KEBIJAKAN SISTEM
PENJAMINAN MUTU INTERNAL
Prof. Dr. Syahnur Said, MS.
Wakil Rektor I UMI Makassar
Kebijakan Nasional SPM-PT Penjaminan Mutu
Internal (SPMI)
Pasal 50 ayat (2) UU. Sisdiknas:
Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan
SNP untuk menjamin mutu pendidikan nasional;
Pasal 1 butir 27 PP. SNP:
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut BAN-PT adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi dengan
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Pasal 4:
SNP bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
SNP
SNP
SNP
SNP
8 Jenis SNP (Standar Minimal)
Standar Lain (Melampaui SNP)
Wajib
Internally driven
Insan Indonesia
Cerdas & Kompetitif
SPM-PT Berdasarkan
PP. No.19 Tahun 2005 Tentang SNP
8 Jenis SNP 2. Sandar Proses 3. Standar Kompetensi Lulusan
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar Pengelolaan 7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian Pendidikan
Ditetapkan sendiri oleh PT :
a. Penelitian dan publikasi b. Pengabdian kepada masyarakat; c. Sistem informasi; d. Kerjasama institusional dalam dan luar negeri; e. Kemahasiswaan;
f. Suasana akademik; g. Sumber pendanaan (revenue generating); h. Bidang lain sesuai ciri khas perguruan tinggi yang bersangkutan.
Standar Mutu PP.No.19 Tahun 2005 Tentang SNP
Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT) Sebagai Bentuk Pengawasan Baru Pendidikan Tinggi
Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) Nasional
Kegiatan sistemik pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan data serta informasi tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi di semua perguruan tinggi oleh Ditjen Dikti, untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh Pemerintah sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 66 ayat (1) dan Ayat (2) UU. Sisdiknas (dahulu disebut EPSBED);
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
Kegiatan sistemik penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi di perguruan tinggi oleh perguruan tinggi (internally driven), untuk
mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi sendiri secara berkelanjutan (continuous improvement ), sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 50 ayat (6) UU.Sisdiknas juncto Pasal 91
PP.No. 19 Tahun 2005 tentang SNP;
Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT) Sebagai Bentuk Pengawasan Baru Pendidikan Tinggi
Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME)
Kegiatan sistemik penilaian kelayakan program dan/atau perguruan tinggi oleh BAN-PT atau lembaga mandiri di luar perguruan tinggi yang diakui Pemerintah, untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi untuk dan atas nama masyarakat, sebagai bentuk akuntabilitas publik sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 60 ayat (2) UU.Sisdiknas dan Pasal 86 ayat (3) PP.No. 19 Tahun 2005 tentang SNP (disebut
Akreditasi).
Mekanisme SPM-PT
1. Data dan informasi tentang kegiatan masing-masing perguruan tinggi wajib dikumpulkan, diolah, dan disimpan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan di dalam PDPT masing-masing dengan klasifikasi data dan informasi berdasarkan SNP. Kemudian data dan informasi tersebut
dikirim, dikumpulkan dan disimpan di dalam PDPT Nasional yang dikelola oleh Ditjen.Dikti.
2. Dengan menggunakan data dan informasi yang telah dikumpulkan dan disimpan di dalam PDPT masing-masing, perguruan tinggi melakukan SPMI (internal quality assurance)
melalui evaluasi diri dalam dua lingkup, yaitu pemenuhan
SNP dan melampaui ke delapan standar di dalam SNP secara kuantitatif dan kualitatif, serta mengembangkan
standar tersebut di atas beserta pemenuhannya secara berkelanjutan (continuous quality improvement);
Mekanisme SPM-PT
3. Dengan menggunakan data dan informasi yang telah dikumpulkan di dalam PDPT Nasional dan visitasi, BAN–PT atau lembaga mandiri yang diakui Pemerintah melakukan akreditasi, yang disebut SPME (external quality assurance) dengan memberikan peringkat sebagai berikut:
Akreditasi C (Cukup)
Perguruan tinggi memenuhi kedelapan standar dalam SNP. Apabila perguruan tinggi tidak memenuhi kedelapan macam standar dalam SNP, perguruan tinggi tersebut dinyatakan tidak terakreditasi.
