D E P E R N A S
J A I T U
KETERANGAN RINGKAS TENTANG KEMADJUAN
PERAN-TJANGAN PEMBANGUNAN
DEPERNAS
DAN TENTANGSITUASI PEMBANGUNAN SEKARANG, SEPERTI DIURAIKAN DALAM SIDANG IV
DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG
DI DJAKARTATANGGAL 25 NOPEMBER 1959
OLEH
PROF. MR. H. MUHAMMAD YAMIN KETUA DEPERNAS
DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG
KEMADJUAN PERANTJANGAN PEMBANGUNAN DEPERNAS DAN SITUASI PEMBANGUNAN SEKARANG, SEPERTI DIURAIKAN DALAM SIDANG IV DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG DI DJAKARTA TANGGAL 25 NOVEMBER 1959.
oleh
Prof. Mr. H. Muhammad Yamin Ketua DEPERNAS.
---Keterangan tentang sampai mana rentjana pembangunan DEPERNAS dan situasi pembangunan sekarang jang diharapkan dari pihak ketua DEPERNAS Pertimbangan Agung dan DEPERNAS, jang ketiga-tiganja dibawah pimpinan P.J.M. Presiden, kepada-negara jang mempunjai wewenang menurut Konsti-tusi 1945 pasal 4: Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut U.U.D.
Sekarang marilah lebih dahulu saja madjukan sedjarah perkembangan organisasi DEPERNAS sedjak 5 Djuli 1959. Segera sesudah Dekrit Presi-den/Panglima Tertinggi jang mendjadi dasar-hukum bagi segala Penetapan Presiden, maka ditetapkan dalam Penetapan Presiden 1959 No. 4 tentang DEPERNAS dan Peraturan Pemerintah 1959 No. 44 tentang pengubahan per-aturan Pemerintah 1959 No. 1 tentang pelaksanaan U.U.-DEPERNAS. Djuga Peraturan Pemerintah tentang Peraturan Tatatertib DEPERNAS telah ditan-da-tangani Kepala Negara. Dengan demikian maka DEPERNAS, setelah 77 orang anggotanja dilantik pada 18 Agustus 1959, lalu memulai pekerdja-annja, jaitu setelah mengangkat sumpah membentuk masjarakat adil dan makmur berdasarkan adjaran Pantja Sila dengan merantjang pembangunan semesta dan berentjana.
Menurut peraturan DEPERNAS tersebut diatas maka tugas organisasi ini jalah : Merantjang, menindjau, mengawasi dan menilai pembangunan. Tugas merantjan sedang sibuk dikerdjakan.
Tugas menindjau dan mengawasi seluruh pembangunan akan memberi bahan berharga dari tegalan-kerdja. Tugas menindjau dan mengawasi
itu baru ………
Stc.no.100/11/59.-itu baru akan dimulai bulan Djanuari 1960, setelah para anggota memili-ki pengetahuan dan tenaga tindjauan setjara mendalam terhadap nan. Setelah memiliki pengalaman para anggota disegala bidang pembangu-nan, barulah kira-kira pada bulan Mai 1960 melaksanakan tugas pekerdja-an menilai atau memberi evaluasi terhadap pembpekerdja-angunpekerdja-an 1956 – 1960, pem-bangunan routine jang dikerdjakan oleh departemen-departemen, pembangu-nan jang dikerdjakan oleh pemerintah daerah dan partikulir.
Hasil penilaian dan penindjauan akan dipergunakan untuk merentja-nakan pembangunan dan dimana perlu akan disampaikan hasilnja itu kepada Pemerintah.
Selandjutnja pekerdjaan jang paling pertama harus dilaksanakan se-djak semula pimpinan DEPERNAS, jalah menimbulkan teamwork antara para anggota jang berasal dari pelbagai daerah dari Sabang sampai Merauke, dan karena mempunjai anggota dari pelbagai partai politik dan berasal dari pelbagai golongan karya. Melihat keadaan jang njata, teamwork jang diperlukan telah tertjapai , seperti ternjata dalam kerdja-sama dalam seksi-seksi, dalam rapat pleno dan dalam pergaulan antara keluarga DEPERNAS. Saringan Kepala Negara terhadap 3000 tjalon anggota DEPERNAS ternjata suatu pilihan jang pada umumnja adalah tepat, karena ternjata para anggota menurut pengalaman saja adalah tjakap menghadapi tugas jang dipertjajakan keatas bahu mereka.
