi

Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

2.5. Tindakan atau Praktik

2.5.1. Definisi Tindakan

(17)

antara lain adalah fasilitas. Di samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak yang lain (Notoadmodjo, 2012).

2.5.2. Tingkatan Tindakan

Menurut Notoadmodjo (2012) terdapat beberapa tingkatan Tindakan, yaitu:

a. Respons terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh merupakan indikator praktik tingkat pertama. Misalnya, seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar, mulai dari cara mencuci dan memotong-motongnya, lamanya memasak, menutup pancinya, dan sebagainya.

b. Mekanisme (mechanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai tingkat praktik kedua. Misalnya, seorang ibu yang sudah mengimunisasikan bayinya pada umur-umur tertentu, tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain.

c. Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya, tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Misalnya, ibu dapat memilih dan

memasak makanan yang bergizi tinggi berdasarkan bahan-bahan yang murah dan sederhana.

(18)

a. Tindakan (praktik) sehubungan dengan penyakit

Tindakan atau perilaku ini mencakup pencegahan penyakit (mengimunisasikan anaknya, melakukan pengurasan bak mandi seminggu

sekali, menggunakan masker pada waktu kerja di tempat yang berdebu, dan sebagainya) dan penyembuhan penyakit (minum obat sesuai petunjuk dokter, melakukan anjuran-anjuran dokter, berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat, dan sebagainya).

b. Tindakan (praktik) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

Tindakan atau perilaku ini mencakup antara lain : mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, melakukan olahraga secara teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras dan narkoba, dan sebagainya. c. Tindakan (praktik) kesehatan lingkungan

Perilaku ini antara lain mencakup : membuang air besar di toilet, membuang sampah pada tempatnya, menggunakan air bersih untuk mandi dan sebagainya.

Penelitian Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoadmodjo (2012) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, dingkat AIETA, yang artinya:

1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

3. Evaluation (menimabang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya), hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

Gambar

Tabel 2.1.  Indeksi Bias Kornea dan Bagian Optis Mata Lainnya
Gambar 2.1. Anatomi Mata
Gambar 2.2. Posisi Penggunaan Komputer yang baik dan benar

Referensi

Dokumen terkait

All the tested compounds 1 – 4 exhibited antituberculosis activity against Mycobacterium tuberculosis H37Rv, with MIC values of 50 µg/mL for compounds 1–3 , and 100 µg/mL

Diagram alir ini berfungsi untuk menggambarkan alur algoritma serta proses yang digunakan pada Sistem Pendukung Keputusan kenaikan jabatan dengan menggunakan metode profile

Langkah populer yang saat ini sedang dijalankan oleh Dua Kelinci dan belum tersentuh oleh pesaingnya kaitannya dengan proses perpindahan rantai nilai pada

Hasil analisis uji F menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,000 pada tingkat signifikan < 0,05 menunjukkan bahwa nilai sig pada uji F lebih kecil dari alpha

Tulisan ini merupakan Skripsi dengan judul “Pengaruh Ketebalan Bahan Terhadap Kinetika Pengeringan Kentang (Solanum tuberosum L.) Menggunakan Pengering Surya Metode Tidak

[r]

Warna merah untuk buah yang sudah agak tua bewarna hitam waktu masih muda tidak lengket.Banyak Tumbuh di daerah dataran agak tinggi ( lereng gunung ) pohon jeronang ini

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, yaitu tentang pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Belanja Modal yang