Aktreditasi B (Baik)
Perguruan tinggi memenuhi dan melampaui kedelapan standar dalam SNP dan mampu memenuhi standar rata-rata perguruan tinggi taraf Nasional.
Akreditasi A (Amat baik)
Perguruan tinggi telah memenuhi dan melampaui kedelapan standar dalam SNP dan mampu memenuhi standar rata-rata perguruan tinggi taraf Nasional, serta memenuhi standar rata-rata perguruan tinggi taraf Internasional.
Kelembagaan SPM-PT
• Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi bertanggungjawab atas pengelolaan PDPT Nasional;
• Setiap perguruan tinggi bertanggungjawab atas pengelolaan
PDPT masing-masing dan pelaksanaan SPMI;
• BAN–PT atau lembaga mandiri yang diakui Pemerintah bertanggungjawab atas pelaksanaan SPME.
Sistem Penjaminan Mutu Internal (1)
Pengertian Mutu Perguruan Tinggi
Mutu perguruan tinggi adalah kesesuaian antara
penyelenggaraan perguruan tinggi dengan SNP, maupun standar yang ditetapkan oleh perguruan tinggi sendiri berdasarkan visi dan kebutuhan dari para pihak yang berkepentingan
(stakeholders)
Dengan demikian, terdapat standar mutu perguruan tinggi yang:
• ditetapkan oleh Pemerintah (government);
• disepakati bersama di dalam perguruan tinggi (vision) ; • dikehendaki oleh pihak yang berkepentingan
(stakeholders).
Sistem Penjaminan Mutu Internal (2)
Pengertian Penjaminan Mutu Internal
Penjaminan mutu internal di perguruan tinggi adalah proses penetapan dan pemenuhan SNP dan standar yang melampaui SNP secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders
(mahasiswa, orang tua, dunia kerja, pemerintah, dosen, tenaga penunjang, serta pihak lain yang berkepentingan) memperoleh kepuasan.
Sistem Penjaminan Mutu Internal (3)
Konsep SPMI
Perguruan tinggi dinyatakan bermutu, apabila
1. Perguruan tinggi mampu memenuhi SNP.
2. Perguruan tinggi mampu menetapkan dan mewujudkan visinya melalui pelaksanaan misinya.
3. Perguruan tinggi mampu memenuhi kebutuhan stakeholders.
Sistem Penjaminan Mutu Internal (4)
Tujuan SPMI
Memelihara dan meningkatkan mutu perguruan tinggi secara berkelanjutan (continuous improvement), yang dijalankan oleh
perguruan tinggi secara internal untuk memenuhi SNP, mewujudkan visi dan misinya, serta memenuhi kebutuhan stakeholders melalui penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi.
Sistem Penjaminan Mutu Internal (5)
Strategi SPMI
a. Ditjen Dikti menetapkan Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi
b. Perguruan tinggi menggalang komitmen menjalankan penjaminan mutu internal perguruan tinggi
c. Perguruan tinggi memilih dan menetapkan sendiri standar mutu yang melampaui SNP berdasarkan visinya
d. Perguruan tinggi menetapkan dan menjalankan organisasi dan mekanisme kerja penjaminan mutu internal
e. Perguruan tinggi melakukan benchmarking mutu perguruan tinggi secara berkelanjutan (dalam/luar negeri)
Sistem Penjaminan Mutu Internal (6)
Contoh Standar dalam SPMI
• Standar Isi (kurikulum)
• Standar Proses (proses pembelajaran) • Standar Kompetensi Lulusan
• Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan • Standar Sarana dan Prasarana
• Standar Pengelolaan • Standar Pembiayaan
• Standar Penilaian Pendidikan • Standar Penelitian
• Standar Pengabdian kepada masyarakat • Standar Kerjasama
• Standar Kesejahteraan • Standar Kemahasiswaan
PELAKSANAAN SISTEM
PENJAMINAN MUTU
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU DI FAKULTAS
1. Dekan mengangkat WD I sebagai Penanggung-jawab
Pelaksanaan Sistem Jaminan Mutu di Fakultas (PPSMF). 2. Dekan membentuk “Tim Jaminan Mutu Fakultas” (TJMF),
yang terdiri atas Koordinator, Sekretaris dan Anggota. 3. Tim Jaminan Mutu Fakultas merumuskan :
a) Kebijakan Mutu Akademik;
b) Standar Mutu Akademik tingkat Fakultas; c) Manual Mutu Akademik;
d) Manual Prosedur Akademik,
4. TJMF bersama PPSMF menyusun : a. Manual Mutu;
b. Manual Prosedur tingkat Fakultas.