Keadaan ini tidaklah berarti bahwa pengetahuan-pengetahuan atau science of planning dimiliki oleh semua anggota setjara mendalam. Keku-atan para anggota jang paling atas terletak pada perwakilan jang dimi-likinja, baik sebagai wakil daerah ataupun wakil golongan karya. Keada- an atau kekuatan-perwakilan daerah serta karya itu memang sangat pen- ting untuk mendengarkan keinginan Rakjat jang tertebar didaerah diselu- ruh Indonesia dan penting karena pembangunan jang direntjanakan bersi- fat nasional dan overall-planning; sifat kebangsaan dan kesemestaan ha- nja dapat didjamin setjara konkrit, apabila sjarat-sjarat pengetahuan tentang keinginan Rakjat dibidang pembangunan benar-benar dimiliki oleh para anggota.
Setelah memberikan kata pendahuluan setjara umum, maka marilah saja djelaskan pekerdjaan DEPERNAS dalam waktu 3 bulan jang lampau.
Setelah rapat-pleno DEPERNAS di Istana Negara pada tanggal 18 dan 28 Agustus 1959 mengangkat sumpah, mendengarkan dan menerima Amanat Presiden dibidang pembangunan, maka dengan segera rapat-pleno dikota Bandung menjusun Dasar-azasi Pembangunan jang berpokok kepada Amanat Pembangunan tersebut.
Oleh karena kedua rapat-pleno bersifat rapat tertutup, sedangkan nas-kahnja untuk sementara waktu bersifat rahasia, maka ada kalanja terde-ngar suara dari luar negeri, seolah-olah pekerdjaan perentjanaan DEPER-NAS tidak mempunjai dasar-pedoman atau guiding principles. Anggapan itu tidaklah benar dan berbahaja karena boleh menjesatkan fikiran terhadap Amanat-pembangunan dan Dasar-azasi pembangunan. Kedua naskah itu kami lampirkan dalam rapat ini.
Segera sesudah dasar-azasi pembangunan atas Amanat Presiden disempurnakan dengan hasil2 musjawarah dalam rapatpleno DEPERNAS, maka da -patlah mulai direntjanakan bidang-pokok pembangunan semesta jang nanti akan dibagi-bagi dalam beberapa bidang chusus pembangunan. Dalam rapat-pleno tersebut telah diangkat empat seksi jaitu :
1. Seksi Sandang Pangan. 2. Seksi Kenegaraan.
3. Seksi Ekonomi/Keuangan 4. Seksi Kemasjarakatan.
Ketua Seksi Sandang Pangan jalah Dr. Hardjiharmo Tjokronegoro dan Wakil Ketuanja Mr. Elkana Tobing.
Ketua Seksi Kenegaraan jalah Mr. Soedirman Poerwokoesoema dan Wakil Ketuanja Mr. A. Baramuli.
Ketua Seksi Ekonomi/ Keuangan jalah Mr. I. Gusti Ketut Pudja dan Wakil Ketuanja R. Wilujo Puspojudo. 5 Desember di Bandung. Dalam rapat itu djuga akan dimadjukan Rantjangan bidang pokok pembangunan semesta, jang akan disusun atas empat laporan seksi diatas, ditambah dengan pendapat hasil musjawarah rapat-pleno dan pendapat pimpinan DEPERNAS.
5. Keruhanian, Pendidikan, Persekolahan dan latihan tenaga ahli dan tenaga penggalang pembangunan.
6. Pemeliharaan Bahasa Indonesia, Kebudajaan Nasional dan Peratu-ran Negara Republik Indonesia dalam bahasa-persatuan.
7. Industri Tourisme.
8. Rantjangan research jang berentjana untuk menjediakan pelaksa-naan pembangunan-semesta jang berikut.
9. Industri Berat dan petambangan.
Perlu kami memadjukan pendjelasan tentang industri sandang-pangan, jang sama bunji dan isinja dengan item sandang-pangan menurut tri-prog-ram Pemerintah, tetapi berlainan sekali tentang soal jang dihadapi.
Sandang-pangan menurut tri-program Pemerintah berputar disekeliling so-al quantum jang tjukup dan harga jang pantas, dengan tidak menghiraukan asalnja beras dan textil. Sandang-pangan menurut pembangunan semesta bertudjuan supaja Indonesia mendjadi self-supporting dilapangan beras dan kain, artinja supaja menghilangkan atau mengurangi devisen untuk import dari luar. Industri sandang-pangan penting sekali, tidak sadja karena berhubungan dengan pembentukan ekonomi nasional, tetapi djuga melihat djumlah devisen jang harus dipergunakan selama Indonesia belum self-supporting dibidang sandang-pangan.
