• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESIKO KREDIT PADA BANK UMUM DI INDONESI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RESIKO KREDIT PADA BANK UMUM DI INDONESI (1)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

RESIKO KREDIT PADA BANK UMUM DI INDONESIA 2015 - 2016

Rafika Nur Avyani Universitas Trilogi

1. Latar Belakang

Manajemen Risiko adalah suatu pendekatan metodologi yang terstruktur dalam mengelola (Manage) sesuatu yang berkaitan dengan sebuah ancaman karna ketidakpastian. Ancaman yang dimaksud disini adalah akibat dari aktivitas individu / manusia termasuk yang terdapat / berperan didalamnya. Aktivitas ini meliputi penilaian risiko yang mengancam, pengembangan strategi untuk menanggulangi risiko dengan pengelolaan sumber daya yang ada.

Risiko itu sendiri dibagi menjadi 2 kategori besar, yaitu :

Risiko Murni (Pure Risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Risk Pure ini contohnya adalah bencana alam, kebakaran, dll.

Risiko Spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi oleh perusahaan / Individu yang dapat memberikan keuntungan dan dapat memberikan kerugian. Resiko Spekulatif ini adalah risiko yang ada dalam segala hal. Misalnya dalam berbisnis, kita bisa untung dan juga bisa rugi. Risiko ini juga dapat disebut sebagai Business Risk (Resiko Bisnis).

Sasaran dan tujuan pelaksanaan Manajemen Resiko adalah untuk mengurangi risiko yang mungkin akan muncul (ancaman) dan berkaitan dengan bidang yang telah dipilih. Terpenting adalah harus dapat diterima oleh masyarakat. Siamat (2005) mendefinisikan risiko usaha atau business risk bank sebagai tingkat ketidakpastian mengenai pendapatan yang diperkirakan akan diterima. Risiko usaha yang dapat dihadapi bank antara lain risiko kredit, risiko investasi, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko penyelewengan (fraud risk), risiko fidusia, risiko tingkat bunga, risiko solvensi, risiko valuta asing, dan risiko persaingan.

(2)

apabila tidak dikelola dengan baik, maka akan mengakibatkan proporsi kredit yang bermasalah semakin besar, sehingga akan berdampak negatif pada kondisi perbankan.

2. Tujuan

 Apakah pengertian dari Risiko Kredit dan apa saja macam-macam Risiko Kredit itu ?  Bagaimana cara manajemen resiko kredit ?

 Apa saja metode-metode dalam pengelolaan Risiko Kredit ?  Bagaimanakah cara pengendalian dari Risiko Kredit ?

3. Literatur ( isi / pembahasan )

Menurut Hardanto (2006), mengemukakan bahwa risiko kredit adalah risiko kerugian yang berhubungan dengan peluang gagal memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Dengan kata lain, risiko kredit adalah risiko karena peminjam tidak membayar utangnya. Risiko kredit timbul dari beberapa kemungkinan sebagai berikut :

a. Debitur tidak dapat melunasi utangnya.

b. Obligasi yang dibeli Bank, tidak membayar kupon dan atau pokok utang. c. Terjadinya non-performance (gagal bayar) dari semua kewajiaban antara bank dengan pihak lain.

Besarnya risiko kredit terdiri dari dua faktor yaitu besarnya eksposur kredit dan kualitas eksposur kredit. Besarnya eksposur kredit sama dengan besarnya pinjaman itu sendiri. Semakin besar pinjaman semakin besar juga tingkat eksposur kredit. Kualitas eksposur dicerminkan oleh kemungkinan gagal bayar dari debitur secara kredit dan kualitas dari jaminan yang diberikan oleh debitur atau pembeli kredit. Semakin rendah kualitas jaminan, semakin rendah kualitas kredit maka semakin tinggi risiko kredit yang dihadapi (Djohanputra 2004).

(3)

Macam-Macam Risiko Kredit

Risiko Kredit terbagi menjadi dua macam, yakni Risiko Kredit Jangka Pendek dan Risiko Kredit Jangka Panjang.

 Risiko Kredit Jangka Pendek

Risiko yang bersifat jangka pendek (Short Term Risk) adalah risiko yang disebabkan karna ketidakmampuan suatu perusahaan memenuhi dan menyelesaikan kewajiban yang bersifat jangka pendek.