5. Penyusunan dengan mengacu pada Kebijakan Mutu Akademik dan Standar Mutu Akademik.
6. Ketua Jurusan/Bagian/Prodi menyusun Kompetensi Lulusan dan Spesifikasi Jurusan/Bagian/Prodi.
7. Dekan membentuk :
a. Komisi Koordinasi Kegiatan Akademik (K3A) di tingkat
Fakultas,
b. Tim Koordinasi Kegiatan Akademik (TK2A) di tingkat Jurusan, dan
7. TK2A dan TKS melakukan Pemantauan, evaluasi dan koreksi proses pembelajaran semester.
8. K3A menyusun laporan evaluasi diri dan rencana tindak lanjut untuk peningkatan mutu proses pembelajaran
serta melaporkannya kepada Dekan.
9. Dekan berdasarkan laporan K3A memasukkan rencana tindak lanjut ke dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan.
HAL-HAL YANG HARUS DILAKUKAN DALAM RANGKA PENJAMINAN MUTU
1. Membuat kebijakan mutu akademik. 2. Membuat standar prosedur.
3. Menyusun manual mutu akademik.
4. Menyusun manual standar prosedur akademik 5. Sosialisasi, pelatihan dan konsultasi.
6. Melaksanakan pembelajaran sesuai standar prosedur. 7. Melakukan monitoring dan evaluasi.
8. Melakukan audit mutu akademik dan permintaan tindakan koreksi.
STANDAR MUTU [1]
Secara umum standar mutu adalah:
Suatu pernyataan tentang mutu yang dapat diukur atau dinilai, merupakan kesepakatan bersama.
Pernyataan ini tentang berbagai hal atau aspek yang dianggap penting, ditentukan pada tingkat minimum yang dikehendaki.
STANDAR MUTU [2]
Standar mutu ada yang ditetapkan oleh pihak luar universitas seperti
yang diatur dalam undang-undang, kepres, kepmen, kepdirjen, dan lain-lain, misalnya
(1) program pendidikan S1 berbobot 144-160 sks, (2) Masa studi program S1 tidak melebihi 7 tahun.
ORGANISASI PELAKSANA
SISTEM JAMINAN MUTU FAKULTAS
SENAT FAKULTAS
EVALUASI DIRI &
RENCANA TINDAK LANJUT
Tim Koordinasi Kegiatan Akademik
Tim Koordinasi Semester
MONITORING & EVALUASI KOREKSI PEMBELAJARAN
WAKIL DEKAN I PENANGGUNGJAWAB STANDAR AKADEMIK & MANUAL MUTU AKADEMIK
STANDAR MUTU HARUS DAPAT
DIUKUR/DINILAI [1]
Setiap pernyataan tentang mutu harus dapat diukur/dinilai:
terpenuhi (ya), atau tidak terpenuhi (tidak), misalnya:
1. Minimum 25% dosen tetap jurusan berpendidikan S2/S3 dalam bidang yang relevan.
STANDAR MUTU HARUS DAPAT
DIUKUR/DINILAI [2]
3. Ujian diadakan minimum 2 kali dalam satu
se-mester untuk setiap mata kuliah, yaitu ujian tengah semester dan ujian akhir semester.
4. Jadwal kuliah sudah diumumkan kepada dosen dan mahasiswa paling lambat seminggu sebelum
semester dimulai.
5. Daftar nama mahasiswa yang akan mengikuti kuliah sudah diterima oleh dosen yang
STANDAR MUTU HARUS DAPAT
DIUKUR/DINILAI [3]
6. Garis besar rencana perkuliahan selama satu
semester sudah diberikan kepada mahasiswa paling lambat pada hari pertama kuliah.
