• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Motivasi Belajar dan Fasilitas Belajar dengan Kemandirian Belajar pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII di SMPIT Izzatul Islam Getasan Tahun 20162017 T1 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Motivasi Belajar dan Fasilitas Belajar dengan Kemandirian Belajar pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII di SMPIT Izzatul Islam Getasan Tahun 20162017 T1 BAB I"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

. Pendidikan merupakan institusi penting bagi proses penyiapan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk mampu bersaing dalam situasi dunia yang semakin global. Sumber daya manusia dikatakan maju apabila memiliki kecerdasan emosional.

Kecerdasan emosional sangat erat hubungannya dengan kemandirian, hal ini sesuai dengan isi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I, pasal 1, ayat 1 yang menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional mempunyai tujuan mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang mengedepankan kemandirian belajar siswa dalam usaha mengembangkan kecerdasan spiritual, kepribadian, pengendalian diri maupun akhlak mulia yang merupakan komponen -komponen dalam aspek kecerdasan emosional (soft skill) di samping kecerdasan intelektual”.

Menurut isi Undang-undang tersebut dapat terlihat bahwa kemandirian sangat penting dalam kegiatan pembelajaran karena kemandirian merupakan sikap pribadi yang sangat diperlukan oleh setiap individu. Menurut La Sulo (2005: 50),

“Kemandirian dalam belajar adalah aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri dari pembelajar”.

(2)

2

Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, setiap anak harus mempunyai sikap kemandirian yang tinggi. Karena di masa depan anak akan dituntut untuk dapat hidup di dunia yang penuh akan persiangan, sehingga setiap anak harus ditanamkan sikap kemandirian sejak SMP untuk menghadapi kehidupan di masa depan dan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Studi pendahuluan yang dilakukan di SMPIT Izzatul Islam Getasan memperlihatkan kemandirian belajar pada diri siswa masih kurang. Hal tersebut terlihat ketika siswa diberikan tugas oleh guru, beberapa siswa masih bertanya pada temannya karena siswa tidak memperhatikan perintah guru. Selain itu, siswa masih memanfaatkan temannya untuk mencari jawaban dari tugas tersebut, ada pula siswa yang mencontek pada saat ulangan sehingga siswa tidak mengerjakan soal dengan kemampuannya sendiri dan siswa terlihat kurang percaya diri dengan kemampuannya sendiri.Kemudian terdapat siswa yang masih takut dalam mengemukakan pendapat dikelas, sehingga siswa hanya mengikuti pendapat teman yang lain. Berdasarkan informasi dari guru pengampu mata pelajaran IPS, terdapat beberapa siswa yang tertarik dan aktif serta mendengarkan penjelasan dari guru pada pelajaran IPS. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa sikap siswa tersebut kurang mandiri dan percaya diri.

Kemandirian belajar juga erat kaitanya dengan motivasi belajar. Karena semakin tinggi motivasi belajar siswa kemandirian belajar siswa juga akan tinggi. Motivasi belajar siswa meningkat akan terlihat ketika siswa mengerjakan tugas atau melaksanakan proses pelajaran dikelas. Siswa yang tertarik melaksanakan atau mengikuti pelajaran akan berusaha sendiri dalam memahami materi. Menurut Hamalik (2011: 161) dikatakan bahwa

“Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan

(3)

3

Sehingga menurut pendapat tersebut motivasi merupakan dorongan untuk dapat melakukan sebuah kegiatan belajar siswa dengan baik dan dengan sepenuh hati. Dengan demikian, dengan adanya motivasi belajar maka para siswa diharapkan untuk dapat menggerakkan keinginan belajar secara maksimal.

Peningkatan motivasi belajar akan menumbuhkan sikap mandiri yang lebih tinggi. Dengan motivasi belajar, siswa akan lebih mempunyai sikap percaya diri dan juga akan mendorong siswa dalam kegiatan belajar, siswa akan lebih percaya diri saat mengerjakan tugas yang diberikan tugas oleh guru. Selain itu, motivasi belajar siswa akan membantu siswa dalam hal menangkap materi pembelajaran dikelas, dengan adanya motivasi belajar siswa akan lebih mendengarkan penjelasan oleh guru, memperhatikan setiap perintah yang di kemukakan oleh guru, dan siswa akan lebih mengetahui pentingnya setiap penjelasan oleh guru sehingga siswa tidak membuang waktu dikelas dengan mengobrol dengan temannya.

Selain motivasi, dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa maka perlu diadakan dan diciptakan suatu fasilitas yang dapat membantu dan mendorong kemandirian belajar siswa. Seperti dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2013 pasal 45 ayat 1 tentang fasilitas pendidikan yang menyatakan

“Setiap satuan pendidikan baik formal maupun non formal menyediakan fasilitas yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kewajiban peserta didik”.

