Lampiran 1. Gambar dan Spesifikasi Sampel serta Gambar Alat Spektrofotometer Ultraviolet (UV)
Gambar 20. Sampel Minuman Berenergi
Kandungan bahan-bahan dalam sampel:
Minuman Berenergi Merek Kratingdaeng® Minuman Berenergi Merek M-150®
Taurine 800 mg Taurine 1000 mg
Kafein 50 mg Kafein 50 mg
Inositol 50 mg Inositol 50 mg
Niasinamid 20 mg Niacinamide (vitamin B3) 20 mg Tartrazin Cl 19140 Dexpanthenol (provitamin B5) 5 mg
Vitamin B6 5 mg Pyridoxine HCl (vitamin B6) 5 mg
Sukrosa 25 g Vitamin B12 5 mg
Air Sukrosa 25 g
Natrium Benzoat Natrium Benzoat
Tartrazin Cl 19140 Asam sitrat
Ponceau 4R Cl 16255 Trisodium sitrat
Panjang gelombang maksimum bahan-bahan dalam sampel:
bahan Panjang gelombang
maksimum (nm)
Rujukan
Taurine 570 Draganov, dkk., 2014
Kafein 273 Moffat, dkk., 2005
Inositol 261 Moffat, dkk., 2005
Niasinamid 261 Moffat, dkk., 2005
Vitamin B6 290 Moffat, dkk., 2005
Vitamin B12 361 Moffat, dkk., 2005
Sukrosa 190 Sumantri, dkk., 2013
Natrium Benzoat 230 Moffat, dkk., 2005
Tartrazin 425 Moffat, dkk., 2005
Asam sitrat 520 Napitupulu, 2011
Ponceau 4R 506 Kartadarma, dkk., 2007
Lampiran 2. Kurva Serapan Kafein dan Asam Benzoat
Gambar 21. Kurva serapan kafein 8 μg/mL
Gambar 23. Kurva serapan kafein 10 μg/mL
Gambar 25. Kurva serapan kafein 12 μg/mL
Gambar 27. Kurva serapan asam benzoat 4 μg/mL
Gambar 29. Kurva serapan asam benzoat 6 μg/mL
Lampiran 3. Kurva Serapan Derivat Pertama Kafein dan Asam Benzoat
Gambar 31. Kurva serapan derivat pertama kafein 8 μg/mL
Gambar 33. Kurva serapan derivat pertama kafein 10 μg/mL
Gambar 35. Kurva serapan derivat pertama kafein 12 μg/mL
Gambar 37. Kurva serapan derivat pertama asam benzoat 4 μg/mL
Gambar 39. Kurva serapan derivat pertama asam benzoat 6 μg/mL
Lampiran 4. Kurva Serapan Derivat Kedua Kafein dan Asam Benzoat
Gambar 41. Kurva serapan derivat kedua kafein 8 μg/mL
Gambar 43. Kurva serapan derivat kedua kafein 10 μg/mL
Gambar 45. Kurva serapan derivat kedua kafein 12 μg/mL
Gambar 47. Kurva serapan derivat kedua asam benzoat 4 μg/mL
Gambar 49. Kurva serapan derivat kedua asam benzoat 6 μg/mL
Lampiran 5. Kurva Serapan Panjang Gelombang Analisis
Gambar 51. Kurva Serapan Derivatif Kedua Kafein 9 μg/mL (λ= 293,40 nm)
Gambar 53. Kurva serapan derivat kedua campuran yang di dalamnya terdapat
Lampiran 6. Data Kalibrasi Kafein BPFI, Persamaan Regresi dan Koefisien Korelasi
Kalibrasi Serapan Derivat Kedua Kafein pada Panjang Gelombang 293,40 nm
No. Konsentrasi (μg/mL)(X) Absorbansi(Y)
1. 0,0000 0,0000
Perhitungan Persamaan Garis Regresi
��= ���+�
�= �� − ���= (0,0025)−(3,0214. 10−4)(8,3333) =−1,7823. 10−5
Maka, persamaan garis regresinya adalah � = (3,0214� −0,1782) × 10−4
Perhitungan Koefisien Korelasi(⥾)
⥾
=
(∑ ��)−(∑ �)(∑ �)/���(∑�2)−(∑ �)2/���(∑ �2)−(∑ �)2/��
⥾
=
(0,1532) – (50)(0,015) /6�[(510)−(50)2/6][(4,61.10−5)−(0,015)2/6]
⥾
=
0,0280,02801
⥾ = 0,9996
Lampiran 7. Data Kalibrasi Asam Benzoat BPFI, Persamaan Regresi dan Koefisien Korelasi
Kalibrasi Serapan Derivat Kedua Asam Benzoat pada Panjang Gelombang 213,20 nm