7. Nilai akhir mahasiswa untuk setiap mata kuliah
sudah diterima oleh jurusan/fakultas paling lambat 2 minggu sesudah ujian akhir semester diadakan.
PENYUSUNAN STANDAR MUTU
Tidak ada standar mutu yang universal.
Standar mutu disusun sendiri oleh setiap
institusi, kecuali yang sudah diatur oleh yang lebih atas.
Standar mutu disusun mengenai berbagai hal atau aspek yang dianggap penting oleh institusi ybs.
Standar mutu ditentukan pada tingkat minimum yang dikehendaki, sehingga mampu
PENILAIAN PELAKSANAAN
STANDAR MUTU
Penilaian terhadap setiap butir standar mutu hanya ada dua macam, yaitu: ya (terpenuhi), atau tidak.
Jadi tidak ada penilaian berupa: ‘hampir terpenuhi’, ‘lebih baik daripada tahun lalu’, atau ‘secara teoretis terpenuhi, tetapi belum dalam praktiknya’.
STANDAR MUTU JURUSAN [1]
Jurusan atau bagian merupakan unit
organisasi terkecil di perguruan tinggi
yang melaksanakan misi tridharma
perguruan tinggi, yaitu pendidikan,
penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.
Standar mutu tiap jurusan perlu disusun agar
pelaksanaan misi tridharma perguruan tinggi
itu dapat terjamin mutunya.
CONTOH STANDAR MUTU JURUSAN [1]
1 & 2. Visi, Misi, Tujuan
Visi, misi, dan tujuan jurusan ditinjau dan disepakati
minimum sekali dalam 4 tahun.
3. Input Mahasiswa
Jurusan ikut menentukan kriteria penerimaan
mahasiswa barunya.
Jumlah calon mahasiswa yang melamar
minimum 20 orang/tahun.
Jumlah mahasiswa baru yang diterima minimum 15 orang/
CONTOH STANDAR MUTU JURUSAN [2]
4. Kurikulum
" Kurikulum sesuai dengan Kurnas.
" Kurikulum disusun sesuai dengan
ketentuan dalam SK Mendiknas No. 232/U/2000 dan No. 045/U/2002.
" Peninjauan kurikulum dilakukan minimum sekali dalam 4 tahun dengan memperhatikan saran-saran para lulusan dan pihak-pihak pengguna lulusan.
CONTOH STANDAR MUTU JURUSAN [3]
5. Dosen dan Karyawan
" Jumlah dosen tetap untuk tiap program studi S1 minimum 6 orang dan yang berpendidikan S2/S3 dalam bidang yang relevan minimum 33%.
" Tiap dosen harus punya rencana pengembangan kemampuan akademik yang sesuai dengan
kebutuhan jurusan dan disetujui oleh ketua jurusan.
CONTOH STANDAR MUTU JURUSAN [4]
Penugasan dosen oleh jurusan harus sesuai dengan bidang keahliannya.
Beban kerja tiap dosen di lingkungan
perguruan tinggi sendiri minimum 9 sks/semester.
Beban kerja tiap dosen dalam bidang pendidikan di jurusan sendiri minimum 3 sks/semester.
CONTOH STANDAR MUTU JURUSAN [5]
Setiap dosen dengan masa kerja 2 tahun atau lebih harus mencapai skor TOEFL minimum 500.
Setiap dosen dengan masa kerja 2 tahun atau lebih harus mampu mencari infor- masi ilmiah melalui internet.
CONTOH STANDAR MUTU JURUSAN [6]
" Jumlah tenaga teknisi/laboran/pustakawan minimum 10 orang per jurusan dan minimum 60%
berpendidikan D3 dalam bidang yang sesuai tugasnya.
" Jumlah tenaga administrasi minimum 6 orang/ jurusan dengan pendidikan yang sesuai dengan tuntutan bidang tugasnya.
CONTOH STANDAR MUTU JURUSAN [7]
6. Sarana dan Prasarana
" Ruang kuliah minimum 200 m2, > 0.50 m2/mhs.
" Ruang kuliah dibersihkan minimum sekali sehari.
" Tersedia 1 OHP untuk setiap ruang kuliah.