(4)

4

mengetahui lebih jauh tentang mata pelajaran yang sedang dipelajarinya sehingga kemandirian belajar akan meningkat.

Berdasarkan observasi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 7 Febuari 2017 di kelas VII A, VII B, dan VII C di SMPIT Izzatul Islam Getasan memperlihatkan adanya beberapa permasalahan kemandirian belajar yang masih rendah dikalangan siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS. Rendahnya kemandirian belajar dilihat dari beberapa faktor seperti kurangnya motivasi belajar yang ada dalam diri siswa, dan fasilitas belajar yang kurang dimanfaatkan dengan baik oleh siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka gejala problematis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ada siswa yang kurang dalam motivasi belajar untuk belajar mandiri saat diberikan tugas oleh guru pada saat pelajaran IPS di SMPIT Izzatul Islam Getasan.

2. Fasilitas belajar yang kurang digunakan dan dimanfaatkan dengan maksimal oleh sebagian besar siswa kelas VII di SMPIT Izzatul Islam Getasan.

3. Rendahnya kemandirian belajar siswa dilihat dari siswa yang kurang aktif

saat pembelajaran berlangsung dan siswa yang belum mempunyai usaha maksimal siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Berdasarkan uraian gejala problematis tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan Motivasi Belajar dan Fasilitas Belajar Dengan Kemandirian Belajar pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMPIT Izzatul Islam Getasan Tahun 2016/2017”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan indentifikasi masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

(5)

5

2. Adakah hubungan fasilitas belajar dengan kemandirian belajar siswa kelas VII di SMP IT Izzatul Islam Getasan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui hubungan motivasi belajar dengan kemandirian belajar siswa kelas VII di SMP IT Izzatul Islam Getasan Tahun ajaran 2016/2017..

2. Mengetahui hubungan fasilitas belajar dengan kemandirian siswa kelas VII di SMP IT Izzatul Islam Getasan Tahun ajaran 2016/2017.

1.4 Signifikasnsi Penelitian 1. Signifikasnsi Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermaksud untuk mendukung pendapat dari Munjiman (2011 : 1) :

“Belajar mandiri dapat diartikan sebagai kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki”.

2. Signifikansi Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Guru SMPIT Izzatul Islam Getasan

Guru akan memperoleh informasi tentang pentingnya motivasi belajar siswa dan kelengkapan fasilitas belajar. Hal ini akan menjadi pertimbangan dalam peningkatan kemandirian belajar siswa dengan memberikan dorongan kepada siswa untuk menumbuhkan motivasi belajar serta tetap memperhatikan fasilitas belajar untuk menunjang keberhasilan kemandirian belajar siswa.

2. Siswa SMPIT Izzatul Islam

(6)

6

memanfaatkan fasilitas belajar secara maksimal serta meningkatkan kemandirian belajar agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat menjadi referensi yang berguna bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti mengenai kemandirian belajar siswa.

1.5 Keterbatasan

Karena adanya keterbatasan, baik tenaga, dana, dan waktu, supaya penelitian lebih terfokus maka peneliti hanya akan meneliti kelas VII di SMPIT Izzatul Islam Getasan. Terdapat berbagai faktor kemandirian namun hanya akan membahas tentang 3 variabel saja yaitu hubungan variabel

motivasi belajar dan fasilitas belajar serta kemandirian belajar dengan batasan masalah sebagai berikut :

1. Objek penelitian ini adalah motivasi belajar dan fasilitas belajar sebagai penunjang peningkatan kemandirian belajar siswa di sekolah.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh itu, IPTA tempatan telah menyediakan kursus-kursus pelengkap yang mempunyai unsur-unsur pengajian umum kepada kursus teras dalam kurikulum setiap program yang

Jagung merupakan bahan pakan yang mengandung sumber energi tinggi. Tepung jagung berasal dari penggilingan biji jagung yang

Before using Explicit Vocabulary Instruction in teaching process, the researcher gave the pre-test to the sample of the research. The amount of test was 20 items,

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kompensasi terhadap motivasi kerja karyawan pada Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang,

Hal ini dapat digunakan bank untuk memastikan pinjaman yang diberikan tidak terkonsentrasi pada kualitas pinjaman yang rendah dengan angka probabilitas gagal bayar yang

ANALISIS VERBZUSATZ DALAM HÖRBUCH DIE ANGST UND DER TOD KARYA FRANZ SPECHT (2006).. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Untuk mengetahui kerataan permukaan benda kerja dilakukan dengan pengamatan menggunakan Prussian Blue Paste.. Benda kerja yang telah dikerjakan

Risiko Kredit dapat dikendalikan dengan menggunakan sistem Pengendalian Risiko Kredit (Risk Control System) yang didefinisikan sebagai serangkaian sistem yang dilakukan