Menurut nota keuangan maka dalam tahun 1956 harga import-beras ada-lah Rp. 1.192.1 djuta dan dalam 1958 Rp. 1.120.3 djuta. Angka-angka un-tuk import-textil tahun 1956 Rp. 2.374.5 djuta dan tahun 1958 Rp. 999.8 djuta.
Djadi Djikalau Indonesia dibidang sandang-pangan telah mendjadi self-supporting akan tertjapailah penghematan devisen kira-kira 3.5 mil-liard rupiah.
ICHTISAR TENTANG IMPOR
1956 1956 1957 Djumlah Tahun 1958Triw.ke-1 Triw.ke-2 Triw.ke-3 Triw.ke-4 Triw.ke-1 Djan. Tahun 1959.Febr. Maret.
1. Beras 99.1 1.192.1 + 782.0 1.120.3 306.7 252.2 318.6 242.8 165.1 + 113.9 42.9 8.3
2. Bahan Makanan lainnja 473.7 831.9 592.8 321.6 120.3 60.7 75.4 65.2 57.6 20.8 19.2 17.6
3. Zat genuk 8.5 11.4 15.7 7.6 1.8 1.7 1.7 2.4 3.1 0.9 1.0 1.2
4. Bahan Kimia 578.9 619.9 660.0 415.6 103.7 54.2 110.8 146.9 80.3 32.6 26.0 21.7
5. Bahan karet 22.6 45.7 14.4 10.0 2.7 0.8 2.5 4.0 3.8 2.0 0.9 0.9
6. Kaju dan gabus 21.2 15.1 15.2 22.1 2.7 2.6 9.0 7.8 4.6 1.5 1.7 1.4
7. Kertas 296.4 237.5 288.8 184.5 44.3 46.0 49.9 444.3 29.5 14.4 7.0 8.1
8. Tekstil 1.742.8 2.374.5 1.790.5 999.8 240.2 246.5 356.5 156.6 166.2 53.3 45.6 67.3
9. Barang lain untuk pakaian 111.4 154.7 57.7 34.0 11.9 3.9 11.0 7.2 15.7 2.8 7.1 5.8
10. Barang pembangkitan tenaga
84.2 144.7 142.0 152.1 52.1 28.5 39.7 31.8 43.2 20.7 13.4 9.1
11. Barang tambang 187.3 298.2 200.1 49.5 23.2 9.8 6.9 9.6 6.4 2.1 2.4 1.9
12. Logam biasa 721.1 811.4 1.166.8 433.8 138.5 94.1 101.0 100.2 94.2 43.7 27.5 22.8
13. Mesin dan Pesawat2 735.5 1.363.1 1.411.0 854.8 287.8 251.6 168.0 147.4 204.0 79.0 65.1 60.3
14. Alat pengangkutan 557.9 879.2 803.8 399.9 179.4 67.6 81.7 71.2 52.7 17.0 18.3 17.4
15. Lain-lainnja 524.2 380.1 308.0 91.1 34.0 16.9 18.2 22.0 21.0 9.9 6.4 4.7
Mudah-mudahan tahun 1959 ini DEPERNAS akan dapat beralih ketahun 1960 dengan membawa bidang-pokok pembangunan (main project), jang akan mendjadi dasar bagi bidang-chusus pembangunan (special project) jang akan diisi oleh seksi pembangunan dengan objek-objek pembangunan ter-tentu disegala bidang pembangunan. Pimpinan DEPERNAS sangat menghargai-kan kesedian Kepala Negara amenghargai-kan mengutjapmenghargai-kan penegasan Amanat-pemba-ngunan dalam rapat-pleno istimewa pada permulaan bulan Djanuari 1960 dengan mengundang seluruh anggota Pemerintah dan seluruh Diplomatic Corps, dikota Bandung. Penegasan Amanat Presiden ini diharapkan akan memberi tindjauan terhadap bidang pokok pembangunan (main project) jang dibuat oleh DEPERNAS dalam tahun 1959 dab akan memberi pedoman kepada objek pembangunan chusus. Penegasan Amanat Presiden ini jalah landju- tan daripada Amanat pembangunan bertanggal 28 Agustus 1959.