" Tersedia pengeras suara untuk ruang kuliah dengan 100 mahasiswa atau lebih.
CONTOH STANDAR MUTU JURUSAN [8]
Setiap kali praktikum (bukan demonstrasi) tersedia minimum 1 set alat dan bahan praktikum untuk setiap 3 orang mahasiswa.
Air, gas, dan listrik untuk keperluan praktikum tersedia cukup bagi setiap mahasiswa.
Peralatan praktikum dibersihkan setiap kali selesai digunakan.
Peralatan untuk keselamatan seperti
pemadam api, PPPK, tempat menyimpan
CONTOH STANDAR MUTU JURUSAN [9]
Ruang kerja bagi dosen, minimum seluas 4 m2 dengan 1 meja dan 1 kursi untuk tiap dosen.
Minimum ada 1 PC untuk setiap 3 orang dosen.
Ada ruang rapat jurusan minimum seluas 25 m2.
Perpustakaan jurusan minimum ada 1 judul buku teks per mata kuliah MKDK, 2 judul buku teks per mata
kuliah MKK. Untuk setiap 10 mahasiswa yang
CONTOH STANDAR MUTU JURUSAN [10]
7. Dana dan pembiayaan
Ketersediaan dana yang minimum diperlukan secara wajar dalam pelaksanaan suatu kegiatan merupakan syarat (necessary condition) terjaminnya mutu. Bila dana yang tersedia kurang dari minimum yang
diperlukan, maka akibatnya pada penurunan mutu.
Biaya penyelenggaraan kuliah minimum Rp ……/ sks/50 mhs/semester.
CONTOH STANDAR MUTU JURUSAN [11]
Total biaya perawatan sarana dan prasarana minimum Rp …../ semester.
Biaya operasional jurusan min. Rp ..…/semester.
Dana untuk keperluan dosen meningkatkan
kemampuan akademik min. Rp …../orang/tahun.
Dana untuk pengadaan buku, jurnal, akses internet, dan pustaka lainnya min. Rp ……/tahun. STANDAR
CONTOH STANDAR MUTU JURUSAN [12]
8. Pengelolaan Program
Ada Renstra jurusan yang ditinjau ulang minimum sekali dalam 5 tahun.
Ada basis data tentang dosen, mahasiswa, dan fasilitas yang tersimpan dalam komputer.
Rapat dosen jurusan minimum sekali dalam sebulan.
CONTOH STANDAR MUTU JURUSAN [13]
9. Sistem Pengajaran
Jadwal pelajaran sudah diumumkan ke
pada dosen dan mahasiswa paling
lambat 1 minggu sebelum semester dimulai.
Daftar mahasiswa peserta kuliah sudah
diterima dosen ybs paling lambat pada hari pertama kuliah.
Garis besar rencana perkuliahan selama 1 semester untuk
setiap mata kuliah sudah disampaikan kepada mahasiswa
CONTOH STANDAR MUTU JURUSAN [14]
Kehadiran dosen memberi kuliah tidak kurang dari 100%, bila berhalangan diganti pada hari lain.
Setiap kuliah dimulai paling lambat 15 menit sesudah dan berakhir paling cepat 15 menit sebelum waktu
yang telah ditentukan.
Nilai akhir setiap mata kuliah ditentukan berdasarkan minimum dua kali ujian, yaitu ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS).
Berkas jawaban ujian dikembalikan kepada
CONTOH STANDAR MUTU JURUSAN [15]
Bila dosen memberikan tugas kepada mahasiswa, maka laporan pelaksanaan tugas itu harus diperiksa dan kemudian dikembalikan kepada mahasiswa.
Dosen harus menyediakan waktu konsultasi bagi
mahasiswa minimum 1 jam/minggu/sks di luar waktu kuliah.
CONTOH STANDAR MUTU JURUSAN [16]
Persentase lulusan yang dihasilkan terhadap jumlah mahasiswa jurusan tidak kurang dari 15% tiap tahun.
Persentase lulusan dengan masa studi lebih dari 5 tahun kurang dari 20% untuk setiap angkatan.
Catatan: Mahasiswa yang tidak menyelesaikan studi dianggap masa studinya ∞, jadi > 5 tahun.
