• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Carboxymethyl Cellulose (CMC) Dari Selulosa Kulit Ari Biji Alpukat dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Pengental Pada Saus Tomat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembuatan Carboxymethyl Cellulose (CMC) Dari Selulosa Kulit Ari Biji Alpukat dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Pengental Pada Saus Tomat"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

THE USING OF CARBOXYMETHYL CELLULOSE (CMC) FROM AVOCADO SEED COAT AS THICKENER

ON TOMATO SAUCE MAKING

ABSTRACT

The using of Carboxymethyl Cellulose (CMC) from avocado seed coat as thickener in tomato sauce making is do by three stages. First stage is isolation process of α-selulosa from avocado seed coat which analyzed using FTIR analysis by comparing FTIR analysis output of commercial cellulose and obtained cellulose content as much as 11,32%. At the second stage, cellulose is alkalized using isopropanol with NaOH 30% then being carboxymethylated using monochloroacetic acid and etanol, also purrification which using sentrifugator by adding aquadest and aseton which produce Carboxymethyl Cellulose (CMC), FTIR peak which similar with commercial CMC FTIR peak. Third stage is the making of tomato sauce by adding CMC which variation of 0 gram; 0,5 gram; 1 gram; 1,5 gram of CMC. Then the tomato sauce which is produced is viscosity examined using Brookfield viscosimeter by comparing with commercial tomato sauce. Based on viscosity test outcome, none adding CMC tomato sauce has thickness character which similar with commercial tomato sauce. Based on CMC adding against color, taste, flavor and texture is observed ot showing much impact significantly.

Keywords : Avocado Seed Coat, Cellulose, CMC, Thickener, Tomato Sauce

(2)

PEMBUATAN CARBOXYMETHYL CELLULOSE (CMC) DARI SELULOSA KULIT ARI BIJI ALPUKAT

DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PENGENTAL PADA

SAUS TOMAT

ABSTRAK

Pemanfaatan karboksimetil selulosa dari kulit ari biji alpukat sebagai bahan pengental dalam pembuatan saus tomat terjadi dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah isolasi α-selulosa dari serbuk kulit ari biji alpukat yang dianalisis menggunakan analisa FTIR dengan membandingkan hasil analisa FTIR yang didapat dengan analisis FTIR selulosa komersil serta didapat kadar selulosa sebanyak 11,32%. Pada tahap kedua, selulosa dialkalisasi menggunakan isopropanol dengan NaOH 30% lalu dikarboksimetilasi menggunakan asam monokloroasetat yang kemudian direfluks dan dinetralkan dengan asam asetat dan etanol, serta pemurnian yang menggunakan sentrifugator dengan penambahan akuades dan aseton yang menghasilkan karboksimetil selulosa (CMC), peaK FTIR yang serupa dengan peak FTIR pada CMC komersil. Tahap ketiga yaitu pembuatan saus tomat dengan penambahan CMC dengan penambahan variasi CMC 0 gram; 0,5 gram; 1 gram; dan 1,5 gram. Kemudian saus tomat yang dihasilkan diuji viskositas menggunakan viskosimeter Brookfield dengan membandingkan saus tomat komersil. Berdasarkan hasil uji viskositas, saus tomat tanpa penambahan CMC memiliki sifat kekentalan yang menyerupai saus tomat komersil. Berdasarkan pengaruh penambahan CMC terhadap warna, rasa, aroma serta tekstur dilihat tidak menampakkan pengaruh yang signifikan.

Kata kunci : Kulit Ari Biji Alpukat, Selulosa, CMC, Pengental, Saus Tomat, Brookfield

Referensi

Dokumen terkait

Dengan diberikan kumpulan benda konkret, siswa dapat menyatakan kalimat matematika yang berkaitan dengan masalah tentang pengurangan dengan benar.. Dengan diberikan kumpulan

Pada Hari ini Selasa Tanggal Lima belas Bulan Januari Tahun Dua ribu tiga belas, yang bertanda tangan dibawah ini Panitia Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan

J 533 1 15 Jasa Konsultansi Pengawasan Pengawasan Revitalisasi Gedung Kantor

Email : wagiran@uny.ac.id; maswagiran@yahoo.com Unit Kerja : Fakultas Teknik. Status

Hipotesa adalah usulan penyelesaian yang berupa saran daan sebagai konsekwensinya harrus dipandang bersifat sementara dan diverifikasi. Di dalam proses menemukan hipotesa

pentingnya pelaksaan program K3 ini, maka peneliti tertarik untuk judul “Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Kenyamanan Kerja Karyawan”..

  Tersedia ya hasil  pe gkajia  da  pe ge a ga   odel/progra  PAUD‐Dik as ya g  er utu,     er a asa  ge der, ESD da  ke arga egaraa  glo

Berbeda dengan pembelajar visual yang mengandalkan penglihatan, tipe pembelajar auditorial ini mengandalkan indra pendengaran untuk belajar, sehingga media pembelajaran yang