Dengan penegasan Amanat ini sudah membajangkan terbentuknja nanti tri-pola pembangunan semesta jaitu : pola pembangunan,
pola pembiajaan dan pola pendjelasan,
jang mendjadi tugas inti daripada DEPERNAS menurut peraturan Dewan Per-antjang Nasional.
Djikalau tidak ada kedjadian luar biasa, rupa-rupanja dapat diha-rapkan DEPERNAS akan dapat menjelesaikan tugasnja menurut hasrat tekad bulat akan menjampaikan tri-pola pembangunan semesta dan berentjana itu kepada Pemerintah dalam bulan Proklamasi 1960. Sungguh sudah dapat didengar lagu merdu jang menjongsong sampainja Dasar Undang-Undang Pem-bangunan, disampaikan oleh Kepala Negara kepada M.P.R., seperti telah rimaan sedjumlah ± 44 miljar. Defisit rupanja akan terus dalam tahun
1961. Berhubung dengan pembiajaan pembangunan semesta maka timbul-lah pertanjaan apakah kita bersedia, atau berani membangun atas de-fisit budget atau tidak bersedia. Pertanjaan ini tentu akan dihada-pi Kabinet-Kerdja dibawah dihada-pimdihada-pinan P.J.M. Presiden sendiri.
Menteri Keuangan telah memberi pendjelasan dalam suatu rapat-pleno DEPERNAS dan dengan tegas mengatakan, bahwa pindjaman luar-negeri dalam tahun 1959 sudah mentjapai ceiling. Ditentukan Ceiling atau plafond berhubung dengan djumlah atau dengan tenaga maximal mem-bajar kembali, menurut nota Keuangan 1960. Maka utang Pemerintah da-lam negeri dan luar negeri pada Bank Indonesia pada achir tahun 1959 ditaksir Rp. 39.019 djuta dan tahun 1960 ditaksir Rp. 41.084 djuta. Selandjutnja hutang djangka pandjang dalam negeri berupa sisa pendja-man kepada Bank Indonesia pada tahun 1960 akan mendjadi Rp. 3.367.948. 000. Hutang djangka pandjang dan djangka pendek luar-negeri achir 1959 ditaksir Rp. 50.840 djuta dan dalam tahun 1960 mendjadi Rp.53.808.
ICHTISAR HUTANG-HUTANG NEGARA ( d a l a m d j u t r u p i a h )
Daftar IV. U r a i a n Achir1953 Achir1954 Achir1955 Achir1956 Achir1957 Achir1958 Achir1959 Rantjangan1960 A. Hutang djangka pendek.
Hutang djangka pendek Dalam Negeri 2.555 7.184 9.179 11.674 17.863 27.833 38.879
40.909
Hutang djangka pendek Luar Negeri -.- 9 15 52 100 120 140 175
Djumlah hutang djangka pendek 2.555 7.193 9.194 11.726 17.963 27.953 39.019 41.084 B. Hutang djangka pandjang
Hutang djangka pandjang Dalam
Negeri 5.107 5.100 5.043 4.857 4.763 4.669 4.544 5.426 Hutang djangka pandjang Luar
Negeri 5.020 5.023 5.028 2.979 2.333 2.109 7.277 x) 7.298 x)
Djumlah hutang djangka pandjang 10.127 10.123 10.069 7.836 7.096 6.778 11.821 12.724
Djumlah = (A + B) 12.682 17.316 19.263 19.562 25.059 34.731 50.840 53.808
TJATATAN : x) belum termasuk pindjaman Nederland 1950
Angka-angka dalam daftar hutang dalam dan luar negeri jang saja lampir-kan itu, memberi pegangan kepada pindjaman jang sukar sekali dilaksana-kan, karena plafond telah tertjapai. Timbullah pertanjaan kemungkinan bagaimana menerima bantuan dari luar negeri untuk kepentingan pembangu-nan semesta. Djika untuk pembangupembangu-nan itu kita membutuhkan bantuan luar negeri misalnja seharga ± 3 miljar dollar USA, maka timbullah pertanja-djumlah 3 miljar dollar USA akan tertjapai sebelum bulan Djanuari 1961. Oleh sebab itu Pemerintah Indonesia harus menempuh djalan lain dalam kebidjaksanaan mendapat krediet luar negeri untuk mendapat mesin-mesin dan alat perhubungan jang dibutuhkan pembangunan semesta 1961 – 1965. Pemerintah terpaksa harus bekerdja keras mendjalankan kebidjaksanaan dalam tahun 1960, supaja pekerdjaannja berhasil, menghilangkan tjahaja
2. agreement atau treaty from G. to G. untuk kepentingan pembangu-nan, dengan negara-negara sosialis dan non-sosialis.