No. Konsentrasi (μg/mL)(X) Absorbansi(Y)
1. 0,0000 0,0000
Perhitungan Persamaan Garis Regresi
�
=
(
∑ ��
)
−
(
∑ �
)(
∑ �
) /
�
Perhitungan Koefisien Korelasi(⥾)
⥾
=
(∑ ��)−(∑ �)(∑ �)/�Lampiran 8. Perhitungan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ) Kafein
Lampiran 9. Perhitungan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ) Asam Benzoat
Lampiran 10. Kurva Serapan Derivat Kedua Sampel
Gambar 55. Kurva Serapan Kratingdaeng® -2
Gambar 57. Kurva Serapan Kratingdaeng® -4
Gambar 59. Kurva Serapan Kratingdaeng® -6
Gambar 61. Kurva SerapanM-150® -2
Gambar 63. Kurva SerapanM-150® -4
Gambar 65. Kurva SerapanM-150® -6
Lampiran 11.Hasil Analisis Kadar Natrium Benzoat dan Kafein dalam Sampel 1. Sampel Merek Kratingdaeng
No
� 306,0326 45,9049 253,3587 298,9807
No Vol
� 311,5428 46,7314 239,8346 283,0213
Lampiran 12.Contoh Perhitungan Jumlah Kafein dan Natrium Benzoat dalam SampelKratingdaeng®
Volume sampel yang digunakan = 0,5 mL Absorbansi analisis (Y) :
Kafein (293,40 nm) = 0,0019 Asam Benzoat (213,20 nm) = 0,0033
Persamaan regresi pada panjang gelombang maksimum kafein (λ=293,40 nm) : Y = (3,0214X – 0,1782) . 10
Persamaan regresi pada panjang gelombang maksimum asam benzoat -4
persamaan regresi pada masing-masing panjang gelombang.
C : konsentrasi larutan sampel (μg/mL) V : volume larutan pengenceran (mL) Fp : faktor pengenceran
W : volume sampel (mL)
Maka, Konsentrasi kafein = 6,3474 µg/mL × 25 mL × 1 0,5 mL
= 317,37 µg/mL
Konsentrasi kafein dalam sampel = konsentrasi kafein x persen baku kafein = 317,37 µg/mL x 99,90%
= 317,0526 µg/mL
Volume sampel Kratingdaeng®
Jumlah kafein dalam sampel = kons. kafein dalam sampel x volume sampel = 150 mL
= 47,5579 mg
C : kosentrasi larutan sampel (μg/mL) V : volume larutan pengenceran (mL) Fp : faktor pengenceran
W : volume sampel (mL)
Konsentrasi asam benzoat = 5,3415 µg/mL × 25 mL × 1 0,5 mL
= 267,0793 µg/mL
Konsentrasi asam benzoat = kons. asam benzoat x persen baku natrium benzoat = 267,0793 µg/mL x 100,34%
= 267,9873 µg/mL
Dilakukan penyetaraan dalam berat dengan melakukan penimbangan dalam 100 mL sampel yang wadahnya telah dikalibrasi dengan hasil sebagai berikut:
= 26798,73µg/105,2331 g = 254,6607 µg/g
= 254,6607 mg/Kg
Kadar natrium benzoat = kadar asam benzoat x BM natrium benzoat BM asam benzoat BM natrium benzoat = 144,11 ; BM asam benzoat = 122,12
Kadar natrium benzoat dalam sampel = kadar asam benzoat x BM Na benzoat BM asam benzoat = 254,6607 mg/Kg x 144,11
122,12 = 300,5172 mg/Kg
Lampiran 13.Contoh Perhitungan Jumlah Kafein dan Natrium Benzoat dalam Sampel M-150®
Volume sampel yang digunakan = 0,5 mL Absorbansi analisis (Y) :
Kafein (293,40 nm) = 0,0018 Asam Benzoat (213,20 nm) = 0,0028
Persamaan regresi pada panjang gelombang maksimum kafein (λ=293,40 nm) : Y = (3,0214X – 0,1782) . 10
Persamaan regresi pada panjang gelombang maksimum asam benzoat -4
(λ= 213,20 nm) : Y = (6,1027X + 0, 4019) . 10
Sehingga untuk mendapatkan kadar (X) sampel, digunakan subtitusi Y terhadap persamaan regresi pada masing-masing panjang gelombang.