 Risiko Kredit Jangka Panjang

Risiko yang bersifat jangka panjang (Long Term Risk) adalah ketidakmampuan suatu perusahaan menyelesaikan kewajiban jangka panjangnya.

 Manajemen Resiko Kredit

Menurut Djohanputra (2004), Ada beberapa cara pengelolaan risiko kredit, diantaranya: a. Penyaringan

Cara ini menekankan pada pencegahan agar gagal bayar terhindar. Perlu tim yang baik untuk melakukan analisis dan pemeringkatan nasabah sehingga nasabah yang melakukan moral hazard dan moral hazard bisa dikeluarkan dari daftar calon nasabah.

b. Program Pembatasan

Perusahaan menetapkan kebijakan untuk membatasi besarnya kredit yang diterima oleh satu nasabah atau satu grup nasabah. Dunia perbankan mengenal BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit) atau 3L (Legal Leding Limit) yang bertujuan untuk membatasi pemberian kredit yang berlebihan kepada nasabah.

c. Diversifikasi

Kredit Perusahaan menetapkan kebijakan mengenai diversifikasi pinjaman yang dikaitkan dengan pembatasan diatas. Kebijakan diversifikasi dapat berupa:

- Sebaran kredit berdasarkan perusahaan. - Sebaran kredit berdasarkan industri.

(4)

- Sebaran kredit berdasarkan sektor.  Metode Pengelolaan Risiko Kredit

Metode pengelolaan risiko kredit, Bank menggunakan sejumlah teknik dan kebijakan dalam mengelola risiko kredit untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya atau dampak dari kerugian kredit (dikenal dengan mitigasi risiko kredit). Teknik dan kebijakan tersebut adalah:

Model Pemeringkatan (grading model)

Bank dapat membuat grading models yang rinci untuk kredit, yang digunakan untuk menentukan kemungkinan terjadinya gagal bayar (default) dan menetapkan besarnya probabilitas gagal bayar tersebut (dikenal dengan istilahprobability of default- PD). Hal ini dapat digunakan bank untuk memastikan pinjaman yang diberikan tidak terkonsentrasi pada kualitas pinjaman yang rendah dengan angka probabilitas gagal bayar yang tinggi.

Kredit yang diberikan bank setiap saat dapat menjadi bermasalah namun kemungkinannya menjadi kecil jika bank menerapkan kebijakan pemberian kredit yang sehat. Langkah pertama adalah menciptakan model pemeringkatan kredit sebagai sarana untuk menetapkan kemungkinan terjadinya kegagalan bayar (default). Dalam hal ini bank melakukan kalibrasi risiko yang pada gilirannya akan memungkinkan bank untuk menetapkan suatu probabilitas tertentu untuk setiap kejadian yang tidak diinginkan (yang dikenal dengan probability of default/PD). Cara ini memungkinkan bank untuk memastikan bahwa portofolio kredit bank tidak terkonsentrasi pada kredit berkualitas buruk yang memiliki kemungkinan default yang tinggi.

Loan portfolio management

Bank dapat mengukur portofolio kreditnya untuk memberikan keyakinan bahwa kredit yang diberikan tidak terlalu terkonsentrasi pada satu industri atau wilayah geografis tertentu. Risiko kredit akan sangat besar bila misalnya, bank pembangunan daerah Sumatra Utara (BPDSU) hanya memberikan kredit yang terkonsentrasi pada wilayah pantai aceh. Hal ini memungkinkan bank untuk melakukan diversifikasi pada portofolio kredit-nya sehingga risiko terjadinya default yang bersifat sistemik dapat ditekan.Analisis seperti ini dikenal sebagaicohort analysisdan dapat digunakan baik pada kredit korporasi maupun perorangan.