3. pembajaran mesin-mesin dan alat perhubungan luar negeri dengan harga produksi pertambangan Indonesia bekerdja dibidang partikulir dan Kementerian-kementerian jang ada. Djuga tenaga ahli asing dari luar negeri sangat diharapkan dan setjara objektif diperlukan. Dalam tingkatan perentjanaan sekarang ini tenaga-ahli dibutuhkan bagi ketenaga-ahlian dalam planning, anggaran pembiajaan ber-hubung dengan harga-harga mesin atau barang-barang lain dan kemadjuan
ilmu technik dalam segala bidang-bidang pembangunan, dan ahli mesin-mesin dan alat perhubungan. Tenaga ahli masuk kategori 1960. Dengan memeras otak sendiri dan memetik pengalaman bangsa-bangsa lain dibi-dang overall-planning, serta mempergunakan tenaga-ahli dan laboratoris jang ada, rasanja soal jang mendesak ini akan dapat diatasi, walaupun tidak setjara sempurna.
Tenaga-ahli pembangunan jang akan memimpin pelaksanaan pembangu-nan berasal dari universitas, akademi dan sekolah-menengah tehnik. Djumlah pemimpin-pembangunan jang berpendidikan akademis akan berdjum-lah kira-kira 250 orang, sedangkan pemimpin dari sekoberdjum-lah menengah ber-djumlah ribuan. Tenaga-ahli ini akan diharapkan dari pendidikan atau sekolah type baru dan dari training-centre, sedangkan tenaga akademici barangkali dari Fakultas jang disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan nasional dan semesta.
Soal ketiga jang lebih penting lagi jaitu persediaan mental dari pada Rakjat jang dikerahkan untuk melaksanakan pembangunan overall dan nasional. Persediaan mental ini akan dibitjarakan nanti garis-garis besarnja dalam Panitia Pengerahan Tenaga Rakjat dengan bertudjuan su-paja Rakjat berlomba-lomba melaksanakan pembangunan-semesta susu-paja bersemangat berhemat waktu, berhemat keuangan dan tenaga dalam rangka tri -pola pembangunan jang akan ditetapkan oleh M.P.R. nanti.
Demikianlah kami mengemukakan garis-garis jang membajangkan kelan-tjaran dan kesukaran-kesukaran jang telah kelihatan. Bajangan kelantja-ran menimbulkan harapan jang menggairahkan, sedangkan kesukakelantja-ran-kesuka- kesukaran-kesuka-ran jang digariskan dikemukakan akan untuk diatasi. Saja memadukan kenja-taan dan tak mau menjimpan-njimpan kemusjkilan jang telah kelihatan. Pelapuran ini saja madjukan kedepan Sidang D.P.A. dengan hati terbuka; saja menggambarkan tjahaja gemilang dan tidak menjembunjikan seri jang suram, lights and shadow pembangunan semesta.
Dengan sengadja pelapuran ini tidak mendiskusikan sosialisme a la Indonesia jang akan mendjadi dasar susunan masjarakat adil dan makmur, seperti ditjita-tjitakan. Waktu untuk berdiskusikan tentang soal pen- ting itu pada kesempatan ini tak ada terluang, dan DEPERNAS menurut pe-mandangan saja telah memiliki tindjauan baik terhadap soal tersebut.
Diskusi telah dilakukan oleh DEPERNAS dan hasil perundingan ten-tang sosialisme Indonesia telah pula dirumuskan dalam Dasar-Azasi Pem-bangunan berdasarkan Amanat Presiden dibidang PemPem-bangunan tanggal 28 Agustus 1959.
Jang mendjadi soal jang praktis jalah kenjataan, bahwa pelaksana-an sosialisme Indonesia harus dilpelaksana-andjutkpelaksana-an sampai masjarakat sosialis
terbentuk dengan memberi tempat kepada Rakjat konsumen. Melandjutkan pelaksanaan sosialisme Indonesia jalah dengan melaksanakan overall pem-bangunan terus-menerus sampai masjarakat sosialis terbentuk.
Demikianlah keterangan saja serba-singkat tentang program peran-tjangan pembangunan DEPERNAS dan tentang situasi pembangunan waktu ini. Sekali lagi saja mengutjapkan terima kasih akan kesempatan dapat mem-beri pelaporan pekerdjaan DEPERNAS selama 100 hari jang lampau, dari 17 Agustus sampai 26 November