Konsentrasi Kafein : Y = (3,0214X – 0,1782) . 10-4
C : konsentrasi larutan sampel (μg/mL) V : volume larutan pengenceran (mL) Fp : faktor pengenceran
W : volume sampel (mL)
Maka, Konsentrasi kafein = 6,0164 µg/mL × 25 mL × 1 0,5 mL
= 300,82 µg/mL
Konsentrasi kafein dalam sampel = konsentrasi kafein x persen baku kafein = 300,82 µg/mL x 99,90%
= 300,5232 µg/mL
Volume sampel M-150®
Jumlah kafein dalam sampel = kons. kafein dalam sampel x volume sampel = 150 mL
= 300,5232 µg/mL x 150 mL = 45078,48 µg
Konsentrasi Asam Benzoat : Y = (6,1027X + 0,4019) . 10-4
C : kosentrasi larutan sampel (μg/mL) V : volume larutan pengenceran (mL) Fp : faktor pengenceran
W : volume sampel (mL)
Konsentrasi asam benzoat = 4,5223 µg/mL × 25 mL × 1 0,5 mL
= 226,1139 µg/mL
Konsentrasi asam benzoat = kons. asam benzoat x persen baku natrium benzoat = 266,1139 µg/mL x 100,34%
= 266,8826 µg/mL
Dilakukan penyetaraan dalam berat dengan melakukan penimbangan dalam 100 mL sampel yang wadahnya telah dikalibrasi dengan hasil sebagai berikut:
100 mL sampel setara dengan 105,4542 g sampel Kadar asam benzoat dalam sampel = 266,8826µg/mL
= 215,1480 µg/g = 215,1480 mg/Kg
Kadar natrium benzoat = kadar asam benzoat x BM natrium benzoat BM asam benzoat BM natrium benzoat = 144,11 ; BM asam benzoat = 122,12
Kadar natrium benzoat dalam sampel = kadar asam benzoat x BM Na benzoat BM asam benzoat = 215,1480 mg/Kg x 144,11
122,12 = 253,8895 mg/Kg
maka t(α/2,dk)
Data diterima jika t hitung < t tabel = 4,0321
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima.
Jumlah Kafein dalam sampel merek Kratingdaeng®
μ = � ± (t
�= 298,9807 Σ(� − �)2= 11799,0877
Data diterima jika t hitung < t tabel = 4,0321
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima.
Kadar natrium benzoat pada sampel merek Kratingdaeng®
μ = � ± (t
: α/2, dk)
= (298,9807 ± 79,9639) mg/Kg
Lampiran 15.Perhitungan Statistik Jumlah Kafein dan Natrium Benzoat dalam Sampel Merek M-150®
maka t(α/2,dk)
Data diterima jika t hitung < t tabel = 4,0321
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima.
Jumlah Kafein dalam sampel merek M-150®
μ = � ± (t
�= 283,0213 Σ(� − �)2= 2609,4614
Data diterima jika t hitung < t tabel = 4,0321
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima.