(5)

Salah satu teknik yang digunakan oleh bank untuk membatasi kerugian akibat goncangan

ekonomi adalah dengan cara menjadikan sebagian portofolio kreditnya menjadi suatu‘paket’yang dapat dijual sebagai surat berharga (securities) kepada investor. Proses ini disebutsecuritization. Sekutirisasi dilakukan terhadap eksposur kredit yang mempunyai risiko tinggi atau yang memiliki konsentrasi risiko yang tinggi pada sektor tertentu.Dengan cara ini, Bank dapat

menggunakan dana yang diperoleh dari penjualan aset tersebut dan menginvestasikannya dalam bentuk aset lain yang risikonya rendah. Cara ini dapat diterapkan pada pemberian kredit di sektor properti

Agunan (Collateral)

Colateral didefinisikan sebagai aset yang dijanjikan oleh debitur sebagai jaminan terhadap pinjaman atau kredit lainnya yang dapat disita apabila terjadi gagal bayar (default). Colateral mempunyai peran penting dalam kebijakan kredit suatu bank. Colateral dapat berbentuk berbagai jenis, mulai dari yang paling jelas yaitu uang, maupun yang paling banyak digunakan yaitu bangunan (property).

Bank perlu memastikan colateral yang ada dapat mengurangi risiko kredit pada saat debitur gagal bayar.Bentuk agunan yang diserahkan seringkali bersifat spesifik sesuai dengan kegiatan usaha yang dibiayai.Jika suatu usaha terbukti tidak menguntungkan maka aset yang dijaminkan oleh peminjam mungkin juga memiliki nilai yang rendah. Jadi bank harus memastikan bahwa suatu jaminan akan tetap mempunyai nilai yang tinggi bila terjadi gagal bayar(default).

 Pengendalian Risiko Kredit

Risiko Kredit dapat dikendalikan dengan menggunakan sistem Pengendalian Risiko Kredit (Risk Control System) yang didefinisikan sebagai serangkaian sistem yang dilakukan bank dalam rangka mengendalikan atau meminimalkan dampak negatif risiko kredit terhadap kondisi dan kinerja keuangan bank. RCS ini dapat menjadi “Causes” yang berdampak atau tercermin pada indikator-indikator keuangan lainnya.

(6)

kredit, serta mengukur sejauh mana kemampuan manajemen untuk mengidentifikasikan, memahami, dan mengendalikan risiko yang diambil oleh bank, penempatan pegawai yang kompeten, dan merespon perubahan pada profil risiko atau perkembangan yang terjadi pada sektor perbankan.

KESIMPULAN

Risiko kredit adalah risiko kerugian yang berhubungan dengan peluang gagal memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Ada beberapa cara pengelolaan risiko kredit, antara lain: penyaringan, program pembatasan, diversifikasi. Risiko Kredit dapat dikendalikan dengan menggunakan sistem Pengendalian Risiko Kredit (Risk Control System) yang didefinisikan sebagai serangkaian sistem yang dilakukan bank dalam rangka mengendalikan atau

meminimalkan dampak negatif risiko kredit terhadap kondisi dan kinerja keuangan bank. RCS ini dapat menjadi “Causes” yang berdampak atau tercermin pada indikator-indikator keuangan lainnya.

SUMBER

http://arinidwi99.blogspot.co.id/2017/07/makalah-manajemen-risiko-risiko-kredit.html

http://hendrasalazaar.blogspot.co.id/2016/03/makalah-manajemen-risiko-risiko.html

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui teknik sequential methods terbaik untuk menangani missing value yang diterapkan dengan algoritma C4.5 dengan algoritma Naïve Bayes untuk mendapatkan akurasi

Rencana Penarikan Dana dan Perkiraan Penerimaan yang tercantum dalam Halaman III DIPA diisi sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan.. Tanggung jawab terhadap penggunaan anggaran

Pada penelitian ini kami menggunakan Etanol dengan kemurnian 81,34 % dan 88,79 %, untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan etanol dengan kemurnian yang

dalam suatu sistem basisdata sementara yang terpisah. Kegunaan dari pemisahan basisdata tersebut adalah agar tidak mengganggu kinerja dari masing-masing sistem basisdata

Rokok dapat mempengaruhi kapasitas vital dengan cara mencegah cilia untuk berfungsi dengan baik sehingga cilia tidak dapat mengeluarkan kotoran, jika cilia rusak maka zat kimia

Hasil penelitian ini menggambarkan faktor risiko yang mempengaruhi pre eklamsi kehamilan pada ibu post partum yaitu 56% kasus pre eklamsi terjadi pada ibu paritas satu, 65% kasus

Skripsi Perempuan Korban Kekerasan Ekonomi ..... ADLN - Perpustakaan

Pada perguruan tinggi, tingkat kesulitan yang dihadapi mahasiswa