CONTOH STANDAR MUTU JURUSAN [17]
10. Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat
Minimum ada satu penelitian dalam setiap dua tahun yang
dilakukan oleh tim dosen jurusan.
Setiap dosen berpangkat lektor keatas atau yang sudah S2/S3
menulis publikasi sebagai penulis utama dalam jurnal ilmiah yang terakreditasi oleh Ditjen Dikti minimum satu artikel
setiap 5 tahun.
Setiap hasil penelitian dosen harus diseminarkan pada forum
CONTOH STANDAR MUTU JURUSAN [18]
Setiap dosen berpangkat lektor keatas atau yang S2/S3 harus melakukan kegiatan pene- litian senilai minimum …… kum/tahun.
Setiap dosen yang belum berpangkat lektor harus melakukan kegiatan pene- litian senilai minimum ……. kum/tahun.
CONTOH STANDAR MUTU JURUSAN [19]
11. Layanan kepada Mahasiswa
Penjelasan kepada mahasiswa baru tentang peranan bidang ilmu yang diasuhnya dan kaitannya dengan bidang ilmu lain, serta prospek lapangan kerja dalam bidang ilmu tersebut.
Tutorial tiap semester bagi mahasiswa yang lemah secara akademik.
CONTOH STANDAR MUTU JURUSAN [20]
12.
Evaluasi
Evaluasi diri jurusan diadakan minimum sekali tiap 4 tahun.
Studi penelusuran lulusan (tracer study) serta
pe-ngumpulan pendapat dan saran-saran dari pihak luar tentang program-program jurusan dilakukan
minimum sekali dalam 4 tahun.
CONTOH STANDAR MUTU JURUSAN [21]
13. Lulusan
Ada basis data lulusan yang selalu di-update.
Sarana komunikasi antara jurusan dan lulusan (newsletter) terbit minimum sekali tiap tahun.
Persentase lulusan tiap angkatan yang menunggu lebih dari 2 tahun baru dapat pekerjaan tidak lebih dari 25% (dari hasil studi penelusuran lulusan).
CONTOH STANDAR MUTU JURUSAN [22]
14 & 15. Sistem Informasi dan Pengembangan
Sistem informasi untuk keperluan manajemen jurusan dan program-
programnya berfungsi.
‘Komisi Pengembangan’ jurusan bersidang tiap tahun.
SUSUN/TINJAU
HANKAN / MENING- KATKAN MUTU
AUDIT INTERNAL [1]
Audit internal dilakukan oleh Tim Mutu Jurusan (TMJ), setiap butir standar mutu dinilai apakah
‘ya’ (terpenuhi) atau ‘tidak’ dengan menggunakan suatu check list.
Audit internal dilakukan setiap akhir semester.
Butir-butir mutu yang dinilai ‘tidak’ memenuhi standar disusun urutan prioritasnya untuk
diperhatikan.
AUDIT INTERNAL [2]
Butir-butir standar mutu yang dinilai ‘tidak’,
diupayakan perbaikannya sesuai urutan prioritas.
Butir-butir standar mutu yang dinilai ‘ya’
diupayakan untuk dipertahankan atau ditingkatkan pelaksanaannya.
Berdasarkan hasil audit internal, ambang batas butir-butir standar mutu --khususnya yang telah dinilai ‘ya’-- dapat dinaikkan sehingga mutu
AUDIT INTERNAL [3]
No. Butir-butir standar mutu Ya Tdk
1. Visi, misi, dan tujuan jurusan ditinjau dan disepakati minimum sekali dalam 4 tahun
2. Jurusan ikut menentukan kriteria peneri-maan mahasiswa barunya.
.. ……… …. …. 74. Komisi Pengembangan Jurusan bersidang
minimum sekali tiap tahun.
P E N U T U P
Standar mutu jurusan ditentukan menurut
kemauan dan kesepakatan dalam jurusan sendiri.
Pelaksanaan standar mutu jurusan perlu
dievaluasi secara berkala dari waktu ke waktu
untuk keperluan perbaikan dan peningkatan mutu.
Standar mutu perlu selalu ditingkatkan sesuai tuntutan pelanggan dan kemampuan jurusan.
Terima Kasih