Kadar natrium benzoat pada sampel merek M-150®
= (283,0213 ± 37,6049) mg/Kg
Lampiran 16. Kurva Serapan Uji Perolehan KembaliM-150®
Gambar 67. Kurva Serapan Uji Perolehan KembaliM-150® -2
Gambar 69. Kurva Serapan Uji Perolehan KembaliM-150® -4
Gambar 71. Kurva Serapan Uji Perolehan KembaliM-150® -6
Lampiran 17. Hasil Uji Perolehan Kembali Kafein dan Natrium Benzoat Setelah Penambahan Masing-Masing Larutan Standar Pada Sampel M-150®
1. Hasil Analisis Kafein Setelah Penambahan Larutan Standar Kafein Sampel
Sampel
Lampiran 18. Contoh Perhitungan Uji Perolehan Kembali dengan menggunakan Sampel M-150®
Volume sampel yang digunakan = 0,5 mL Absorbansi analisis (Y) :
Kafein (293,40 nm) = 0,0048 Asam Benzoat (213,20 nm) = 0,0058
Persamaan regresi pada panjang gelombang maksimum kafein (λ=293,40 nm) : Y = (3,0214X – 0,1782) . 10
Konsentrasi Kafein : Y = (3,0214X – 0,1782) . 10-4
1. Perhitungan Uji Perolehan Kembali Kafein
Konsentrasi awal setelah penambahan larutan baku = 15,9456 µg/mL Konsentrasi = Konsentrasi (µg/mL )
Volume sampel (mL ) × volume (mL) × Faktor pengenceran
= 15,9456 µg/mL × 25 mL × 1 0,5 mL
= 797,2827 µg/mL CF
= 797,2827 µg/mL x 99,90%
= konsentrasi kafein x persen baku kafein
= 796,4854 µg/mL
Kadar kafein setelah ditambah larutan baku (CF
Kadar rata-rata kafein sebelum ditambah larutan baku (C
) = 796,4854 µg/mL A
Kadar larutan standar yang ditambahkan (C
=480 µg/mL
2. Perhitungan Uji Perolehan Kembali Natrium Benzoat
Konsentrasi awal setelah penambahan larutan baku = 9,4381 µg/mL Konsentrasi = Konsentrasi (µg/mL )
Volume sampel (mL ) × volume (mL) × Faktor pengenceran
= 9,4381 µg/mL × 25 mL × 1
= konsentrasi x persen baku natrium benzoat
= 449,0207 µg/g
Kadar natrium benzoat dalam sampel = kadar asam benzoat x BM Na benzoat BM asam benzoat = 449,0207 µg/g x 144,11
122,12 = 529,8753µg/g
Kadar natrium benzoat setelah ditambah larutan baku (CF Kadar rata-rata na. benzoat sebelum ditambah larutan baku (C
) = 529,8753 µg/g A
Kadar larutan standar yang ditambahkan (C
) = 283,0213 µg/g *
C*A
Lampiran 19. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (RSD) Jumlah Kafein No. Persen Perolehan Kembali
=
�
125,57035 = 5,01
RSD = SD X
�x 100%
= 5,0114
Lampiran 20. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (RSD) Kadar Natrium Benzoat
No. Persen Perolehan Kembali
Lampiran 21. Perhitungan Pembuatan HCl 0,1N
Lampiran 22. Bagan Alir Prosedur Penelitian
diambil 10 mL
dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL
dilarutkan dan dicukupkan dengan HCL 0,1N
LIB II Kafein 50 μg/mL
diambil 5,5mL diambil 6 mL
diukur serapan
ditimbang 50 mg
dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL
dilarutkan dan dicukupkan dengan HCL 0,1N
diambil 10 mL
dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL
dilarutkan dan dicukupkan dengan HCL 0,1N
LIB II Asam Benzoat 50 μg/mL
Standar 1 Asam Benzoat BPFI
ditimbang 50 mg
dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL
dilarutkan dan dicukupkan dengan HCL 0,1N
Larutan Standar Asam Benzoat (3; 4; 5; 6; 7μg/mL)
diukur serapan pada λ 200-400 nm ditransformasikan ke serapan derivat pertama
ditransformasikan ke serapan derivat kedua
ditentukan zero crossing ditentukan panjang gelombang analisis
dibuat kurva kalibrasi λasam benzoat = 213,20 nm
Y = (6,1027 X + 0,4019) X 10-4
Larutan Standar Kafein (8; 9; 10; 11; 12μg/mL)
diukur serapan pada λ 200-400 nm ditransformasikan ke serapan derivat pertama
ditransformasikan ke serapan derivat kedua
ditentukan zero crossing ditentukan panjang gelombang analisis
dibuat kurva kalibrasi
Sampel
diambil 20 mL
dimasukkan ke dalam beaker gelas
dihangatkan di hotplate suhu 70oC selama 3 menit disaring
didinginkan diambil 0,5 mL
dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL dilarutkan dan dicukupkan dengan HCL 0,1N
diukur pada λ 213,20 nm dan 293,40 nm